Bab 3 Tidak Akan Mengganggu Kalian Lagi

Lost Night Bar.

Noah sudah ada di sini sejak sore sesuai atas kemauan Darren. Pria itu yang mengundangnya ke bar sore tadi, berkata kalau ada sesuatu yang ingin dia bicarakan.

Dia pikir itu mengenai apa, ternyata selama hampir setengah jam Darren hanya mengeluh mengenai Leana saja.

“Pantas dia tidak mau. Dia akan berpikir jika kau hanya mendekatinya karena kau yang tidak sabar kawin saja.” Noah menghentikan ucapan Darren dengan kesimpulan yang cepat.

“Ya memang. Maksudnya, ya, memang awalnya seperti itu, tapi semakin ke sini aku memang serius ingin mendapatkannya.” Darren menghembuskan napas lelah. “Aku sudah terang-terangan mendekatinya, memberikan dia bunga, mengajak dia makan malam, tapi dia tetap saja menolakku.”

“Sudah mengatakan kalau kau mencintainya?” Kedua alis Noah naik menatapnya.

“Itu … ayolah, apakah itu harus? Bukankah tanpa mengatakannya seharusnya dia sudah tahu itu?”

“Leana itu wanita, normal. Dia bukan cenayang yang bisa membaca pikiranmu. Pantas saja dia seperti menjaga jarak denganmu. Dia pasti berpikir kalau kau hanya ingin menikahinya saja tanpa mencintainya.”

“Jadi … aku harus mengatakan itu?”

Noah mendengus, “Menurutmu?”

“Bagaimana caranya?”

Noah menghela napas lagi, mengambil minumannya dan meneguknya sekali.

Jika saja Darren bukan temannya sejak lama, pasti dia sudah mendorong kepala pria ini ke tembok sekeras mungkin. Mungkin saja otaknya sudah bergeser.

Bagaimana ada seorang pria sebodoh ini dalam masalah percintaan? Bukankah para lelaki selalu memiliki insting sendiri dalam menghadapi wanita? Bahkan bagaimana cara mengatakan cinta saja harus dia pertanyakan.

“Katakan saja, ‘Leana, aku mencintamu’, apa yang susah?”

“Jika itu saja, kenapa aku harus bertanya padamu?”

“Lalu kenapa kau bertanya padaku?”

“Shit! Kau mempermainkanku? Kenapa kau pelit sekali? Kau sudah mendapatkan Eve dan Celline sekaligus, tapi kau bahkan tidak mau memberitahuku apa pun mengenai itu.” Darren mendengus kesal.

Tapi Noah menjawab dengan lebih datar, “Aku gagal dalam menjadi seorang pria di masa lalu. Apa kau mau mengikutiku juga?”

“Tapi kau sudah mendapatkan Celline lagi sekarang. Katakan padaku, bagaimana kalian bisa bersama lagi? Setidaknya ceritakan padaku sesuatu yang indah-indah.”

“Kau tahu, Darren? Aku benar-benar ingin membuka isi kepalamu sekarang. Apa hal sesederhana itu saja tidak bisa kau pikirkan sendiri? Apakah selama ini kau tidak pernah mendekati seorang wanita?”

“Pernah,” jawab Darren santai. “Aku pernah mendekati seorang wanita, tetapi dia justru menikah denganmu.”

Noah terdiam sesaat. Pikirannya perlahan bergulir kembali ke masa lalu.

Dulu, memang dia yang menikahi Eve—namun juga dia yang paling banyak menyakitinya. Akhirnya, pernikahan mereka berakhir dengan perceraian.

Sekarang, Eve telah menjalani kehidupan yang lebih baik bersama Alex, bahkan telah memiliki dua anak sekaligus. Hal itu luar biasa bagi Noah, dan ia menerima kenyataan tersebut dengan tulus.

Noah menggeleng pelan, mencoba mengembalikan fokus pembicaraan.

