Bab Tiga. Bercerai.

"Darimana saja kamu, Bella!" teriakan Bu Lilis bergema di ruang tamu, begitu Bella membuka pintu.

"Maaf Inang, aku ada urusan tadi sebentar." sahut Bella berjalan menuju kamarnya. Dia ingin ganti pakaian dan hendak menyiapkan makan malam. Meladeni mertuanya tidak akan ada habisnya. Beliau akan merepet terus sepanjang waktu.

"Eh, mau kemana kamu. Dasar menantu tidak punya adab. Melengos saja seperti binat**g." cecar Bu Lilis sewot.

"Lihat rumah berantakan, makanan tidak ada. Kamu keluyuran saja sepanjang hari!" cecar Bu Lilis lagi. Bella mencoba menahan emosinya untuk tidak terpancing amarah.

"Selain mandul kamu juga mendadak budek ya?" Lagi-lagi ucapan kasar itu meluncur dari celah bibir sang mertua. Bella menarik napas panjang.

"Cukup Inang! Jangan memakiku lagi seolah aku tidak punya perasaan!" dengus Bella dengan napas tersenggal. Ucapan ibu mertuanya sungguh menusuk hati. "Aku hanya pergi sebentar. Setelah perkerjaan rumah aku selesaikan. Jika sekarang semua berantakan itu adalah ulah cucu Inang. Kenapa aku yang disalahkan. Inang tegur saja Maya, aku bukan babu di rumah ini. Aku adalah istri Ryan, menantu Inang!" teriak Bella kalap.

Bu Lilis terkesiap, mendengar kata-kata Bella. Karena baru kali ini menantunya itu berani melawan ucapannya. Biasanya Bella bungkam atau diam-diam menangis di dapur. Sambil mengerjakan apa yang dia perintah.

Entah kekuatan dari mana menantunya itu berani menjawabnya.

"Kurang ajar kamu, ya. Sudah berani melawan kamu. Maya itu putriku sedangkan kamu itu adalah orang asing yang menjadi menantuku." maki Bu Lilis seraya mengayunkan tangannya hendak menampar wajah Bella.

Bella berkelit sehingga Bu Lilis hampir saja jatuh di saat menghindarinya.

"Cukup Inang! Aku akan melawan kalau tangan Inang menyentuh tubuhku!" Teriak Bella berdiri menantang.

"Hei! Kurang ajar kamu ya, berani-beraninya membentak Mama!" sebuah suara dari arah dapur menggema lantang. Di pintu pembatas antara ruang makan dan dapur. Berdiri sosok Maya sambil berkacak pinggang. Dengan langkah tergesa mendekati Bella.

Tanpa rasa takut Bella berdiri santai di depan pintu kamarnya.

"Kamu mau apa. Mau menamparku juga? Jangan coba-coba ya!" ucap Bella tajam.

"Kamu!" lengan Maya melayang hendak menampar Bella. Tapi lengannya secepat kilat dicekal Bella. Lalu didorongnya tubuh Maya menjauh darinya. Alhasil, Maya terhempas dan terduduk di sofa.

Bu Lilis dan Maya kaget melihat Bella. Keduanya saling pandang.

"Jika aku adalah orang asing di rumah ini, apa bedanya dengan kamu. Kamu juga seorang menantu di keluarga suamimu. Bahkan kamu tak punya hak di rumah ini lagi. Sejak kamu bergelar menantu." kecam Bella tajam.

"Maya itu putriku, dan akan tetap punya hak di rumah ini. Tidak seperti kamu, asal usul tidak jelas. Mandul lagi!" bentak Bu Lilis menyakitkan.

Bella menggigit bibirnya, menahan rasa sakit dari makian ibu mertuanya.

"Tidak perlu menghinaku seperti ini, Inang. Dan satu hal lagi, aku tidak mandul!" kecam Bella.

"Buktinya kamu tidak bisa hamil, apa itu belum cukup."

"Anak Inang lah yang bermasalah. Selama ini tidak pernah mau periksa. Atau jangan-jangan Inang membayar dokter untuk menyebutku mandul."

