Bodo Amat

sekarang sekolah Rachel libur panjang karna mereka sudah menyelesaikan ulangan semester. Dan sahabat Rachel juga sudah tidak mencuekinya lagi.

Seperti biasa karna hari libur jadi Rachel belum bangun padahal sekarang sudah jam 07.12 WIB. Mamahnya pun sudah mencoba membangunkannya tapi Rachel tetap saja tidak mau bangun.

*tttrrrrr.....ttttttrrrrrr*

bayangin aja suara dari HP-nya

"hm...... apaan sih? pagi-pagi udah ganggu orang lagi tidur" dengan suara beratnya khas orang baru bangun tidur

melihat layar hpnya

Karna Rachel baru bangun tidur, jadi dia melihat hpnya dengan berkedip-kedip sampai matanya bisa melihat hp dengan jelas.

"Chel, mau ikut kita jalan nggak? Lo pasti masih belum bangun kan? jangan ngebo Mulu, yuk ikut kita aja" gumamnya sambil membaca chat dari Farsya

"jalan? emang mau jalan kemana coba?" tanyanya sendiri

"eh, tapi ntar dulu" duduk di ujung ranjangnya

"tapi bener juga, gua masa ngebo Mulu? hari libur mending gua ikut deh" mengambil hpnya

"Sya, gua ikut. Gua siap-siap dulu ya. Kita ketemuan aja di kafe biasa" ketiknya lalu mengirimnya ke no Farsya

"udah deh, sekarang gua mandi trus siap-siap"

Skip selesai mandi

"segernya.....,pake baju yang mana ya?"

membuka lemari pakaiannya

style Rachel

Lalu Rachel langsung turun untuk berpamitan kepada ortunya.

"mah, aku pergi hangout ya sama Farsya"

"iya boleh tapi harus makan dulu, nanti kamu mag nya kambuh lho"

"iya deh" menarik kursi makan dan duduk

"oh iya Chel, mamah mau pergi ke luar kota sebentar ya"

"mau ngapain mah?" sambil menaruh selai coklat ke rotinya

"mamah ada urusan sebentar"

"oh.....papah ikut?" memakan rotinya

"papah lusa juga mau ke luar negeri, katanya mau ngurus perusahaan yang ada di Singapura"

"ya udah nggak papa, mamah nggak makan?"

"mamah udah makan duluan bareng papah tadi" Rachel hanya mengangguk

"Chel, kamu boleh kok ngajak temen kamu buat nginep di sini. Tapi inget kalo berantakan di beresin kalo udah selesai"

"nanti Rachel pikir-pikir lagi"

"loh kenapa?"

"ya Rachel ragu aja mah, nanti kalo Rachel bawa mereka nginep di sini yang ada mereka bawa pacar lagi" bohong Rachel

"emang sahabat-sahabat kamu udah punya pacar semua?" menatap Rachel dengan tidak yakin

"ya......ya.....ya udah lah" gugup Rachel

"masa sih?" menggoda Rachel

"ah tau lah, ya udah aku berangkat dulu ya mah" berdiri dan mencium tangan mamahnya

"ya udah hati-hati ya sayang" mengelus rambut Rachel

"iya mah, dah....."

"dah sayang"

Di sisi lain

"Sya, habis ini kita mau jalan kemana?"

"kita tunggu Rachel aja dulu, Jen" saran Tasya

"emang Rachel beneran mau hangout sama kita?"

"iya, emang kenapa?"

"ya gpp sih, cuma nanti lama lagi. kan Rachel suka ngebo Mulu kalo liburan gini" ucap Faiza sambil berfoto

"tadi dia udah bilang ke gua, katanya lagi dijalan"

"eh guys, liat deh itu bukannya Adi ya?" kata Jennie sambil menyipitkan matanya agar makin jelas

"oh iya, itu emang Adi"

"tapi Tas, kok dia sendirian sih? temennya kemana?"

"ya mana gua tau lah ogeb"

Saat yang lain meributkan Adi, Faiza malah asik membaca buku novelnya

"eh Za, Lo kebiasaan banget sih"

"hah? kebiasaan gimana Tasya?"

"ya Lo dimana-mana bawa buku terus nyuekin kita, emang nggak bisa ya kalo tuh buku di tinggal dulu?"

