Ch.5 takut kehilangan

Setelah makan,Kania kembali duduk di kursi samping tempat ayahnya terbaring. Azril telah pamit pulang terlebih dahulu karena ia sudah berjanji pada mamanya untuk kembali ke rumah omanya sekalian menjemput mamanya pulang.

"Sif,mending kamu pulang aja,ini udah terlalu sore." saran Kania sambil melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 5.42 sore.

"Tapi kamu gimana ,Kan? Kamu gak apa sendirian di sini?" tanya Sifa

"Aku gak apa kok. Kamu pulang aja."

"Ya udah ,kalau gitu aku pamit pulang dulu ya,Kan! Kamu yang sabar ya. Aku doakan ayahmu segera sembuh. Besok aku kemari lagi." pamit Sifa

Lalu Sifa bergegas keluar dari ruang rawat ayah Kania untuk pulang ke rumahnya.

Kini Kania hanya berdua dengan sang ayah yang masih terbaring belum sadarkan diri dari siang tadi. Air mata Kania kini mulai membasahi wajahnya lagi. Sambil terus menggenggam jemari ayahnya berharap sang ayah segera sadar dan pulih seperti sedia kala.

"Yah,ayah bangun dong yah! Nia takut disini sendirian. Ayah kan tau,Nia takut ditinggal sendiri. Yah,apa sakit ayah sebenarnya sudah lama,kenapa gak cerita ke Nia ,yah. Nia tau ayah khawatir Nia jadi sedih. Tapi akibat ayah gak cerita,ayah juga gak pernah berobat,sakit ayah malah jadi makin parah.Yah,Nia mohon bangunlah. Nia belum sempat bahagiain ayah. Kalau ayah gak bangun-bangun,Nia sama siapa yah?Ibu sudah lebih dulu ninggalin Nia,Nia takut ayah juga tinggalin Nia,Nia bener-bener takut ,Yah. Tolong jangan tinggalin Nia sendiri ,yah!" tangis Kania. Wajahnya telah bersimpuh ditangan ayahnya yang masih tak sadarkan diri.

tit tit tit...

tiba-tiba monitor detak jantung bergerak cepat.

"Yah,ayah kenapa yah?" Kania panik

Kania bergegas menekan tombol darurat,tak butuh waktu lama dokter dan beberapa perawat telah memasuki ruang rawat Pak Djafar.

"Maaf Nona,sebaiknya Anda di luar dulu." perintah dokter

"Tolong selamatkan ayah saya dok!" mohon Kania

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin. " dokter segera melakukan pemeriksaan setelah Kania keluar ruangan.

"Ya Allah,hamba mohon beri kesembuhan pada ayah!" doa Kania dalam hati

***

"Mama,oma,maaf Azril agak telat." sambil mencium punggung tangan omanya

"Oma udah sehatan?"

"Alhamdulillah udah sayang." sambil mengusap pelan rambut Azril. Lalu Azril menghempaskan tubuhnya di sofa tepat di samping mamanya.

"Kamu kemana sih,Zril. Udah hampir maghrib baru sampai." cebik mama Azril

"Maaf ma,tadi ada urusan mendadak yang gak bisa Azril tinggalin." ucap Azril

"Emang apa sih sayang? Kamu juga nampak kusut banget.Padahal siang tadi ceria-ceria aja. Emang ada masalah?"

"Mmmm...tadi Azril main ke kampus bu Kania ,ma."

"Apa? Kamu ini gimana sih ,kan udah mama bilang siapa bu Kania kamu itu." kesal mama Azril

"Iya ma,iya,Azril tau. Tapi mama dengerin dulu dong cerita Azril. Untung lho Azril kesana,jadi Azril bisa nolongin bu Kania. Dia lagi sedih banget ma."

"Emang Kania kenapa sayang?" mama penasaran

"Tadi pas ke kampus bu Kania,tiba-tiba ia muncul trus mau pamit dengan wajah cemas gitu. Jadi Azril sama kak Sifa,temannya bu Kania tanya ada masalah apa,ternyata ayah bu Kania mendadak masuk rumah sakit karena serangan jantung,ma." cerita Azril sedih

"Ya,Allah. Kasian banget Kania. "

"Iya ma,kasian banget emang. Yang buat Azril jengkel itu,ternyata ayahnya terkena serangan jantung setelah tau rumah mereka dijaminkan ke bank sama tantenya sendiri."