"Kamu gila. Anakku sehat dan kamulah yang bermasalah."

"Lantas, kenapa aku tidak pernah menerima hasil pemeriksaan medis itu. Pasti Inang sembunyikan sesuatu dariku, iya kan?" kejar Bella karena ingat perkataan Dokter Sherly. Rekam medis suaminya.

"Bacot kamu!" ucap Bu Lilis tiba-tiba gamang. Kemarin dia juga meminta hasil pemeriksaan dokter keluarga mereka. Namun, dokter itu bilang akan diserahkan nanti. Tapi sampai sekarang tidak kunjung dia terima. Sehingga dia lupa akan hal itu.

"Hei! Ada apa ribut-ribut begini." tiba-tiba saja Ryan sudah muncul di ambang pintu. Bersama seorang perempuan yang menggandeng lengan suaminya, mesra.

Bella sampai melototkan sepasang netranya demi menyaksikan adegan mesra itu. Dan lebih kaget lagi dengan perlakuan ibu mertuanya yang menyambut hangat tamu itu.

"Eh, Karin! Silahkan masuk Nak Karin." Wajah Bu Lilis spontan berubah saat melihat siapa yang datang. Menyuruh duduk tamu asing itu, tanpa mengindahkan perasaan Bella.

"Bella! Pigi sana, lekas buatkan minum. Jangan lupa camilannya." Sentak Bu Lilis pada Bella yang berdiri mematung karena shok!

"Siapa dia Bang?" Tatap Bella penuh luka. Meskipun dia tidak menjamin suaminya akan setia di luar sana. Tapi, Bella tidak pernah menduga kalau suaminya tega membawa perempuan asing ke rumah mereka. Seolah hati dan perasaannya tidak perlu dijaga.

"Bawel, masih saja bertanya." Lagi-lagi ibu mertuanya yang menjawab. Sementara sikap Ryan begitu mesra pada Karin.

"Kamu yakin siap mendengar jawabannya?" timpal Maya dengan senyum mengejek.

"Dengar baik-baik ya, Bella. Karin ini adalah calon istri Ryan. Karena kamu itu mandul." sahut Bu Lilis enteng.

"Betul! Dan saat ini dia tengah mengandung anakku. Keturunanku  penerus margaku. Puas kamu, Bella?" senyum Ryan tanpa perasaan. Karin tersenyum sumringah, membuat Bella mendadak mual.

Kenyataan yang sungguh menyakitkan. Sia-sia semua kesabarannya selama lima tahun ini, sebagai istri dan menantu yang tidak dianggap.

"Kamu jahat Bang!" seru Bella lirih. Hatinya sakit tak terperi terlebih karena ibu mertuanya terang-terangan merestui.

"Kamu itu mandul Bella. Harusnya kamu tau diri." cecar Bu Lilis memojokkan Bella.

"Aku tidak mandul! Bahkan saat ini ..." Bella tidak melanjutkan ucapannya karena dia sadar janin di dalam perutnya bukan darah daging Ryan.

"Kenapa kamu diam, lanjutkan ucapanmu!" tantang Ryan. Bella gelagapan. Apapun yang akan dia jelaskan sudah tidak ada gunanya. Kenyataan dia sudah dikhianati oleh suaminya yang membuatnya terluka sangat dalam.

"Sejak kapan kamu menghianati aku, Bang?" Bella mengalihkan ucapannya. Ryan tertawa sumbang mendengar ucapan Bella. Begitu juga Bu Lilis dan Maya. Bahkan Karin juga tertawa tanpa sadar. Sikapnya itu sungguh sangat menjijikkan di mata Bella.

Mendengar suara tawa Karin, Bella melotot ke arahnya. "Tutup mulutmu itu perempuan jalang! Dasar pelacur murahan!" sergah Bella sarkas.

"Kamu yang tutup mulut, Bella, perempuan mandul! Dia itu lebih terhormat dari kamu, tau!" serang Bu Lilis.

"Lebih terhormat?" Giliran tawa Bella yang meledak. Dipandangnya satu persatu wajah di depannya.

