Bab 2

Cahaya putih itu bukan sekedar cahaya biasa. Rasanya seperti seluruh eksistensiku direnggut, ditarik paksa melalui lubang jarum dengan kecepatan sejuta kilometer per jam.

Tidak ada suara, tidak ada bau, hanya sensasi terkoyak. Jiwaku seolah-olah dipisahkan dari tubuhku yang bau mi instan, lalu dilempar ke dalam mesin cuci yang berputar tanpa henti. Rasanya sakit. Bukan sakit fisik seperti tertusuk pisau, tapi sakit di level jiwa. Sensasi bahwa 'diriku' sedang dilarutkan.

'Sialan! Kalau tahu rasanya begini, aku mungkin bakal mikir dua kali!'

Itu adalah pikiran sadar terakhirku sebelum kegelapan total menelanku.

Entah berapa lama waktu berlalu. Bisa jadi sedetik, bisa juga seribu tahun. Yang pertama kali kembali adalah indra penciumanku. Aku mencium sesuatu. Bukan aroma pengap kamarku, bukan bau kaus kaki yang belum dicuci seminggu. Ini adalah aroma cendana yang lembut dan menenangkan. Aroma yang biasanya hanya bisa kucium saat ada pembagian dupa gratis di kuil dekat kosan.

Kemudian, indra peraba. Sesuatu yang halus dan dingin menyentuh kulitku. Sutra. Aku yakin ini sutra asli, bukan bahan satin murahan. Perlahan, dengan kepala yang terasa seperti baru saja dihantam palu thor, aku membuka mata.

Langit-langit kamarku yang penuh jaring laba-laba dan bekas tambalan bocor telah hilang. Gantinya adalah kanopi ranjang yang terbuat dari sutra berwarna giok, disulam dengan benang emas membentuk motif awan yang rumit. Aku berkedip. Lalu berkedip lagi. Pemandangan itu tidak berubah.

Dengan susah payah, aku mendorong tubuhku untuk duduk. Ranjang di bawahku luar biasa besar dan empuk. Seluruh ruangan ini... gila. Perabotan dari kayu hitam yang dipoles mengkilap, sebuah meja dengan set teh porselen yang tampak rapuh, dan guci-guci keramik yang harganya mungkin bisa melunasi utangku seumur hidup. Ini bukan kamarku. Ini bahkan tidak mungkin ada di duniaku, kecuali di drama-drama kolosal.

Aku menyingkirkan selimut sutra dan menjejakkan kaki di lantai kayu yang dingin. Pakaian yang kukenakan adalah jubah tidur longgar yang juga terbuat dari sutra. Gila. Aku berjalan sempoyongan, tubuh ini terasa asing, sedikit lebih tinggi dan lebih ringan dari tubuhku yang asli. Mataku tertuju pada sebuah cermin perunggu besar yang berdiri di sudut ruangan.

'Nah, kan. Adegan cermin. Wajib hukumnya di cerita isekai atau transmigrasi murahan. Mari kita lihat, apakah aku jadi babi gemuk atau pangeran tampan.'

Aku mendekat dan menatap pantulanku.

Dan napasku tertahan.

Yang balas menatapku bukanlah wajahku yang biasa-biasa saja dengan kantung mata sehitam arang. Di cermin itu berdiri seorang pemuda. Usianya mungkin sekitar delapan belas tahun. Wajahnya... sial, wajahnya tampan sekali. Alisnya tebal dan tajam seperti pedang, hidungnya mancung, dan bibirnya tipis, memberikan kesan sombong alami. Matanya yang hitam pekat itu, meskipun sekarang menunjukkan ekspresi bingung, memiliki kilatan arogansi yang mendarah daging. Ini adalah wajah seorang Tuan Muda kaya yang diciptakan untuk memandang rendah rakyat jelata.

Wajah Luo Chen.

Jantungku berdebar kencang sekali. Aku mengangkat tanganku... tangan yang pucat dan ramping, bukan tanganku yang kapalan karena mengetik... dan kemudian menyentuh cermin. Benda itu terasa dingin. Pantulan itu meniru gerakanku. Ini nyata. Ini... ini nyata.

Aku tertawa. Awalnya tawa kecil yang tercekat di tenggorokan, lalu berubah menjadi tawa terbahak-bahak yang menggema di ruangan mewah itu. Aku berhasil. Sumpah serapah gilaku benar-benar terkabul! Aku tidak lagi Jing An si penulis gagal. Aku Luo Chen, si Tuan Muda kaya raya!

"Hahahaha! Persetan dengan mi instan! Persetan dengan NagaTinta!"

Saat aku sedang menikmati euforia, sebuah layar transparan berwarna biru tiba-tiba muncul di depan mataku, lengkap dengan suara mekanis tanpa emosi yang berdengung langsung di dalam kepalaku.