“Baiklah, lupakan hal itu. Kita sedang membahas Leana, bukan Eve. Jika Leana benar-benar tidak ingin kau dekati, maka satu-satunya cara hanyalah … beri dia alkohol.”

“Alkohol? Yang benar saja!” Mata Darren membulat, menatapnya tidak percaya.

“Sedikit alkohol dapat menimbulkan kekacauan,” sahut Noah dengan senyum tipis—seolah sedang menantang.

Darren masih mencerna ucapan itu, lalu wajahnya berubah kesal. “Brengsek! Tidak. Aku tidak akan melakukan hal semacam itu untuk mendapatkannya.”

“Bukankah itu cara yang lebih mudah?” balas Noah datar. “Satu malam yang keliru dapat mengubah segalanya. Jika dia hamil, dia tidak akan memiliki pilihan selain menikahimu.”

“Diam!” seru Darren, melempar kacang tepat ke arah wajah Noah. “Semakin banyak kau berbicara, semakin aku ingin menyumpal mulutmu.”

“Kau sendiri yang meminta saran, dan aku memberimu solusi yang paling cepat sekaligus menyenangkan,” balas Noah santai. “Lagipula, di zaman sekarang, mana ada pria yang masih bertanya bagaimana cara mendekati wanita? Remaja sekolah menengah pun sudah tahu lebih banyak darimu, dan kau masih saja berdiskusi dengan pria lain.”

“Teruskan saja meledekku! Aku akan memasukkan seluruh tagihan minumanmu ke dalam daftar pembayaran,” ancam Darren jengkel.

“Kau pikir aku peduli?” Noah menaikkan alisnya acuh tak acuh.

“Ck, kau ini benar-benar ….” Darren hendak melempar segenggam kacang lagi, namun Noah lebih dulu menahannya dengan satu gerakan tangan.

“Tunggu,” ucap Noah pelan, seraya mengambil ponselnya. Sebuah notifikasi baru muncul di layar—pesan dari Nic.

Ekspresi Noah perlahan berubah.

“Ada apa?” tanya Darren, menangkap perubahan itu.

“Nic ingin bertemu denganku,” jawab Noah singkat. “Nomor berapa ruang VIP ini?”

“Sepuluh. Kenapa? Sepertinya hal itu cukup serius,” sahut Darren, menatapnya penuh tanya.

“Aku juga ingin tahu tentang itu.”

Namun, satu jam setelah Nic mengirim pesan, pria itu tidak juga muncul. Noah dan Darren sudah mulai kehilangan kesabaran.

Lebih dari satu jam berlalu, barulah pintu ruangan mereka terbuka. Nic muncul di ambang pintu dengan ekspresi serius.

“Kau di sini juga, Darren?” tanyanya setelah duduk di sisi Noah, di atas sofa panjang.

“Tentu saja. Ini barku,” jawab Darren ringan.

Ah, Nic hampir melupakan hal itu.

“Apa aku perlu pergi?” lanjut Darren santai. “Tapi sebenarnya, aku juga tidak berniat melakukannya.” Ia malah bersandar lebih dalam, menyilangkan kaki, seolah menikmati posisinya.

Noah meliriknya kesal, kemudian menatap Nic dengan nada lebih serius. “Ada apa?”

Nic menautkan jemarinya di depan meja, suaranya tegas. “Apa kau tahu bahwa Celline kembali berhubungan dengan Laura?”

“Ya, aku tahu,” jawab Noah tenang.

Nic mengerutkan dahi. “Lalu mengapa kau membiarkannya? Apa kau sudah lupa apa yang dilakukan wanita gila itu di masa lalu?” Suaranya meninggi, dipenuhi emosi yang tertahan.

“Tunggu sebentar,” sela Darren, memandang mereka bergantian. “Laura … siapa Laura itu?”

Ia tampak berusaha mengingat. Nama itu terdengar tidak asing, namun ingatannya terasa kabur.

“Laura Owen,” jawab Noah datar. “Adik William. Kau tidak mungkin melupakan nama itu, bukan?”