"Terhormat dari mananya? Sudah merebut suami orang dan hamidun. Cuih! Bahkan kamu lebih hina dari pelacur sekalian!" tuding Bella menunjuk Karin. Seketika wajah Karin memerah mendengar penghinaan itu.

"Plak!" sebuah tamparan keras mendarat di wajah putih Bella. Saking kerasnya tamparan itu dia terhuyung ke belakang. Untung saja Bella berhasil meraih pegangan pada sandaran sofa.

"Hari ini juga aku ceraikan kamu perempuan mandul!" bentak Ryan. Bella menatap Ryan dengan nyala api di matanya.

"Baik! Siapa takut!" seringai Bella angkuh! Dia langsung berbalik menuju kamarnya hendak mengemas pakaiannya.***

Terpopuler

Comments

vj'z tri

vj'z tri

terussss Lo sendiri di rumah ngejedok gitu 😏 gemes aku loh sama lampir ini🤣🤣🤣🤣

2025-09-18

1

vj'z tri

vj'z tri

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 lampir melihara ular Ryan bermasalah tapi ada lampir kecil datang bilang lagi hamil anak siapa itu 🤣🤣🤣🤣🤣 buaya di kadalin

2025-09-18

1

🌈 Bunga_Ros⁹⁷

🌈 Bunga_Ros⁹⁷

asal nanti GK nyesal ngurus yang nyatanya bukan anak mu Ryan...

mana mungkin karin hamil sama kamu,, apa masih GK nyadar klo kamu mandul apa?

