Bab 2 Bertingkah Aneh

Memang apa yang bisa Damien lakukan?

Dia hanya bisa menghela napas panjang, pasrah melihat laptopnya disita oleh Ayahnya. Bibir kecilnya menekan, membentuk garis lurus yang nyaris tak bergerak.

Sementara Daisy, yang tidak tahu apa-apa, menatap kakaknya dengan wajah polos. “Apa yang salah? Kenapa Ayah bertingkah aneh begitu?”

“Seharusnya aku yang bertanya padamu.” Damien menoleh dengan tatapan datar. “Apa yang sudah kau bicarakan dengan Darren?”

Daisy memiringkan kepala, bingung. “Apa hubungannya dengan Darren?”

“Kau bersamanya tadi, kan?”

“Iya.”

“Dan apa yang kalian bicarakan?”

“Tidak ada. Aku hanya bilang kalau dia payah, dan … oh! Borg0l beludru Ayah!” Daisy tersenyum kecil seolah baru ingat. “Tapi Darren bilang itu milik kepolisian. Lalu … tidak ada lagi.” Ia mengedikkan bahunya. “Apa itu penting buat Ayah?”

Damien menatap adiknya lekat-lekat. Wajahnya mengeras.

Pantas saja Ayahnya datang tiba-tiba dan langsung menyita laptopnya. Rupanya karena itu ….

“Damien, apa itu berpengaruh pada Ayah?”

Dia terdiam. Mau dijelaskan pun hanya akan membuat keadaan semakin jelas. Tidak mungkin dia membiarkan Daisy tahu lebih jauh.

“Aku rasa tidak. Mungkin Ayah cuma tidak mau aku bermain laptop terlalu lama,” ujarnya datar.

Dalam hati, Damien mendesah kesal.

Setelah ini pasti dia mulai membatasi dan mengawasiku. Ah, sial.

Dia melompat turun dari kasur dan berjalan keluar kamar.

“Kau mau ke mana?” tanya Daisy cepat.

“Mencari makanan,” jawabnya singkat tanpa menoleh.

Daisy hampir saja menyusul, tapi pandangannya tertumbuk pada tas ibunya yang tergeletak di kursi. Ia memungutnya dan membawanya keluar menuju kamar orangtuanya.

Di ruang tengah, Pak Frans berdiri tegak di sisi sofa — diam, seperti menunggu sesuatu.

“Anda mau ke mana, Nona?” tanyanya sopan.

“Ibu meninggalkan tasnya di kamar Damien. Aku mau mengembalikannya,” jawab Daisy sambil melangkah.

“Biarkan saya yang mengembalikannya, Nona,” kata Pak Frans cepat. “Ibu Anda sedang … ah, sedang sedikit tidak sehat. Beliau perlu beristirahat, dan Ayah Anda sedang merawatnya sekarang.”

“Sungguh?” Mata Daisy membulat. “Kalau begitu, aku harus menengok Ibu!”

“Nona, Nona!” Pak Frans buru-buru menahan langkah Daisy. “Ibu Anda sedang beristirahat, jadi biarkan beliau tidur, oke? Sebentar lagi juga pasti membaik. Jika Nona memerlukan sesuatu, katakan saja pada saya. Kalau Ibu Anda terbangun sekarang, beliau tidak akan bisa istirahat lagi nanti.”

Bibir Daisy langsung mengerucut. Wajahnya memelas, cemberut kecil terlihat di pipinya. Namun akhirnya, ia menyerahkan tas itu juga pada Pak Frans.

“Baiklah,” gumamnya lirih. “Aku tidak akan mengganggunya. Aku akan menunggunya sampai makan malam nanti.”

Pak Frans mengusap dahinya yang mulai berkeringat.

Dalam hati ia mengumpat dirinya sendiri — ini semua karena kebodohannya tadi. Kenapa juga ia sempat bertanya pada Alex apakah masih membutuhkan alat-alatnya itu?

Sekarang, ia harus memastikan anak-anak tidak sampai mendekat, apalagi mengetuk-ngetuk pintu kamar.

