"Apa perlu kita memberitahu Om Ferdinand?" tanya Sagara
"Aku rasa itu harus, tapi bagaimana kalau om Ferdinand justru malah menolak dan juga menganggap kita ikut campur urusan dia" jawab Safira cemas
"Setidaknya kita sudah beritahu dia dan kita juga akan coba membujuknya" ucap Sagara
"Dia sudah mulai beraksi Yang, dia menyerupai Tante Sari bahkan om Ferdinand sudah tertipu olehnya" ungkap Safira yang mendapat penglihatan keadaan Ferdinand sekarang.
"Besok kami masih harus ambil foto dengan om Ferdinand mom, dad, mungkin kami bisa bantu mengusir jin itu" ucap Gafi
"Iya, tadi lupa minta foto bareng agar tugasnya benar benar bisa di nilai guru biologi kami" jawab Aurora
"Baiklah, Khalid kamu ikut supaya bisa mencari dimana jin itu" jawab Sagara
"Kalian harus hati hati, dan banyak banyak baca ayat suci Al Qur'an dalam hati kalian" ucap Safira serius
"Insya Allah mom" jawab ketiga saudara itu
"Kami belum bisa ya mom, dad?" Tanya Altair tersenyum manis
"Altair, diantara kami, kamulah yang bisa lihat sosok itu dengan begitu jelas bahkan sosok aslinya, mungkin untuk saat ini kamu masih harus mengasah kemampuan kamu itu sayang, di bantu Tante Kalingga dan juga Opa Adrian" jawab Safira
"Altair sering takut mom, kalau lihat wujud asli dari jin jin itu, apalagi di sekolah juga banyak" adu Altair
"Kan ada aku, aku akan jaga kamu dari jin yang sering ganggu kita, mereka nggak akan berani dekati kita kalau kita selalu ingat Allah SWT dan juga tak lupa bertasbih PadaNYA" ucap Andromeda merangkul adik kembarnya
"Kalian harus saling melindungi, karena keluarga kita ini sedikit unik dengan kemampuan yang juga jarang dimiliki orang biasa" ucap Sagara mengusap kepala anak anaknya
"Iya dad" jawab semuanya
"Sekarang tidurlah, besok kalian pasti akan sibuk" ucap Safira
"Ayo Abang temani kalian sampai tidur" ajak Khalid meraih tangan Andromeda dan Altair
"Mau Sama kak Ola saja" jawab keduanya yang memang lebih nempel pada Aurora yang biasa di panggil Ola oleh orang orang terdekatnya., mungkin karena dia adalah kakak perempuan satu satunya di keluarga itu
"Ayo kak Ola temani" ajak Aurora
"Tak terasa Fira, sudah sepuluh tahun kita membesarkan Andromeda dan Altair, selama itu pula anak anak itu terus mendapatkan gangguan gaib mulai dari yang biasa sampai yang membahayakan mereka" ungkap Sagara menatap punggung anak anaknya yang sudah menaiki tangga menuju kamar mereka.
"Iya Yang, aku bahkan masih saja sering cemas melepas mereka sendirilah ke sekolah" jawab Safira
"Kita bisa saja menghilangkan bakat mereka itu, tapi om Adrian bilang, Altair dan Andromeda juga mungkin bisa membantu banyak orang dengan bakat mereka" ucap Sagara
"Selama mereka hanya memegang teguh iman mereka, dan tidak terpengaruh dengan bisikan bisikan yang sering mengganggu mereka, maka semuanya akan aman, in sya Allah Yang" ungkap Safira
********
Di rumah Ferdinand.
"Kamu bisa tidur disini sekarang, apa kamu mau aku menelpon keluargamu?" Tanya Ferdinand
"Tidak perlu, aku ingin bersembunyi disini saja bersama kak dinand" jawab sosok itu menggenggam tangan Ferdinand
"Tangan kamu dingin, apa kamu sudah makan? Aku akan siapkan makanan untukmu" ucap Ferdinand perhatian
"Tidak perlu, aku hanya ingin bersamamu saja" jawab sosok itu
"Aku akan biarkan kamu istirahat disini, aku keluar ya, aku akan simpan air minum disini untuk jaga jaga kalau kamu haus" ucap Ferdinand merasa gugup
"Tidak, aku takut, Sari takut sendirian" rengek sosok itu memelas
"Tapi.. aku juga tidak bisa disini Sari, kita bukan Suami istri" ucap Ferdinand
"Baiklah kak dinand bisa pergi, Sari tidak apa apa sendirian" jawab sosok itu menunduk
"Aku akan ada di luar, kalau perlu apa apa kamu bisa panggil bi Maya" ucap Ferdinand
Dia keluar tapi badannya terus berbalik untuk mengecek sosok yang terlihat sangat mirip dengan Sari, hanya saja dia tidak berhijab karena Ferdinand pikir, Sari mungkin melepas hijabnya karena punya masalah dengan Adrian.
