Bab 3. Lapar

Ketika Nabila mulai duduk di tepi ranjang, tiba-tiba pintu terbuka. Lani kembali masuk ke dalam kamar dengan wajah cemberut!

Nabila terkejut. Ada apa lagi wanita itu ke sini?

Lani datang membawa sesuatu di tangan. Diletakkannya pakaian itu di samping Nabila. "Kamu harus pakai ini kalau mau kerja di sini," ucapnya setengah berbisik. Ia takut Enzo tidak nyaman menyussu, tapi tetap saja, bayi itu terganggu. Enzo berhenti menyussu dan melirik Lani.

"Apa?" Nabila menatap pakaian yang sudah terlipat rapi itu dan kembali melirik Lani. Bukankah itu baju yang sama dengan yang dipakai wanita ini? Mana mungkin ia memakainya. Roknya saja di atas lutut dengan lengan pendek yang mengembang, ditambah celemek dan penutup kepala kecil yang berwarna putih. Baju ini terlalu vulgar untuknya! "Tapi aku gak bisa pakai yang ini, Mbak. Apa gak ada yang model muslim?"

Mulut Lani makin cemberut. "Kamu gilla, apa? Di sini yang perempuan, semua pakai pakaian ini kalau kerja! Jadi, jangan banyak membantah!" Perlahan-lahan suara Lani meninggi membuat Enzo tak nyaman. Bayi itu mulai menangis.

Lani dan Nabila nampak kaget.

Mau tak mau, Lani terpaksa mengalah dan pergi. "Pokoknya, kamu harus pakai ini! Tuan Hextor paling gak suka ada yang kotor di dalam rumah. Ingat itu!" ucapnya sebelum menutup pintu.

Nabila hanya bisa menghela napas. Ia tak mungkin memakai pakaian itu kecuali mereka mengubahnya sesuai dengan pakaian yang bisa ia pakai.

Dipandanginya wajah Enzo yang kembali menyussu. Dengan lembut, Nabila mengusap rambut Enzo yang bercahaya ditimpa sinar matahari dari balik gorden tipis yang menutup jendela. Ia juga menghapus jejak-jejak air mata di pipi Enzo. Bayi itu tampak tenang sambil satu tangan mungilnya menggenggam baju Nabila yang terbuka. Enzo sangat menikmati menyussu dengan Nabila walau ia tahu, wanita ini belum pernah ia lihat sebelumnya. Nalurinya berkata, wanita ini orang baik dan hanya wanita ini yang punya apa yang ia inginkan setelah hampir beberapa jam ia berjuang mencari sussu yang sama seperti yang diberikan ibunya. Ia tak mau minum sussu lain yang beda sumbernya.

Tak lama Enzo tertidur. Pelan-pelan, Nabila memasukkan bayi itu ke dalam boks bayi dan kemudian mengancingi bajunya. Bayi itu tidur dalam damai. Benar-benar damai sampai Nabila tersenyum melihat bayi kecil itu tidur tak bergerak sama sekali. "Wajahnya sangat lucu, tapi kenapa rambutnya pirang? Apa ibunya bule? Mmh ... gak aneh sih karena Pak Hextor juga indo. Eh, tapi ... nama anak ini dimulai dari "Muhammad" ya, yang berarti orang islam. Mmh ...." Ia teringat kembali pada bayinya. "Haris ... berkat melahirkanmu, sussu ibu berguna buat Enzo. Terima kasih, kamu mau membaginya dengan adek Enzo." Kembali ia menitikkan air mata, tapi cepat-cepat ia menghapusnya.

Nabila kembali duduk di tepi ranjang. Ranjang ukuran besar yang terlihat nyaman dan empuk. Apakah ia akan tidur di tempat ini?

Nabila membaringkan tubuhnya di ranjang. Rasanya melegakan setelah sejak kemarin seharian berjuang membawa berobat bayinya sambil melihat sang bayi kesakitan dan demam. Hari ini tugasnya menjadi ringan. Setelah melihat bayi sendiri meninggal di rumah sakit, ia merasa lega. Penderitaannya telah berakhir. Walaupun punggungnya masih terasa sakit tapi karena kelelahan, Nabila tertidur di ranjang dengan cepat.

***

Wanita itu tersentak bangun. Untuk beberapa saat ia berusaha mencerna, kenapa ia berada di tempat indah mirip taman kanak-kanak itu. Dindingnya berhias gambar-gambar kartun dengan rak-rak mungil dan boks bayi. Ia terduduk dan menyadari kejadian yang barusan terjadi. Nabila masih di kamar Enzo. Bayi itu masih tertidur.

Entah berapa lama ia tertidur, ia pun tak tahu. Jam di dinding menunjukkan angka tiga lewat sepuluh menit. Mungkin sebentar lagi azan Ashar. Perutnya seketika berbunyi.