Itu kebiasaan Daisy.

“Damien ….”

Anak laki-laki itu berdiri di depan lemari es, menggenggam segelas jus di tangannya. Saat Daisy memanggil, ia tidak menoleh sedikit pun.

“Damien,” ulang Daisy, “Apa kau tahu Ibu kita sedang tidak sehat?”

Alis Damien berkerut.

Belum sempat ia menjawab, Daisy sudah menimpali sendiri, “Iya, Pak Frans bilang kita tidak boleh mengganggu Ibu dan harus membiarkan Ayah merawatnya. Tapi kenapa ya, Ibu bisa tiba-tiba sakit?”

Damien menoleh pelan, matanya menyipit sedikit menatap Pak Frans yang masih berdiri di ruang tengah. Tatapan itu tajam, penuh curiga.

Pria tua itu buru-buru mengalihkan pandangan — dia tahu anak laki-laki itu terlalu cerdas untuk dibelokkan dengan alasan sepele.

“Apa Ibu akan keluar untuk makan malam? Padahal aku ingin bersamanya,” gumam Daisy lagi.

“Dia tidak akan keluar untuk makan malam.” Damien meletakkan gelasnya di meja, lalu menarik tangan adiknya. “Ayo ikut. Aku mau menemui Nely.”

“Dia sudah kembali?” Daisy menatapnya dengan mata berbinar.

Damien mengangguk kecil.

Dari semua yang pergi berbulan madu, hanya Nely dan Nic yang belum juga pulang. Mereka bukan sekadar berbulan madu — Nely membawa Nic ke kampung halamannya, tinggal di sana selama hampir sebulan.

Dan karena Nely-lah yang selama ini merawat Damien, wajar jika ia merindukannya.

Sudah sejak kemarin Damien terus menghubungi Nely, menanyakan kapan mereka akan kembali.

Edgar mengantar mereka berdua ke apartemen Nic, dan bahkan menunggu sampai mereka sampai di depan pintu.

Pintu terbuka, memperlihatkan Nic yang tampak sedikit terkejut melihat kedatangan mereka. “Kalian di sini?” katanya, menaikkan alis. “Kami baru saja berencana datang ke rumah kalian.”

“Ibu dan Ayah tidak akan keluar dari kamar sampai urusannya selesai,” jawab Damien datar sambil melangkah masuk.

“Di mana Nely?” tanyanya lagi.

“Masih di kamar mandi. Kalian ada perlu dengannya?” Nic menoleh.

“Kami datang untuk makan malam,” sahut Daisy, lalu duduk santai di sofa.

“Makan malam? Tentu. Kalian bisa makan di sini. Atau mau ke luar? Aku tanya dulu ke Nely.” Nic berbalik menuju kamar mandi—tepat saat itu Nely keluar.

Wajahnya syok; tangannya menggenggam sebuah test kehamilan. “Nic … aku hamil! Bagaimana bisa ini terjadi?”

“Sungguh? Padahal aku sudah ‘mengeluarkannya’ di luar,” jawab Nic kikuk.

“Apa yang dikeluarkan di luar?” Daisy mendongak, penasaran, menatap Nely yang terlihat memerah di samping Nic.

“Kalian … di sini?” Nely mendadak gugup.

“Nic, apa yang kau maksud tadi, dikeluarkan di luar apa?” Daisy meneruskan, tak sabar ingin tahu.

Nely menatap suaminya tajam — sekarang giliran Nic yang harus bertanggung jawab atas ucapannya sendiri.

Otak Nic berputar cepat. “Itu … maksudku sampah. Ya, benar, sampahnya, kan, Nell?”

“Aku … ke kamar dulu.” Nely buru-buru melarikan diri, menutup pintu kamar rapat-rapat.

“Aa … kalian tunggu di sini. Kami akan siap-siap.” Nic pergi dengan panik sambil mengejar istrinya, takut Daisy akan terus menggali keterangan.