"ya gua bosen mau ngapain jadi gua baca buku deh"

"dasar kutu buku" ledek Jennie

"eh eh, liat tuh" ucap Farsya mengagetkan

"apaan?"

"itu tu (menunjuk-nunjuk arah Adi ) itu bukannya Rachel?" sahabatnya pun ikut melihat

"eh iya, kok tumben mereka nggak debat? malah kaya orang nggak kenal" heran Faiza

"nggak beres nih"

"apanya yang nggak beres Sya?"

"ya nggak bereslah, biasanya kan mereka langsung debat padahal nggak ada apa-apa dan sekarang mereka saling liat habis itu buang muka, itu yang nggak beres Jennie ogeb" jelas Tasya

"perasaan gua daritadi dipanggil ogeb mulu"

mode batin on

sial, ngapain dia ada disini? bikin mood gua jadi ancur aja* batin Adi

sesuai perjanjian gua nggak boleh ketemuan apalagi ngomong dan debat sama ni anak, jadi gua harus nahan emosi. sabar Rachel sabar* batin Rachel

mode batin off

"gua rasa mereka ngomongnya lewat batin deh"

"Lo tau dari mana Sya?" Farsya melirik Faiza

"Lo liat deh saat mereka buang muka, mereka kaya merenung sejenak habis itu tiba-tiba mereka kaya emosi. Gua curiga mereka debatnya lewat batin" fokus melihat Rachel dan Adi

"masa sih Sya?"

"tapi ada masuk akal juga sih guys, mereka diem tapi mereka sama-sama nahan marah"

"tuh kan Faiza aja percaya sama gua"

"lu pada masih percaya gituan? mungkin aja mereka ada masalah sendiri? mungkin aja gitu"

"Tasya..... Tasya, Lo kok nggak percaya? jelas-jelas kalo mereka ada masalah itu langsung diluapin, tapi sekarang nggak. Mungkin kan kalo mereka punya kekuatan kaya gitu?"

"bodo Amat"

"ih....dasar"

Rachel pun menghampiri sahabatnya dengan berlari. Sahabatnya masih belum sadar karna saking seriusnya melihat Rachel dan Adi yang aneh.

"hai guys"

tidak ada respon, mereka tetap berembug tidak jelas. Rachel pun bingung dan langsung mengambil kursi lalu duduk. Karna masih tidak ada respon dan mereka masih berembug, akhirnya Rachel memukul meja mengagetkan sahabatnya.

brakkk.....

"eh ayam eh ayam" latah Jennie

"eh aku cantik kaya blackpink" latah Farsya

"hahahahahah"

tawa Tasya, Faiza dan Rachel bersamaan

"Lo latah Sya? Jen?" tanya Rachel

"gua baru tau kalo kalian latah, tau gitu kita sering-sering aja ngagetin mereka"

"iya tuh Za, bener. Nanti kita bakal sering ngagetin mereka

tosss.......

Faiza dan Tasya ber-tos

"ah....Lo sih Chel, gua jadi kaget kan?"

"iya tau, lagian kita cuma kaget bukan latah, ya nggak Jen?" menyenggol lengan Jennie

"iya, kita nggak latah cuma refleks aja"

"ah maca cih?" goda Tasya

"bodolah, kalian udah nggak percaya lagi sama kita"

"udah jangan ribut" lerai Rachel

"oh iya Chel, Lo ada masalah sama Adi?"

"nggak, emang kenapa Za?"

"gua cuma ngerasa aneh aja, biasanya kan Lo berdua debat kalo ketemu trus-"

"iya tuh dan sekarang Lo diem-dieman sama Adi" potong Farsya

"Nyamber aja Lo Tasya?"

"gua cuma kepo"

"ya emang salah kalo gua nggak debat sama dia? bukannya bagus?"

"iya bagus, cuma emang beneran Lo udah nggak mau debat lagi sama Adi?"

"nggak ah, males tau Jen"

"apa jangan-jangan Lo ada perjanjian sama dia?" curiga Faiza

"perjanjian?" gumam Tasya

"nah iya tuh, siapa tau Lo udah bikin perjanjian sama Adi"

mereka nggak boleh tau, kalo mereka tau nanti perjanjian gua sama Adi bisa gagal, kan perjanjiannya mereka nggak boleh tau. Gua harus santai, kalo nggak nanti gua bisa berurusan lagi ama tu anak dan gua udah nggak mau lagi berurusan sama dia

"hahaha mana mungkin gua bikin perjanjian, nggak ada gunanya juga"

"apa jangan-jangan Lo udah jadian sama dia jadi Lo nggak emosi lagi di deket dia?"

