Menggoda 05

"Aku kasih racun aja kali ya? Apa obat pencahar? Atau aku buat dari bahan-bahan kadaluarsa? Atau aku kasih sesuatu di kuenya, kecoa, tikus atau apa?"

Arghhhh

Dhea masuk ke dalam rumah sambil bergumam. Dia juga mengacak rambutnya dengan kasar.

Meta yang melihat temannya itu mengerutkan kedua alisnya. Dia tidak mendengar dengan pasti apa yang sedang dikatakan oleh Dhea, tapi Meta tahu bahwa saat ini temannya itu sendang berasa resah hanya dari melihat ekspresinya saja,

Setahu Meta, setiap Dhea baru saja bertemu dengan pelanggan pasti wajahnya cerah ceria. Senyum juga tak akan berhenti, dan tak lama kemudian ia akan menceritakan apa yang dipesan oleh sang pelanggan.

Akan tetapi agaknya kali ini tidak demikian. Dhea malah terlihat pusing dan tidak karuan.

"Kamu kenapa sih, Dhe? Ada apa? habis ketemu pelanggan bukannya happy tapi malah kusut gitu tuh muka," ujar Meta. Saat ini Meta tengah menata makanan untuk sarapan yang baru saja dibuatnya ke meja makan.

Sraaak

Bruuuk

"Air, Met aku butuh air. Tolong Met, air yang dingin,"ucap Dhea. Gadis itu menarik kursi dan menghempaskan bokongnya di sana.

Sedangkan Meta, dengan tatapan mata yang masih bingung terhadap sang teman, bergerak cepat mengambilkan air minum yang diminta Dhea.

"Nih."

Gluk gluk gluk

Dhea menenggak habis air minum yang diberikan oleh Meta. Dia meletakkan botol minum yang sudah kosong itu dengan keras di atas meja.

"Nah sekarang, ngomong ada apa? Kenapa muka mu kusut dan kayak stress habis ketemu sama pelanggan,"ujar Meta. Dia sangat penasaran dengan apa yang tengah terjadi di toko tadi.

"Aku ... aku dapat pesenan kue ulang tahun,"ucap Dhea.

"Terus? Masalahnya dimana? Kan tukan kue dapet pesenan kue itu udah biasa. Lalu letak bikin muka mu kusut itu dimana?"sahut Meta cepat.

"Tunggu napa, belum kelar ini ngomongnya. Nah permasalahannya yang sebenarnya itu adalah kue ulang tahu yang bakal aku bikin itu, untuk Virya. Dan yang tadi datang buat pesen kue adalah bapaknya. Arghhhhh gila nggak tuh,"pekik Dhea.

Meta terdiam sejenak. Dia memang terkejut mendengar cerita dari sang teman tentang kue pesenan tersebut.

Akan tetapi bukannya nama Virya itu banyak? Dan apakah mungkin ini adalah satu hal kebetulan yang menjengkelkan.

"Met, aku tahu apa arti tatapan mu itu. Kamu mikir kalau nama itu pasti banyak kan di dunia ini? Jadi mungkin aja bukan dia? Awalnya aku juga mencoba buat mikir positif begitu. Tapi hati ini meronta-ronta untuk tahu yang sebenarnya dan alhasil aku mastiin. Apakah Virya anak Om itu adalah Virya yang sama dengan cewek yang jadi selingkuhan Jayan. Dan yes, mereka adalah orang yang sama,"papar Dhea.

Ya saat tadi di toko, ketika mendengar nama Virya, Dhea tentu saja langsung terkejut. Nama wanita yang ada diantara hubungannya dengan Jayan keluar dari mulut pria yang jadi pelanggan toko kue nya.

Namun, Dhea tak serta merta meyakini bahwa mereka adalah orang yang sama. Gadis itu tetap mencoba untuk tenang namun berusaha memastikan.

"Virya ya namanya. Nama yang cantik. Pasti secantik orangnya ya. Ah iya Om, apa bisa lihat fotonya biar saya lebih mudah bikin kue nya. Saya ingin menyesuaikan kue dengan karakteristik si pemilik kuenya nanti."

Begitulah cara Dhea mengetahui apakah Virya yang menjadi pemicu gagalnya pernikahannya dengan Jayan adalah orang yang sama yang disebutkan oleh pelanggannya.

Pelanggan itu dengan senang hati memperlihatkan foto putrinya. Dan saat itu lah Dhea tahu kalau mereka adalah orang yang sama.

