4. saingan mu banyak

"Ay, kenapa kamu bisa secantik ini sih. "

"Mas, jangan mulai deh. Kita ada di pantai ini, "

"Gak apa-apa, orang-orang biar iri dengan keromantisan kita. Salah sendiri tak mengumbar keromantisan, " pede sekali Brian ini, memang mukanya tebal dan gak punya malu.

Mulai agak ini Brian.

Delane mengambil air mineral dan menenggaknya, pemandangan ini tak lepas dari tatapan orang-orang yang melintasi didepannya, bahkan dengan terang-terangan

Brugh.

"Tuh, saingan mu banyak. " Sky menyenggol bahunya, agar Sea sadar.

Puk.

"Apaan sih, saingan saingan. Bodo amat, " Ketusnya lalu pergi.

Kenapa Sky selalu saja jadi mak comblang di mana-mana.

Delane mendengar teriakan Sea langsung menoleh, sebenarnya sedari tadi ia sadar ada seseorang yang kesal namun ia masih kurang peka dan alhasil ya dirinya sendiri yang sesak.

Crassss.

Suara kran air begitu keras sampai di luar toilet umum terdengar, tempatnya bersih dan nyaman serta terawat, ada kotak amal juga di sana.

"Eh, perasaan tadi tidak ada deh. " Ia sadar betul tapi setelah ia keluar dari toilet kenapa kotak itu ada, aneh.

Sea mengambil beberapa uang kertas dan memasukkannya, meski keluarganya kaya raya bukan berarti suka menghamburkan uang begitu saja kalau tidak ada hal penting, sadari kecil semua didik untuk hemat dan menggunakan uang secukupnya jangan menuruti hawa nafsu semata dan berakhir pada penyesalan.

Delane menyilangkan kedua tangan nya di dada dan ia bersandar di dinding tempat keluar masuk area toilet.

"Sudah selesai. "

Deg.

Plak.

"Astaga." HP-nya terjatuh.

Delane dan Sea secara bersamaan mengambilnya dan secara tak sengaja mereka saling pandang untuk sesaat.

Sky yang melihat momen ini langsung mengarahkan kameranya.

Cekrik.

Delane langsung memperbaiki posisi berdirinya dan beranjak setelah mengembalikan ponsel Sea.

Sea malu saat dirinya di foto.

"Cieeee wajahnya merona, akuin kenapa kalau suka kak Delane. Jangan nyesal nanti saat kak Delane ada pacar, terus kamu nantinya nangis-nangis huuuaaa kak Sky kenapa patah hati rasanya sesakit ini. " Dengan ekspresi lebay.

"Sotoy kamu kak, siapa yang suka dengan kakak sendiri, "

"Kakak angkat, apa salahnya. " Membenarkan.

Sebenarnya Sky lah yang tak tega melepaskan adiknya ini untuk orang lain yang tak dikenalinya, maka dari itu ia jadi mak comblang. Sky sudah rutin mencomblangkan Sea dengan Delane tapi belum ada hasil sejak kapan ya, sepertinya sejak pertengahan SMP kayaknya. Jadi kurang lebih hampir 5 tahun lah ya, dan masih belum ada tanda-tanda ke arah sana meski keduanya sering tertangkap basah wajahnya merona satu sama lain.

"Kakak sendiri sana, bukannya suka dengan kak Delane. "

"Ogah, aku ya meskipun iri dengan ketampanan kak Delane. Tapi tak bisa aku pungkiri bahwa kakak mu ini masih suka dengan perempuan, ya kalik senjata lawan senjata gak seru jadinya, "

"Apa salahnya, banyak kok cowok tampan suka cowok tampan dan gagah. "

"Kamu baca komik b l atau novel berbau b l hah? " Emosi.

"Eitsss tunggu dulu, mulut, " Jarinya masuk ke kedua hidung Sky.

"Hidung ini, hidung. Mana ada mulut. " Melepas kan dia jari Sea yang masuk ke hidungnya sampai membuat kedua hidungnya pengar.

"Ada ini, " Mencubit bib ir Sky.

"Apaan sih, bau tau. "

"Iyalah bau, bau ingus, " Menjulurkan lidahnya dan cepat-cepat berlari sebelum berhasil di kejar oleh Sky yang terkenal sebagai atlit lari.

