03. Bab 3: Jatuh dalam Kelelahan

Hari-hari berlalu, Ning Azzahra tetap pada pendiriannya. Ia berusaha keras untuk menyeimbangkan antara kewajiban di sekolah dan kegiatan di pesantren. Ia belajar dengan giat, mengikuti latihan hadroh dengan semangat, dan tetap menyempatkan diri untuk berinteraksi dengan teman-temannya.

Namun, tubuhnya tidak sekuat keinginannya. Kondisi kesehatannya semakin memburuk. Ia sering merasa pusing, mual, dan lemas. Wajahnya semakin pucat dan berat badannya menurun drastis.

Pada suatu pagi, saat sedang mengikuti pelajaran di kelas, Ning Azzahra tiba-tiba merasa pusing yang sangat hebat. Pandangannya menjadi kabur dan tubuhnya limbung. Ia berusaha untuk menahan diri, namun ia tidak kuat lagi. Ia pun jatuh pingsan di kursinya.

Suasana kelas menjadi panik. Teman-teman sekelas Ning Azzahra berteriak histeris dan berusaha untuk menolongnya. ustadzah yang sedang mengajar segera menghampiri Ning Azzahra dan memeriksa kondisinya.

"Cepat panggilkan ambulans!" perintah ustadzah tersebut dengan panik.

Namun, sebelum ambulans datang, ustadzah tersebut memutuskan untuk membawa Ning Azzahra ke rumahnya yang tidak jauh dari sekolah. Ia khawatir jika Ning Azzahra harus menunggu terlalu lama, kondisinya akan semakin memburuk.

Sesampainya di rumah, ustadzah tersebut segera menghubungi keluarga Ning Azzahra. Ia menceritakan apa yang terjadi dan meminta mereka untuk segera datang.

Kabar tentang pingsannya Ning Azzahra membuat keluarga Al-Hasyimi panik bukan kepalang. Kyai Ghozali dan Nyai Afiqah segera bergegas menuju rumah ustadzah tersebut. Gus Farhan yang sedang berada di luar kota juga langsung membatalkan semua kegiatannya dan bergegas pulang.

Sesampainya di rumah guru tersebut, keluarga Al-Hasyimi mendapati Ning Azzahra terbaring lemah di tempat tidur. Wajahnya pucat pasi dan tubuhnya menggigil kedinginan.

"Ya Allah, Azzahra," ucap Nyai Afiqah sambil menangis histeris. Ia memeluk anaknya dengan erat dan menciuminya berkali-kali.

"Kita bawa Azzahra ke rumah sakit sekarang juga," perintah Kyai Ghozali dengan tegas.

Ning Azzahra segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Setelah diperiksa oleh dokter, diketahui bahwa Ning Azzahra mengalami kelelahan yang sangat parah dan kekurangan nutrisi. Dokter menyarankan agar Ning Azzahra dirawat inap untuk mendapatkan perawatan yang intensif.

 

Kabar tentang sakitnya Ning Azzahra sampai ke telinga Gus Hilman dan Gus Salman yang sedang menimba ilmu di pondok pesantren yang berbeda. Mereka berdua sangat terkejut dan khawatir dengan kondisi adik perempuan mereka.

Tanpa pikir panjang, Gus Hilman dan Gus Salman segera berpamitan kepada Kyai mereka dan bergegas menuju rumah sakit. Mereka tidak sabar untuk melihat kondisi Ning Azzahra dan memastikan bahwa adiknya baik-baik saja.

Sesampainya di rumah sakit, Gus Hilman dan Gus Salman langsung menuju kamar tempat Ning Azzahra dirawat. Mereka melihat Ning Azzahra terbaring lemah di tempat tidur dengan wajah pucat pasi.

"Azzahra," panggil Gus Hilman dengan nada khawatir.

Ning Azzahra membuka matanya perlahan. Ia melihat kedua kakaknya berdiri di samping tempat tidurnya.

"Gus Hilman, Gus Salman," ucap Ning Azzahra dengan suara lirih.