"cie cie cieeeeee......." ledek sahabatnya

"eh eh,mana mungkin gua mau jadian sama dia. ogah bener"

"cie..... yang lagi ngambek, nanti gua minta PJ nya ok?"

sial, gua malah dikira jadian sama dia. Niat mau hangout malah jadi gini banget, mending gua di rumah aja tadi

"pokoknya gua nggak jadian sama dia, terserah Lo mu percaya apa nggak yang penting emang itu kebenarannya. Kalo kalian masih nggak percaya gua mah BODO AMAT"

"sa ae atuh mba, nggak usah emosi gitu"

"Lo pada yang bikin gua emosi"

"ya udah kita ke mall aja yuk"

Akhirnya mereka semua pergi ke mall sampai sore dan malamnya mereka pergi ke pasar malam. Hari ini memang dijadikan mereka untuk bersenang-senang bersama.

"guys kita naik bianglala yuk"

"iya tuh, yuk guys kita naik bianglala. Udah lama gua nggak main itu"

"lebay banget Lo Chel sampe di liatin tu bianglala"

"ya udah makannya Ayuk kita naik"

"iya udah yuk Tas, guys, kasian nanti Rachel nangis" ledek Jennie

"iya udah yuk"

"gasken bro!!" teriak Farsya

Di dalam bianglala

posisi duduk

Rachel & Jennie

Farsya / Tasya

Faiza

Tempat Faiza, Farsya dan Tasya

"wah..... bagus banget kalo dari atas pemandangannya"

"iya Za, bagus tapi ada yang kurang"

"apa Tas?"

"pasangan"

"melow banget Lo Tasya" ledek Farsya

"hahahaha.....Lo..... hahaha...... tumben banget mikirin soal pacar?"

"Lo mah gitu Za, gua lagi sedih malah diejek"

"ya maap, kita aneh aja ngeliat Lo gini"

"biasanya kan Lo paling nggak suka yang lebay-lebay"

"ya gua merasa ini waktunya buat gua mulai bucin"

"ada-ada aja Lo Tas"

Ditempat Rachel dan Jennie

"Jen, Lo punya pacar?"

"nggak ada, udah putus"

"lah? kenapa?"

"dia selingkuh sama cewek lain, gua udah nggak percaya lagi sama dia jadi gua putusin aja deh"

"emang pacaran enak ya?"

"tergantung Lo pacarannya sama siapa, kalo pacar Lo baik, setia, romantis, dan pengertian pasti enak. Tapi kalo Lo salah milih pacar kaya gua, Lo nggak bakal enak punya pacar"

"oh gitu" memalingkan wajahnya

"kenapa? tumben banget Lo tanya soal pacaran?"

"nggak papa"

"Lo lagi suka sama orang? siapa? coba cerita"

"nggak Jen, gua nggak lagi suka sama orang"

"lah trus kenapa?"

"cuma pengen tau aja"

"ah masa sih? seorang Rachel yang biasanya ceria sekarang jadi pendiam dan tiba-tiba tanya soal pacaran lagi. Gua curiga"

"curiga kenapa?" masih tidak melihat Jennie

"Lo lagi suka kan sama Adi? ayo ngaku....."

"males banget gua sama tu curut"

"ya kan Lo akhir-akhir ini lagi deket sama dia"

"deket gimana? yang ada gua ribut mulu sama dia" sekarang menatap Jennie dengan tatapan malasnya

"berawal dari ribut bisa jadi cinta lho Chel"

"gua nggak percaya gituan"

"gua percaya"

"nggak seru ah gini terus bahasnya, udah tau gua bad mood eh malah cerita kaya gitu, tambah bad mood gua"

"sensi amat Lo hari ini? lagi dateng ya?"

"nggak"

"terus?"

"ngantuk"

"hahahahahah"

"kenapa ketawa?"

"jadi daritadi Lo diem karna ngantuk?"

"iya, mang napa?"