2025-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab satu. Hamil
2 Bab dua. Sebuah keputusan
3 Bab Tiga. Bercerai.
4 Bab Empat. Pergi dari rumah.
5 Bab lima. Dibawa ke rumah Gavin.
6 Bab enam. Tinggal di rumah besar.
7 Bab Tujuh. Bertemu Kakek.
8 Bab Delapan. Kecurigaan Opung.
9 Bab sembilan. Rencana pernikahan.
10 Bab sepuluh. Menikah
11 Bab sebelas. insiden dalam kamar.
12 Bab dua belas. Mimpi buruk
13 Bab tiga belas. Sarapan bersama.
14 Bab empat belas. Kontrak sialan!
15 Bab lima belas. Bella sakit.
16 Bab enam belas. Ketika rasa itu mulai tumbuh.
17 Bab tujuh belas. Bertemu mantan mertua.
18 Bab delapan belas. Cari masalah
19 Bab sembilan belas. Berurusan dengan Polisi.
20 Bab dua puluh, Hari yang sial!
21 Bab dua puluh satu. Sepasang anak kembar.
22 Bab, duapuluh dua. Kehangatan di rumah kakek.
23 Bab duapuluh tiga. Soraya
24 Bab, duapuluh empat. Tanda lahir
25 Bab Duapuluh lima, Dendam Soraya
26 Bab Duapuluh enam, Masa lalu Bella.
27 Bab duapuluh tujuh. Sebersit harapan
28 Bab duapuluh delapan. Galau.
29 Bab Duapuluh sembilan. senyum bahagia Gavin.
30 Bab 30. Rahasia duapuluh dua tahun lalu.
31 Bab tigapuluh satu. mengurai benang kusut.
32 Bab 32, mencari jejak bella
33 Ban 33. Bukti valid masa kecil Bella.
34 Bab 34.
35 Bab 35.
36 Bab 36. janji sebuah hati
37 Bab 37. kedatangan Opung yang mendadak.
38 Bab 38. Bertemu lagi
39 Bab 39. tingkah kurang ajar, Ryan.
40 Bab 40. Amarah Gavin
41 Bab 41. Bella diculik.
42 Bab 43. mencari jejak Bella
43 Bab 43.
44 Bab 44.Perjalanan Bella ke pulau terasing.
45 Bab 45. Bella melarikan diri.
46 Bab, 46. Rencana pindah ke London.
47 Bab 47. Opung masuk rumah sakit.
48 Bab 48. Kecurigaan Opung.
49 Bab 49. Tuduhan pada Soraya
50 Bab 50. Pengakuan Lastri.
51 Bab 51. Upah seorang pendusta
52 Bab 52. Karin keguguran
53 BAB 53. Bella bertolak ke London
54 Bab 54 Lima tahun kemudian
55 Bab 55. Pertemuan tak terduga
56 Bab 56 dinding pemisah hati.
57 Bab 57. Tinggal di rumah Daddy
58 Bab 58 SOSOK BELLA YANG BERUBAH
59 Bab 59. Rahasia Bella.
60 Bab 60. Bella mengulik sebuah rahasia.
61 Bab 61. Dirman keluar dari penjara.
62 Bab 62. Gavin diculik.
63 Bab 63. Kembali ke aparteman.
64 Bab 64. menyusun rencana.
65 Bab 65. Kemunculan Soraya
66 Bab 66 tipu daya Bella
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab satu. Hamil
2
Bab dua. Sebuah keputusan
3
Bab Tiga. Bercerai.
4
Bab Empat. Pergi dari rumah.
5
Bab lima. Dibawa ke rumah Gavin.
6
Bab enam. Tinggal di rumah besar.
7
Bab Tujuh. Bertemu Kakek.
8
Bab Delapan. Kecurigaan Opung.
9
Bab sembilan. Rencana pernikahan.
10
Bab sepuluh. Menikah
11
Bab sebelas. insiden dalam kamar.
12
Bab dua belas. Mimpi buruk
13
Bab tiga belas. Sarapan bersama.
14
Bab empat belas. Kontrak sialan!
15
Bab lima belas. Bella sakit.
16
Bab enam belas. Ketika rasa itu mulai tumbuh.
17
Bab tujuh belas. Bertemu mantan mertua.
18
Bab delapan belas. Cari masalah
19
Bab sembilan belas. Berurusan dengan Polisi.
20
Bab dua puluh, Hari yang sial!
21
Bab dua puluh satu. Sepasang anak kembar.
22
Bab, duapuluh dua. Kehangatan di rumah kakek.
23
Bab duapuluh tiga. Soraya
24
Bab, duapuluh empat. Tanda lahir
25
Bab Duapuluh lima, Dendam Soraya
26
Bab Duapuluh enam, Masa lalu Bella.
27
Bab duapuluh tujuh. Sebersit harapan
28
Bab duapuluh delapan. Galau.
29
Bab Duapuluh sembilan. senyum bahagia Gavin.
30
Bab 30. Rahasia duapuluh dua tahun lalu.
31
Bab tigapuluh satu. mengurai benang kusut.
32
Bab 32, mencari jejak bella
33
Ban 33. Bukti valid masa kecil Bella.
34
Bab 34.
35
Bab 35.
36
Bab 36. janji sebuah hati
37
Bab 37. kedatangan Opung yang mendadak.
38
Bab 38. Bertemu lagi
39
Bab 39. tingkah kurang ajar, Ryan.
40
Bab 40. Amarah Gavin
41
Bab 41. Bella diculik.
42
Bab 43. mencari jejak Bella
43
Bab 43.
44
Bab 44.Perjalanan Bella ke pulau terasing.
45
Bab 45. Bella melarikan diri.
46
Bab, 46. Rencana pindah ke London.
47
Bab 47. Opung masuk rumah sakit.
48
Bab 48. Kecurigaan Opung.
49
Bab 49. Tuduhan pada Soraya
50
Bab 50. Pengakuan Lastri.
51
Bab 51. Upah seorang pendusta
52
Bab 52. Karin keguguran
53
BAB 53. Bella bertolak ke London
54
Bab 54 Lima tahun kemudian
55
Bab 55. Pertemuan tak terduga
56
Bab 56 dinding pemisah hati.
57
Bab 57. Tinggal di rumah Daddy
58
Bab 58 SOSOK BELLA YANG BERUBAH
59
Bab 59. Rahasia Bella.
60
Bab 60. Bella mengulik sebuah rahasia.
61
Bab 61. Dirman keluar dari penjara.
62
Bab 62. Gavin diculik.
63
Bab 63. Kembali ke aparteman.
64
Bab 64. menyusun rencana.
65
Bab 65. Kemunculan Soraya
66
Bab 66 tipu daya Bella

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!