"Kenapa kamu bisa sampai sakit begini, Azzahra? Kamu tidak menjaga kesehatanmu dengan baik," tegur Gus Hilman dengan nada marah.

"Kamu tahu kan kalau Abah dan Umi sangat khawatir denganmu? Kenapa kamu masih saja memaksakan diri untuk mengikuti kegiatan pesantren?" timpal Gus Salman dengan nada yang sama.

"Azzahra tidak mau mengecewakan teman-teman. Azzahra sudah janji untuk ikut serta dalam lomba hadroh," jawab Ning Azzahra dengan suara lemah.

"Lomba hadroh itu tidak lebih penting daripada kesehatanmu, Azzahra. Kamu harus memikirkan dirimu sendiri terlebih dahulu," kata Gus Hilman dengan tegas.

"Azzahra tahu, Gus. Tapi, Azzahra tidak bisa meninggalkan teman-teman begitu saja," bantah Ning Azzahra.

"Kamu harus mengerti, Azzahra. Kami melakukan ini karena kami sayang padamu. Kami tidak ingin kamu sakit lagi," ucap Gus Salman dengan nada yang lebih lembut.

"Azzahra mengerti, Gus. Tapi, Azzahra mohon, jangan larang Azzahra untuk mengikuti lomba hadroh," pinta Ning Azzahra dengan mata berkaca-kaca.

"Tidak, Azzahra. Kami tidak akan mengizinkanmu untuk mengikuti lomba hadroh. Kamu harus fokus pada pemulihan kesehatanmu," tolak Gus Hilman dengan tegas.

"Tapi, Gus..."

"Tidak ada tapi-tapian, Azzahra. Keputusan kami sudah bulat," sela Gus Salman dengan nada yang tidak bisa dibantah.

Ning Azzahra terdiam. Ia tahu bahwa ia tidak bisa melawan keputusan kedua kakaknya. Ia hanya bisa pasrah dan menerima kenyataan bahwa ia tidak bisa mengikuti lomba hadroh yang sudah lama ia nantikan.

 

Beberapa hari kemudian, kondisi Ning Azzahra mulai membaik. Ia sudah bisa duduk dan berbicara dengan lancar. Namun, ia masih harus beristirahat total dan tidak boleh melakukan aktivitas yang berat.

Gus Hilman dan Gus Salman tetap berada di rumah sakit untuk menemani dan menjaga Ning Azzahra. Mereka bergantian menjaga adiknya siang dan malam. Mereka juga memberikan semangat dan motivasi kepada Ning Azzahra agar ia cepat sembuh dan bisa kembali beraktivitas seperti biasa.

Namun, di balik perhatian dan kasih sayang kedua kakaknya, Ning Azzahra menyimpan sebuah rencana