Setelah pintu tertutup, Nely menegur, “Kau tahu mereka di sana. Kenapa kau tidak bisa jaga mulutmu tadi?”

“Aku tidak sengaja,” jawabnya. Nic lalu beringsut mendekat dan menarik pinggul istrinya agar tak jauh. “Kau benar-benar hamil, Nell?”

Nely menatapnya, napasnya bergeser—seolah masih meraba kenyataan itu sendiri. “Ah, iya … aku hampir lupa. Jadi bagaimana ini bisa positif? Kita kan berencana punya anak tahun depan.”

“Kalau kau hamil sekarang, anak kita juga akan lahir tahun depan. Bukankah aku sudah menepati janji?” Nic tersenyum canggung.

“Jadi kau sengaja?” Nely menuding, setengah bercanda setengah marah.

“Sengaja atau tidak—kelihatannya kau juga tidak bisa membedakannya, kan? Kau hanya tahu, ah, eh, ah, eh, Nic, stop! Ah—“ Lalu tiba-tiba dia menjerit kesakitan, “Ah—Nell! Ah—sakit!”

Cubitan Nely benar-benar keras; Nic meringis sambil memegangi pinggangnya.

“Jangan coba-coba mengulanginya, atau aku akan cubit sampai kulitmu mengelupas.”

Nic nyengir, memamerkan gigi ratanya. “Jadi, apa kau setuju? Sebenarnya aku sudah tidak sabar memiliki bayi kita. Kalau bisa tiga sekaligus juga tidak apa-apa. Akan jauh lebih baik dari Alex. Atau empat.”

“Berhenti memikirkan hal yang tidak-tidak, Nic! Tapi … ya, kau benar. Kita akan memiliki bayi tahun depan, dan aku … sangat bahagia.” Nelly merentangkan tangan, memeluk pinggang suaminya erat-erat.

“Terima kasih karena sudah mengandung calon anak kita. Mulai sekarang, biarkan aku yang merawat kalian berdua. Kau hanya boleh kuperiksa jika aku sendiri yang menanganinya.”

Nic mengusap lembut kepala Nelly, lalu mengecupnya ringan di kening.

Karena mereka sudah berjanji akan membawa anak-anak makan di luar, malam itu mereka pergi ke restoran pilihan Nic. Tidak jauh—hanya sekitar dua puluh menit dari rumah.

Nely yang sedang hamil tidak dibiarkan memilih; Nic sendiri yang menentukan menu untuknya. Sedangkan Damien dan Daisy, seperti biasa, hanya duduk diam menunggu tanpa banyak protes.

Tak lama kemudian, hidangan yang mereka pesan disajikan.

Di saat yang sama, dua wanita masuk dan menempati meja kosong di sebelah mereka. Salah satunya langsung menarik perhatian mereka, dan salah satu dari mereka memakai jaket hitam, topi, sampai masker, dan semua itu hampir menutup wajahnya hingga tidak terlihat.

“Celline?” Nelly dan Nic memanggil bersamaan.

Celline baru saja hendak duduk. Tatapannya sempat terkejut, tapi segera berubah saat pandangannya jatuh pada Damien.

“Hai, Celline …,” sapa Damien, mengira Celline hanya kaget melihatnya di tempat itu.

Namun Celline tidak segera menjawab. Matanya bergerak cepat ke arah wanita yang bersamanya—terlihat panik.

“Kalian … di sini? Ah, maaf. Sepertinya aku harus pergi dulu. Kalian nikmati saja makan malam kalian, ya. Aku—aku ada urusan sedikit.”

Tak ada yang sempat menahannya. Dalam sekejap, Celline sudah menarik wanita itu dan berjalan cepat keluar dari restoran.

Nely memandang bingung. “Nic, kenapa dengannya? Kenapa dia panik begitu?”

Nic tidak langsung menjawab. Tatapannya masih mengikuti punggung Celline yang menjauh.

“Nic ….” Damien memanggilnya lebih keras kali ini. Dia sepertinya mengenali wanita bertopi tadi, tapi dia tidak bisa memastikan karena tidak melihat wajahnya dengan jelas.