"nggak papa cuma ngakak aja"

Setelah mereka selesai main di pasar malem

"guys gua pulang duluan ya" ucap Farsya menggandeng Tasya

"bye Sya, Tas"

"oh iya, gua udah ditungguin nih sama nyokap dirumah. Gua duluan ya, bye" kata Faiza

"Lo pulang sama siapa Chel?"

"paling sama taxi"

"mau gua anterin?"

"nggak, nggak usah makasih, lagian ini udah malem nanti Lo pulangnya kemaleman lagi kalo nganter gua dulu"

"gpp kali, sans kaya sama siapa aja"

"nggak papa gua bisa pulang sendiri kok"

"beneran?"

"iya beneran"

"ya udah gua balik duluan ya, hati-hati Lo pulangnya"

"Lo juga, hati-hati ya"

"iya, bye Rachel ku sayang" dadah-dadah

"bye"dadah-dadah

"hah......gua nyari taxi deh"

Rachel berjalan keluar pasar malam

"mana ya?" melihat-lihat jalanan

Setelah hampir 15 menit Rachel menunggu tapi masih tidak ada taxi yang lewat

"mana sih? kok lama banget? nanti kalo mamah nungguin gimana? bisa-bisa gua diceramahin lagi" kesalnya menghentakkan kakinya

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 20.30 WIB tapi satu taxi pun belum ada yang lewat, dan Rachel pun sudah capek menunggu.

"hai cantik, kok di sini sendirian?" sekelompok pria datang menghampiri Rachel

"kalian mau apa?!" takut Rachel

"eits..... jangan galak-galak dong cantik" mencolek dagu Rachel lalu ditepis oleh Rachel

"nggak usah pegang-pegang saya!!"

"jangan bentak-bentak dong nanti aku takut"

ucap salah satu dari mereka berpura-pura takut

"daripada kelamaan nungguin taxi, gimana kalo kita aja yang nganterin kamu cantik?"

"nggak, gua nggak mau!!"

setelah berteriak Rachel mundur beberapa langkah, sekelompok pria itu pun maju mendekati Rachel.

"jangan mendekat!!"

"kenapa? kita cuma mau main sama kamu cantik"

"tolong!!!! tolong!!!"

"jangan teriak, nggak bakal ada yang bantuin kamu"

Salah satu dari mereka ada yang mendekati Rachel dan ingin menggandeng tangan Rachel tapi tiba-tiba ada yang menahannya.

"ngapain Lo?!" ucap salah satu pria yang menggoda Rachel

"nggak usah pegang-pegang dia"

"siapa Lo?!"

"Lo nggak perlu tau siapa gua, yang penting Lo semua cabut, jangan gangguin dia"

"Lo nggak ada hak buat ngatur kita, mending Lo pergi daripada Lo bonyok sama kita"

"ok, siapa takut?"

"nantangin ni anak" salah satu preman itu ada yang memberi kode pada yang lainnya dan mereka berancang-ancang untuk berkelahi

bruk....

tang.....brak.....

ahh....

bruk......

"awas aja Lo" mereka pun pergi

Orang yang membantu Rachel pun berbalik melihat Rachel yang sedang ketakutan dipinggir jalan. Orang itu mendekat

"Chel, semua udah aman. Lo nggak usah takut lagi"

"gu.....gua ta......takut"

"nggak papa, semua orang itu udah pergi kok"

"tapi gua masih takut" ucapnya lirih menunduk

"nggak papa, ada gua kok" orang itu menunduk menyamakan tinggi badan Rachel

"makasih Di, lo udah bantu gua" walaupun Rachel mengatakannya lirih tapi dia masih bisa mendengarnya

"iya sama-sama"

orang yang menyelamatkan Rachel adalah Adi. Iya, Adi yang dibenci Rachel selama ini. Walaupun perjanjian mereka mengatakan bahwa mereka tidak boleh bertemu, mau itu sengaja ataupun tidak. Tapi Adi masih punya hati nurani, mana mungkin dia akan diam saja melihat Rachel digoda seperti tadi? Apalagi Rachel terlihat ketakutan sekali tadi.

Tiba-tiba tubuh Rachel lemas kepalanya pusing, pandangannya mulai kabur

"Chel, Lo nggak papa?"