Ding!

[Inisialisasi Sistem Penjahat Utama telah berhasil.]

[Mendeteksi jiwa Host... Sinkronisasi dengan tubuh Luo Chen... 100% Selesai.]

[Selamat datang, Host. Mulai sekarang, identitasmu adalah Luo Chen.]

Aku berhenti tertawa, tapi seringai di wajah tampan ini tidak hilang. 'Sudah kuduga. Tidak ada transmigrasi tanpa Sistem. Ini paket lengkapnya.'

Layar itu berkedip, menampilkan lebih banyak teks.

[Nama Sistem: Main Villain System]

[Tujuan: Membantu Host menjadi Penjahat terhebat sepanjang masa, menghancurkan plot asli, dan merebut semua Takdir milik Protagonis Asli.]

[Mata Uang: Villain Points (VP). VP bisa didapatkan dengan melakukan tindakan jahat, mengubah plot, atau menyebabkan penderitaan pada Protagonis dan para pendukungnya.]

"Oke, oke, aku paham," kataku keras-keras, berbicara pada layar transparan itu. "Langsung ke intinya saja. Apa yang bisa kudapatkan dengan VP ini? Dan berapa banyak yang kumiliki sekarang?"

[Host memiliki 0 VP. Misi Pemula akan segera diterbitkan. Di Toko Sistem, Host dapat menukar VP dengan apa pun: Teknik Kultivasi, Senjata Ilahi, Pil Abadi, atau bahkan Pengetahuan dari duniamu sebelumnya.]

Mataku berbinar. Pengetahuan dari duniaku? Itu curang. Aku suka ini.

[Jiwa asli Luo Chen telah hancur karena syok mental. Informasi dasar dan ingatan sedang diintegrasikan ke dalam jiwa Host... Mohon bersiap.]

Sebelum aku sempat bertanya, kepalaku serasa meledak. Ini bukan sekadar mengunduh file. Ini adalah kehidupan orang lain yang diputar paksa di dalam otakku.

Aku merasakan kehangatan tangan seorang ibu yang kini telah tiada. Aku merasakan arogansi yang membuncah saat memandang rendah pelayan. Aku merasakan detak jantung yang menggila setiap kali mata pemalu Xiao Linyu bertemu dengan mataku. Dan kemudian... aku merasakan kepedihan itu.

Kepedihan yang tumpul, dingin, dan menghancurkan saat kabar pembatalan pertunangan itu tiba. Rasa malu di depan umum. Kemarahan yang impoten. Dan akhirnya, keputusasaan total yang membuat jiwa rapuh itu hancur berkeping-keping.

Emosi-emosi asing itu berputar-putar di benakku, mengancam akan menelanku sama seperti mereka menelan pemilik aslinya.

Aku memejamkan mata, mencengkeram jubah sutra di dadaku. Napasku terengah-engah. Butuh beberapa detik untuk mendorong semua 'sampah' emosional itu ke sudut pikiranku.

Aku mencerna semuanya. Jadi, jiwa asli bocah ini pecah hanya karena patah hati? Cih, lemah sekali.

"Sistem," ujarku dengan nada dingin, nada yang terasa sangat pas keluar dari bibir tipis ini. "Tunjukkan statusku dan di mana si Protagonis sampah itu sekarang."

[Menampilkan Status Host:]

Nama: Luo Chen

Identitas: Tuan Muda dari Luo Clan, Floating Cloud City.

Level Kultivasi: Qi Refinement - Level 4 (Di bawah rata-rata untuk usianya)

Skill: Tidak ada yang perlu disebutkan.

Item: Memiliki banyak uang.

'Sialan, status yang menyedihkan,' umpatku dalam hati.

[Menjawab Host. Protagonis Asli, Lin Feng, saat ini berada di kediaman Lin Clan. Statusnya adalah sampah yang meridiannya rusak.]

[Peringatan Plot Penting! Tunangan Host, Xiao Linyu, dan ayahnya, Patriarch Xiao, telah tiba di Aula Utama Luo Clan. Tujuan: Membatalkan pertunangan di depan umum.]

[Ini adalah event plot pertama: "Penghinaan di Aula Utama". Menurut plot asli, Host akan dipermalukan dan menjadi bahan tertawaan seluruh kota, sementara Lin Feng akan mendapatkan rasa simpati.]

Seringaiku semakin lebar. "Ah, 'Penghinaan di Aula Utama'," gumamku pelan, mengenali klise ini dengan baik.

Jadi, panggungnya sudah disiapkan, ya? Mereka semua menungguku, si domba lugu, untuk datang dan dibantai di depan umum.