Nama itu membuat Darren seketika terdiam.

William. Bagaimana mungkin ia melupakan nama tersebut?

Dialah yang dulu membebaskan William dari penjara, lalu mengirim pria itu untuk membunuh ibu kandung Alex.

Setelah misi itu berhasil, Alex mengejar William dan menghabisinya di pelabuhan, tepat sebelum pria itu sempat melarikan diri.

Ah, ya—ia mengingat semuanya sekarang. Ia mengingat Laura, dan juga dirinya sendiri … seorang pria b4jingan yang penuh dosa di masa lalu.

Laura, yang pernah menjadi svbmissive Alex, begitu terikat dan bergantung padanya hingga akhirnya kehilangan kewarasan.

Dan karena itu, Darren-lah yang memberi William kesempatan membalas dendam atas adiknya, membuka rantai permusuhan yang mengerikan di antara mereka.

Darren memejamkan mata sesaat. Tatapannya menajam, namun di baliknya, perasaan bersalah sebesar gunung kembali menghantam dadanya.

Meski kini hubungannya dengan Alex dan Eve telah membaik, rasa bersalah dari masa lalu itu tetap menghantuinya—tak pernah benar-benar hilang, hanya mengendap di tempat yang paling gelap dari hatinya.

“Jika kau masih mengingat apa yang pernah dilakukan Laura—hampir membakar Eve hidup-hidup—kenapa kau membiarkan Celline menemuinya?” Nada suara Nic terdengar tajam, menuntut jawaban yang masuk akal dari Noah.

Laura. Ya, bagaimana mungkin Noah bisa melupakan kejadian itu? Wanita itu sudah mengguyur tubuh Eve dengan bensin. Jika waktu sedikit lebih lambat, Eve mungkin sudah mati terbakar.

Noah menarik napas panjang sebelum menjawab pelan, “Nic, aku tidak sampai hati saat melihat dia memohon. Aku pikir ... dia hanya benar-benar ingin tahu tentang keponakannya—Eldy. Siang tadi dia datang ke rumah. Kau tahu, ibuku menggantung banyak foto Eldy di ruang tamu—sejak dia bayi sampai dia besar. Laura menangis, Nic. Dia bilang dia merindukan kakaknya, dan melihat wajah kakaknya di wajah Eldy.”

Noah menunduk sejenak, suaranya melembut. “Sebenarnya aku ingin mengatakan kalau Eldy sudah meninggal. Tapi dia tidak berhenti menangis. Celline juga tidak tega. Jadi kami memutuskan untuk memberitahu semuanya pelan-pelan setelah dia tenang. Celline membawanya makan malam tadi, dan berencana mengatakan yang sebenarnya. Lalu—”

“Lalu kami bertemu dengannya di restoran.” Nic memotong cepat. “Kau sadar apa artinya itu, Noah? Bagaimana kalau dia tahu bahwa jantung Eldy ada di tubuh Damien?”

“Nic, aku sudah memperhitungkannya,” jawab Noah segera. “Aku dan Celline sepakat untuk tidak membicarakan bagian itu pada Laura.”

“Kau yakin Celline bisa menjaga rahasia sebesar itu?” Suara Darren memotong di antara mereka, berat dan dingin.

Darren sebenarnya sudah berusaha melupakan masa lalu—terutama kejadian saat Celline hampir membuatnya meregang nyawa. Tapi kenangan itu tetap menempel, seperti luka yang belum benar-benar sembuh.

Bagaimana kalau semuanya terulang lagi?

Noah mengangkat wajahnya, memandang mereka dengan serius. “Aku mengenal Celline lebih baik dari kalian semua,” katanya tegas. “Ya, aku tahu masa lalu kami dan bagaimana keterlibatannya dulu. Aku juga bukan orang baik, tapi aku percaya dia sudah berubah. Celline hanya bersimpati pada Laura. Katanya, melihat Laura menangis mengingatkannya pada dirinya sendiri. Kami tidak bisa sepenuhnya melarang Laura, tapi kami masih bisa mengatur agar dia tidak tahu terlalu jauh.”