"nggak nggak, gua nggak papa kok" memegang kepalanya

"Lo yakin nggak papa?"

"iya, gua nggak papa"

brak......

"eh eh, Chel?"

Rachel pingsan dan Adi menangkapnya

"Chel, bangun Chel" menepuk-nepuk pipi Rachel

"gimana nih? gua gendong aja kali ya?"

saat Adi berancang-ancang akan menggendong Rachel, tiba-tiba Rachel mulai sadar

"hm...."

"Chel? akhirnya Lo sadar juga"

"gua pusing" keluh Rachel memegang kepalanya

"ya udah, gua akan gendong Lo"

Adi melepaskan jaketnya dan mengikatnya pada pinggang Rachel, karna Rachel memakai rok pendek. Adi pun menggendong Rachel ala Bridal Style ke dalam mobilnya.

Setelah meletakkan Rachel di samping bangku supir, Adi berputar mengelilingi mobil lalu masuk ke dalam mobilnya.

makasih ya, kalo nggak ada Lo mungkin gua u-" ucapan Rachel terpotong oleh Adi

"udah, jangan ngomong macem-macem. Mending sekarang gua anter Lo pulang ya" melirik Rachel sekilas lalu menyalakan mesin mobilnya

"ntar dulu, luka Lo harus diobatin dulu. Biar nggak infeksi" memegang pelipis mata kanan Adi yang luka

"nggak usah, ini mah udah biasa. Gua nggak papa, Lo tenang aja" tersenyum

"nggak papa gimana? muka Lo lebam gini masih bilang nggak papa? udah deh nggak usah sok kuat, gua tau pasti itu sakit. Sini gua obatin" mengambil Betadine dan kapas dari dalam tas selempangnya

"Lo bawa obat?"

"iya, gua kemana-mana pasti bawa obat, walaupun cuma Betadine sama kapas doang"

"oh gitu"

"sini duduk, biar enak gua ngobatinnya"

Adi menghadap ke arah Rachel dan menatap wajah Rachel

"pelan-pelan Chel"

"iya" Rachel mulai mengobati luka Adi

"ah ah..... pelan-pelan dong Chel" ringis Adi kesakitan

"ini udah pelan kok"

"ya udah lebih pelan lagi"

"iya"

Skip Rachel selesai mengobati Adi

"makasih ya Chel udah ngobatin gua"

"ya sama-sama" memasukkan obatnya ke dalam tasnya lagi

"gua juga mau ngucapin makasih tadi Lo udah nolongin gua dari preman itu"

"iya, sans aja"

tiba-tiba suasana menjadi hening dan canggung.

"kita pulang sekarang? udah malem juga, gua anterin Lo"

"iya udah, gua juga takut nyokap nyariin"

Skip

"makasih ya Di, mau mampir dulu?"

"nggak, nggak usah lain kali aja, udah malem soalnya"

"ya udah, gua duluan" keluar dari mobil Adi

Adi masih melihat Rachel masuk ke dalam rumah.

"ternyata Rachel nggak seburuk yang gua kira" lalu tersenyum dan menjalankan mobilnya

Didalam rumah

"mah, aku pulang?"

"sayang.....kamu kemana aja? jam segini baru pulang" khawatirnya

"maaf mah, tadi aku mainnya terlalu semangat jadi lupa waktu" tersenyum kikuk

mending gua nggak usah ceritain yang sebenernya sama mamah, nanti yang ada mamah tambah khawatir lagi. Maaf mah aku nggak bermaksud buat bohong sama mamah

"ya udah kamu mandi gih, habis itu istirahat. kamu pasti capek main seharian"

"iya mah, kalo gitu aku ke atas dulu ya mah"

"iya"

Didalam kamar

"pengalaman paling buruk yang pernah gua alamin" menidurkan tubuhnya

"gua capek banget......"

"mending gua mandi, udah bau nih badan main dari pagi"

Keesokan harinya

"hai guys, Rachel yang cantik is comeback!!!"

teriaknya saat masuk ke kelasnya

"ya ampun Rachel, bisa nggak sih Lo nggak teriak-teriak gitu?" protes Jennie

"iya, bisa pecah nih gendang telinga gua" lanjut Tasya

"lebay amat Lo pada, ya udah maap deh maap"

"oh iya, Faiza mana?"

