3. Kejadian Tiba - Tiba

Malam sudah larut saat Arsha baru saja memejamkan mata. Samar - samar telinganya mendengar suara pintu rumahnya yang di ketuk serta suara orang yang mengucapkan salam.

Arsha pun kembali terjaga, mengingat saat ini Romonya sedang berada di Kota. Remaja tampan itu keluar dari kamar dan menuju ke sumber suara.

"Waalaikumsalam." Jawab Arsha sambil membukakan pintu setelah mengintip siapa yang mengetuk pintu rumahnya.

"Maaf, Mas, mengganggu malam - malam. Bu Dokter ada? Itu, saya mau minta tolong, Mbah Parti tiba - tiba kejang." Ujar Si Pria yang nampak panik.

"Ada, Lek. Silahkan duduk dulu, saya bangunkan Ibun sebentar." Jawab Arsha.

Arsha setengah berlari menuju ke kamar orang tuanya.

"Bun... Ibun..." Panggil Arsha sambil mengetuk pintu kamar.

"Iya, Nak?" Lirih Runi yang menyahut dari dalam kamar. Tak lama, pintu kamar pun terbuka.

"Ada apa, Mas?" Tanya Runi saat melihat putranya berdiri di ambang pintu.

"Itu, ada Lek Yanto yang mau minta tolong. Mbah Parti katanya kejang - kejang." Jawab Arsha.

"Ha? Yasudah Ibun siap - siap dulu sebentar." Jawab Runi.

"Aku antar, Bun. Lek Yanto biar aku suruh duluan aja." Kata Arsha sambil kembali berlari ke depan untuk memberi tau warga yang meminta bantuan.

Setelahnya, Arsha kembali ke kamar dan memakai jaket juga celana panjang. Tak lama, setelah itu ia segera mengeluarkan motor matic milik Runi dan menunggu Ibunnya di depan.

Runi dengan tergopoh - gopoh menghampiri putranya yang sudah menunggu di atas motor. Setelah memastikan Ibunnya duduk dengan aman, barulah Arsha mulai melajukan motornya menuju ke rumah Mbah Parti.

Kediaman Mbak Parti terlihat ramai dengan anak - anaknya yang sudah berkumpul. Sesampainya di sana, Runi dan Arsha langsung di persilahkan masuk. Awalnya Arsha ingin menunggu di ruang tamu saja. Namun, entah mengapa ia tiba - tiba ingin ikut masuk ke kamar Mbah Parti.

"Bun, aku boleh ikut masuk gak?" Bisik Arsha.

"Tumben, biasanya nunggu di ruang tamu aja?" Tanya Runi.

"Gak tau, kok pingin lihat Mbah Parti." Jawab Arsha.

"Yaudah, ayo." Ajak Runi yang kemudian mengekor pada pemilik rumah yang membawanya ke kamar Mbah Parti.

Di kamar Mbah Parti, Arsha merasa sedih saat melihat kondisi Mbah Parti yang memprihatinkan. Tubuh rentanya hanya tinggal tulang yang di balut kulit.

Arsha memperhatikan Runi yang memeriksa kondisi Mbah Parti. Raut wajahnya tampak seperti sedang berpikir keras. Arsha pun yakin, jika sesuatu yang tak beres terjadi pada wanita renta yang tak sadarkan diri itu.

"Gimana kondisi Ibu saya, Bu Dokter?" Tanya salah seorang anak Mbah Parti.

"Kondisinya sangat gak stabil. Baiknya di bawa ke Rumah Sakit lagi saja, agar mendapat penanganan lebih lanjut." Ujar Runi.

"Tapi, pihak Rumah Sakit sudah menyerah, Bu Dokter. Bu Dokter tau sendiri kalau kemarinnya Ibu saya baru di bawa pulang dari Rumah Sakit." Kata Lek Yanto yang tinggal bersama Mbah Parti.

Runi hanya bisa menghembuskan nafas berat. Tak hanya satu atau dua kali ia mendapatkan pasien seperti ini. Pasien yang seolah hidup segan, mati pun tak mau.

"Saya juga gak bisa berbuat apa - apa lagi, Pak, Bu. Sementara ini, biar saya infus saja ya, biar tetap ada nutrisi yang masuk untuk Simbah." Lirih Runi dengan tatapan sedih. Hatinya terasa ngilu karna tak bisa berbuat banyak untuk pasiennya.

"Manut kalih Bu Dokter mawon, pripun saene. (Nurut sama Bu Dokter saja, gimana baiknya.)" Jawab Lek Yanto.

"Kasihan banget Simbah." Lirih Arsha sambil mengusap kaki keriput Mbah Parti.

"Astaghfirullah! Bun! Ini apa?" Tanya Arsha saat melihat benang yang menempel di tangannya sesaat setelah mengusap kaki Mbah Parti.

