“Permisi, Nona?”
Peony yang tengah menunggu jalanan sepi itu menoleh, mengangkat sebelah alisnya, dia heran kenapa laki-laki di sebelahnya itu memanggilnya nona?
Apakah pria berbadan tinggi besar itu adalah mata-mata yang di kirim Darius untuk mengawasinya?
“Apakah anda berbicara dengan saya, Tuan?”
Tanya Peony, menunjuk dirinya sendiri. Dengan tangan kiri yang memegang seplastik penuh makanan ringan? Laki-laki di depannya itu tersenyum, “Tentu.”
“Ada apa? Apakah kamu mata-mata? Mau melaporkan kegiatan ku, heh?!” Todong Peony begitu saja. Sontak lelaki tegap itu berdecak dan terkejut geli.
“Apakah saya terlihat seperti itu?” Laki-laki itu malah melempar pertanyaan.
“Iya. Sedikit.”
“Langsung saja, ada apa anda memanggilku?” Tanya Peony, to the point.
Laki-laki di sebelahnya itu masih tak bergerak, hanya mengulas senyuman geli dan menatapi Peony dengan tatapan yang ... Berkilat-kilat, seperti Peony adalah barang lucu yang hadirnya sangat menarik di perhatikan.
“Ah—”
Belum sempat lelaki itu menyelesaikan ucapannya, Tani di sebrang jalan sudah berteriak memanggil nama Peony. Membuat keduanya serentak menoleh.
“PEONY! KEMARI!”
Wanita itu tengah melambai-lambaikan tangannya bermaksud memerintah Peony mendekat. Lalu tanpa ba-bi-bu Gadis itu pun berlari ke sebrang, meninggalkan si laki-laki yang ternganga tidak sempat bersuara.
Saat laki-laki tadi akan mengejar, bodyguard nya tiba-tiba datang dan memintanya untuk segera pulang atas perintah dari Tuan besarnya.
“Tuan Muda, nyonya Tzuyu meminta agar Tuan segera pulang.”
Laki-laki yang di ketahui bernama Van jeffdan itu menoleh, dia mengusap tengkuknya canggung. Lalu segera mengangguk. “Baiklah, ayo segera pulang.” Ajaknya. Kemudian berlalu lebih dulu.
***
“Yak!! Nona muda pemalas, siapa yang menyuruhmu untuk keluar rumah sendirian!!” Seru Tani, kini dia dan Peony tengah duduk berhadapan di sebuah sofa yang tak terlalu besar ruang apartemen.
Peony tak menghiraukan seruan-seruan kesal kakak sepupunya itu, dia sibuk memakan makanan yang di bawakan Tani tadi karena sudah terlalu lapar.
“YAK!”
Peony tersentak kaget, “Apa!” Sahutnya datar.
“Ishh, bukannya sudah aku katakan tidak keluar rumah dulu? Kamu ini keras sekali? Kalau nanti ada yang menculikmu bagaimana?! Bisa-bisa aku tidak jadi menikah karena Angkel Darius lebih dulu memenggal kepalaku!” Ocehnya tak di hiraukan Peony.
“Memangnya ada yang ingin menikah denganmu?! Wanita berisik dan banyak tingkah!” Sahut Peony sinis.
Tani sontak memekik. “YAK!! Begini-begini aku masih laku yaa!”
“Tidak peduli!” Gumam Peony sembari menyumpal telinganya dengan earphone. Teriakan kakak sepupunya itu terlalu memekakkan telinga.
Seketika perasaan kesal pun kembali menghampiri Tani. Tidak ada gunanya juga berbicara pada adik sepupunya. Selain Nona pemalas yang manja, Peony juga suka sekali menghancurkan hati seseorang dengan perkataannya yang kelebihan cabai.
Bahkan selama bertahun-tahun Tani dekat dengan Peony, Gadis itu masih saja terlihat sok cuek dan tak peduli. Membuat Tani geram dan sesekali mempunyai niat buruk pada anak Angkelnya itu.
Untung saja tidak dia lakukan, jika iya? Bisa habis dia dicincang oleh Yang Mulia Darius Maximilian. Walaupun kenyataannya tidak begitu! Tani saja yang terlalu banyak menonton drama. Jadi pikirannya suka sekali berimajinasi liar.
Berbeda dengan Peony, Gadis itu akan selalu menghabiskan waktunya dengan belajar. Karena cita-citanya dari dulu adalah menjadi pengusaha sukses seperti ayahnya. Lebih tepatnya, suka dengan kekayaan yang melimpah seperti Ayahnya.
Selain itu, dia juga ingin bebas pergi ke mana pun. Karena keluarganya itu tidak pernah mengizinkan keluar rumah sekalipun. Kasihan sekali Nasib Nona Muda manja dan pemalas itu? Ada yang ingin seperti Peony??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
SGhostter
Thor bikin penasaran nih, ayo dong lanjut ceritanya!
2025-09-25
1