Bab 3

'Penghinaan di Aula Utama,' ya? Heh. Nama yang bagus untuk sebuah pembantaian. Aku bisa merasakan adrenalin mulai berdesir di pembuluh darah tubuh baru ini. Ini adalah sensasi yang membuat ujung-ujung jariku terasa gatal; perasaan yang tidak pernah kurasakan sebagai Jing An. Bukan kecemasan, bukan ketakutan. Ini adalah antisipasi murni. Antisipasi seorang predator yang akan bermain dengan makanannya.

"Sistem," kataku sambil menyeringai pada pantulanku di cermin perunggu. Pemuda di cermin itu balas menyeringai, dan tatapannya tampak jahat. "Kalau ini adalah event pertama, maka berikan aku misi pertamaku. Aku butuh modal awal untuk memulai bisnis penghancuran cerita ini."

Layar biru itu langsung merespons, seolah sudah menunggu perintahku.

Cling!

[Misi Utama Pertama Diterbitkan: Balikkan Meja Penghinaan.]

[Deskripsi: Tunanganmu yang sombong, Xiao Linyu, dan ayahnya yang tak tahu malu, berniat untuk mempermalukanmu dan Klan Luo di depan umum. Jangan biarkan pelacur dan bajingan itu mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tunjukkan pada mereka siapa sebenarnya anjing dan siapa tuannya.]

'Wow, Sistem. Aku suka caramu mendeskripsikan sesuatu. Sangat... jujur.'

[Tujuan Misi:]

[1. Gagalkan pembatalan pertunangan dengan cara yang paling dominan.]

[2. Hina balik Xiao Linyu dan ayahnya sampai mereka tidak punya muka untuk ditampilkan.]

[3. Rebut kembali kehormatan Klan Luo dan tingkatkan statusmu.]

[4. (Opsional) Jika Protagonis Asli muncul, buat dia menderita kerugian.]

[Hadiah Penyelesaian: 1.000.000 Villain Points, Newbie Gift Pack x1, Membuka Jalur Penaklukan Paksa (Forced Conquest Path) untuk target 'Xiao Linyu'.]

Satu juta VP. Paket hadiah. Dan... Jalur Penaklukan Paksa? Aku tertawa kecil. 'Tidak perlu rayuan, tidak perlu drama. Langsung ke intinya.' Sistem ini benar-benar mengerti apa yang kuinginkan. Ini bukan lagi tentang cinta atau romansa. Ini tentang kepemilikan. Penaklukan.

Tok, tok, tok!

Sebuah ketukan tergesa-gesa terdengar di pintu kamarku yang besar. Diikuti oleh suara seorang pelayan muda yang terdengar panik, nyaris menangis.

"T-Tuan Muda! Tuan Muda Luo Chen! Patriarch Xiao telah tiba di Aula Utama. Tuan Besar... Tuan Besar memanggil Anda untuk segera datang!"

Menurut ingatan Luo Chen yang asli, pelayan ini bernama Ming. Bocah penakut yang sering jadi sasaran empuk para pelayan senior. Luo Chen yang asli mungkin akan menjawab dengan gugup, "A-aku akan segera ke sana."

Tapi aku bukan dia.

Aku berjalan santai ke arah pintu, jubah sutraku berdesir di lantai. Aku membukanya dengan sekali sentakan. Ming, si pelayan, tersentak kaget dan mundur selangkah, mata kecilnya membelalak ngeri sebelum dia menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Be-berisik sekali," kataku dengan suara dingin yang datar. Suara ini terdengar asing, namun pas. Aku sengaja menirukan nada para CEO arogan di drama picisan. "Kau pikir telingaku tuli?"

Ming gemetar. Tubuhnya yang kurus itu bergetar seperti daun kering. Dia tidak berani mengangkat wajahnya.

"M-maafkan saya, Tuan Muda! Saya... saya hanya..."

"Pimpin jalannya," potongku, tidak memberinya kesempatan untuk menyelesaikan kalimatnya yang tidak berguna. Aku melangkah keluar dari kamar, melewatinya begitu saja.

Aku bisa merasakan kebingungan dan ketakutan dari bocah itu di belakangku. Bagus. Biarkan mereka semua bingung. Biarkan mereka semua takut. Luo Chen yang lemah lembut sudah mati. Sambutlah era yang baru.

Koridor Klan Luo begitu panjang dan megah. Setiap pilar diukir dengan detail, setiap lentera memancarkan cahaya hangat dari Spirit Stone tingkat rendah. Kemewahan yang dulu hanya bisa kubayangkan saat menulis deskripsi sampah di novelku. Sekarang, semua ini milikku.

'Nah, para pembaca di luar sana,' pikirku, rasa geli yang jahat menjalari dadaku. 'Menurut naskah asli si NagaTinta, di sinilah seharusnya aku berjalan dengan kepala tertunduk, bahu merosot, seperti anjing yang akan disembelih. Setiap langkah terasa berat, dipenuhi rasa takut dan malu. Tapi lihat aku sekarang.'

Aku berjalan dengan punggung tegak, dagu terangkat, dan tangan terselip santai di belakang punggung. Setiap langkahku mantap dan penuh percaya diri. Ini bukan jalan menuju penghinaan. Ini adalah jalan menuju panggung pertamaku.

Saat kami mendekati Aula Utama, aku bisa mendengar gumaman suara-suara dari dalam. Memori Luo Chen yang asli langsung bereaksi. Suara ayahku, Luo Tian, yang terdengar sedikit tegang. Suara seorang pria paruh baya yang angkuh, pasti itu Patriarch Xiao. Dan... suara seorang wanita muda yang jernih namun dingin. Xiao Linyu. Wajah cantiknya terlintas di benakku, bersamaan dengan rasa sakit yang tumpul dari jiwa yang lama. Aku mengabaikannya. Tunanganku yang cantik dan tak tahu diri.

