Dikorbankan!

"Aghhh!"

"Lepaskan!" Ditengah damainya malam itu justru berubah dengan suara teriakan dan tubuh yang meronta untuk lepas dari cengkraman para pria yang datang ke rumah-rumah mereka.

"Bapak!" Tentu saja suara-suara itu langsung membuat hati siapapun tidak tenang dan bergegas menuju keluarga mereka. Termasuk budhe Arum. Wanita itu berjalan dengan tergopoh-gopoh karena kesadaran yang belum maksimal.

"Rum! Arum!" Pintu kamar Arum dibuka dan terlihat gadis itu tengah kebingungan.

"Ada apa budhe?"

"Ayo bantu budhe, kita tutup pintu dengan meja atau apapun."

"Kenapa budhe?" Tanya Arum pura-pura tidak tau.

"Ayo cepat! Ini untukmu juga! Cepat rum!" Titah budhe nya. Arum menatap wanita yang gelisah itu.

'Tapi maaf budhe, semuanya akan tetap terjadi. Tapi setidaknya, aku tidak akan mengalami hal yang sama.'

"Arum!" Pekik budhe.

Keduanya menarik meja untuk menghalangi pintu terbuka. Tapi belum sempat meja itu sampai.

Brak!

"Aghhh!" Teriak budhe. Pintu kayu itu terbuka lebar dalam sekali hantam oleh para pria dengan senjata itu.

Para pria dengan wajah beringas itu langsung menatap Arum dan mendekatinya. "Jangan! Pergi kalian!"

"Minggir!"

"Budhe!" Arum mencoba menahan budhenya.

"Ikut!"

"Jangan bawa anakku! Lepaskan dia! Arum!"

"Budhe!" Tubuh Arum ditarik paksa. Dan berada di tanah lapang dengan udara malam yang menusuk tulang.

"Ini Tuan! Gadis terakhir!" Tubuh Arum hampir terjengkang karena ketidak seimbangan. Manik coklatnya bertemu dengan gadis-gadis lain yang dibawa paksa.

"Sudah habis?"

"Sudah tuan." Pria yang menaiki kuda itu turun dan kakinya mendekati para gadis dihadapannya.

"Bawa mereka!"

"Jangan! Tolong jangan tuan!" Seorang pria langsung bersujud di depannya.

"Tolong tuan, jangan bawa putri ku. Dia akan menikah bulan ini."

"Iya, tolong! Lepaskan putri kami!"

"Benar, kami tidak melakukan hal yang merugikan ataupun perlawanan. Kami rakyat kecil, tolong."

"Tapi ini adalah permintaan, langsung dari residen dan petinggi lainnya. Kalian tau kan?"

"Mau melawan, harus siap dihukum. Apa kalian mau?" Mereka menggeleng.

"Kalau begitu diam lah! Lagipula, putri-putri kalian ini akan menjadi wanita para petinggi, seharusnya kalian senang!"

"Sudah! Bawa mereka!"

"Tunggu!" Pria itu menoleh, terlihat sosok yang dikenalnya.

"Kepala desa. Selamat malam. Apa aku membuat mu terganggu di malam ini?"

"Apa gerangan Tuan Adi, datang kemari? Dan mengambil gadis-gadis desa." Pria bernama Adi itu tersenyum.

"Apalagi, permintaan. Lagipula, masih baik aku membawa mereka seperti ini. Daripada dip3rkosa di depan kalian oleh tentara." Jelasnya.

"Sudah ada wanita di tempat khusus, lagipula disana mereka dengan sukarela memberikan diri mereka. Kenapa mengambil dan membawa paksa gadis-gadis disini."

"Oh, putramu ternyata sudah besar. Apa kau marah, karena ada gadis mu diantara mereka?"

"Aku bisa berbaik hati sedikit. Bagaimana? Kalau tidak ada, aku harus pergi." Ujarnya. Manik Ari bertemu dengan Arum. Gadis itu berdiri menatapnya sekilas.

"Oh, baiklah. Yang mana? Apa, gadis itu...."

"Bukan! Gadis yang ini!" Seorang wanita paruh baya datang dan menarik satu gadis di sebelah Arum.

"Ini tunangan putraku. Jadi lepaskan dia, kalau perlu lepaskan ya lainnya juga. Karena aku dengar, hanya diperlukan satu gadis saja bukan?"

"Kalau begitu gadis mana yang akan dibawa? Jangan membuat ku sulit Bu Kartika."

"Kalau aku bertanya, tentunya tidak akan ada yang mau bukan?"

"Siapa yang bilang, tentu saja ada! Ini!" Wanita itu mendorong Arum.

"Gadis ini! Pastinya dia sesuai dengan kriteria bukan?"

"Ibu!"

"Ari, tidakkah kau kasihan pada Sari? Dia tunangan mu. Kau mau dia menjadi gund1k?" Ujar ibunya dengan senyuman tipis.