"Hah...apa gak ada pikiran tuh orang,seenaknya jaminin rumah orang untuk kepentingan pribadi." ucap mama Azril emosi

"Kalau saja mama gak minta jemput pulang,mungkin Azril udah temenin bu Kania. Kasian bu Kania,pasti sendirian. Tadi sih emang sama temennya,tapi sekarang pasti udah pulang."

"Besok bisa temenin mama rumah sakit tempat ayahnya Kania dirawat Zril?"

"Oh pasti ma. Besok kan hari Minggu,Azril pasti punya banyak waktu." cengir Azril

"Iya,kalo buat orang lain punya banyak waktu,giliran buat oma gak ada waktu. Kamu sama Azra sama aja,gak ada perhatian-perhatiannya sama oma." cebik oma kesal

"Maafin Azril omaku sayang. Bukannya Azril gak perhatian sama oma,tapi emang kadang urusan sekolah Azril cukup menyita waktu karena itu Azril suka gak sempat. Nanti kalo Azril udah gak terlalu sibuk,pasti Azril bakal sering-sering main ke sini. Oma juga sih,gak mau bener tinggal bareng kita,kalo tinggal bareng kan enak bisa sering ketemu."

"Kamu kan tau Zril,oma masih sedih kalo datang ke sana,oma seperti belum bener-bener ikhlas kehilangan papa kamu."hiks... oma mulai terisak mengingat kenangannya dengan anak tunggalnya,papa Azra dan Azril

"Oma jangan sedih lagi donk. Maafin Azril ya udah buat oma sedih." bujuk Azril sambil memeluk oma

"mmm...ngomong-ngomong siapa Kania yang kalian bahas itu?" tanya oma penasaran

"Kania itu Nia ma,temen masa kecil Azra yang ada di figura foto di kamar Azra. Nah,tadi siang Aira ketemu dia di sekolahan Azra,ternyata dia sekarang sedang ngajar di sekolah Azra." jelas mama Azril

"Oh,Azra sudah tau tentangnya?"

"Belum ma,biarin aja. Aira mau buat surprise buat Azra. Aira gak mau kasi tau,biar dia sendiri nanti yang mengenali sendiri kalo Kania itu Nia,cinta masa kecilnya." ucap mama Azril tersenyum penuh arti

di Rumah sakit

ceklek...

pintu ruang rawat ayah Kania dibuka

Kania bergehas mendekati dokter dan menanykan keadaan ayahnya.

"Dok,gimana keadaan ayah saya dok? Beliau gak apa-apa kan?" tanya Kania cemas

"Alhamdulillah,pak Djafar sudah melewati masa krisisnya dan sudah mulai sadarkan diri. Tapi ingat,tekanan darah dan jantungnya masih belum benar-benar stabil,jadi harus diperhatikan pola makan dan jangan biarkan Beliau banyak pikiran." tekan dokter

"Jadi saya sudah bisa bertemu ayah saya dok?"

"Sudah,silahkan. Kami permisi dulu. Kalau ada apa-apa,segera panggil kami!"ucap dokter sambil berlalu kembali ke ruangannya

"Makasih dok." ucap Kania tulus lalu ia bergehas masuk ke dalam ruangan tempat ayahnya dirawat

"Ayah..." panggil Kania lirih lalu berhambur ke pelukan ayahnya.

"Jangan nangis sayang! Ayah gak apa-apa kok." mencoba menenangkan Kania

"Ayah kenapa gak bilang kalau jantung ayah bermasalah? Seharusnya kalau ayah merasa sakit,ayah periksa,bukannya dibiarin makin parah. Nia takut yah,Nia bener-bener takut ayah ninggalin Nia seperti ibu. " Kania terus terisak dipelukan ayahnya

"Maafin ayah sayang,ayah hanya gak mau buat kamu sedih."bujuk ayah Kania

"Iya,tapi kalau begini,Nia jadi merasa bersalah. Nia merasa gagal sebagai seorang anak karena Nia sampai gak tau kalau ayah sakit. Kalau ayah kenapa-kenapa,bagaimana dengan Nia. Nia gak mau sendiri yah!" ucap Kania yang masih terus menangis

"Udah,jangan nangis lagi! Ayah sudah gak apa-apa kok. Kamu idah makan malam?"

Nia hanya menggelengkan kepala.

"Ayo buruan makan kalo gak mau buat ayah makin sedih." titah ayah Kania

Nia hanya mengangguk pasrah,tak mau membuat ayahnya sedih.

Terpopuler

Comments

Nisa Nisa

Nisa Nisa

kok aku ikutan deg deg an
Alhamdulillah ayahnya bisa lewati masa kritis

2022-01-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!