"Kamu dapat dari mana, Nak?" Tanya Runi yang ikut heran. Tak hanya Runi, anak - anak Mbah Parti pun turut heran melihat benang di telapak tangan Arsha.

"Gak tau, Bun. Tau - tau nempel di tangan." Jawab Arsha kebingungan.

Saat itu, tubuh Mbah Parti tiba - tiba menegang dengan netra sayunya yang terbuka. Lek Yanto langsung mendekat ke arah Ibunya dan membisikkan kalimat tauhid di telinga Ibunya berulang - ulang. Sementara tangisan pun mulai terdengar dari anak - anak Mbah Parti yang lain.

Arsha sendiri terlihat shock dengan kejadian barusan. Ia hanya bisa mematung di tempatnya sambil melihat situasi yang nampak sedikit kacau.

Tak lama kemudian, Runi kembali memeriksa kondisi Mbah Parti.

"Innalillahi wainnaillaihi roji'un." Lirih Runi saat memeriksa denyut nadi Mbah Parti.

"Maaf Bapak - bapak, Ibu - Ibu, Simbah mpun sedo. (Simbah sudah meninggal.)" Imbuh Runi kemudian.

Mendengar itu, suara tangisan yang awalnya lirih, kini terdengar semakin jelas. Beberapa keluarga nampak berpelukan untuk saling menguatkan. Bagaimanapun, kehilangan anggota keluarga adalah hal yang sangat menyedihkan.

Melihat Arsha yang masih mematung, Runi pun membawa putranya itu ke ruang tamu rumah Mbah Parti. Runi berusaha menenangkan putranya yang nampak resah.

"Bun, gara - gara aku ya." Lirih Arsha sambil menatap benang yang masih ada di telapak tangannya.

"Enggak, Mas. Semua itu sudah kehendak Allah." Jawab Runi sambil mengambil benang putih yang cukup panjang di telapak tangan Arsha. Ia kemudian meletakkan benang itu du atas kain kasa.

Arsha hanya bisa terdiam sambil menunduk. Kejadian ini, membuatnya seolah menjadi seorang pencabut nyawa. Mbah Parti meninggal setelah Arsha 'mengambil' sesuatu dari kakinya tanpa sengaja.

"Sudah ya, Nak. Gak apa - apa, kamu jangan resah seperti ini." Lirih Runi sambil mengusap kepala putranya. Tentu ia pun mengerti dengan kejadian ini, karna ia pernah melihat sebelumnya.

"Mas Kembar, Bu Dokter." Panggil Lek Yanto saat menghampiri mereka. Netranya terlihat masih berkaca - kaca. Kesedihan tergambar jelas walaupun ia berusaha menutupi dengan senyuman.

"Lek, maafin aku-"

"Enggak Mas. Mas Kembar gak salah. Saya justru mau berterima kasih sama Mas Kembar karna sudah membantu melepaskan 'pegangan' Simbah." Lek Yanto memotong ucapan Arsha sambil tersenyum.

Arsha sendiri hanya bisa menunduk. Tentu saja ia masih merasa bersalah terlebih setelah mengetahui kalau Mbah Parti meninggal setelah 'pegangannya' ia keluarkan.

"Mas Kembar jangan menyalahkan diri. Justru kami berterima kasih karena Mas Kembar sudah membantu." Ujar Lek Yanto sambil memegang tangan Arsha.

"Simbah sudah lama menderita, sampai - sampai sering minta mati. Alhamdulillah, sekarang Simbah sudah tenang dan gak kesakitan lagi. Terima kasih banyak ya, Mas Kembar. Kami sudah lama cari orang yang bisa melepaskan 'pegangan' Simbah karna kasihan melihat Simbah menderita. Alhamdulillah, tanpa di sangka orangnya datang sendiri saat kami sudah hampir putus asa." Ujar Lek Yanto dengan tulus sambil menggenggam tangan Arsha yang terasa dingin.

Terpopuler

Comments

Rizky Rahma Aulia Akbar

Rizky Rahma Aulia Akbar

thor jgn lama lama yaaa upnya

2025-09-19

2

Nur Wakidah

Nur Wakidah

plek titisane Romo Abi ikih , , ,

2025-10-15

1

Lee 😉

Lee 😉

jdi merinding wehh...