Namun sepertinya Nic mengetahui itu, tapi dia malah bengong.

“Ah, tidak ada apa-apa. Mungkin Celline memang sedang terburu-buru. Ayo makan. Bukankah kita ke sini untuk menikmati malam ini? Tidak perlu mencampuri urusan orang lain.”

Meski begitu, Nic tidak benar-benar melepas hal itu begitu saja.

Sambil semua orang sibuk dengan makanan masing-masing, dia merogoh ponselnya diam-diam dan mengetik pesan singkat.

“Aku perlu menemuimu.”

***

Episodes
1 Bab 1 Kesalahan Fatal
2 Bab 2 Bertingkah Aneh
3 Bab 3 Tidak Akan Mengganggu Kalian Lagi
4 Bab 4 Seseorang Mengirimnya
5 Bab 5 Mungkin Salah Mengira
6 Bab 6 Sesuatu yang Salah
7 Bab 7 Paket Teror
8 Bab 8 I'm The Queen
9 Bab 9 Terjebak Dengan Masa Lalu
10 Bab 10 Hanya Mengambil Langkah Mundur
11 Bab 11 Pindah ke Regalsen
12 Bab 12 Terlalu Memanjakannya
13 Bab 13 Hanya Semakin Tertekan
14 Bab 14 Tidak Akan Rela
15 Bab 15 Aborsi
16 Bab 16 Ayah Jahat dan Kejam
17 Bab 17 Itu Adalah Karma
18 Bab 18 Tidak Membiarkannya Menyerah
19 Bab 19 Melukai Hatinya
20 Bab 20 Jaga Dia Dengan Baik
21 Bab 21 Tidak Tertolong
22 Bab 22 Terlambat
23 Bab 23 Bangunlah, Ayah ...!
24 Bab 24 Tidak Ingin Menyakiti Hatinya
25 Bab 25 Bawa Aku ke Regalsen
26 Bab 26 Regalsen
27 Bab 27 Sangat Membingungkan
28 Bab 28 Mau Berkhianat Padaku, Ed?
29 Bab 29 Damien
30 Bab 30 Dia Belum Meninggal
31 Bab 31 Ayah Berbeda
32 Bab 32 Pria yang Malang
33 Bab 33 Tergoda Olehnya
34 Bab 34 Kembali dengan Sendirinya
35 Bab 35 Menjadikan Damien Miliknya
36 Bab 36 Andai Memilihnya
37 Bab 37 Anak Kita Masih Hidup
38 Bab 38 Dia di Sekitar Kita
39 Bab 39 Tidak Mungkin Orang yang Sama
40 Bab 40 Mendengarnya Dengan Jelas
41 Bab 41 Mulai Gelisah
42 Bab 42 Kau Harus Pulang, Damien
43 Bab 43 Damien ....
44 Bab 44 Mempermainkannya Terlalu Jauh
45 Bab 45 Kecewa Padamu
46 Bab 46 Sangat Membencinya
47 Bab 47 Pergilah ke Neraka
48 Bab 48 Tidak Memiliki Simpati
49 Bab 49 Selalu Melindunginya
50 Bab 50 Tidak Bisa Kehilangan
51 Bab 51 Hanya Sebatas Kontrak
52 Bab 52 Sang Pewaris
53 Bab 53 Terlalu Menyiksa
54 Bab 54 Sesuatu yang Salah
55 Bab 55 Kau Berkhianat!
56 Bab 56 Bisa Mengubah Apapun
57 Bab 57 Selamat Bersenang-senang
58 Bab 58 Mengabulkan Keinginannya
59 Bab 59 Pasti Akan Memuaskannya
60 Bab 60 Membuangnya ke Laut
61 Bab 61 Memiliki Nasib yang Sama
62 Bab 62 Membawa Tanggung Jawab yang Besar
63 Bab 63 Melihatnya Lagi
64 Bab 64 Sebagai Perusak Hubungan