"Dengar, kalau kau memilih Arum gadis miskin itu. Pergilah! Tapi tinggalkan kami! Kau tidak akan mendapatkan apapun!" Bisik ibunya. Tangan dan lutut Arum yang bertemu dengan tanah hanya diam. Dulu, di kehidupan sebelumnya dia meronta dan memohon di depan Ari dan keluarga nya, tapi itu sia-sia. Pria itu takut akan kehilangan kemewahan dari orang tuanya dan mengorbankan dirinya. Bukan hanya itu, dia juga kehilangan budhe nya, karena itu dia memilih bersikap tenang.

'Sudah dapat ditebak. Cintamu itu omong kosong.'

"Lihat? Hanya gadis itu yang diam."

"Bawa dia!"

"Arum! Buk kepala desa, pak kepala desa. Kalian mengorbankan Arum? Dimana hati nurani kalian? Jika gadis lain bisa diselamatkan, kenapa tidak dengan Arum?"

"Lalu, siapa yang harus dikorbankan? Lagipula dia itu pembawa sial. Orang tuanya tiada karena ulahnya, kau juga jatuh miskin kan? Suami mu juga tiada saat dia masuk ke rumah mu. Tentu saja mengorbankan orang seperti itu, supaya desa kita tenang. Bagaimana saudara-saudari sekalian? Aku benar kan?"

"Iya! Itu benar! Benar!" Arum mengepalkan tangannya, alurnya tetap sama. Warga desa setuju karena tidak ingin anak gadis mereka menjadi korban.

"Bawa dia!"

"Arum! Arum!"

"Budhe, aku akan kembali. Aku akan menemui budhe. Aku berjanji! Sungguh! Aku berjanji, budhe hanya perlu jaga kesehatan. Aku akan kembali! Budhe harus percaya." Ucap Arum seiring dengan tubuhnya yang dibawa.

"Arum! Tidak!"

"Aku janji budhe! Jangan menangis!"

"Arum!" Teriaknya, tubuhnya menghantam tanah dengan obor yang mengelilinginya. Orang-orang hanya melihat, mereka menyelamatkan nyawa mereka sendiri tentunya, atau memang karena terdoktrin dari kepala desa.

"Aku berjanji budhe! Aku tidak akan tiada dengan kesengsaraan. Tapi dengan kekayaan dan juga status sosial! Dan membalas mereka!"

Bersambung.......

Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak 🥰 🙏 🙏

Terpopuler

Comments

Imas Masripah

Imas Masripah

Thor aku pernah dengar cerita Nini jaman dl sebelum Indonesia merdeka juga seperti ini sering antek" Belanda ngejarah rumah warga nyari harta dan wanita,uyut sy bikin lobang di bawah tempat TDR buat ngumpetin bahan makanan dan anak" nya

2025-10-20

1

Kusii Yaati

Kusii Yaati

dasar kepala desa lacnut... keliatan banget nggak suka sama Arum,si Ari juga katanya mencintai Arum nyatanya tidak bisa membela di depan orang tuanya 😤...