Ming berhenti beberapa meter dari pintu masuk besar Aula Utama, tidak berani melangkah lebih jauh. Dia menunduk.

"Tuan Muda, Aula Utama ada di depan."

Aku bahkan tidak meliriknya. Mataku terpaku pada pintu besar di depan. Aku bisa merasakan tatapan para tetua klan dan anggota penting lainnya dari dalam. Mereka semua menunggu. Menunggu pertunjukan. Menunggu untuk melihat Tuan Muda mereka yang tidak berguna dipermalukan.

Baiklah kalau begitu. Aku tidak akan mengecewakan mereka. Aku akan memberi mereka pertunjukan.

Pertunjukan yang tidak akan pernah mereka lupakan seumur hidup mereka.

Aku menarik napas dalam-dalam, mencium aroma dupa cendana yang lebih pekat dari dalam aula. Dengan seringai iblis terpasang di wajah tampan ini, aku melangkahkan kaki pertamaku melewati ambang pintu Aula Utama.

Episodes
1 Bab 1 Novel Sampah dan Sumpah Serapah Iri Hati
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4 Serigala Berbulu Domba
5 Bab 5 Hadiah penyelesaian pertama
6 Bab 6
7 Bab 7 Waktunya berbelanja
8 Bab 8 Bunga Iblis, Phoenix yang Terluka, dan Benih Sang Pahlawan
9 Bab 9
10 Bab 10 benih sang pahlawan dan perkembangan sang iblis
11 Bab 11 Hari ke 30
12 Bab 12 Panggung para badut
13 Bab 13
14 bab 14 Yang Lemah Tidak Punya Hak
15 Bab 15
16 Bab 16 Malam Panjang Menjelang Pertarungan
17 Bab 17 Iblis dan Seekor Phoenix diatas altar persembahan
18 Bab 18 Menghancurkan Seekor Phoenix
19 Bab 19
20 Bab 20 pemenang mengambil segalanya
21 Bab 21 penaklukan seorang Phoenix
22 Bab 22 Memperkuat kekuasaan
23 Bab 23
24 Bab 24 mengambil hadiah
25 Bab 25
26 Bab 26 Aturan Main
27 Bab 27
28 Bab 28 Hadiah, Perintah, dan Alibi Sempurna
29 Bab 29 Taman Bermain Sang Iblis
30 Bab 30
31 Bab 31 sang penjaga sarang api
32 Bab 32 Waktunya Merampas
33 Bab 33 Penempaan Sang Iblis
34 Bab 34
35 Bab 35 Pemanasan Sang Tiran
36 bab 36
37 Bab 37 Membantai Thunder-Claw Ape King
38 Bab 38 Perburuan Hadiah Sampingan
39 Bab 39 Peliharaan Sang Iblis
40 Bab 40
41 Bab 41 Sambutan Untuk Sang Pahlawan
42 Bab 42
43 Bab 43 Kandang Emas dan Kemajuan
44 Bab 44 Belajar Dari Majikan Mu
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47 Tongkat dan Wortel
48 Bab 48 Berburu Pahlawan
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51 seekor tikus yang terperangkap
52 Bab 52
53 Bab 53 Penempaan Ratu Es dan Ambisi Sang Tiran
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1 Novel Sampah dan Sumpah Serapah Iri Hati
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4 Serigala Berbulu Domba
5
Bab 5 Hadiah penyelesaian pertama
6
Bab 6
7
Bab 7 Waktunya berbelanja
8
Bab 8 Bunga Iblis, Phoenix yang Terluka, dan Benih Sang Pahlawan
9
Bab 9
10
Bab 10 benih sang pahlawan dan perkembangan sang iblis
11
Bab 11 Hari ke 30
12
Bab 12 Panggung para badut
13
Bab 13
14
bab 14 Yang Lemah Tidak Punya Hak
15
Bab 15
16
Bab 16 Malam Panjang Menjelang Pertarungan
17
Bab 17 Iblis dan Seekor Phoenix diatas altar persembahan
18
Bab 18 Menghancurkan Seekor Phoenix
19
Bab 19
20
Bab 20 pemenang mengambil segalanya
21
Bab 21 penaklukan seorang Phoenix
22
Bab 22 Memperkuat kekuasaan
23
Bab 23
24
Bab 24 mengambil hadiah
25
Bab 25
26
Bab 26 Aturan Main
27
Bab 27
28
Bab 28 Hadiah, Perintah, dan Alibi Sempurna
29
Bab 29 Taman Bermain Sang Iblis
30
Bab 30
31
Bab 31 sang penjaga sarang api
32
Bab 32 Waktunya Merampas
33
Bab 33 Penempaan Sang Iblis
34
Bab 34
35
Bab 35 Pemanasan Sang Tiran
36
bab 36
37
Bab 37 Membantai Thunder-Claw Ape King
38
Bab 38 Perburuan Hadiah Sampingan
39
Bab 39 Peliharaan Sang Iblis
40
Bab 40
41
Bab 41 Sambutan Untuk Sang Pahlawan
42
Bab 42
43
Bab 43 Kandang Emas dan Kemajuan
44
Bab 44 Belajar Dari Majikan Mu
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47 Tongkat dan Wortel
48
Bab 48 Berburu Pahlawan
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51 seekor tikus yang terperangkap
52
Bab 52
53
Bab 53 Penempaan Ratu Es dan Ambisi Sang Tiran
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!