POSTUR YANG GAGAH

Eric dan Jade tiba di sebuah markas. Jade bahkan tak terkejut dengan tempat itu. Dia sudah tahu tentang pekerjaan suaminya, tetapi tak bisa menghentikannya.

"Cepat masuk! Kenapa kau malah berdiri diam di sini!?" sentak Eric, sambil menarik pergelangan tangan Jade.

"Jangan tarik-tarik!" Jade menatapnya tajam. "Aku bisa jalan sendiri!"

Eric berdecak pelan, lalu menghempaskan tangan Jade. "Jangan lama! Bos tidak suka menunggu terlalu lama."

"Siapa suruh dia menunggu?" balas Jade acuh tak acuh.

"Kau!" Eric menunjuk wajah Jade. Namun, dia segera menurunkan tangannya saat beberapa anak buah Adriano menoleh ke arahnya. "Jangan bicara sembarangan dan membuatku kehilangan pekerjaan, Jade. Jika kau berulah, jangan salahkan aku melakukan sesuatu pada makam Anastasia!"

Jade menarik nafas panjang, lalu menghela dengan kasar. "Kau berani mengancam seperti itu!? Dia putrimu juga!"

Eric mendengus pelan. "Makanya, jangan berulah, dan turuti semua perintahku, Jade!"

Jade lagi-lagi hanya bisa menghela nafasnya. Dengan terpaksa, dia mengikuti Eric menuju ruang kerja Bos pria itu.

Setibanya di depan ruangan pribadi Adriano, Eric mengetuk pintu pelan, hingga terdengar suara Adriano yang mengatakan padanya untuk segera masuk.

Namun, sebelum melangkah masuk, Eric menatap tajam Jade. "Ingat, jangan membuatku malu! Jangan mengatakan hal yang tidak masuk akal di sini!"

Jade tak menanggapi, tatapannya tajam ke arah pintu.

Eric berdecak pelan. Dia lalu menjambak rambut Jade. "Kau dengar aku atau tidak!?"

"Aku dengar," jawab Jade dengan suara yang kasar. "Cepat masuk, dan selesaikan semu ini!"

Eric lalu melepaskan jambakannya, kemudian membuka pintu ruangan itu, dan melangkah masuk ke dalam.

"Tuan, aku sudah membawa istriku kemari," kata Eric.

Adriano menatap ke arah Jade. Pria itu memperhatikan dari atas kepala hingga ujung kaki.

"Bagus," ucap Adriano pelan. "Nyonya, kau tidak keberatan menjadi ibu susu untuk bayiku, bukan?"

Jade diam. Hal itu membuat Eric langsung menoleh tajam ke arahnya. Wanita itu akhirnya mengangguk kaku, dan berkata, "Ya, aku tidak keberatan, Tuan. Aku bersedia menjadi ibu susu untuk bayimu."

Adriano mengangguk. Dia berdiri dan berkata, "Kau mulai bekerja sekarang. Ikut aku."

"Baik, Tuan," jawab Jade cepat.

Adriano tak menanggapinya. Pria itu menoleh ke arah Eric. "Aku akan segera mengirimkan uangnya padamu."

Eric tersenyum lebar. "Terima kasih, Tuan."

'Uang? Kenapa harus dikirimkan kepada Eric? Laki-laki jahat itu pasti tak akan memberikan uang tersebut padaku!' ucap Jade dalam hatinya.

Eric mendekati Jade, pria itu langsung berkata dengan lembut dan manis. "Jade Sayang, kau tidak perlu khawatir, uang yang didapatkan ini, akan aku belikan perhiasan untukmu. Kau hanya perlu menyusui bayinya Tuan Adriano." Dia mengusap pelan pipi Jade.

Adriano yang melihat hal itu, sedikit tak percaya bahwa Eric bisa bersikap lembut. Apalagi melihat tatapan mata Jade yang sepertinya memiliki dendam dan kebencian yang dalam.

"Kita ke mansionku sekarang," kata Adriano.

Adriano melangkah keluar, diikuti oleh Jade dan Eric. Namun, saat mereka berdua sedikit jauh di belakang Adriano, Eric kembali memperingatkan Jade dengan kata-kata yang tajam. "Ingat, jika kau berbuat kesalahan—"

"Aku tahu, bajingan!" potong Jade dengan wajah yang muak. "Kau tak perlu terus mengancam! Aku tahu apa yang harus aku lakukan!!"

"Bagus jika kau tahu, jangan membuatku terus mengulang!" sahut Eric dengan suara yang tajam.

Mereka tiba di luar. Di depan sana, sebuah mobil hitam sudah menunggu. Di dalamnya, Adriano duduk di bagian penumpang.

"Silahkan, Nyonya." Sopir tersebut membukakan pintu mobil untuk Adriano.

Jade hanya mengangguk. Tanpa menoleh ke arah Eric, dia langsung masuk ke dalam mobil itu.

Sopir menutup pintu dengan pelan, dan bergegas menuju kursi kemudi. Mobil mulai berjalan, Eric melambai sambil tersenyum lebar.

"Uang yang banyak setiap bulannya," gumam Eric terkekeh. "Gadis-gadis seksi rumah bordir, aku akan menyewa jasa kalian malam ini." Pria itu merogoh saku, mengeluarkan ponsel dan memeriksa saldo di rekeningnya. "Tuan Adriano memang Bos terbaik. Meskipun kejam, tidak pernah telat saat membayar kami."

