Ziodes sang kaisar es

Kaki mereka menginjak tanah Zithra untuk pertama kali nya,tanah megah yang dihormati pada tetua di dunia ini.Mereka berdua terus melangkah maju melewati pemukiman warga yang nampak sepi karna kondisi di luar sangat lah bersalju.

"Dimana para warga??"ucap Kuroh heran

"Entahlah mungkin saja karna kondisi di luar sangat dingin,jadi mereka tak keluar."Jawab Shi

Terus berjalan sampai menemukan sebuah toko kecil yang sangat sepi.Mereka berdua memasuki toko kecil itu lalu memesan satu kopi hangat untuk di nikmati

"Dua kopi nona."Ucap Kuroh pada pemilik toko

Tak ada jawaban namun terlihat pemilik toko membuat apa yang diminta.Tak lama kopi datang

"Terimakasih."ucap Kuroh

Tak ada jawaban terdengar,mereka berdua tak memperdulikan nya hanya fokus pada kopi yang ada di depan mereka.

Menikmati secangkir kopi ditengah dingin nya tanah Zithra

"Kopi ini sangat enak,baru pertama kali nya aku merasakan kopi seenak ini."ucap Kuroh sambil menikmati kopi.

Shi juga nampak menikmati kopi nya,namun beberapa saat setelah itu Shi melihat air di dalam cangkir kopi bergetar sedikit demi sedikit menandakan ada sesuatu.Setelah menunggu beberapa saat baru lah Shi memperingatkan Kuroh untuk menunduk

"Kuroh menunduk lah,ada sesuatu."Ucap Shi memperingatkan

Kuroh nampak sangat menikmati kopi itu sampai tak peduli pada peringatan Shi

[Kaca toko itu mulai retak perlahan]

"Apa itu??."Tanya Kuroh

"Menunduk lah Kuroh,ada sesuatu yang berbahaya sedang menuju kesini."

[retakan kaca makin terdengar keras dan tak lama setelah itu kaca dan dinding pecah]

Sebuah busur es yang tertancap pada perut lewat menyasar ke arah tempat Kuroh dan Shi duduk

"Kuroh menunduk!!!!"

[Busur es makin mendekat namun...]

(Kuroh menggerakkan tangan nya ke arah busur itu)

'BOW STOP'

Langsung,busur es itu berhenti tepat di depan Kuroh,hewan yang tertancap busur itu sudah mati.Lalu terlihat ada seseorang yang mendekat,setiap langkah nya menghasilkan es di tanah

"Heiii apa kalian tak apa??."Terdengar teriakan dari seseorang yang berlari mendekati busur es yang ada di depan Kuroh.Pria tadi semakin mendekat dan sekarang tepat di tempat busur es itu berhenti.Dia mencabut busur es itu dari perut hewan itu lalu busur es itu menghilang,pria itu mengangkat hewan itu dengan tangan nya seolah olah hewan yang sangat besar itu sangat ringan.

"Maaf kan aku tuan tuan sekalian membuat kalian semua kaget,oh ya perkenalkan aku Ziodes sang pemimpin Zithra"Ucap Ziodes

Shi nampak terkejut melihat mereka berdua langsung bertemu dengan pemimpin asli Zithra.

"Tuan,apakah anda memang benar pemimpin Zithra??."Tanya Kuroh.

"Tentu saja,"ini kartu pengenal ku

Terlihat disana ada logo resmi Zithra dan disana juga terdapat lambang pemimpin yang hanya bisa didapatkan setiap pemimpin yang memimpin yang memimpin suatu daerah.

(ini sungguhan,kenapa?)

"Sangat beruntung sekali bertemu anda di tanah Zithra ini padahal kami baru disini,"ucap Shi

"Tak ada keberuntungan yang kebetulan kalian memang ditakdirkan bertemu dengan ku disini,oh yaa,"Ziodes menunjuk ke arah Kuroh yang sedang asik menikmati kopi sejak tadi"anak itu siapa?kenapa dia bisa menghentikan busur es ku tadi??."

"hehehe,maaf tuan aku pun tak tau kekuatan dia,dia pun juga bingung intinya yang saya ketahui dia mempunyai pilar yang cukup unik yaitu pilar yang bisa membuat apa yang ia pikirkan menjadi nyata baik itu fisik atau non fisik."

Ziodes terkejut lalu berlari ke arah Kuroh sambil memegang bahu Kuroh

"Apakah benar kau mempunyai kekuatan yang bisa membuat apa pun yang kau pikirkan nyata??."tanya Ziodes

Kuroh heran karna tiba tiba ada orang yang tak dikenalnya mendekat

"ada apa tuan??apa kamu ada urusan dengan ku??,dan apa yang kau tanyakan itu memang benar,"ucap Kuroh

Ziodes menatap Kuroh dengan sorot mata tajam, seakan sedang menimbang-nimbang sesuatu yang jauh lebih besar daripada sekadar pertemuan kebetulan. Nafas dingin keluar dari mulutnya, bercampur dengan hawa beku khas Zithra. Tangan besar yang menggenggam bahu Kuroh terasa berat, seolah menekan beban dari seorang pemimpin kepada pemuda asing yang baru saja ia kenal.