Sseeeaaaaa. 

Sea menutupi kedua telinganya dan ia tak mendengar teriakan itu.

Delane duduk sambil menyeruput kopi panas sedikit demi sedikit, sambil menunggu ikan pesanannya datang.

"Delane."

"Iya mom, ada apa? "

"Tidak ada apa-apa, perasaan dulu kamu masih di dalam perut ibumu. Kini kamu sudah tumbuh dewasa, setelah ini apa kamu yakin dengan keputusan mu Delane. "

Sebagai ibu yang telah merawatnya sejak lahir tentu saja masalah masa depan tidak bisa main-main harus segera di bicarakan.

"Jadi mom, sudah daftar dan diterima mom. "

Gea bersyukur akan hal ini, semoga kedua anak kembarnya melakukan hal yang sama bisa membanggakan terus kedua orang tuanya dengan prestasi yang mereka miliki masing-masing.

"Baguslah Delane, mommy harap kamu bisa sukses dan lancar cita-cita kamu ya nak, " Bangga memiliki Delane.

Brian sampai berdehem untuk menyadarkan istrinya, terkadang dan sering kali bahkan Brian cemburu dengan Delane. Sedangkan Sky serta Sea sudah bisa begitu, mommy nya ini gak pilih kasih kok semua sama rata untuk anak-anak nya gak ada perbedaan sama sekali.

Pasangan suami istri Brian dan Gea ini sudah menyekolahkan banyak anak bukan cuma satu dua mungkin ratusan lebih dan mereka semua sukses di bidangnya masing-masing.

"Terimakasih mommy, Delane sayang mommy. " Memeluknya meski deheman terus menggema.

Lalu Delane beralih memeluk Brian

"Terimakasih Daddy atas kerja kerasnya selama ini, Delane ingin membanggakan kalian berdua dan menjadi perisai di keluarga Satuan. " Maka dari itu Delane sangat berkerja keras.

Semua kursus dan latihan-latihan yang melelahkan pikiran dan badannya ia terjang demi masa depan, setiap orang punya kesempatan maka dari itu pergunakan kesempatan sebaik mungkin tanpa menyia-nyiakan kesempatan itu sendiri.

"Sama-sama son, pergunakan dengan baik dan bijak. Kapan kamu akan berangkat ke Cambridge?"

"Bulan depan Dad. "

Sebenarnya Brian tau tapi ia ingin lebih perhatian ke anak-anak.

Suara hiruk pikuk orang-orang mulai berdatangan di area pantai wisata ini, meski tadi juga sudah banyak yang datang tapi sekarang lebih banyak lagi, bahkan orang-orang berwisata di tempat ini baik dalam kota maupun luar kota seperti keluarga Satuan.

Suasana pantai begitu indah saat pagi hari di tambah lagi infrastruktur di daerah ini juga sangat bagus serta di kembangkan, tidak seperti kota-kota besar yang hanya fokus pada satu tempat dan tak merata pembangunannya.

Satu gadis mendengar.

'Kak Delane mau berangkat ke Harvard bulan depan? ' Sea terkejut, sejak kapan, kenapa dirinya tak tau apa-apa.

Apa karena dirinya terlalu sibuk dengan dunianya sehingga dunia sekitarnya ia tak tau apa-apa, oh my god.

Paaakkk.

Sea terkejut saat Sky memukul pundak kirinya.

"Awww sakit tau. " Gerutunya mengeluh sambil menggosok pundaknya yang terasa kebas.

"Mikirin apa hayooooo, "

"Apaan sih, "

"Eitsss jangan ngegas dulu, nih untuk kamu. " Seikat bunga.

Tumben Sky romantis pada adiknya, seperti ada yang tidak beres ini.

"Bukan dari aku, dari nohh ora di sana. " Tunjuknya pada sekelompok pemuda yang bermain pasir, iya pasir pantai.

Sea memutar bola matanya dengan malas, gak ada yang menarik disana jika di dekatnya ada yang luar biasa begini.

Terpopuler

Comments

Nino

Nino

Gila ini karya hebat, dari jalan ceritanya sampe karakternya!

2025-10-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!