**

Mansion keluarga Lucchese..

Mobil berhenti di depan mansion. Sopir segera membukakan pintu mobil. Jade turun dari mobil. Pandangannya menyapu ke segala arah, antara takjub, dan takut dengan tempat semewah itu.

"Masuk." Suara bariton Adriano membuatnya refleks menelan ludah kasar.

Jade mengangguk, gegas dia mengikuti Adriano masuk ke dalam mansion itu. Beberapa pelayan membungkuk saat pria itu lewat, dan ketika Jade yang lewat, semua pelayan itu saling memandang dengan wajah penuh heran.

"Ikut aku ke kamar putraku," pinta Adriano tanpa menatap Jade.

"Baik, Tuan," sahut Jade.

Mereka memasuki lift. Sunyi, hanya ada mereka berdua. Jade berdiri setengah langkah di belakang Adriano, cukup dekat untuk dapat mencium aroma maskulin yang samar, bercampur dengan wangi cologne mahal.

'Menegangkan.' kata Jade dalam hatinya.

Jade menatap postur tubuh pria itu. Bahunya lebar, punggungnya kokoh, dan setiap gerak kecilnya memancarkan wibawa alami. Setelan hitam yang pria itu kenakan jatuh sempurna di tubuhnya, menegaskan garis-garis otot yang tersembunyi di balik kain mahal itu.

Jade menunduk, berusaha mengalihkan pandangannya, tapi matanya justru terhenti di siluet pria itu yang memantul samar di dinding logam lift. Begitu gagah. Begitu tenang. Tapi sekaligus berbahaya.

Ada sesuatu dari cara Adriano berdiri, tenang, nyaris tak bergerak, yang membuat Jade merasa kecil dan aman sekaligus takut.

Pintu lift terbuka di lantai yang entah keberapa. Jade tak memperhatikan. Dia sibuk memandang postur tubuh Adriano.

"Kamar putraku di sana," ucap Adriano tanpa menoleh, sambil melangkah keluar dari lift.

Jade mengangguk samar dan segera mengikuti pria itu. Mereka tiba di depan pintu berwarna biru pastel, dan ada gantungan berbentuk awan yang lucu.

Jade tersenyum getir melihat kamar itu. Dia langsung mengingat Anastasia, dan matanya kembali memanas. Namun, Jade buru-buru menyeka sudut matanya.

Pintu itu terbuka pelan. Di dalamnya, ada beberapa pelayan yang ditugaskan mengurus bayi laki-laki yang ada di atas ranjang mewah.

"Kalian boleh keluar," kata Adriano.

Beberapa pelayan itu mengangguk dan segera melangkah pergi. Di dalam kamar itu, hanya tersisa Adriano, Jade, dan bayi pria itu.

"Ini putraku. Hampir berusia empat bulan," kata Adriano. "Namanya Maximo. Dia alergi susu formula, jadi aku membutuhkan ASI untuknya."

"Aku mengerti, Tuan," sahut Jade.

Adriano langsung menatapnya. Awalnya pria itu berpikir Jade akan bertanya di mana ibu bayi itu, tetapi ternyata tidak.

"Meskipun tidak terlalu berpengalaman, aku tahu cara mengurus bayi." Dia tersenyum getir, matanya kembali panas. "Aku menyukai anak-anak."

Adriano menari nafas, lalu menghelanya. "Aku percayakan putraku untuk kau urus."

"Baik, Tuan. Anda tak perlu khawatir."

Adriano mengangguk. "Aku akan bekerja lagi. Jika kau butuh sesuatu, tekan tombol di sana." Dia menunjuk tombol putih di atas ranjang. "Pelayan akan langsung datang."

Jade mengangguk. "Baik, Tuan."

Adriano tak mengatakan apapun. Dia hanya menatap wanita itu sebentar, lalu melangkah keluar dari kamar putranya. Begitu Adriano melangkah pergi, Jade langsung duduk di tepi ranjang dengan hati-hati. Ekspresinya langsung melembut saat menatap bayi yang sedang terlelap itu.

"Max, kau tidak perlu khawatir, kau tak akan kekurangan ASI."

...****************...

Terpopuler

Comments

yunidarwanti2

yunidarwanti2

𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕝𝕒𝕚𝕟 𝕞𝕟𝕒 𝕟𝕚𝕙 𝕞𝕤𝕙 𝕘𝕝𝕠𝕟𝕕𝕒𝕟𝕘 𝕤𝕚𝕙🙏🙏

2025-10-06

2

Ny. Lutolf

Ny. Lutolf

beneran sialan si Eric kecebong itu lah.
aku jadi setuju kalo Jade jadi ibu sambung untuk maximo dan nikah sama Daddy nya🤭

2025-10-21

0

yunidarwanti2

yunidarwanti2

𝕞𝕠𝕘𝕒𝟚 𝕤𝕒𝕟𝕘𝕒𝕥 𝕕𝕒𝕕𝕕𝕪 𝕥𝕕𝕜 𝕚𝕜𝕦𝕥𝕒𝕟 𝕞𝕟𝕥𝕒 𝕒𝕤𝕚 𝕟𝕪𝕒 𝕁𝕒𝕕𝕖 𝕪𝕒 𝕓𝕚𝕒𝕣 𝕤𝕖𝕙𝕒𝕥 𝕛𝕘🤭🤭💪💪

2025-10-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!