“Pilar pikiran yang bisa mewujudkan apa saja…” gumam Ziodes dengan suara rendah namun menggema.

“Jika ini benar, maka kedatanganmu bukanlah sebuah kebetulan, anak muda.”

Shi yang sejak tadi memperhatikan mulai merasa canggung. Ia menggeser kursinya sedikit, lalu mencoba menengahi suasana yang semakin intens.

“Tuan Ziodes, maksud anda apa? Kami hanyalah pengembara, baru saja menginjakkan kaki di Zithra. Tak ada niat macam-macam…”

Ziodes menoleh cepat, sorot matanya menusuk Shi.

“Kau tak mengerti. Di tanah ini, kekuatan seperti dia bisa mengubah jalannya sejarah. Banyak pihak yang akan memburu pilar seunik itu. Jika kabar ini sampai keluar… Zithra akan menjadi lautan darah.”

Kuroh meletakkan cangkir kopinya, akhirnya fokus penuh pada pembicaraan itu. Wajahnya datar, namun ada sedikit rasa tidak nyaman.

“Kalau begitu, apa yang anda mau dari saya? Saya tidak meminta pengakuan, tidak juga ingin dilibatkan dalam masalah kalian.”

Tiba-tiba pintu toko berderit, terbuka oleh angin dingin yang menerpa. Dari luar, tiga orang prajurit berseragam Zithra masuk, membawa tombak es yang berkilau. Mereka segera berlutut ketika melihat Ziodes.

“Tuan pemimpin, kami merasakan getaran besar di titik ini. Apakah semuanya baik-baik saja?” salah satu dari mereka bersuara.

Ziodes mengangkat tangannya, memberi isyarat tenang.

“Semua terkendali. Namun mulai detik ini, kalian akan memperhatikan dua orang ini. Mereka adalah tamu kehormatanku.”

Para prajurit menunduk, meski wajah mereka masih dipenuhi rasa heran.

Shi menoleh ke Kuroh, lalu berbisik pelan.

“Ini tidak normal. Kita baru sampai, sudah ditarik perhatian pemimpin. Hati-hati, Kuroh…”

Namun Ziodes mendengar itu. Ia tertawa kecil, suara beratnya menggema di dalam ruangan kecil itu.

“Kau benar, ini tidak normal. Tapi begitulah takdir bekerja, bukan? Zithra sedang menghadapi badai, dan aku rasa kalian berdua punya peran di dalamnya.”

Kuroh menatap lurus ke arah Ziodes.

“Badai apa yang kau maksud?”

Pemimpin itu melepaskan genggamannya, lalu berjalan ke arah jendela toko yang retak. Dari sana, ia memandang keluar, menatap salju yang turun deras.

“Beberapa minggu terakhir, makhluk-makhluk asing muncul di sekitar perbatasan. Mereka membawa pilar aneh, bukan milik daerah ini. Satu demi satu desa jatuh dalam diam. Dan sekarang, aku melihat sendiri ada anak muda yang bisa menghentikan busur es-ku hanya dengan satu kata.”

Ia berbalik, menatap Kuroh dengan sorot mata penuh keyakinan.

“Aku tak bisa mengabaikan itu. Kau, anak muda, mungkin kunci yang selama ini kucari.”

Suasana hening sejenak. Suara detak jam tua di sudut toko terdengar jelas, berdentang pelan mengisi kekosongan.

Shi menggenggam gagang kursinya erat-erat, gelisah.

“Kalau begitu… apa yang akan kau lakukan pada kami, tuan?”

Ziodes tersenyum samar, namun senyum itu terasa dingin dan penuh beban.

“Bukan apa yang akan kulakukan pada kalian… tapi apa yang akan kalian lakukan untuk tanah ini. Aku ingin kalian ikut denganku ke istana Zithra. Di sana, kita akan bicara lebih jauh. Tentang kekuatan, tentang bahaya, dan tentang pilihan.”

Kuroh meneguk sisa kopinya, lalu berdiri perlahan.

“Kalau memang takdir, aku tidak bisa lari darinya. Tapi ingat satu hal, tuan pemimpin. Aku tidak akan diperlakukan sebagai pion. Jika aku membantu, itu karena pilihanku sendiri.”

Ziodes menatap Kuroh lama, lalu tertawa singkat.

“Kata-kata yang bagus. Mari kita lihat apakah tindakanmu sekuat ucapanmu.”

---

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!