2025-09-25

2

RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑

RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑

semangat Arum kamu pasti bisa 💪🏻💪🏻

2025-08-24

2

lihat semua
Episodes
1 Kematian dan Kehidupan
2 Hitung Mundur
3 Dikorbankan!
4 Rumah B0rdil
5 Pertemuan!
6 Amarah dan Penantian
7 Tiba di Kediaman
8 Kurang ajar
9 Menyapu Ala Arum
10 Nyai Arum
11 Sesama Pribumi?
12 Kabar
13 Permainan sedang berlangsung
14 Tugas Arum
15 Kabar Mengejutkan!
16 Ketakutan Caroline
17 Kedatangan Polisi kota
18 Aksi Arum
19 Tidak Bisa Didengar
20 Periksa semua!
21 Keinginan Arum
22 Undangan
23 Izin
24 Pasar
25 Tiket masuk
26 Rasa Sakit Sebagai Perjuangan
27 Balasan Tamparan
28 Siapa yang tau?
29 Cambukan Caroline
30 Aku Menyukai Kegilaan ini
31 Shock!
32 Terjebak
33 Menyelinap dan Rencana
34 Tertarik
35 Dansa
36 Saling Menantang
37 Kedatangan Polisi
38 Hasil Penyelidikan
39 Saling Mempengaruhi
40 Pergi Dengan ku!
41 Percaya dalam Penantian
42 Pesan yang Tak Sampai
43 Kedatangan yang dinanti
44 Kembali Bertemu
45 Panggil Aku Nyai!
46 Masa lalu
47 Pemandangan yang menyedihkan
48 Bagaimana Bisa Tau?
49 Belenggu
50 Ke sungai
51 Aktivitas Air
52 Provokasi dan Mata-mata
53 Perkara Ubi
54 Bagaimana?
55 Tidak Menyangka
56 Tamu Tak Terduga
57 Tersembunyi dibalik Kotoran
58 Tidak Berdaya
59 Sekedar penghangat tubuh?
60 Ketenangan dan Rasa Lelah
61 Diantara Kegelapan dan Keheningan
62 Sama-sama Kesal
63 Kera VS Monyet
64 Seperti Manusia Hutan
65 Di jalur yang benar
66 Ketemu!
67 Misi
68 Penasaran
69 Pertemuan Tidak Disangka
70 Mengusik
71 Konyol sekali
72 Bergegas
73 Amarah dan Titah Arum
74 Keyakinan dan Kekuatan
75 Pemberian obat
76 Pendidikan dan Kedatangan
77 Ditemani Ombak
78 Kembali Pulang
79 Keadaan Memanas
80 Tidak bisa berkata-kata
81 Akhirnya!
82 Alasan dan Berita Mengejutkan
83 Rencana VS Rencana
84 Gantian
85 Ibu Mertua
86 Hamil?
87 Katakan saja!
88 Mana yang lebih hebat?
89 Gaun
90 Kembali Bertemu
91 Kuning pastel VS putih gading
92 Tantangan dan taruhan
93 Gaun Berdarah
94 Tidak Percaya
95 Tahan Dia!
96 Gelisah
97 Pengakuan
98 Topeng
99 Setia
100 Panas!
101 Hadiah Pernikahan kami
102 Mengusir?
103 Wanita itu? Apa aku?
104 Burung Cendrawasih
105 Tak Sadarkan diri
106 Taktik
107 Ranjang dingin
108 Terpaksa
109 Berbagi dan penolakan
110 Tidak Penting
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Kematian dan Kehidupan
2
Hitung Mundur
3
Dikorbankan!
4
Rumah B0rdil
5
Pertemuan!
6
Amarah dan Penantian
7
Tiba di Kediaman
8
Kurang ajar
9
Menyapu Ala Arum
10
Nyai Arum
11
Sesama Pribumi?
12
Kabar
13
Permainan sedang berlangsung
14
Tugas Arum
15
Kabar Mengejutkan!
16
Ketakutan Caroline
17
Kedatangan Polisi kota
18
Aksi Arum
19
Tidak Bisa Didengar
20
Periksa semua!
21
Keinginan Arum
22
Undangan
23
Izin
24
Pasar
25
Tiket masuk
26
Rasa Sakit Sebagai Perjuangan
27
Balasan Tamparan
28
Siapa yang tau?
29
Cambukan Caroline
30
Aku Menyukai Kegilaan ini
31
Shock!
32
Terjebak
33
Menyelinap dan Rencana
34
Tertarik
35
Dansa
36
Saling Menantang
37
Kedatangan Polisi
38
Hasil Penyelidikan
39
Saling Mempengaruhi
40
Pergi Dengan ku!
41
Percaya dalam Penantian
42
Pesan yang Tak Sampai
43
Kedatangan yang dinanti
44
Kembali Bertemu
45
Panggil Aku Nyai!
46
Masa lalu
47
Pemandangan yang menyedihkan
48
Bagaimana Bisa Tau?
49
Belenggu
50
Ke sungai
51
Aktivitas Air
52
Provokasi dan Mata-mata
53
Perkara Ubi
54
Bagaimana?
55
Tidak Menyangka
56
Tamu Tak Terduga
57
Tersembunyi dibalik Kotoran
58
Tidak Berdaya
59
Sekedar penghangat tubuh?
60
Ketenangan dan Rasa Lelah
61
Diantara Kegelapan dan Keheningan
62
Sama-sama Kesal
63
Kera VS Monyet
64
Seperti Manusia Hutan
65
Di jalur yang benar
66
Ketemu!
67
Misi
68
Penasaran
69
Pertemuan Tidak Disangka
70
Mengusik
71
Konyol sekali
72
Bergegas
73
Amarah dan Titah Arum
74
Keyakinan dan Kekuatan
75
Pemberian obat
76
Pendidikan dan Kedatangan
77
Ditemani Ombak
78
Kembali Pulang
79
Keadaan Memanas
80
Tidak bisa berkata-kata
81
Akhirnya!
82
Alasan dan Berita Mengejutkan
83
Rencana VS Rencana
84
Gantian
85
Ibu Mertua
86
Hamil?
87
Katakan saja!
88
Mana yang lebih hebat?
89
Gaun
90
Kembali Bertemu
91
Kuning pastel VS putih gading
92
Tantangan dan taruhan
93
Gaun Berdarah
94
Tidak Percaya
95
Tahan Dia!
96
Gelisah
97
Pengakuan
98
Topeng
99
Setia
100
Panas!
101
Hadiah Pernikahan kami
102
Mengusir?
103
Wanita itu? Apa aku?
104
Burung Cendrawasih
105
Tak Sadarkan diri
106
Taktik
107
Ranjang dingin
108
Terpaksa
109
Berbagi dan penolakan
110
Tidak Penting

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!