Diusapnya perut itu pelan-pelan. Ia baru sadar ia belum makan siang. Sebenarnya Nabila tak naffsu makan, tapi karena habis menyussui, perutnya minta diisi.

Pelan-pelan ia turun dari ranjang. Ia harus memastikan si kecil Enzo tidak terbangun. Dengan hati-hati ia melangkah menuju pintu dan keluar.

Di luar tampak sepi. Ia begitu lapar. Di mana dapur di rumah besar ini?

Dilihatnya langit-langit di rumah besar itu berada di lantai dua. Nabila menuruni tangga. Sambil melihat sekeliling dan mengagumi kemegahan rumah itu, ia mencari dapur. Pasti berada di bagian belakang. Ia melangkah sambil memperhatikan perabot rumah itu yang tampak mahal. Rumah itu mirip rumah antik di Eropa. Bahkan empat kali lebih besar dari rumah majikannya yang sering menitipkan cucian padanya.

Nabila menemukan sebuah ruang terbuka yang dilengkapi peralatan dapur modern yang mewah. Dapur itu sangat besar, tapi ke mana orang-orangnya?

"Hei, ngapain kamu ke sini!?" Lani berdiri dengan bertelak pinggang.

"Eeh ...." Nabila menyatukan kedua tangan dan meremmasnya. "Aku ingin makan. Apakah ada jatah untukku?"

"Mmh! Kamu pikir kamu siapa!? Ini bukan waktunya makan! Kamu hanya boleh makan nanti, satu jam setelah jam makan dan ini sudah lewat dari waktunya!"

"Tapi setidaknya ada mi, kan, yang karyawan bisa bikin sendiri? Aku bisa kok masak sendiri." Nabila bicara pelan.

"Ya, sudah. Ambil saja sendiri!" Lani kemudian pergi.

Padahal tangan Nabila sudah terulur ingin menanyakan letaknya. Terpaksa ia turunkan dan berusaha mencarinya sendiri di dapur yang besar itu. Baru saja ia membuka laci di bawah kompor, seseorang berteriak mengagetkannya.

"Hei, ngapain kamu di sini! Kamu siapa!?" Seorang pria muncul di dapur itu. Ia memperhatikan pakaian Nabila. "Hei, kamu pengemis ya. Kok, bisa masuk ke sini? Aku harus bilang penjaga di depan, kalo begini." Pria itu bergegas ke luar.

"Eh, tunggu dulu! Bukan gitu ...!" Tangan Nabila kembali terulur. Kenapa jadi salah paham? Bagaimana caranya ia makan?

Tak jauh dari situ ternyata ada Lani yang bersembunyi di balik pintu. Wanita itu tersenyum miring melihat Nabila panik. Bahkan ia menahan tawa dengan menutup mulutnya.

"Ada apa ini?" Seorang wanita berusia sekitar 40 tahunan datang ke dapur dan bertemu pria itu.

"Bu, ini ada pengemis yang masuk sampai ke dapur, Bu. Ini kenapa penjaga gerbang bisa kecolongan ya." Terang pria itu.

Wanita itu menatap Nabila. "Benar begitu?"

"Eh, tidak begituu ... aku dibawa Pak Arman ke sini." sahut Nabila yang kebingungan.

Wanita itu mengerut dahi. "Untuk apa?"

"Untuk menyussui baby Enzo."

"Kamu yang menyussui baby Enzo?" Wanita itu masih tak percaya.

"Iya. Pak Hextor sendiri yang minta padaku." Nabila terpaksa menggunakan nama pria itu agar wanita ini percaya.

"Oh!" Wanita itu menghela napas. "Kenalkan. Saya Mei, kepala pelayan di sini, dan ini Chef Okto." Wanita itu memperkenalkan dirinya dan pria itu. "Jadi, untuk apa kamu ke sini?"

"Aku lapar habis menyussui ...." Nabila bicara sambil menunduk.

"Ok, kalau begitu, akan kami siapkan. Kamu mau makan di sini atau di kamar baby Enzo?"

"Disiapkan?" Nabila terdengar ragu. Orang seperti dirinya disiapkan makannya? "Eh, tapi Saya bisa masak sendiri kok. Saya makan sama mi aja."

"Tidak boleh! Apa yang masuk ke tubuh baby Enzo harus makanan bergizi. Kamu yang menyussui harus makan makanan yang sehat ya. Nanti kita kena marah Pak Hextor."

"Tapi ...."

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Eka

Eka

alhamdulillah semoga nabila selalu dilindunggi dari orang2 kahat terutama.lani semoga ruan exdon secepatnya tau akan kejahatan lani sama nabila

2025-10-03

1

Sweet Girl

Sweet Girl

Tidur aja Bil... mumpung Enzo tidur, buat istirahat aja, buat meluruskan punggung mu yg habis di tendang sama suami durhaka mu itu.