Sebagai seorang penulis gagal, aku tahu persis bagaimana alur cerita ini seharusnya berjalan. Mereka mengharapkan seorang Tuan Muda yang arogan dan bodoh.

Mereka tidak tahu. Domba itu sudah mati.

Dan sekarang, seekor  serigala... tidak, seorang penulis yang muak dengan naskah klise... telah mengambil alih.

Episodes
1 Bab 1 Novel Sampah dan Sumpah Serapah Iri Hati
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4 Serigala Berbulu Domba
5 Bab 5 Hadiah penyelesaian pertama
6 Bab 6
7 Bab 7 Waktunya berbelanja
8 Bab 8 Bunga Iblis, Phoenix yang Terluka, dan Benih Sang Pahlawan
9 Bab 9
10 Bab 10 benih sang pahlawan dan perkembangan sang iblis
11 Bab 11 Hari ke 30
12 Bab 12 Panggung para badut
13 Bab 13
14 bab 14 Yang Lemah Tidak Punya Hak
15 Bab 15
16 Bab 16 Malam Panjang Menjelang Pertarungan
17 Bab 17 Iblis dan Seekor Phoenix diatas altar persembahan
18 Bab 18 Menghancurkan Seekor Phoenix
19 Bab 19
20 Bab 20 pemenang mengambil segalanya
21 Bab 21 penaklukan seorang Phoenix
22 Bab 22 Memperkuat kekuasaan
23 Bab 23
24 Bab 24 mengambil hadiah
25 Bab 25
26 Bab 26 Aturan Main
27 Bab 27
28 Bab 28 Hadiah, Perintah, dan Alibi Sempurna
29 Bab 29 Taman Bermain Sang Iblis
30 Bab 30
31 Bab 31 sang penjaga sarang api
32 Bab 32 Waktunya Merampas
33 Bab 33 Penempaan Sang Iblis
34 Bab 34
35 Bab 35 Pemanasan Sang Tiran
36 bab 36
37 Bab 37 Membantai Thunder-Claw Ape King
38 Bab 38 Perburuan Hadiah Sampingan
39 Bab 39 Peliharaan Sang Iblis
40 Bab 40
41 Bab 41 Sambutan Untuk Sang Pahlawan
42 Bab 42
43 Bab 43 Kandang Emas dan Kemajuan
44 Bab 44 Belajar Dari Majikan Mu
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47 Tongkat dan Wortel
48 Bab 48 Berburu Pahlawan
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51 seekor tikus yang terperangkap
52 Bab 52
53 Bab 53 Penempaan Ratu Es dan Ambisi Sang Tiran
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1 Novel Sampah dan Sumpah Serapah Iri Hati
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4 Serigala Berbulu Domba
5
Bab 5 Hadiah penyelesaian pertama
6
Bab 6
7
Bab 7 Waktunya berbelanja
8
Bab 8 Bunga Iblis, Phoenix yang Terluka, dan Benih Sang Pahlawan
9
Bab 9
10
Bab 10 benih sang pahlawan dan perkembangan sang iblis
11
Bab 11 Hari ke 30
12
Bab 12 Panggung para badut
13
Bab 13
14
bab 14 Yang Lemah Tidak Punya Hak
15
Bab 15
16
Bab 16 Malam Panjang Menjelang Pertarungan
17
Bab 17 Iblis dan Seekor Phoenix diatas altar persembahan
18
Bab 18 Menghancurkan Seekor Phoenix
19
Bab 19
20
Bab 20 pemenang mengambil segalanya
21
Bab 21 penaklukan seorang Phoenix
22
Bab 22 Memperkuat kekuasaan
23
Bab 23
24
Bab 24 mengambil hadiah
25
Bab 25
26
Bab 26 Aturan Main
27
Bab 27
28
Bab 28 Hadiah, Perintah, dan Alibi Sempurna
29
Bab 29 Taman Bermain Sang Iblis
30
Bab 30
31
Bab 31 sang penjaga sarang api
32
Bab 32 Waktunya Merampas
33
Bab 33 Penempaan Sang Iblis
34
Bab 34
35
Bab 35 Pemanasan Sang Tiran
36
bab 36
37
Bab 37 Membantai Thunder-Claw Ape King
38
Bab 38 Perburuan Hadiah Sampingan
39
Bab 39 Peliharaan Sang Iblis
40
Bab 40
41
Bab 41 Sambutan Untuk Sang Pahlawan
42
Bab 42
43
Bab 43 Kandang Emas dan Kemajuan
44
Bab 44 Belajar Dari Majikan Mu
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47 Tongkat dan Wortel
48
Bab 48 Berburu Pahlawan
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51 seekor tikus yang terperangkap
52
Bab 52
53
Bab 53 Penempaan Ratu Es dan Ambisi Sang Tiran
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!