"Silahkan duduk dulu Pak Gavin." Dokter Sherly melirik Bella memberi isyarat supaya diam, "sebenarnya hasil tes kemarin itu, …” belum sempat Dokter Sherly menuntaskan kalimatnya, Bella tiba-tiba memotong pembicaraan itu.
“Saya berhasil hamil Pak!” Sahut Bella tenang. Sherly menatap tajam ke arah Bella. Kedua matanya melotot tidak menduga Bella akan mengakuinya, padahal sudah ia peringatkan untuk tutup mulut.
“Hem, jadi kamu perempuan yang menyewakan rahim itu?” Gavin menatap dingin ke arah Bella. Membuatnya seketika membeku. Lalu pandangannya beralih ke Dokter Sherly.
“Eh, maaf Pak Gavin. Sebenarnya ada sesuatu yang hendak saya sampaikan.”
“Kenalkan, nama saya Bella Arunika.” Bella berdiri dari kursinya dan mengulurkan tangannya. Lagi-lagi Bella memotong pembicaraan antara Gavin dan Sherly.
“Jadi Anda benar-benar mengandung anak saya?” Kedua belah mata Gavin menyipit. Menyapu seluruh wajah Bella dengan tatapan dinginnya. Gavin mengabaikan uluran tangan Bella. Dia malah memberi kode ke lelaki di sampingnya. Dan pria itu mengeluarkan berkas dari dalam tasnya.
Bella menelan salivanya yang terasa pahit. Aura membunuh dari sorot mata itu membuat hatinya gentar. Dia menggangguk luruh, tertunduk. Tidak mampu menantang sorot mata tajam itu.
"Tolong Nona baca dan pelajari kontrak ini. Bila ada pertanyaan atau Anda menyetujui aturan dalam kontrak itu, segera hubungi nomor yang tertera dalam berkas itu. Saya Martin, asisten pribadi Pak Gavin."
Bella mengulurkan tangannya menerima berkas itu. Kedua pria itu segera keluar dari ruangan dokter. Saat di ambang pintu, Gavin berbalik lagi.
“Kemarin dokter memberikan data yang berbeda.Apakah dia orang yang sama?" Gavin menatap curiga. Tatapannya begitu meremehkan.
"Eh, maaf Pak Gavin. Perempuan yang kemarin mengundurkan diri. Jadi saya mencari penggantinya. Saya minta maaf tidak memberitahu Bapak." Dokter Sherly terpaksa berbohong mengikuti alur yang dilakukan Bella.
"Hem!" Gavin mendengus dingin. Dalam hatinya dia setuju saja. Karena wanita dihadapannya jauh lebih cantik dan muda. Meski yang kemarin dia cuma melihat lewat pasfoto.
"Baiklah. Tidak apa-apa. Nanti saya akan hubungi dokter lagi." Kedua sosok itu menghilang di balik
“Kamu gila Bella! Benar-benar gila! Kamu sadar tidak dengan apa yang barusan kamu lakukan? Kamu tidak tau tengah berhadapan dengan siapa!” sentak Dokter Sherly tajam menyesali ucapan Bella.
“Sherly a … aku tidak ingin kamu kehilangan karir dan nama baikmu. Selain itu aku hendak membuktikan kepada suamiku dan keluarganya bahwa aku tidak mandul. Sudah cukup aku mendapat penghinaan mereka selama ini. Kini saatnya aku mau balas dendam!” ucap Bella penuh penekanan. Kepalanya menunduk menyembunyikan wajahnya yang terlihat memerah lalu Bella mengangkat wajahnya. Sorot matanya tajam rahangnya mengeras.
Sherly sampai menahan napas melihat ekspresi wajah Bella. Belum pernah dia melihat kemarahan di wajah itu sejak dia mengenalnya. Sepertinya dia menahan kemarahan jangan sampai meledak. Karena telah terungkap kebenaran, bahwa dirinya selama ini tidak mandul.
Entah bagaimana paras suami dan ibu mertuanya saat mendengar khabar ini.
“Bella, bukan begini caranya balas dendam. Kamu sama saja menggali kuburan sendiri. Orang yang akan kau hadapi bukan orang sembarangan. Dia pria dingin dan keras. Dia itu sangat kejam. Dan berkas yang di tanganmu itu adalah aturan kontrak yang harus kau ikuti. Tolong pikir ulang keputusanmu itu.” Bisik Dokter Sherly penuh penekanan. Berharap Bella menarik ulang keputusannya yang sangat gegabah itu. Dia tidak ingin sahabatnya itu berada dalam masalah akibat kelalaiannya.
“Aku tidak bisa mundur lagi, dokter. Keputusanku sudah bulat.” Ucapan Bella membuat lemas kedua lutut Sherly. Sherly terduduk di kursinya dengan pikiran buntu. Kewalahan membujuk sahabatnya itu untuk mengurungkan niatnya.