65 Bab 65 Menghancurkannya Sampai Tak Tersisa
66 Bab 66 Membuat Hatinya Kecewa
67 Bab 67 Sedikit Kacau
68 Bab 68 Ini Sudah Cukup
69 Bab 69 Memandangnya Begitu Rendah
70 Bab 70 Ada Untuknya
71 Bab 71 Kejahatan Abadi
72 Bab 72 Melepaskannya
73 Bab 73 Memutus Semua Hubungan
74 Bab 74 Fantasinya
75 Bab 75 Eropa
76 Bab 76 Bukan Ilusi
77 Bab 77 Menamparnya Sampai Puas
78 Bab 78 Dia Sangat S3ksi
79 Bab 79 Terlalu Fatal
80 Bab 80 Bunuh Saja Aku
81 Bab 81 Bukankah Itu Rencananya?
82 Bab 82 Akui Kejahatanmu
83 Bab 83 Mari Membuat B4yi
84 Bab 84 Foto Tel4nj4ng
85 Bab 85 Rindu Damien
86 Bab 86 Hadiah dari Damien
87 Bab 87 Tidak Ingin Dia Menderita
88 Bab 88 Mendapatkan Kakak Laki-laki
89 Bab 89 Bukan Mimpi
90 Bab 90 Daisy, Adikku
91 Bab 91 Tuan Muda Kami, Damien Ace
92 Bab 92 Dia Berbahaya
93 Bab 93 Kotak Musik Merah Muda
94 Bab 94 Mengejar Kebenaran
95 Bab 95 Memenuhi Sebuah Undangan
96 Bab 96 Mengenal Ayah Dengan Baik
97 Bab 97 Hanya Masalah Anak-anak
98 Bab 98 Membalas Dendam Untuknya
99 Bab 99 Membawanya Kembali
100 Bab 100 Menginginkan Hal yang Sama
101 Bab 101 Ayah ....
102 Bab 102 Akan Sangat Memalukan
103 Bab 103 Begitu Buta dan Tuli
104 Bab 104 Dia Sangat M3sum
105 Bab 105 Dia, Edgar
106 Bab 106 Tato Bunga Kematian
107 Bab 107 Tertarik Dengan Kematian Damien
108 Bab 108 Mengejar Kematian Damien
109 Bab 109 Hanya Anak Sek4r4t
110 Bab 110 Tidak Akan Menarik
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 Kesalahan Fatal
2
Bab 2 Bertingkah Aneh
3
Bab 3 Tidak Akan Mengganggu Kalian Lagi
4
Bab 4 Seseorang Mengirimnya
5
Bab 5 Mungkin Salah Mengira
6
Bab 6 Sesuatu yang Salah
7
Bab 7 Paket Teror
8
Bab 8 I'm The Queen
9
Bab 9 Terjebak Dengan Masa Lalu
10
Bab 10 Hanya Mengambil Langkah Mundur
11
Bab 11 Pindah ke Regalsen
12
Bab 12 Terlalu Memanjakannya
13
Bab 13 Hanya Semakin Tertekan
14
Bab 14 Tidak Akan Rela
15
Bab 15 Aborsi
16
Bab 16 Ayah Jahat dan Kejam
17
Bab 17 Itu Adalah Karma
18
Bab 18 Tidak Membiarkannya Menyerah
19
Bab 19 Melukai Hatinya
20
Bab 20 Jaga Dia Dengan Baik
21
Bab 21 Tidak Tertolong
22
Bab 22 Terlambat
23
Bab 23 Bangunlah, Ayah ...!
24
Bab 24 Tidak Ingin Menyakiti Hatinya
25
Bab 25 Bawa Aku ke Regalsen
26
Bab 26 Regalsen
27
Bab 27 Sangat Membingungkan
28
Bab 28 Mau Berkhianat Padaku, Ed?
29
Bab 29 Damien
30
Bab 30 Dia Belum Meninggal
31
Bab 31 Ayah Berbeda
32
Bab 32 Pria yang Malang
33
Bab 33 Tergoda Olehnya
34
Bab 34 Kembali dengan Sendirinya