2025-09-27

1

Sweet Girl

Sweet Girl

Eeeee mbak Lani... ya mbok dilihat... si Nabila pakainnya kayak apa...

2025-09-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ditinggal Pergi
2 Bab 2. Baby Enzo
3 Bab 3. Lapar
4 Bab 4. Ibu ASI
5 Bab 5. Pertahankan
6 Bab 6. Serba Salah
7 Bab 7. Sergio
8 Bab 8. Bercanda
9 Bab 9. Berjemur
10 Bab 10. Lidah Mertua
11 Bab 11. Pengertian
12 Bab 12. Siapa
13 Bab 13. Mabuk
14 Bab 14. Janji
15 Bab 15. Seblak
16 Bab 16. Dahlia
17 Bab 17. Curiga
18 Bab 18. Pecat
19 Bab 19. Ganjaran
20 Bab 20. Ponsel
21 Bab 21. Video Call
22 Bab 22. Pengganggu
23 Bab 23. Maaf
24 Bab 24. Kabur
25 Bab 25. Vila
26 Bab 26. Ngambek
27 Bab 27. Reuni Keluarga
28 Bab 28. Panik
29 Bab 29. Nama Vila
30 Bab 30. Izin
31 Bab 31. Penawaran
32 Bab 32. Menahan Amarah
33 Bab 33. Pulang
34 Bab 34. Kena Omel
35 Bab 35. Klinik
36 Bab 36. Trauma
37 Bab 37. Makam Haris
38 Bab 38. Ketahuan
39 Bab 39.Tanda Tangan
40 Bab 40 Cadar
41 Bab 41. Pelangi Setelah Hujan
42 Bab 42. Ulang Tahun
43 Bab 43. Mama
44 Bab 44. Kecelakaan
45 Bab 45. Cinta
46 Bab 46. Diincar
47 Bab 47. Minuman
48 Bab 48. Mafia
49 Bab 49. Marco Dan Sergio
50 Bab 50. Mantan
51 Bab 51. Kembali
52 Bab 52. Sarapan Lagi
53 Bab 53. Yakin
54 Bab 54. Melamar
55 Bab 55. Menikah
56 Bab 56. Bersamamu
57 Bab 57. Kembali Hilang
58 Bab 58 Mantan Terlupakan
59 Bab 59. Ngambek
60 Bab 60. Tawanan
61 Bab 61. Menunggu
62 Bab 62. Ketemu
63 Bab 63. Pencarian
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Ditinggal Pergi
2
Bab 2. Baby Enzo
3
Bab 3. Lapar
4
Bab 4. Ibu ASI
5
Bab 5. Pertahankan
6
Bab 6. Serba Salah
7
Bab 7. Sergio
8
Bab 8. Bercanda
9
Bab 9. Berjemur
10
Bab 10. Lidah Mertua
11
Bab 11. Pengertian
12
Bab 12. Siapa
13
Bab 13. Mabuk
14
Bab 14. Janji
15
Bab 15. Seblak
16
Bab 16. Dahlia
17
Bab 17. Curiga
18
Bab 18. Pecat
19
Bab 19. Ganjaran
20
Bab 20. Ponsel
21
Bab 21. Video Call
22
Bab 22. Pengganggu
23
Bab 23. Maaf
24
Bab 24. Kabur
25
Bab 25. Vila
26
Bab 26. Ngambek
27
Bab 27. Reuni Keluarga
28
Bab 28. Panik
29
Bab 29. Nama Vila
30
Bab 30. Izin
31
Bab 31. Penawaran
32
Bab 32. Menahan Amarah
33
Bab 33. Pulang
34
Bab 34. Kena Omel
35
Bab 35. Klinik
36
Bab 36. Trauma
37
Bab 37. Makam Haris
38
Bab 38. Ketahuan
39
Bab 39.Tanda Tangan
40
Bab 40 Cadar
41
Bab 41. Pelangi Setelah Hujan
42
Bab 42. Ulang Tahun
43
Bab 43. Mama
44
Bab 44. Kecelakaan
45
Bab 45. Cinta
46
Bab 46. Diincar
47
Bab 47. Minuman
48
Bab 48. Mafia
49
Bab 49. Marco Dan Sergio
50
Bab 50. Mantan
51
Bab 51. Kembali
52
Bab 52. Sarapan Lagi
53
Bab 53. Yakin
54
Bab 54. Melamar
55
Bab 55. Menikah
56
Bab 56. Bersamamu
57
Bab 57. Kembali Hilang
58
Bab 58 Mantan Terlupakan
59
Bab 59. Ngambek
60
Bab 60. Tawanan
61
Bab 61. Menunggu
62
Bab 62. Ketemu
63
Bab 63. Pencarian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!