“Bella, kamu harus baca dengan pikiran tenang dan mengambil keputusan dengan hati-hati. Pahami isi kontrak itu baik-baik. Karena, bila kamu telah menandatangani kontrak itu kamu akan tinggal bersama pria itu.” Sherly menatap Bella dalam, berharap dia akan merubah keputusannya.
Mendengar ucapan Sherly, Bella sedikit gentar karena tidak mengira dia akan hidup bersama dengan lelaki pemilik janinnya. Namun, dalam sekejap hatinya berubah.
“Aku siap dokter,” ucapnya lirih. Membuat Dokter Sherly tidak habis pikir akan keputusan Bella.
“Aku tidak akan mundur dan siap menanggung segala resikonya.” Ada nada getir di hati Bella saat mengucapkan putusan itu. Terbayang sikap suami dan keluarga mertuanya yang telah memperlakukan dirinya selama ini. Segala hinaan dan cacian telah dialamatkan padanya.
Tuduhan sebagai istri dan menantu mandul kerap dilontarkan padanya, yang membuat hati dan jiwanya menanggung sakit yang tak terperi.
Belum lagi karena asal usulnya yang tidak jelas karena dibesarkan di panti asuhan.
Bahkan akhir-akhir ini sikap suaminya semakin keterlaluan. Yang membuatnya bertahan, asal suaminya tidak selingkuh dia akan tetap sabar dengan semua hinaan dan cacian itu. Tapi Bella mendengar kabar selentingan, kalau ibu mertuanya tengah mencari calon istri untuk suaminya.
Sepertinya suaminya juga seolah setuju. Beberapa hari terakhir ini Ryan kerap ke rumah mertuanya. Itulah sebabnya Bella diam-diam meminta tolong pada Sherly. Siapa sangka dia berhasil hamil tapi dengan sp**ma pria asing.
Entah manusia macam apa yang menginginkan keturunan tapi tidak ingin terikat pernikahan. Sungguh absurd! Penuh dengan misteri. Padahal sosoknya nyaris sempurna. Tampan dan berkarisma. Andai saja wajah itu dihiasi selarik senyum saja. Tapi garis rahangnya yang kokoh, menambah aura angkuh diwajah itu.
“Dokter, apakah perempuan itu juga hamil?” Bella menatap Dokter Sherly dengan tegang.
“Tidak. Sp**ma suamimu tidak bagus. Itulah sebabnya kamu tidak bisa hamil selama ini.” Bella menarik napas panjang. Hatinya geram tidak kepalang.
Seandainya suaminya mau memeriksakan diri bersamanya. Tentu semua hinaan itu tidak dialamatkan padanya.
Berarti dokter yang melakukan inseminasi kemarin merahasiakan keadaan suaminya. Dan tetap berusaha agar dia hamil. Namun, segala usaha itu gagal. Tapi, justru dialah yang dituduh mandul.
Semua semuanya sudah jelas. Bagaimanakah reaksi suami dan mertuanya bila mengetahui kebenaran ini? Apakah masih bersikap jumawa? Ah, tidak sabar rasanya melihat paras suami dan ibu mertuanya.
Bella seolah merasa memiliki kekuatan ekstra sekarang. Kehamilannya menjadi titik awal kebangkitan hidupnya.Cukup sudah dia dihina dan ditindas selama ini. Bella merasa, Gavin akan memberinya perlindungan. Setidaknya selama masa kehamilannya.
"Apa kamu benar-benar yakin dengan keputusanmu, Bella?" ucapan Sherly menyadarkannya dari lamunan panjang. Bella mengangguk mantap.
"Dengan akan mengorbankan rumah tanggamu?" beliak Sherly.
"Sepertinya rumah tanggaku sudah lama hancur, Sherly. Diluar sana Ryan pasti sudah berkali-kali menghianatiku. Dia selalu mengancam menceraikan aku. Betapa bodohnya diriku yang selama ini tetap bertahan. Berapa pria itu menyewa rahimku, dokter?"Bella menatap Sherly dengan antusias.
"Cukup untukmu makan tidur satu tahun." ucap Sherly tanpa bermaksud mengejek." ***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
vj'z tri
kalau belum hamil istri yang diteror ,pas suruh periksa istri di kejar kejar periksa tapi suami gak mau alasan istri yang bermasalah padahal belum tentu ,ada di dunia nyata dan buayakkkk 🤨🤨🤨
2025-09-18
1
🌈 Bunga_Ros⁹⁷
ya Udh tinggalin tuh laki Lo Bel, lgian udh ada cadangan tuh Si Gavin. lgian lu lagi hamil anak nya tuh
2025-09-20
0
Jee Ulya
Wkwk sepertinya kita akan balas dendam pada laki-laki yang sama 🤣
2025-10-25
1