...'Tenang setelah ini aku tidak akan bertemu dengannya lagi;)'...
...-Laika Arfasya-...
...¤¤¤¤¤¤...
LAIKA sedang duduk disofa sambil menonton drama korea ditelevisinya dengan memakan cemilan saking seriusnya ia sampe belum mengganti pakaian sekolahnya, Resya yang melihat Laika hanya menggelengkan kepalanya.
"Mama gak pernah ngajarin Laika kalo pulang sekolah ga langsung ganti baju loh"ucap Resya menatap Laika yang sedang nyengir.
"Iya Ma maaf soalnya lagi seru jadi kalo Laika tinggal bentarnya Laika gatau dong gimana ceritanya"
"Ya seenggaknya ganti dulu lah itu baju kan udah banyak kumannya gegara kamu keringetan"ucap Resya
"Iya Ma bentar lagi selesai kok"
Tak butuh waktu lama drakor yang Laika tonton sudah abis ia langsung berlari menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya.
"Makan dulu Lai"ajak Mama yang duduk di meja makan.
Dengan malas Laika menghampiri Mamanya.
"Ma Lai bosen nih"ucap Laika yang cemberut, Resya yang melihat wajahnya hanya menghela nafasnya.
"Nanti Lai ikut Mama ke butik aja ya tapi makan dulu" wajah Laika langsung berseri.
"Nah gitu dong Ma, Mama emang selalu peka deh Laika sayang mama"ucap Laika yang tertawa seraya memeluk Resya, Resya membalasnya seraya tersenyum kikuk.
"Andai saja kamu beneran anak mama pasti mama gabakalan buat kamu sedih mama sayang banget sama kamu Lai mama gamau kamu benci mama kalo kamu tau yang sebenarnya mama kasihan sama kamu mama gamau kamu kepikiran mama juga gamau kamu tau dulu yang sebenarnya tunggu waktu yang pas aja mama cuman gamau Laika ninggalin mama itu aja Mama sayang Laika" batin Resya.
Resya memejamkan mata sebentar ia sangat merasa nyaman jika memeluk Laika ya walaupun dia sendiri tau bahwa Laika bukan darah dagingnya.
Setelah selesai makan Laika langsung bersiap untuk ikut Mamanya ke butik.
Brak..
Laika turun dari mobil dan berjalan semangat memasuki butiknya ini ia sudah lama tidak kesini makanya ia sangat semangat.
Laika langsung duduk disofa sambil memainkan ponselnya, saat ia sedang fokus memainkan ponselnya ada yang menepuk pundaknya reflek ia menoleh ke orang itu.
"Selain ini ada motif lain gak?"tanya cowok itu.
"Gue gak tau soalnya gue gak kerja disini coba lo tanya mbak disana itu"ucap Laika seraya menunjuk salah satu karyawan Mamanya.
Laika beranjak dan menghampiri mamanya.
"Ma Laika pulang duluan ya"
Skip...
Sekarang telah menunjukkan pukul 5:30 am masih sangat pagi Laika berniat untuk minum sebentar karena tenggorokannya sangat kering, saat dia berjalan menuju lantai bawah ia melihat papanya yang sibuk berkutat dengan laptopnya ia duduk disofa dengan tv yang menyala, Laika menghampiri nya karena ia sudah lama tidak bertemu karena papa sibuk dan selalu lembur.
"Pagi pa"sapa Laika yang tersenyum seraya duduk disebelah papanya, Refand menoleh ia juga tersenyum.
"Tumben Laika bangun pagi? Kenapa?"
"Gak papa pa tadi kebangun aja, oh iya nanti papa lembur lagi?"tanya Laika, Refand menganggukan kepalanya membuat Laika cemberut.
"Papa banyak kerjaan Lai maafin papa kalau papa gak pernah kumpul-kumpul bareng kalian, tapi papa janji kalau pekerjaan Papa udah selesai papa mau ngajak kamu sama Mama liburan gimana?"
"Wahhh mau paa, gak papa kok pa Laika bisa maklumin papa gini juga buat kita yang penting papa harus selalu jaga kesehatan"
"Iya Laika pasti"
Laika tersenyum.
"Pa, Laika tinggal dulu ya"ucap Laika seraya beranjak dari duduknya menuju kamarnya.
¤¤¤¤¤¤
Laika menghampiri temannya yang sedang melambaikan tangan ke arahnya. Bersamaan Laika yang menghampiri temannya semua pun langsung berbaris di halaman, Laika menatap wajah Mervin yang dingin.
...'Huft sabar Lai udah hari terakhir'batin Laika....
"Selamat Pagi semuanya"ucap Galih yang kini memimpin.
"Pagi kak"ucap semuanya.
"Karena ini adalah hari terakhir kalian melewati masa pengenalan lingkungan sekolah sekarang kakak kasih kalian tugas untuk mengumpulkan tanda tangan OSIS kalau sudah selesai bisa dikumpul di meja sana"ucap Galih sambil menunjuk meja disana.
Semua murid berhamburan mencari kakak OSIS, Laika menghela nafasnya ia akan bertatap muka dengan EsBalok itu.
