Deandra tampak gugup saat berdiri di depan pintu ruang bu Farida. Meskipun sudah 3,5 tahun Deandra menjadi mahasiswa di Fakultas Teknik UNS dan kurang lebih 1 tahun menjadi asisten bu farida, dia tetap merasa takut dan canggung bila bertemu dengan dosennya.
Semua itu karena dosen-dosen di Jurusan TeKim terkenal galak, tak terkecuali bu Farida. Beliau dikenal sebagai Mrs. Perfect. Semua yang dikerjakan mahasiswanya harus sempurna. Tidak banyak yang bisa menaklukkan hatinya.
Beruntunglah Deandra dengan kecerdasannya mampu membius bu Farida hingga menjadikan Deandra sebagai asistennya dan belum mau melepasnya meskipun Deandra telah dinyatakan lulus setelah melalui sidang skripsi beberapa minggu yang lalu.
Tok..Tok..Tok. Deandra mengetuk pintu ruangan dosen pembimbing skripsinya itu.
“Masuk!” jawab Bu Farida dari dalam.
“Assalamu’alaikum, Bu!” sapa Deandra dengan sopan.
“Wa’alaikumussalam, duduk Dei!” Farida mengambil sebuah map yang berisi beberapa lembar kertas.
“Terima kasih, Bu” Deandra pun duduk di depan meja dosennya dan kini mereka duduk berhadapan.
“Dei, selamat ya, sebentar lagi kamu jadi mahasiswa Oxford.” ucap Bu Farida dan Deandra hanya tersenyum tipis.
“O, ya.. saya sudah mendapatkan jawaban dari Mrs. Ervina. Dia sudah membaca CV mu dan hasil penelitianmu. Dia sangat tertarik dengan zeolite-Gro yang kamu buat. Dia ingin sekali kamu mengerjakan project nya di Oxford.
Penelitiannya tertunda karena mahasiswa yang seharusnya mengerjakan project itu gagal mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan Mrs. Ervina.
Kali ini Dia ada project baru seputar nanopartikel alam yang akan dikaitkan dengan zeolite-Gro mu, hanya bedanya zeolite alamnya diambil dari Jepang. Jadi kamu harus wira-wiri Jerman-Jepang. Bagaimana Dei?” kata Bu Farida sambil membuka map pink yang baru saja ia ambil.
Farida mengeluarkan kertas yang ternyata fax dari Mrs. Ervina untuk Deandra.
“Saya sangat senang mendengar kabar ini, Bu. Memang ini yang saya harapkan. Tapi, sejujurnya saya belum membicarakan keinginan saya untuk melanjutkan study ke Jerman kepada orang tua saya.
Semua saya kembalikan kepada orang tua saya, Bu. Do’a restu dari mereka akan mempermudah saya dalam menuntut ilmu. Namun bila orang tua saya tidak mengizinkan, saya mohon maaf kepada Ibu dan Mrs. Ervina bahwa saya harus mengubur dalam-dalam keinginan saya itu dan pasti akan membuat Ibu dan Mrs. Ervina kecewa.” kata Deandra sambil menundukkan kepala.
“Iya, kamu harus meminta izin orang tuamu dulu. Saya tunggu kabar baik darimu.
Ya sudah, Dei! Ini berkas yang harus kamu tanda tangani bila kamu jadi mengambil kesempatan yang sudah di depan mata ini dan tidak akan datang untuk kedua kalinya.
Saya harap kamu dan orang tuamu benar-benar membicarakan ini dengan matang.” bujuk Farida sambil memberikan map pink yang didalamnya berisi berkas dari Mrs. Ervina untuk Deandra.
*Flash back on*
Farida adalah anak bimbingan Mrs. Ervina saat kuliah S2 dan S3 di Jerman, di kampus yang sama dengan kampus yang akan membawa Deandra mewujudkan mimpinya. Farida pernah menceritakan tentang mahasiswa terbaiknya ini kepada Mrs. Ervina.
Semua tentang Deandra dan beberapa penelitiannya yang memang di luar kemampuan wajar mahasiswa S1 yang notabene melakukan penelitian hanya sekedar melanjutkan penelitian kakak tingkatnya.