"Apa aku telepon Adrian saja ya" gumam Ferdinand merasa bimbang
"Tapi kalau aku telepon dia, nanti Sari malah marah dan tidak mau lagi bertemu denganku"
"Nggak, mungkin Sari Memang butuh waktu untuk sendiri dan jauh dari Adrian" gumamnya lagi pergi menuju kamarnya
Sampai di kamar, Ferdinand terus merasa gelisah, bahkan saat mandi pun dia terus memikirkan sosok Sari dan khawatir padanya
Dia tidak memikirkan bagaimana sosok itu bisa ada di dalam gudang, Karena pikirannya sudah mulai di kendalikan jin itu.
Ceklek.
Ferdinand kembali mengecek ke dalam kamar tamu dan dia tidak menemukan siapapun
"Apa Sari sedang mandi?" Gumamnya memeriksa pintu kamar mandi dan mendengarkan dari luar
Ceklek.
Pintu kamar mandi di buka dan keluarlah sosok jin itu dengan badan yang hanya berbalut handuk saja di hadapan Ferdinand
"Ss..sar.. Sari, maaf aku tidak bermaksud, aku hanya ingin memeriksa saja takutnya kamu pergi tanpa pamit" ungkap Ferdinand gugup dan berbaik membelakangi Sari
"Kak dinand tidak perlu minta maaf, Sari sekarang memang sudah tidak menarik lagi ko, itu sebabnya suami Sari selingkuh" ucap sosok itu menunduk
"Adrian selingkuh?" Tanya Ferdinand tapi tidak ada jawaban dari sosok itu
Dengan ragu dia berbalik dan melihat Sari yang sedang menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya
"Dia lebih memilih yang muda karena Sari sudah terlalu tua untuknya" ungkapnya
"Dia bodoh Sari, kamu bahkan masih sangat cantik seperti dulu" ucap Ferdinand menghibur
"Tidak perlu menghibur Sari kak, Sari sadar diri ko, hanya perempuan bodoh dan bahkan tidak sekolah tinggi" ucap sosok itu memilih untuk duduk di ranjang meski dengan tubuh yang masih berbalut handuk.
"Pakai pakaiannya dulu Sari, nanti kita bicara lagi" ucap Ferdinand
"Tidak mau, kak dinand keluar saja biarkan Sari sendirian" jawab Sosok itu yang justru malah masuk ke dalam selimutnya.
"Sari nanti kamu masuk angin" bujuk Ferdinand
"Aku tidak bawa baju, apa kak dinand lupa, bajuku kotor di kamar mandi" jawab sosok itu dari dalam selimut
"Ya ampun kenapa aku bisa lupa, tunggu akan aku bawakan pakaian Kanaya" ucap Ferdinand
"Aduh" pekik sosok itu saat Ferdinand hendak membuka gagang pintu
"Kamu kenapa?" Tanya Ferdinand khawatir menghampiri Sari
"Perutku sakit kak" jawab sosok itu
"Biar aku periksa, coba buka sedikit selimutnya" ucap Ferdinand
Sosok itu meraih tangan Ferdinand dan memasukkan ke dalam selimut
"Disini" jawab sosok itu masih memegang tangan Ferdinand
"Ini dingin, mungkin karena kamu belum makan, aku buatkan makan ya" bujuk Ferdinand
"Aku juga sakit disini" ucap sosok itu mengarahkan tangan Ferdinand ke dadanya
"Sari... Jangan begini" ucap Ferdinand menarik tangannya tapi sosok itu menahan tangannya dengan cukup kuat
"Rasakan kak, mungkin akan hangat jika di sentuh" bisik sosok itu terbangun sambil memeluk Ferdinand dengan menyingkirkan selimutnya, memperlihatkan semua lekuk tubuhnya yang tanpa sehelai benangpun si depan Ferdinand.
"Hangatkan aku kak" bisik sosok itu dan Ferdinand mulai terbuai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Ayudya
Ferdinand kuat kan iman kmu
2025-10-17
0