35
Bab 35 Menjadikan Damien Miliknya
36
Bab 36 Andai Memilihnya
37
Bab 37 Anak Kita Masih Hidup
38
Bab 38 Dia di Sekitar Kita
39
Bab 39 Tidak Mungkin Orang yang Sama
40
Bab 40 Mendengarnya Dengan Jelas
41
Bab 41 Mulai Gelisah
42
Bab 42 Kau Harus Pulang, Damien
43
Bab 43 Damien ....
44
Bab 44 Mempermainkannya Terlalu Jauh
45
Bab 45 Kecewa Padamu
46
Bab 46 Sangat Membencinya
47
Bab 47 Pergilah ke Neraka
48
Bab 48 Tidak Memiliki Simpati
49
Bab 49 Selalu Melindunginya
50
Bab 50 Tidak Bisa Kehilangan
51
Bab 51 Hanya Sebatas Kontrak
52
Bab 52 Sang Pewaris
53
Bab 53 Terlalu Menyiksa
54
Bab 54 Sesuatu yang Salah
55
Bab 55 Kau Berkhianat!
56
Bab 56 Bisa Mengubah Apapun
57
Bab 57 Selamat Bersenang-senang
58
Bab 58 Mengabulkan Keinginannya
59
Bab 59 Pasti Akan Memuaskannya
60
Bab 60 Membuangnya ke Laut
61
Bab 61 Memiliki Nasib yang Sama
62
Bab 62 Membawa Tanggung Jawab yang Besar
63
Bab 63 Melihatnya Lagi
64
Bab 64 Sebagai Perusak Hubungan
65
Bab 65 Menghancurkannya Sampai Tak Tersisa
66
Bab 66 Membuat Hatinya Kecewa
67
Bab 67 Sedikit Kacau
68
Bab 68 Ini Sudah Cukup
69
Bab 69 Memandangnya Begitu Rendah
70
Bab 70 Ada Untuknya
71
Bab 71 Kejahatan Abadi
72
Bab 72 Melepaskannya
73
Bab 73 Memutus Semua Hubungan
74
Bab 74 Fantasinya
75
Bab 75 Eropa
76
Bab 76 Bukan Ilusi
77
Bab 77 Menamparnya Sampai Puas
78
Bab 78 Dia Sangat S3ksi
79
Bab 79 Terlalu Fatal
80
Bab 80 Bunuh Saja Aku
81
Bab 81 Bukankah Itu Rencananya?
82
Bab 82 Akui Kejahatanmu
83
Bab 83 Mari Membuat B4yi
84
Bab 84 Foto Tel4nj4ng
85
Bab 85 Rindu Damien
86
Bab 86 Hadiah dari Damien
87
Bab 87 Tidak Ingin Dia Menderita
88
Bab 88 Mendapatkan Kakak Laki-laki
89
Bab 89 Bukan Mimpi
90
Bab 90 Daisy, Adikku
91
Bab 91 Tuan Muda Kami, Damien Ace
92
Bab 92 Dia Berbahaya
93
Bab 93 Kotak Musik Merah Muda
94
Bab 94 Mengejar Kebenaran
95
Bab 95 Memenuhi Sebuah Undangan
96
Bab 96 Mengenal Ayah Dengan Baik
97
Bab 97 Hanya Masalah Anak-anak
98
Bab 98 Membalas Dendam Untuknya
99
Bab 99 Membawanya Kembali
100
Bab 100 Menginginkan Hal yang Sama
101
Bab 101 Ayah ....
102
Bab 102 Akan Sangat Memalukan
103
Bab 103 Begitu Buta dan Tuli
104
Bab 104 Dia Sangat M3sum
105
Bab 105 Dia, Edgar
106
Bab 106 Tato Bunga Kematian
107
Bab 107 Tertarik Dengan Kematian Damien
108
Bab 108 Mengejar Kematian Damien
109
Bab 109 Hanya Anak Sek4r4t
110
Bab 110 Tidak Akan Menarik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!