"Kita mencar aja gimana?"usul Laika, mereka bertiga hanya menganggukkan setuju.
"Setelah selesai kita kumpul dikantin ya"ucap Zahra, mereka hanya menganggukkan kepalanya saja dan mulai memisahkan diri.
Target awal Laika adalah kak Galih, kak Galih begitu baik padanya tidak mungkin ia memberikan pertanyaan yang susah Laika langsung berlari menghampiri kak Galih yang sedang menulis sesuatu dibuku ia menepuk bahunya membuat Galih reflek menoleh ke arah Laika sambil tersenyum.
"Gue mau minta tanda tangan emm... boleh gak?" Galih terkekeh melihat wajah Laika dan ia hanya menganggukkan kepalanya.
"Kalau sama gue gak susah kok nanti sore lo temenin gue ke toko buku ya gue jemput lo ke rumah" ucapan Galih membuat Laika mendelik.
"Kalau gak mau yaudah gue gak mau kasih tanda tangan gue"ucap Galih seraya tertawa, Laika langsung cemberut.
"Yaudah deh gue mau, emang kak Galih tau rumah Laika?" Galih hanya tersenyum.
"Rahasiaa" ucapan Galih membuat Laika sedikit kesal Laika langsung menyerahkan selembar kertas bersama pulpen dan Galih menerimanya.
"Lho masih kosong?"
Laika menganggukkan kepalanya.
"Soalnya gue gak tau mau kemana dulu"ucap Laika seraya terkekeh, Galih hanya tersenyum dan menandatangani kertas itu.
"Makasi ya kak gue pergi dulu" Saat Laika ingin pergi Galih menarik tangannya.
"Inget ya jangan sampai lupa nanti gue jemput"ucap Galih, Laika hanya menganggukkan kepalanya dan pergi meninggalkan Galih yang masih menatapnya.
Laika berjalan dikoridor dengan wajah lesunya sudah banyak ia mengumpulkan tanda tangan para OSIS tidak banyak pertanyaan yang membuat ia bingung tetapi para lelaki membuat pertanyaan aneh yang membuat dia kesal. Tiba-tiba Laika tertegun ia lupa ia belum mendapatkan satu tanda tangan lagi yaitu tanda tangan si esbalok Laika mulai gelisah baru saja ia ingin menghampiri temannya dikantin tetapi ia langsung ingat sesuatu ia tidak tau bagaimana cara untuk mendapatkan tanda tangan esbalok itu.
Mervin p.o.v.
Entah kenapa gue gak liat dia sama sekali sudah banyak murid yang minta tanda tangan tapi dia gak keliatan sama sekali kemana dia?
Mervin tersadar ia langsung membuang pikirannya itu jauh-jauh kenapa ia harus memikirkan gadis ceroboh itu.
Mervin menatap sekeliling entah kenapa pikirannya selalu tertuju pada gadis itu yang bernama Laika. Ntah kenapa gue juga punya kontak line dia, entalah pikiran Mervin tengah kacau padahal sedari tadi ketiga temannya sudah meminta tanda tangan kepadanya.
"Weihh bro lagi mikirin apa?"tanya Aldo, Mervin menatap Aldo.
"Apa sih do"
"Galak amat si pms yak?"
"Bacot lo sana pergi" Aldo yang kesal dengan sikap Mervin pun meninggalkannya.
Author pov.
Tidak ada cara lain Laika pun memberanikan diri untuk menghampiri Mervin yang tengah duduk sendiri sambil melamun Laika tidak tahu ia melamunkan apa dan ia tidak peduli juga.
"Kak gue minta tanda tangannya"ucap Laika yang cuek, Mervin langsung menoleh ke arah Laika.
"Gak boleh" ucapan Mervin membuat Laika geram.
"Yaudah kalo gak mau ntar gue bilang ke kak Galih kalo lo gak mau kasih tanda tangan lo"ucap Laika yang meninggalkan Mervin tetapi Mervin menahannya sambil berdecak.
"Pengadu lo emang" Laika tidak peduli ia langsung menyerahkan kertas dan pulpen.
"Eitt gampang banget main kasih sekarang lo tebak berapa tinggi gue"
"Ya mana gue tau emang gue bisa tau ukuran tinggi orang?"
Mervin berdecak ia menatap Laika dingin sedingin-dinginnya ia merampas kasar pulpen dan kertas itu lalu menandatangani kertas itu, setelah itu Laika langsung mengambil keduanya dan meninggalkan Mervin tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Kok lo lama si Lai" Laika hanya menaikkan kedua bahunya ia akan bersumpah tidak ingin bertemu dengan Mervin lagi ini adalah hari terakhir ia tidak mau melihatnya lagi.
"Mau makan apa Lai?"tanya Calista, Laika menggelengkan kepalanya.
"Gue lagi gak mood buat makan"ucap Laika sambil memainkan ponselnya.
.
.
.
Bersambung...
***jangan lupa vote+komennya yaaa:))
to be continued***..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Aprilia Amanda
eh?😳
2022-04-02
0