"Kamu.. kenapa kamu menatap ku seperti itu?" tanya heran Sherina karna Zivan terus menatap nyan hingga tak berkedip.
"Aku hanya memastikan sesuatu, " jawab Zivan.
"Ada-ada saja, memangnya apa yang kamu pastikan?" Sherina begitu penasaran hingga dia bertanya kembali.
"Wanita kejam, kita tak sedekat itu" Zivan kembali bersikap dingin pada Sherina.
"Terserah kamu saja, yang terpenting sekarang kamu nyalakan api nya, aku tak kuat, perutku terus berteriak meminta makan, maka bergegas lah nyalakan api nya nya, " Sherina tak perduli dengan sikap dingin Zivan, tujuan nya hari ini hanya mencapai misi yang di berikan sistem.
Zivan tak melihat lagi ke arah Sherina, dia sekarang fokus pada perapian, karna Sherina bilang harus di atur suhu panas nya, agar makanan bisa matang dengan sempurna.
"Kakak.. wangi sekali, aku sangat lapar, " Alina mengusap perut nya yang lapar, karna sedari pagi mereka memang belum makan apapun.
"Bersabarlah Adik.. nanti Kakak akan memohon pada wanita kejam itu, agar dia mau memberikan kita makanan, " bujuk Alena agar Alina tak merengek.
"Eemmmm... bau masakan nya harum sekali, ternyata wanita bodoh itu bisa memasak, " ujar Alina berlari kecil menuju ke dapur.
"Adik jangan, " tegur Alena karna tak ingin sang adik mendapatkan hukuman.
"Adik.. kamu mau kemana?" tanya Zivan kaget dengan keberadaan adik nya.
"Aku lapar.. aku ingin makan, " ujar Alina merengek.
"Adik disini tak ada makanan untuk kita, " ujar Alena berusaha menenangkan sang adik.
"Kakak, aku ingin makan pasakan yang harum nya enak seperti ini, "Alina kembali merengek.
"Kucing diamlah, nanti setelah masak, aku bagikan makanan ini dengan mu, " ujar Sherina berhasil membuat 3 anak itu saling pandang.
"Wanita jahat, kamu tak berbohong bukan?" tanya Alina dengan polos nya.
"Untuk apa aku bohong? aku tak akan mendapatkan ke untungan dari itu semua, "jawaban Sherina begitu ketus.
"apa itu semua nya benar?" Alina kembali bertanya dengan penasaran.
"Ya" jawab singkat Sherina karna dia tak mau banyak berbada basi.
Selang beberapa menit, akhirnya masakan Sherina matang, dia memasukan sayuran yang telah matang itu ke dalam wadah yang tampak usang, Sherina ingin mengeluh, namun dia sadar itu semua akan sia-sia.
"Akhirnya matang juga, " ujar Sherina bahagia dengan hasil pasakan nya.
Sherina duduk di atas kursi yang sudah reyot, lalu mengambil sebagian sayur itu ke dalam mangkuk.
Tampak anak-anak kurus itu memperhatikan nya, tanpa satu orang pun yang mau ikut duduk bersamanya.
"Kalian.. kenapa masih diam saja? bukan nya tadi kalian bilang lapar, " Sherina begitu heran dengan keteguhan anak-anak itu.
"Cepatlah kesini, kita makan bersama, jangan sampai aku berubah pikiran, dan kalian tak akan mendapatkan makanan ini, " Sherina sengaja mengancam mereka, karna hanya dengan cara itu lah mereka akan menurut.
Karna sudah lapar, anak-anak itu pun duduk di kursi masing-masing dengan ragu, mereka menunduk dan saling menoleh ke arah satu sama lain.
"Apa lagi yang kalian tunggu? " tanya heran Sherina melihat tingkah mereka.
Dengan ragu, Zivan mengisi mangkuk nya, juga mangkuk ke dua adik nya, lalu dia pun. menyantap sayuran itu.
"Waw.. ini.. ini makanan terenak yang aku makan, " seru Alina menikmati kenikmatan sayuran liar itu yang tak seberapa.
Dan menurut Sherina masakan nya itu hambar, karna dia hanya menggunakan garam saja.
Mendengar itu Alena segera memakan sayur di mangkuk nya, dan detik berikut nya, dia mengucapkan kata yang hampir sama persis dengan Alina.
Zivan pun menjadi penasaran, maka tak menunda waktu lagi, Zivan pun menyantap sayuran liar itu, detik berikut nya dia tak jauh berbeda dengan adik-adik nya.