Berat sekali menerima pesanan tersebut, akan tetapi Dhea merasa harus profesional dalam pekerjaannya. Alhasil dia menerima pesanan dari Drake Adiwitama yang merupakan ayah dari wanita yang menjadi penyebab dari gagalnya pernikahannya.

Meski Dhea pun sadar bahwa semua itu terjadi bukan semata-mata atas kesalahan Virya seorang diri. Jayan juga memiliki andil besar dalam semua ini.

"Jadi beneran kue ulang tahun itu buat si jalang itu? Asem, kasih racun tikus aja apa kuenya nanti,"pekik Meta. Mendengar penjelasan dari Dhea membuat Meta menjadi ikut kesal juga.

"Aku tadi juga mikirnya gitu. Haaah, bego banget aku setuju buat bikin tuh kue. Apa sekarang aku bilang ke Om Drake buat cancel aja ya. Bilang aja kau mendadak sakit gitu, tapi mayan itu duit kan. Apa lagi sekarang duitku udah menipis karena persiapan pernikahan,"ucap Dhea dengan memelas.

Meta bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Dhea. Mereka berdua adalah sama-sama anak dari panti asuhan yang tidak memiliki orang tua. Sedari kecil Dhea memang memiliki minat dalam bidang masak memasak. Dan dia juga sudah mulai berjualan saat di masa sekolah menengah.

Sebagai teman, Meta sering membantu Dhea dalam berjualan. Cita-cita Dhea memiliki toko sendiri akhirnya tercapai. Dari mulut ke mulut rasa enak kue buatan Dhea akhirnya dikenal. Dia sering mendapatkan pesanan untuk banyak acara.

Lalu akhirnya Dhea bertemu dengan Jayan. Keinginan Dhea membentuk sebuah keluarga begitu besar sehingga dia mencurahkan banyak hal baik dari pikiran maupun materi. Tapi siapa yang menduga bahwa Jayan akan berkhianat seperti ini.

"Ya sudah lakuin aja, Dhe. Niat kita cari rejeki. Dan kamu udah punya tekad buat ngelupain Jayan kan? Anggep aja ini cobaan pertama yang datang ke kamu,"ucap Meta. Jika sudah berniat untuk menerima pekerjaan, maka harus bertanggung jawab sampai akhir kan, Dhe?" ucap Meta.

"Iya bener kata kamu, Met. Mari kita lakuin yang terbaik buat customer. Kue itu untuk lusa. Aku mau siapin sekarang. Hari ini fix kita libur aja," ucap Dhea.

Meta mengangguk dan tersenyum. Dia senang melihat Dhea yang kembali bersemangat. Bagaimana tidak, kejadian semalam pasti membuat gadis itu terpuruk. Akan tetapi Dhea bisa terlihat tegar dalam menghadapinya.

Drtzzzzz

Dhea mengerutkan alisnya ketika ponselnya berdering. Bukannya dijawab, Dhea memilih meletakkan ponselnya tersebut di atas meja dan pergi begitu saja.

"Dhe, itu?"

"Biarin, si kupret itu. Nggak usah ditanggepi. Ya udah aku pergi dulu buat cari bahan-bahan kue. Aku mau bikin kue yang good taste dari bahan-bahan premium. Biar tuh cewek ngerasain enaknya kue buatanku."

Dhea melenggang pergi. Dia benar-benar meninggalkan ponselnya di rumah. Dan reaksi dari Meta hanya mengangguk saja.

Jayan memang tidak perlu digubris lagi. Pria semacam itu memang tidak perlu dipedulikan lagi. Jangankan dipedulikan, untuk sekedar disebut namanya pun rasanya tidaklah pantas

"Sialan, nggak dijawab-jawab sama Dhea," ucap Jayan dengan kesal di seberang sana.

TBC

Terpopuler

Comments

Vie

Vie

menyesal emang selalu datang diakhir, tapi walaupun begitu tetap aja ada orang yang suka ga mau menerima kesalahanya, malah kadang suka memutarbalikan keadaan dengan menyalahkan orang lain karena tidak mau disalahkan.... pinter kan dengan orang yang seperti itu 🤨🤨🤨

2025-09-09

2

Srie Handayantie

Srie Handayantie

mampuss salah dirimu sndiri itu enak kan diabaikan begitu 🙄

2025-09-09

1

GiZaNyA

GiZaNyA

idiihhh ngarep amat si Dhea bakalan angkat telpon kamu Jayan..? haluuu kamu tuu...

2025-09-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!