Hasil karyanya pun hanya akan *ter*publish di jurnal kampus maksimal jurnal nasional. Berbeda halnya dengan Deandra yang mampu menemukan sesuatu yang baru. Bahkan hasil penelitiannya bu Farida kembangkan untuk penelitian selanjutnya. Hasil kerja Deandra pun masuk dalam jurnal Elsevier. Mrs. Ervina yang mendengar cerita Farida merasa tertarik menjadikan Deandra untuk mengerjakan project besarnya.
*Flash back off*
“Iya, Bu. Terima kasih” jawab Deandra singkat.
“Coba saja kamu masih jadi mahasiswa sekaligus asistenku, Dei. Seperti biasa aku akan menyuruhmu menggantikan ku mengajar dan aku bisa menyelesaikan laporan penelitian dosenku.
Sampai sekarang aku belum mendapatkan penggantimu, Dei. Adik-adik tingkatmu tak ada yang secerdas kamu. Mengapa kamu lulus begitu cepat sih, Dei? Teman-teman kamu saja belum pada lulus” kata Bu Farida sambil mengambil tas dan buku ajarnya.
“Ibu bisa saja. Banyak yang lebih baik dari saya, Bu. Kalau begitu saya permisi, Bu.
Assalamu’alaikum.” pamit Deandra yang akan meninggalkan ruang dosennya.
“Wa’alaikumussalam!” jawab Bu Farida singkat.
Apakah Deandra benar-benar gadis yang cerdas??
Menurut kalian bagaimana?
Sedikit cerita tentang skripsi Deandra yang membuat dua singa lapar melongo.
Deandra memecahkan permasalahan penelitian bu Farida yang mana semua kakak tingkatnya lebih memilih mundur sebagai anak bimbingan bu Farida karena sama sekali tidak mendapatkan hasil. Bahkan tidak sedikit dari kakak tingkatnya yang frustasi memilih menghilang hingga diberi surat peringatan DO. Akhirnya Deandra lah yang membantu mereka menyelesaikan tugas akhirnya.
Sebuah penelitian tentang pembuatan biodiesel dengan katalis dari alam harus Deandra selesaikan. Namun sayang, tidak semudah pikiran Deandra.
Prosedur yang Bu Farida berikan ternyata tidak menghasilkan green diesel yang diinginkan melaikan menghancurkan struktur dari katalis alam tersebut. Sempat Deandra frustasi. Dia memutar otaknya, membaca beragam jurnal internasional, namun hasilnya nihil.
“Ya.. Allah, Wahai Zat Yang Maha Pemberi Petunjuk. Tiadalah suatu masalah yang tak dapat diselesaikan oleh Engkau. Sungguh Engkau lah penguasa segala ilmu. Hamba bersujud, bersimpuh dalam tahajud memohon pertolongan dari-Mu akan masalah yang sedang hamba hadapi dalam skripsi hamba. Jadikanlah hamba menjadi insan yang sabar dan terus meningkatkan iman kepada-Mu. Kuatkanlah aqidah hamba, bahwa Engkau memberikan suatu masalah, maka Engkau lah yang mempunyai jalan keluarnya. Bantulah hamba-Mu yang miskin akan ilmu ini, Ya Allah.” Begitulah do’a Deandra dalam setiap tahajudnya di sepertiga malam terakhir. Dalam keadaan yang sudah buntu, maka Allah lah satu-satunya solusi.
Deandra memulai penelitiannya kembali di dalam laboratorium kimia di lantai 4 gedung C Fakultas Teknik. Diawali ucapan “Bismillah” dia mencoba melakukan sintesis katalis kembali dengan mengubah sedikit prosedur yang sudah ada.
Hasil yang diperoleh diluar dugaan. Senyum lebar mulai terukir di wajah kusut Deandra yang beberapa minggu telah dipusingkan dengan penelitiannya.
Bu Farida sedari tadi mengamati angka-angka dan kurva hasil sintesis Deandra. Alis bu dosen yang tampak menyatu membuat Deandra begitu gugup menghadapi dosennya. Ia takut bila hasil yang diperoleh masih belum benar. Sesekali sepasang mata bu dosen melirik Deandra dengan tajam. Hanya istighfar dan tarikan nafas yang mampu menenangkan hati Deandra.
“Dei… “ Deandra tampak begitu kaget saat Bu Farida memanggil namanya. Namun bu dosen hanya tersenyum miring dan sinis melihat anak didik kesayangannya ini ketakutan.
“Kau persiapkan dirimu lembur beberapa hari ke depan. Saya ingin minggu depan kamu mempresentasikan hasil penelitianmu di sidang skripsi.
