Pindah Jurusan

Luna memandang pantulan dirinya di dalam cermin. Dia masih tidak percaya bahwa dia sekarang kembali di tahun 2022.

Klek...

"Kau tidak kuliah?" tiba-tiba Deon menyembulkan kepalanya dari sela pintu kamar wanita itu.

"Tidak kak." jawab Luna yang membuat pria itu merasa aneh.

"Kau yakin?, tidak ingin bertemu dengan pangeranmu itu?" tanya pria itu memastikan. Seingatnya adiknya itu tidak bisa hidup tenang tanpa melihat wajah Julian meskipun hanya satu hari. Bahkan ini sudah dua hari wanita itu tidak melihat sosok Julian.

Mendengar ucapan kakaknya itu, Luna mengingat semua kejadian dimasa lalu. Dia rela membuntuti Julian, ikut berkuliah di kampus yang sama, bahkan memilih jurusan yang sama dengan pria itu yaitu manajemen bisnis, bahkan dia tidak mengerti apapun tentang bisnis, tapi tidak masalah asal bisa bersama dengan pujaannya itu.

Tidak hanya sampai disitu, dia bahkan menyogok pihak kampus agar dia bisa memiliki jadwal yang sama dengan pria itu.

Kalau dipikir-pikir dia terlalu terobsesi pada pria brengsek itu.

"Kak, aku mau pindah jurusan, bisa kau membantuku?" dia sudah berjanji untuk menjauh dari pria itu, sebisa mungkin tidak lagi bertemu. Mengingat kejadian dimana keluarganya mati karena ulah Julian membuatnya emosi. pria itu terlalu berbahaya.

Deon semakin bingung dengan adiknya ini. Semenjak sembuh dari demam, tingkah Luna semakin aneh saja. Dulu siapa yang memaksanya agar bisa mendapatkan kelas yang sama dengan Julian, bahkan dia sampai membujuk rektor kampus agar adiknya bisa bareng dengan Julian. Dan sekarang adiknya itu minta pindah jurusan setelah susah payah dia membujuk rektor kampus yang mata duitan itu.

Astaga, bisa tidak dia tenggelamkan wanita itu ke sumur.

"Kenapa tiba-tiba minta pindah jurusan, kau tahu tidak dulu ak_" Luna langsung menutup mulut kakaknya dengan telapak tangannya sebelum pria itu kembali mengomel.

"Iya aku tahu, tapi aku baru sadar jika aku salah jurusan." entah pria itu percaya atau tidak dengan alasannya.

Deon menyentak tangan adiknya itu dari mulutnya. "Baru sadar kau sekarang, aku sudah bilang padamu untuk ambil seni saja tapi kau malah ngeyel mau masuk managemen bisnis."

Luna menatap kakaknya dengan tatapan melas. Astaga, pria itu lagi-lagi mengomel. Rip telinganya.

Karena sekali Deon mengomel, pria itu tidak akan berhenti bicara sampai setengah jam kedepan.

....

Julian berjalan menuju gedung kampusnya dengan langkah yang santai. Beberapa wanita yang melihatnya langsung datang dan mulai mengerumuninya. Jujur saja dia risih saat ini, biasanya Luna yang akan mengusir wanita-wanita itu dari dirinya, tapi sudah tiga hari wanita itu tidak masuk kuliah, bahkan beberapa dosen bertanya padanya tentang kemana perginya Luna.

Tapi dia sendiri juga tidak tahu kemana perginya wanita itu.

"Yo bro." seorang pria datang dan membelah lautan wanita yang mengerumuni sahabatnya.

Arthur langsung merangkul bahu Julian, beberapa wanita langsung memekik kegirangan saat melihat dua pria tampan yang sedang bersama itu.

"Permisi." Arthur mulai menarik tangan sahabatnya menuju kelas mereka, Arthur sendiri juga berkuliah di tempat yang sama dengan Julian, hanya saja mereka memiliki jadwal belajar yang berbeda.

"Ternyata Luna ada gunanya juga." keluh Arthur setelah mereka lepas dari kerumunan para wanita. Julian mendengus saat mendengar ucapan temannya itu.

Mau mengakui, tapi gengsi. jadi dia hanya diam lalu masuk ke dalam kelasnya tanpa menoleh kebelakang, dimana Arthur memandangnya dengan kesal.