Nic menghela napas panjang, tapi keraguan tetap menggantung di matanya.

Laura bukan wanita yang mudah ditebak. Dia telah menyaksikan Alex membunuh William dengan matanya sendiri. Mustahil dia tidak menyimpan dendam pada Alex dan Eve.

Dan Laura pernah terobsesi ingin melenyapkan Eve dari muka bumi.

Jika sekarang Laura tahu Eldy telah tiada—dan jantung keponakannya berdenyut di tubuh Damien—siapa yang bisa menjamin apa yang akan dia lakukan?

Tiba-tiba Nic seperti teringat sesuatu. Tatapannya menajam, berpindah dari Noah ke Darren.

“Tunggu—bagaimana Laura bisa bebas dari penjara? Bukankah terakhir kali Alex sendiri yang mengirimnya ke sana?”

“Itu katanya karena saudaranya,” jawab Noah pelan. “Laura bilang dia bebas bersyarat.”

Nada suaranya terdengar berat, seperti ia sendiri tidak sepenuhnya yakin dengan kata-katanya.

Nic menggeleng pelan, wajahnya mengeras. “Laura bisa melakukan apa pun untuk mencapai tujuannya. Aku tidak bisa membiarkan ini begitu saja tanpa memberi tahu Alex. Jika Alex memutuskan untuk bertindak dan memaksa Laura pergi dari kota ini, aku harap Celline tidak mencoba menghentikannya. Sekalipun Laura tampak sudah sembuh, keberadaannya tetap berbahaya—apalagi jika dia tahu tentang transplantasi jantung Damien.”

Noah mengangguk mantap. “Aku mengerti. Aku tahu Celline hanya berusaha menjelaskan tentang kematian Eldy. Dia tidak bermaksud menahan Laura di sini, apalagi membongkar masalah itu.”

Nic menatapnya sebentar, lalu menghela napas. “Baiklah. Aku harap kau benar.”

Setelah memastikan jawabannya, Nic berbalik dan meninggalkan tempat itu.

Begitu pintu tertutup, Darren menatap Noah dalam diam sebelum berkata pelan, “Nic tidak salah. Kita tidak bisa membiarkan Laura tetap di sini. Sekalipun dia terlihat tenang, dia masih punya alasan kuat untuk melakukan hal-hal gila lagi. Mungkin memang lebih baik kalau dia jauh dari Damien.”

Noah menatap kosong ke arah meja di hadapannya, lalu mengangguk perlahan. “Aku tahu, Darren. Kau lupa, aku yang merawat Damien dan Daisy sejak mereka bayi. Mereka sudah seperti anakku sendiri. Tidak akan kubiarkan siapa pun—termasuk Laura—mengancam mereka.”

Ia meraih gelas di depannya, meneguk habis isinya dalam satu gerakan. “Aku harus pulang. Aku ingin memastikan semuanya baik-baik saja.”

Begitu keluar dari tempat itu, pikirannya tak bisa tenang. Nama Laura terus berputar di kepalanya.

Saat memasuki jalan menuju rumahnya, ia menambah kecepatan. Rasa cemas membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

Sesampainya di halaman rumah, langkahnya langsung melambat. Dari arah pintu, seseorang keluar—Laura.

Wajah wanita itu sembab, matanya bengkak seperti seseorang yang sudah menangis berhari-hari.

Tatapan mereka bertemu, dan untuk sesaat, Noah merasa ada sesuatu yang salah.

Ada dua kilatan aneh di mata wanita itu—seperti bara kecil yang sedang berusaha padam, tapi nyalanya justru semakin kuat.

Namun dalam sekejap, Laura tersenyum lembut dan membungkuk. “Terima kasih sudah merawat Eldy dengan baik selama ini,” katanya lirih. “Aku sudah mendengar semuanya … dan aku tidak akan mengganggu kalian lagi. Aku akan pergi dari sini.”