Ingat penguji yang akan mengujimu sudah ditentukan dari pihak jurusan. Mereka memilihkan Mrs. Liliane dan Mr. Coen sebagai pengujimu. Kamu pasti lebih mengenal mereka dari pada saya.” ujar Bu Farida
Senang juga sedih bercampur takut. Deandra senang karena sintesis terakhirnya membuahkan hasil yang memuaskan. Namun dia juga sedih karena dosen pengujinya adalah ‘Maha Guru’ terbaik di kampus dan terkenal kejam dan kritis dalam berdebat hingga lawannya mati kutuk.
“Apakah dosen penguji saya adalah pilihan terbaik yang diberikan ketua jurusan, Bu? tanya Deandra.
“Mereka ingin tau seberapa cerdas mahasiswa kebanggaan ku ini. Persiapkan saja dirimu. Semoga kau berhasil menghadapi dua singa lapar.” goda Bu Farida sambil tertawa lebar.
Deandra yang segera ingin menyelesaikan pembahasan skripsinya berpamitan dengan Bu Farida. Dengan Langkah gontai Deandra meninggalkan ruang dosennya itu. Dia tidak ingin pergi kemana-mana, hanya ingin segera pulang dan menyelesaikan tugas skripsinya.
Hari yang ditunggu pun tiba. Semua teman Dendra menunggu nya di depan pintu ruang sidang. Mereka tampak lebih gugup, padahal Deandra yang sedang sidang skripsi di dalam. Mereka beranggapan Deandra tidak akan bisa membalas debat dari dua dosen killer yang sedang mengujinya.
Latifah sahabat Deandra pun tak kalah tegangnya. Dia berjalan mondar-mandir, duduk-berdiri memikirkan nasib sahabatnya yang sedang menjadi mangsa dua singa lapar.
Di dalam ruangan tampak Deandra dengan begitu santainya mempresentasikan hasil penelitiannya. Satu demi satu slide sudah Deandra jelaskan. Hingga tiba waktunya sesi tanya jawab dari kedua penguji. Bu Farida terlihat santai namun cemas. Dia takut bila Deandra tidak mampu menjawab pertanyaan rekan mengajarnya itu.
“Ya Allah, Engkau lah Rajanya dari semua ilmu pengetahuan. Karena semua berasal dari Engkau dan Engkau lah yang menciptakan. Bantulah hamba untuk bisa menjawab semua pertanyaan dosen-dosen hamba ini ya Allah.” Do’a Deandra dalam hati sambil menampakkan senyum lebarnya agar tidak terlihat gugup.
Kedua dosen yang awalnya tersenyum sinis menatap Deandra, sekarang mereka menggelengkan kepala seraya tidak percaya.
Semua pertanyaan mereka dijawab dengan baik oleh Deandra. Mereka tercengang dengan penjelasan Deandra yang begitu detile seperti benar-benar sangat memahami penelitiannya. Begitupula dengan Bu Farida yang awalnya cemas kini malah tampak begitu kagum dengan mahasiswa kesayangannya itu.
“Deandra… Good Job! Congratulation..” kata Mr Coan singkat
“Perfect, Congratulation!” ujar Mrs. Liliana sambil memberikan berkas nilai yang bertuliskan ‘A’.
“Dei.. kamu pantas mendapatkan nilai itu.” susul Bu Farida sambil memberikan kertas berisi total nilai yang didapat Deandra.
Coba tebak berapa nilai yang diberikan oleh semua dosennya???
Betul banget, Deandra mendapatkan nilai 100 dari semua dosen pengujinya. Ini adalah hal yang sangat langka. Karena selama ini mahasiswa yang memperoleh penguji kedua dosen tersebut maksimal hanya memperoleh nilai 80, bahkan malah ada yang lulus dengan revisi dan harus sidang ulang.
Tak membuang waktu, Dendra bersujud syukur kepada Allah yang kembali memberikan kemudahan kepada Deandra dalam setiap ujian yang dia hadapi.
“Janji mu tidalah yang dusta. Engkau akan selalu membatu hamba-Mu disaat hamba-Mu semakin mendekat kepada-Mu.” ucap Deandra dalam sujud nya setelah membaca do’a sujud syukur.
Sekarang kalian bisa menilai sendiri ya seberapa cerdaskah Deandra….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
you_are_nana1485
like
2020-10-27
0