Bahkan karna merasa masakan itu lezat, mereka tak menyadari kalau mereka sudah menghabiskan sayuran liar itu.
"Kakak.. makanan nya habis, apakah wanita jahat itu akan menghukum kita?" bisik Alina pada kedua kakak nya.
"Adik jangan takut, ada Kakak disini " Zivan menenangkan Alina agar dia tak menangis.
Sherina terus memperhatikan interaksi mereka, bahkan Sherina juga mendengar bisikan mereka.
"Sherina.. kamu begitu kejam, hingga anak-anak ini merasa takut kepada mu, " monolog Sherina dalam hati, Sherina terus memperhatikan anak-anak itu yang tampak gelisah.
Dan tiba-tiba saja ide jail melintas di otak nya.
"Siapa yang menghabiskan makanan ku, " tanya Sherina dengan wajah di buat dingin.
"Aku.. aku yang menghabiskannya, " jawab Zivan melindungi adik-adik nya.
"Bukan.. bukan Kakak, tapi aku, " Alena tak ingin sang kakak di hukum, maka dengan cepat di mengaku dia yang menghabiskan sayuran nya.
"Jangan sentuh adik-adik ku, " Zivan membentang kan tangan nya yang tinggal tulang itu, dengan tujuan melindungi adik-adik nya.
"Kalian kenapa? aku ini hanya bertanya, " Sherina menikmati setiap raut wajah mereka, Sherina juga menahan tawanya yang hendak pecah.
"Jika kamu marah, dan tak terima sayuran itu habis, maka hukum lah aku, jangan hukum adik-adik ku, " ujar Zivan, mendengar itu, tawa Sherina tak bisa di tahan lagi.
"Hahahahaha... siapa yang akan menghukum kalian? aku hanya bertanya saja, dan kalau kalian suka, aku akan memasak lagi untuk kalian, " ujar Sherina.
Zivan, Alena juga Alina ternganga mendengar ucapan Sherina, dan tawa itu.. itu adalah tawa pertama yang mereka dengar dari Sherina.
"Selamat, misi pertama anda selesai, hadiah 100 point tersimpan otomatis di brangkas Tuan, dan Tuan juga mendapat 500 point bonus, karna Tuan berjasil membuat anak-anak itu terpana juga bahagia, " suara sistem itu langsung muncul, menjelaskan tentang misi yang berhasil, juga tentang bonus yang di dapat kan Sherina.
"Segampang itu mendapatkan point? apa sekarang aku bisa berbelanja semua yang ku inginkan kan di tuang sistem itu?" tanya Sherina penuh semangat.
"Tentu Tuan, sekarang Tuan bisa mendapatkan apapun yang Tuan mau, " jawab sistem.
"Wah.. itu sangat memuaskan, dan aku suka, " Sherina tampak gembira, sekarang jika dia lapar, maka dia tak harus kesusahan lagi, dan dia pun tak harus memakan makanan hambar itu.
"Kakak, kenapa wanita kejam itu kembali diam? apa dia sekarang marah besat? "tanya Alina dengan takut-takut bersembunyi di balik badan Zivan yang kurus.
"Jangan takut Adik, Kakak akan melindungi mu, " Zivan menenangkan Alina, agar dia tenang kembali.
"Sistem, aku beli makanan sehat untuk anak-anak itu" pinta Sherina pada sistem.
"Baik Tuan, Tuan hanya tinggal menyebutkan barang yang Tuan butuhkan, maka barang itu akan langsung ada di tangan Tuan, " sungguh jawaban sistem itu membuat Sherina bahagia luar biasa.
"Menarik, aku suka dengan cara jual beli mu sistem, " Sherina memuji kehebatan sistem itu.
"Kucing kecil kesini lah, " Sherina meminta Alina mendekat, tapi anak itu nampak takut, Sherina tak menyerah, hingga akhirnya Alina menghampiri Sherina.
"Kucing kecil, apa kamu mau susu?" tanya Sherina.
"Susu...
Bersambung... semoga kita ketemu lagi di ban berikutnya👋👋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
🍃 ≛⃝⃕|ℙ$ ÑUŘLIÀNÀ §𝆺𝅥⃝©🏡⃟ªʸ
Kenapa mereka manggil wanita jahat, napa juga serina manggil kucing 🤣
2025-10-04
1
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
2025-10-14
1