***

Episodes
1 Bab 1 Kesalahan Fatal
2 Bab 2 Bertingkah Aneh
3 Bab 3 Tidak Akan Mengganggu Kalian Lagi
4 Bab 4 Seseorang Mengirimnya
5 Bab 5 Mungkin Salah Mengira
6 Bab 6 Sesuatu yang Salah
7 Bab 7 Paket Teror
8 Bab 8 I'm The Queen
9 Bab 9 Terjebak Dengan Masa Lalu
10 Bab 10 Hanya Mengambil Langkah Mundur
11 Bab 11 Pindah ke Regalsen
12 Bab 12 Terlalu Memanjakannya
13 Bab 13 Hanya Semakin Tertekan
14 Bab 14 Tidak Akan Rela
15 Bab 15 Aborsi
16 Bab 16 Ayah Jahat dan Kejam
17 Bab 17 Itu Adalah Karma
18 Bab 18 Tidak Membiarkannya Menyerah
19 Bab 19 Melukai Hatinya
20 Bab 20 Jaga Dia Dengan Baik
21 Bab 21 Tidak Tertolong
22 Bab 22 Terlambat
23 Bab 23 Bangunlah, Ayah ...!
24 Bab 24 Tidak Ingin Menyakiti Hatinya
25 Bab 25 Bawa Aku ke Regalsen
26 Bab 26 Regalsen
27 Bab 27 Sangat Membingungkan
28 Bab 28 Mau Berkhianat Padaku, Ed?
29 Bab 29 Damien
30 Bab 30 Dia Belum Meninggal
31 Bab 31 Ayah Berbeda
32 Bab 32 Pria yang Malang
33 Bab 33 Tergoda Olehnya
34 Bab 34 Kembali dengan Sendirinya
35 Bab 35 Menjadikan Damien Miliknya
36 Bab 36 Andai Memilihnya
37 Bab 37 Anak Kita Masih Hidup
38 Bab 38 Dia di Sekitar Kita
39 Bab 39 Tidak Mungkin Orang yang Sama
40 Bab 40 Mendengarnya Dengan Jelas
41 Bab 41 Mulai Gelisah
42 Bab 42 Kau Harus Pulang, Damien
43 Bab 43 Damien ....
44 Bab 44 Mempermainkannya Terlalu Jauh
45 Bab 45 Kecewa Padamu
46 Bab 46 Sangat Membencinya
47 Bab 47 Pergilah ke Neraka
48 Bab 48 Tidak Memiliki Simpati
49 Bab 49 Selalu Melindunginya
50 Bab 50 Tidak Bisa Kehilangan
51 Bab 51 Hanya Sebatas Kontrak
52 Bab 52 Sang Pewaris
53 Bab 53 Terlalu Menyiksa
54 Bab 54 Sesuatu yang Salah
55 Bab 55 Kau Berkhianat!
56 Bab 56 Bisa Mengubah Apapun
57 Bab 57 Selamat Bersenang-senang
58 Bab 58 Mengabulkan Keinginannya
59 Bab 59 Pasti Akan Memuaskannya
60 Bab 60 Membuangnya ke Laut
61 Bab 61 Memiliki Nasib yang Sama
62 Bab 62 Membawa Tanggung Jawab yang Besar
63 Bab 63 Melihatnya Lagi
64 Bab 64 Sebagai Perusak Hubungan
65 Bab 65 Menghancurkannya Sampai Tak Tersisa
66 Bab 66 Membuat Hatinya Kecewa
67 Bab 67 Sedikit Kacau
68 Bab 68 Ini Sudah Cukup
69 Bab 69 Memandangnya Begitu Rendah
70 Bab 70 Ada Untuknya
71 Bab 71 Kejahatan Abadi
72 Bab 72 Melepaskannya
73 Bab 73 Memutus Semua Hubungan
74 Bab 74 Fantasinya
75 Bab 75 Eropa
76 Bab 76 Bukan Ilusi
77 Bab 77 Menamparnya Sampai Puas
78 Bab 78 Dia Sangat S3ksi
