Lima tahun yang lalu perceraian Dana dan Devana terjadi. Semua dipicu oleh pendapatan Dana. Saat itu Dana masih berpangkat Sersan Mayor.
Meskipun dia kala itu punya pekerjaan sampingan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun bagi Devana, penghasilan yang diberikan Dana begitu pas-pasan. Baginya tidak cukup untuk beli skin care, shoping dan jalan-jalan. Devana sering ngomel tiap hari dan sempat pergi dari rumah. Devana mengungsi ke rumah orang tuanya dengan membawa Raina anak semata wayang yang saat itu masih kelas dua SD.
Devana merupakan seorang Guru, dia sudah diangkat menjadi PNS. Gajinya yang lumayan, menjadi perbandingan dengan uang yang diberikan Dana untuknya setiap bulan. Devana masih saja merasa kurang. Keadaan ekonomi yang menurutnya kurang membuat Devana lari dari rumah.
Devana merasa apa yang diberikan Dana saat itu tidak cukup. Terlebih Devana berasal dari keluarga berada, apabila kekurangan, maka dia akan meminta bantuan pada orang tuanya. Namun, lama-kelamaan Devana jenuh dengan keadaan itu, sehingga ia lebih memilih menggugat cerai daripada nafkah lahir kurang.
Isu miring saat Devana mengajukan gugatan cerai mencuat, yaitu Devana terlibat cinta terlarang dengan Kepala Sekolah di sekolah lain, sehingga menjadi buah bibir.
Berita itu santer jadi pembicaraan, dan bukti itu benar-benar kuat. Sehingga pengajuan gugatan cerai yang dilakukan Dana, bisa mudah dilakukan. Akhirnya perceraian itu terjadi. Ketok palu hakim menyatakan Dana dan Devana resmi bercerai.
Saat itu, reaksi Devana biasa saja. Malah terlihat cenderung senang.
Satu tahun setelah bercerai dari Devana, Dana lebih giat lagi bekerja. Usaha sampingannya lahan sawit di tanah Sumatera, penghasilannya selalu ia tabung, sehingga menjadi besar.
Setiap bulan dia tidak pernah absen mengirimkan nafkah untuk Raina yang diminta Devana sebesar lima juta per bulan.
Sebetulnya Dana tidak habis pikir, penghasilannya selama ini sebetulnya cukup, bahkan kalau dipikir-pikir tidak kekurangan. Sebab selama ini, hasil dari panen sawit selalu ia berikan pada Devana. Tapi, entah kenapa bagi Devana masih kurang.
Dan kini, setelah tabungan itu terkumpul banyak, satu tahun kemudian, Dana memutuskan ambil sekolah Capa, yaitu sekolah kenaikan pangkat menuju Perwira.
Usaha Dana membuahkan hasil. Dana ternyata lulus Secapa dengan nilai yang sangat memuaskan. Pangkat dia yang dulu Serma, berubah menjadi Letnan Dua, tanda pangkat kuning garis satu di pundak. Pencapaiannya itu membuatnya bangga.
Beberapa tahun kemudian, Dana juga menerima kenaikan pangkat menjadi Kapten atas sebuah prestasi gemilang. Jabatan Dana pun semakin meningkat dan cemerlang.
Kenaikan pangkat yang diterima Dana, sampai di telinga Devana satu tahun terakhir ini. Devana yang masih menjanda pasca lima tahun bercerai dengan Dana, tiba-tiba mendatangi Dana dan berusaha mendekatkan kembali Raina yang sebelumnya tidak pernah diperbolehkan Devana untuk bertemu papanya.
Devana hanya menuntut mantan suaminya mengirimkan uang setiap bulan kepada Raina, tanpa membolehkan Raina bertemu dengannya.
Sementara Dana, setelah melewati masa duda kurang lebih empat tahun. Ia kembali mempersunting seorang gadis muda. Saat dinikahinya Nala masih berusia 20 tahun. Nala bersedia menerima Dana dengan status duda beranak satu.
Nala kala itu bekerja sebagai pelayan toko kecantikan. Perjumpaan Dana dan Nala secara sering dan tidak sengaja, menimbulkan benih-benih cinta, dan pada akhirnya Dana berhasil meminang Nala.
Setahun berlalu, Nala yang kini sudah menjadi Nyonya Dana, belum juga diberikan momongan. Padahal Nala tidak mengikuti program KB. Nala saat itu memutuskan ingin segera hamil, tapi ternyata takdir belum mau menyapanya untuk hamil.
Dana tidak mempermasalahkan Nala yang belum hamil, dia tidak pernah menuntut Nala untuk segera hamil. Bahkan Dana sempat memberi ijin jika Nala ingin ber KB, mengingat usia Nala masih sangat muda. Tapi Nala menolak, ia justru ingin segera memiliki anak.