2025-09-19

1

lihat semua
Episodes
1 1. Arsha dan Aksa
2 2. Di Jodoh - Jodohkan
3 3. Kejadian Tiba - Tiba
4 4. Pemakaman
5 5. Dapat Izin
6 6. Suara Merdu
7 7. Modus Roti Bakar
8 8. Berkah Hujan
9 9. Harimau Penjaga
10 10. Kulkas Konslet
11 11. Perpisahan
12 12. Bertemu Raina
13 13. Salah Lihat?
14 14. Gerojogan Wungu
15 15. Pria Misterius
16 16. Terlambat
17 17. Hukum Adat
18 18. Pelaksanaan Hukuman
19 19. Kedekatan Kakak Beradik
20 20. Keberangkatan
21 21. Time Flies
22 22. Berbagi Tugas
23 23. Hujan dan Kenangan
24 24. Kesempatan Kedua
25 25. Ketempelan
26 26. Pembukaan MTQ
27 27. Penantian dan Doa
28 28. Datting or Meeting?
29 29. Keluarga Raina
30 30. Tak Mau Kehilangan
31 31. Kabar Mengejutkan
32 32. Kondisi Raina
33 33. Cinta Itu Buta
34 34. Preman Kesayangan
35 35. Bahagianya Berkumpul
36 36. Anti Rugi
37 37. Mahasiswa Hilang
38 38. Pertemuan
39 39. Mas Askara
40 40. Menggemaskan
41 41. Penasaran
42 42. Suara Buaya
43 43. Keluarga Rasa Sahabat
44 44. Bantuan Ibun
45 45. Porak Poranda
46 46. Pertaruhan
47 47. Harimau
48 48. Pria - Pria Bucin
49 49. Pak Sekdes
50 50. Sosok yang Menenangkan
51 51. Puting Beliung
52 52. Getun
53 53. Ningrat
54 54. Ikhlas
55 55. Sudah Kenal
56 56. Malam yang Hangat
57 57. Satpam Gagal
58 58. Pohon Mangga
59 59. Pahlawan
60 60. Harus Adil
61 61. Izin ke Dubai
62 62. Permintaan
63 63. Alasan Penolakan
64 64. Kabar Untuk Keluarga
65 65. Akad
66 66. Si Paling Jahil
67 67. Lapar
68 68. Berpamitan
69 69. Penyambutan
70 70. Si Pengganggu
71 71. Puncak Ritual
72 72. Cahaya Menyilaukan
73 73. Buka Puasa
74 74. Bertemu Calon Mertua
75 75. Balada Hadiah
76 76. Mata Air dan Lautan
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Arsha dan Aksa
2
2. Di Jodoh - Jodohkan
3
3. Kejadian Tiba - Tiba
4
4. Pemakaman
5
5. Dapat Izin
6
6. Suara Merdu
7
7. Modus Roti Bakar
8
8. Berkah Hujan
9
9. Harimau Penjaga
10
10. Kulkas Konslet
11
11. Perpisahan
12
12. Bertemu Raina
13
13. Salah Lihat?
14
14. Gerojogan Wungu
15
15. Pria Misterius
16
16. Terlambat
17
17. Hukum Adat
18
18. Pelaksanaan Hukuman
19
19. Kedekatan Kakak Beradik
20
20. Keberangkatan
21
21. Time Flies
22
22. Berbagi Tugas
23
23. Hujan dan Kenangan
24
24. Kesempatan Kedua
25
25. Ketempelan
26
26. Pembukaan MTQ
27
27. Penantian dan Doa
28
28. Datting or Meeting?
29
29. Keluarga Raina
30
30. Tak Mau Kehilangan
31
31. Kabar Mengejutkan
32
32. Kondisi Raina
33
33. Cinta Itu Buta
34
34. Preman Kesayangan
35
35. Bahagianya Berkumpul
36
36. Anti Rugi
37
37. Mahasiswa Hilang
38
38. Pertemuan
39
39. Mas Askara
40
40. Menggemaskan
41
41. Penasaran
42
42. Suara Buaya
43
43. Keluarga Rasa Sahabat
44
44. Bantuan Ibun
45
45. Porak Poranda
46
46. Pertaruhan
47
47. Harimau
48
48. Pria - Pria Bucin
49
49. Pak Sekdes
50
50. Sosok yang Menenangkan
51
51. Puting Beliung
52
52. Getun
53
53. Ningrat
54
54. Ikhlas
55
55. Sudah Kenal
56
56. Malam yang Hangat
57
57. Satpam Gagal
58
58. Pohon Mangga
59
59. Pahlawan
60
60. Harus Adil
61
61. Izin ke Dubai
62
62. Permintaan
63
63. Alasan Penolakan
64
64. Kabar Untuk Keluarga
65
65. Akad
66
66. Si Paling Jahil
67
67. Lapar
68
68. Berpamitan
69
69. Penyambutan
70
70. Si Pengganggu
71
71. Puncak Ritual
72
72. Cahaya Menyilaukan
73
73. Buka Puasa
74
74. Bertemu Calon Mertua
75
75. Balada Hadiah
76
76. Mata Air dan Lautan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!