79 Bab 79 Terlalu Fatal
80 Bab 80 Bunuh Saja Aku
81 Bab 81 Bukankah Itu Rencananya?
82 Bab 82 Akui Kejahatanmu
83 Bab 83 Mari Membuat B4yi
84 Bab 84 Foto Tel4nj4ng
85 Bab 85 Rindu Damien
86 Bab 86 Hadiah dari Damien
87 Bab 87 Tidak Ingin Dia Menderita
88 Bab 88 Mendapatkan Kakak Laki-laki
89 Bab 89 Bukan Mimpi
90 Bab 90 Daisy, Adikku
91 Bab 91 Tuan Muda Kami, Damien Ace
92 Bab 92 Dia Berbahaya
93 Bab 93 Kotak Musik Merah Muda
94 Bab 94 Mengejar Kebenaran
95 Bab 95 Memenuhi Sebuah Undangan
96 Bab 96 Mengenal Ayah Dengan Baik
97 Bab 97 Hanya Masalah Anak-anak
98 Bab 98 Membalas Dendam Untuknya
99 Bab 99 Membawanya Kembali
100 Bab 100 Menginginkan Hal yang Sama
101 Bab 101 Ayah ....
102 Bab 102 Akan Sangat Memalukan
103 Bab 103 Begitu Buta dan Tuli
104 Bab 104 Dia Sangat M3sum
105 Bab 105 Dia, Edgar
106 Bab 106 Tato Bunga Kematian
107 Bab 107 Tertarik Dengan Kematian Damien
108 Bab 108 Mengejar Kematian Damien
109 Bab 109 Hanya Anak Sek4r4t
110 Bab 110 Tidak Akan Menarik
111 Bab 111 Sebuah Tanggung Jawab
112 Bab 112 Aku Menunggumu Pulang, Damien
113 Bab 113 Mempertaruhkan Nyawa Untuknya
114 Bab 114 Damien, Iblis Kecil
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Bab 1 Kesalahan Fatal
2
Bab 2 Bertingkah Aneh
3
Bab 3 Tidak Akan Mengganggu Kalian Lagi
4
Bab 4 Seseorang Mengirimnya
5
Bab 5 Mungkin Salah Mengira
6
Bab 6 Sesuatu yang Salah
7
Bab 7 Paket Teror
8
Bab 8 I'm The Queen
9
Bab 9 Terjebak Dengan Masa Lalu
10
Bab 10 Hanya Mengambil Langkah Mundur
11
Bab 11 Pindah ke Regalsen
12
Bab 12 Terlalu Memanjakannya
13
Bab 13 Hanya Semakin Tertekan
14
Bab 14 Tidak Akan Rela
15
Bab 15 Aborsi
16
Bab 16 Ayah Jahat dan Kejam
17
Bab 17 Itu Adalah Karma
18
Bab 18 Tidak Membiarkannya Menyerah
19
Bab 19 Melukai Hatinya
20
Bab 20 Jaga Dia Dengan Baik
21
Bab 21 Tidak Tertolong
22
Bab 22 Terlambat
23
Bab 23 Bangunlah, Ayah ...!
24
Bab 24 Tidak Ingin Menyakiti Hatinya
25
Bab 25 Bawa Aku ke Regalsen
26
Bab 26 Regalsen
27
Bab 27 Sangat Membingungkan
28
Bab 28 Mau Berkhianat Padaku, Ed?
29
Bab 29 Damien
30
Bab 30 Dia Belum Meninggal
31
Bab 31 Ayah Berbeda
32
Bab 32 Pria yang Malang
33
Bab 33 Tergoda Olehnya
34
Bab 34 Kembali dengan Sendirinya
35
Bab 35 Menjadikan Damien Miliknya
36
Bab 36 Andai Memilihnya
37
Bab 37 Anak Kita Masih Hidup
38
Bab 38 Dia di Sekitar Kita
39
Bab 39 Tidak Mungkin Orang yang Sama
40