"Papa, ayo. Mama sudah menunggu di depan," teriak Raina kepada Dana. Dana muncul di ujung tangga dengan tubuh yang sudah siap berangkat.
Nala berlari menghampiri Dana dan mempertanyakan akan ke mana mereka, kenapa Nala tidak diberi tahu?
"Mas, kamu mau pergi ke mana bersama Raina? Dan kenapa dengan mamanya Raina?" tanya Nala heran seraya mendongakkan tubuhnya keluar jendela di lantai dua, dan mengintip halaman rumah.
Benar saja, di luar pagar sebuah mobil Avanca sudah terparkir cantik. Tidak lama dari itu seorang perempuan cantik berumur 30 tahunan keluar dari mobil. Setelah dia keluar, mobil itu berlalu meninggalkan pagar depan rumah Dana.
"Ternyata Mbak Devana diantar supir. Sepertinya Mbak Devana memang orang kaya." Nala membatin seraya terus menatap Devana yang mulai menghampiri halaman rumah.
"Raina ingin jalan-jalan, tapi dia ingin sama mamanya, aku dan Raina," sahut Dana.
"Lalu aku?" tunjuknya pada dirinya sendiri.
"Ini permintaan Raina, Sayang. Raina hanya ingin bertiga. Kamu harus maklum, aku dan Raina jarang bertemu. Hanya baru tahun-tahun ini kami bisa bertemu. Itupun atas kemurahan hati Devana. Apalagi saat ini, Raina ingin merasakan kembali moment di mana kedua orang tuanya bisa menyertainya jalan-jalan," terang Dana.
"Kenapa tidak bersama aku saja? Maksud aku, aku juga ikut sama kalian. Masa iya, kalian bertiga, tidak etis banget Mas Dana menyertai Raina jalan-jalan hanya bertiga saja, layaknya keluarga yang utuh. Lalu aku gimana, duduk diam di rumah atau harus pergi ke toko mandorin pekerja?" protesnya tidak suka.
"Tapi ini kemauan Raina, Sayang. Toh keadaan ini tidak akan berlangsung lama. Setelah liburan Raina usai, pasti dia tidak bisa liburan bersama kami berdua," alasan Dana.
Nala diam mendengar alasan Dana, sebetulnya dia masih ingin protes. Akan tetapi suara salam dari perempuan berparas cantik itu, membuyarkan fokusnya.
Nala menuruni tangga mengikuti Dana, lalu menghampiri ruang tamu.
"Mbak Devana. Waalaikumsalam, Mbak. Silahkan duduk dulu," sambut Nala bersikap ramah karena Devana tamunya.
Devana duduk di sofa, tidak lama dari itu Raina datang memeluk Devana dengan gembira.
"Akhirnya Mama sudah datang. Ayo, Ma, kita segera menaiki mobil Papa saja," ujar Raina tanpa peduli di depannya ada Nala sang ibu sambung.
"Mbak Devana akan ikut menemani Raina jalan-jalan juga?" lontar Nala kepada Devana.
"Huuh," jawabnya pendek.
"Tunggu sebentar, aku juga ikut. Mas tungguin, aku bersiap-siap dulu," ujar Nala seraya berlari kecil menuju tangga dan masuk ke dalam kamarnya untuk berdandan.
"Papa, ayo cepat, Pa. Raina hanya ingin ditemani Papa sama Mama saja, tidak mau ada Tante Nala," paksanya seraya menarik baju Dana dan berhasil membawa Dana keluar. Dana sempat menahan langkahnya, akan tetapi Raina terus menariknya.
Sementara itu, Nala buru-buru menyelesaikan dandanannya. Merias wajahnya tipis, meraih jaket dan tas sampir. Setelah itu, ia segera keluar kamar dan menuruni tangga.
Mobil Dana mulai bergerak, sementara Nala baru saja keluar dari pintu. Nala berlari menghampiri mobil Dana yang mulai keluar pagar rumah.
"Mas Dana, tunggu, Mas. Masssss," tahan Nala berteriak sembari memukul ekor mobil. Mobil Dana berhenti, kepala Dana keluar dari jendela mobil. Ada perasaan bersalah di wajah Dana ketika ia melihat sang istri menatapnya setelah memukul ekor mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Puput Assyfa
Devana datang setelah tau Mantan suaminya Dana punya uang banyak dan naik pangkat, Raina yg dijadikan tumbal untuk mendapatkan Dana kembali. dasar ibu guru tau diri km Devana
2025-10-25
2
Puput Assyfa
kasihan Nala istri sah jadi diabaikan karena mantan istri yg gak tau malu
2025-10-25
1