"Hey, Kau tidak berterimakasih padaku!" teriak pria itu diluar kelas Julian.

Julian menoleh ke arah temannya saat dia duduk dibangku miliknya. "Terimakasih." ucapnya datar, terdengar tidak ikhlas tapi bagi Arthur itu sudah biasa. Dia sendiri sudah berteman lama dengan Julian, jadi dia sudah hapal dengan kepribadian pria itu.

....

Disisi lain, Deon tengah menarik paksa Luna yang menolak untuk berangkat ke kampus.

"Aaaa aku tidak mau kuliah." rengek Luna sepanjang perjalanan menuju kampus mereka.

Deon mendengus kesal. "Kau ini kenapa sih?, kemarin minta pindah jurusan, sekarang tidak mau kuliah, yasudah sana ngemis di halte." gerutu pria itu. Luna memandang kakaknya dengan sengit.

"Aku bukannya tidak mau kuliah, tapi aku masih ingin istirahat dulu." ujar Luna yang tidak mau kalah. Keduanya berdebat didepan gedung jurusan seni, beberapa mahasiswa dan mahasiswi mulai Melihat pertengkaran Deon dan juga Luna.

"Kau terlalu banyak libur, ingat sebentar lagi UTS dan kau baru saja pindah jurusan, jadi belajarlah lebih giat." Omelan Deon tidak kunjung berhenti membuat telinga Luna panas seketika.

astaga, dia benci sekali dengan Omelan kakaknya.

"Yasudah aku masuk, berhenti mengomel, kau mirip bibi diseberang rumah kita." sebelum meninggalkan Deon, Luna menyempatkan diri untuk mengacungkan jari tengahnya ke arah pria itu.

Deon jelas tidak terima, bahkan pria itu bersiap untuk memukul kepala adik kurang ajarnya itu. Tapi dia baru sadar jika sejak tadi mereka jadi pusat perhatian orang-orang disini.

Dengan cepat dia segera pergi dari gedung seni dan berjalan menuju gedung managemen perhotelan. Dia sudah semester lima sedangkan adiknya masih mahasiswa baru, untung saja gedung jurusan mereka tidak terlalu jauh.

....

Canggung.

Itulah yang dirasakan oleh Luna sekarang.

Entah kenapa beberapa orang memandanginya dengan tatapan tajam.

Duk...

karena terlalu sibuk menunduk, Luna tidak sengaja menabrak seseorang yang berhenti di depannya.

"Maaf." ucapnya sambil terus menunduk.

"Kau Luna kan?, bodyguard Julian."

Luna langsung mendongak, dia ingin tahu siapa tadi yang bilang dia bodyguard pria brengsek itu.

"Aku Linda." wanita itu mengulurkan tangan ke arah Luna dan disambut baik oleh Luna.

"Aku."

"Aku tahu siapa kau, semua orang juga tahu tentang mu yang memang terkenal sebagai fans berat Julian." potong Linda sebelum Luna menyelesaikan ucapannya.

Luna sendiri hanya bisa ternganga. Dia tidak menyangka bahwa dirinya bisa terkenal sampai jurusan lain. Padahal gedung jurusan managemen bisnis dan jurusan seni cukup jauh.

"Ah iya aku penasaran kenapa kau pindah jurusan ke sini, padahal sebentar lagi UAS?" tanya Linda penasaran.

Dirinya kemarin kaget karena dosen pembimbing akademik kemarin memanggilnya dan mengatakan bahwa akan ada mahasiswa pindahan yang akan masuk ke kelasnya. kebetulan dia disini sebagai ketua kelas.

"Itu bukan urusanmu." jawab Luna ketus lalu pergi meninggalkan Linda, dia disini hanya ingin menghindar dari Julian. Bodo amat dengan kuliah, dia hanya ingin pergi ke atap untuk istirahat.

Linda memandang bahu sempit Luna yang perlahan mulai menjauh. Dia sudah menduganya sejak awal, bahkan beberapa dosen mengatakan bahwa untuk tidak menghiraukan Luna karena wanita itu memang tidak berniat untuk kuliah. Lagipula kuliah atau tidak, Luna tetap kaya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!