Episodes
1 Nama" pemain
2 01. kepulangan Ning Azzahra
3 02. Bab 2: Antara Kewajiban dan Kesehatan
4 03. Bab 3: Jatuh dalam Kelelahan
5 04. Cahaya yang Tumbang di Malam Purnama
6 05. bayang bayang malam purnama
7 06. api dalam jiwa yg terkungkung
8 07. Lirboyo, Harapan Baru di Tengah Luka Lama
9 08. Takdir Cinta di Balik Kitab Kuning
10 09. Takdir Bersemi di Tengah Badai
11 10.Keputusan Berisiko dan Harga Sebuah Ambisi
12 11. Cahaya di Ujung Penantian
13 12. Ngidam yang Tak Terduga dan Razia Penuh Kekhawatiran
14 13. Bentakan yang Melukai Hati, Aksi Protes dan Pilihan yang Berbahaya
15 14. Pertemuan di Asrama Putra, Godaan Tak Henti dan Kepedulian yang Terl
16 15. Aula yang Menanti, Teguran yang Berlanjut dan Harapan akan Perubahan
17 16. Hukuman yang Setimpal, Keadilan yang Ditegakkan dan Harapan akan Perubahan
18 17. Hukuman Tuntas, Kembali ke Ndalem dan Malam yang Penuh Berkah
19 18. Menggantikan Tugas, Kekhawatiran yang Jadi Kenyataan dan Kepanikan di Pesant
20 19. Kram Tengah Malam, Perjalanan Cemas dan Pertanyaan di Benak Santri
21 20. Malam Mencekam, Teriakan Memilukan dan Kepanikan Tak Terkendali
22 21. Pulang ke Pondok, Doa Bersama dan Harapan yang Menguat
23 22. Kembali ke Rumah Sakit, Godaan di Asrama Putra dan Laporan Tengah Malam
24 23. "Berkah Kehamilan di Ndalem: Siraman Ning Aza"
25 24. Air Mata Ning Aza: Mengajar di Balik Larangan
26 25. Ketika Ning Aza 'Ro'an' di Asrama Putra
27 26. Penantian Gender: USG 4D Ning Aza
28 27. Fathul Izhar Terhenti: Ning Aza Sakit Mendadak
29 28. Ning Aza sakit, Fathul Izhar terhenti
30 29. Ngidam di Mega Mart: Adab Santri Diuji
31 30.Pecel Lele Ambyar: Ngidam Berujung Kecele
32 31. Ngidam Terkunci: Mogok Makan di Balik Pintu
33 32. Dobrak pintu hati: Cinta Gus Arga untuk Ning aza
34 33. menjelang lahiran, ngidam perlengkapan bayi
Episodes

Updated 34 Episodes

1
Nama" pemain
2
01. kepulangan Ning Azzahra
3
02. Bab 2: Antara Kewajiban dan Kesehatan
4
03. Bab 3: Jatuh dalam Kelelahan
5
04. Cahaya yang Tumbang di Malam Purnama
6
05. bayang bayang malam purnama
7
06. api dalam jiwa yg terkungkung
8
07. Lirboyo, Harapan Baru di Tengah Luka Lama
9
08. Takdir Cinta di Balik Kitab Kuning
10
09. Takdir Bersemi di Tengah Badai
11
10.Keputusan Berisiko dan Harga Sebuah Ambisi
12
11. Cahaya di Ujung Penantian
13
12. Ngidam yang Tak Terduga dan Razia Penuh Kekhawatiran
14
13. Bentakan yang Melukai Hati, Aksi Protes dan Pilihan yang Berbahaya
15
14. Pertemuan di Asrama Putra, Godaan Tak Henti dan Kepedulian yang Terl
16
15. Aula yang Menanti, Teguran yang Berlanjut dan Harapan akan Perubahan
17
16. Hukuman yang Setimpal, Keadilan yang Ditegakkan dan Harapan akan Perubahan
18
17. Hukuman Tuntas, Kembali ke Ndalem dan Malam yang Penuh Berkah
19
18. Menggantikan Tugas, Kekhawatiran yang Jadi Kenyataan dan Kepanikan di Pesant
20
19. Kram Tengah Malam, Perjalanan Cemas dan Pertanyaan di Benak Santri
21
20. Malam Mencekam, Teriakan Memilukan dan Kepanikan Tak Terkendali
22
21. Pulang ke Pondok, Doa Bersama dan Harapan yang Menguat
23
22. Kembali ke Rumah Sakit, Godaan di Asrama Putra dan Laporan Tengah Malam
24
23. "Berkah Kehamilan di Ndalem: Siraman Ning Aza"
25
24. Air Mata Ning Aza: Mengajar di Balik Larangan
26
25. Ketika Ning Aza 'Ro'an' di Asrama Putra
27
26. Penantian Gender: USG 4D Ning Aza
28
27. Fathul Izhar Terhenti: Ning Aza Sakit Mendadak
29
28. Ning Aza sakit, Fathul Izhar terhenti
30
29. Ngidam di Mega Mart: Adab Santri Diuji
31
30.Pecel Lele Ambyar: Ngidam Berujung Kecele
32
31. Ngidam Terkunci: Mogok Makan di Balik Pintu
33
32. Dobrak pintu hati: Cinta Gus Arga untuk Ning aza
34
33. menjelang lahiran, ngidam perlengkapan bayi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!