Bab 40 Mendengarnya Dengan Jelas
41
Bab 41 Mulai Gelisah
42
Bab 42 Kau Harus Pulang, Damien
43
Bab 43 Damien ....
44
Bab 44 Mempermainkannya Terlalu Jauh
45
Bab 45 Kecewa Padamu
46
Bab 46 Sangat Membencinya
47
Bab 47 Pergilah ke Neraka
48
Bab 48 Tidak Memiliki Simpati
49
Bab 49 Selalu Melindunginya
50
Bab 50 Tidak Bisa Kehilangan
51
Bab 51 Hanya Sebatas Kontrak
52
Bab 52 Sang Pewaris
53
Bab 53 Terlalu Menyiksa
54
Bab 54 Sesuatu yang Salah
55
Bab 55 Kau Berkhianat!
56
Bab 56 Bisa Mengubah Apapun
57
Bab 57 Selamat Bersenang-senang
58
Bab 58 Mengabulkan Keinginannya
59
Bab 59 Pasti Akan Memuaskannya
60
Bab 60 Membuangnya ke Laut
61
Bab 61 Memiliki Nasib yang Sama
62
Bab 62 Membawa Tanggung Jawab yang Besar
63
Bab 63 Melihatnya Lagi
64
Bab 64 Sebagai Perusak Hubungan
65
Bab 65 Menghancurkannya Sampai Tak Tersisa
66
Bab 66 Membuat Hatinya Kecewa
67
Bab 67 Sedikit Kacau
68
Bab 68 Ini Sudah Cukup
69
Bab 69 Memandangnya Begitu Rendah
70
Bab 70 Ada Untuknya
71
Bab 71 Kejahatan Abadi
72
Bab 72 Melepaskannya
73
Bab 73 Memutus Semua Hubungan
74
Bab 74 Fantasinya
75
Bab 75 Eropa
76
Bab 76 Bukan Ilusi
77
Bab 77 Menamparnya Sampai Puas
78
Bab 78 Dia Sangat S3ksi
79
Bab 79 Terlalu Fatal
80
Bab 80 Bunuh Saja Aku
81
Bab 81 Bukankah Itu Rencananya?
82
Bab 82 Akui Kejahatanmu
83
Bab 83 Mari Membuat B4yi
84
Bab 84 Foto Tel4nj4ng
85
Bab 85 Rindu Damien
86
Bab 86 Hadiah dari Damien
87
Bab 87 Tidak Ingin Dia Menderita
88
Bab 88 Mendapatkan Kakak Laki-laki
89
Bab 89 Bukan Mimpi
90
Bab 90 Daisy, Adikku
91
Bab 91 Tuan Muda Kami, Damien Ace
92
Bab 92 Dia Berbahaya
93
Bab 93 Kotak Musik Merah Muda
94
Bab 94 Mengejar Kebenaran
95
Bab 95 Memenuhi Sebuah Undangan
96
Bab 96 Mengenal Ayah Dengan Baik
97
Bab 97 Hanya Masalah Anak-anak
98
Bab 98 Membalas Dendam Untuknya
99
Bab 99 Membawanya Kembali
100
Bab 100 Menginginkan Hal yang Sama
101
Bab 101 Ayah ....
102
Bab 102 Akan Sangat Memalukan
103
Bab 103 Begitu Buta dan Tuli
104
Bab 104 Dia Sangat M3sum
105
Bab 105 Dia, Edgar
106
Bab 106 Tato Bunga Kematian
107
Bab 107 Tertarik Dengan Kematian Damien
108
Bab 108 Mengejar Kematian Damien
109
Bab 109 Hanya Anak Sek4r4t
110
Bab 110 Tidak Akan Menarik
111
Bab 111 Sebuah Tanggung Jawab
112
Bab 112 Aku Menunggumu Pulang, Damien
113
Bab 113 Mempertaruhkan Nyawa Untuknya
114
Bab 114 Damien, Iblis Kecil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!