"Lo nyari si kutu buku itu Chel?" tanya Tasya

"iya, emang dia kemana?"

"tuh" menunjukkannya dengan dagu

"oh.....lagi baca novel....." gumam Rachel

"emang kebiasaan tu anak, baca Mulu. nggak bosen apa ya?" heran Jennie

"biarin aja, daripada bikin masalah mending baca novel, YA NGGAK ZA?"

"YOI" jawab Faiza dari pojok kelas

"bisa nggak sih nggak usah teriak? kaya tempatnya jauh aja, cuma 2 meter aja teriak"

"iya udah si Tas, oh iya satu lagi"

"apa?" jawab Jennie malas

"gitu amat jawabnya?"

"ya udah cepet kenapa?" kepo Tasya

"Farsya kemana?"

"dia lagi latihan basket bareng timnya di lapangan"

"emang mau ada pertandingan basket lagi?"

"iya, katanya sih gitu. Farsya kan kaptennya jadi dia tau jadwal tanding" jelas Tasya

"kok gua nggak dikasih tau?"

"apa untungnya dia ngasih tau Lo?" ledek Jennie

"ya setidaknya gua tau, biar gua nggak nyariin"

"kita aja baru dikasih tau barusan"

"gimana kalo nanti kita ikutan liat latihannya Farsya pas istirahat?" usul Rachel

"boleh, gua juga mau liat anak cowok main basket juga"

"Lo mah Jen, kalo masalah cowok aja langsung"

"biarin lah, suka-suka gua kaya Lo juga nggak kaya gitu?"

"nggak lah, gua nggak kaya gitu"

"trus yang bucin sama Leo siapa?"

"ya nggak tau, bukan gua pokoknya"

"alah..... katanya Leo ganteng, manis, pinter main basket itu siapa yang ngomong?"

"gua cuma ngomong apa adanya, bukan bucin"

"sama aja kali"

"beda lah"

"SSTT.......DIEM GUA LAGI FOKUS BACA BUKU NIH" teriak Faiza

"eh buset, dia nya ngegas?"

"Lo bisa diem nggak Jen? kalo nggak gua timpuk Lo pake tas gua" ancamnya sambil memegang tas sekolahnya

"sabar bro......" ucap Rachel

"minggir Chel, gua mau nimpuk tuh dua curut"

"lah? gua kagak ikutan" ucap Tasya

"Lo juga berisik tadi!!"

"udah Za, sabar mending Lo tarik nafas.........huh.....buang........hah.......tarik nafas........huh.......buang.......hah......" ucap Rachel sambil memperaktekkannya pada Faiza

"gimana Za? mendingan?"

"lumayan, makasih Chel"

"sama-sama"

Skip istirahat

"Chel, guys, ayo katanya mau nonton Farsya"

ajak Jennie

"yuk Jen"

"ntar dulu, tungguin gua!! ish.....masa gua ditinggal" teriak Faiza mengejar sahabatnya yang sudah keluar duluan

"makannya jangan fokus banget baca bukunya" merangkul Faiza

"ya kan ceritanya lagi bagus banget"

"ya udah yok ke lapangan" lerai Rachel

Tapi saat Rachel berjalan duluan, tiba-tiba ada yang menabraknya. Hampir saja Rachel jatuh, untung orang itu menangkap Rachel.

"aaaa......." teriak Rachel saat akan jatuh

"eh eh....."orang itu menangkapnya

Sejenak Rachel dan orang itu saling menatap satu sama lain

"Za, Tas, itu Adi kan? tumben mereka akur" ucap Jennie

"mereka mungkin saling refleks"

"liat deh, mereka so sweet banget......kaya di novel-novel gitu" lebay Faiza

Sahabatnya hanya memutar matanya malas, didepan mereka Rachel dan Adi masih pada posisi yang sama, saling menatap dan Adi masih memegang Rachel agar tidak jatuh.

Mode batin on

*diliat-liat Rachel cantik juga ya kalo lagi nggak nyebelin gini, eits.... nggak-nggak gua nggak boleh gini. Jangan baper Di, fokus-fokus

Kok gua deg-degan gini ya? tapi emang sih gua akuin Adi emang ganteng, tetep aja menurut gua dia nyebelin*

Mode batin off

Akhirnya mereka sadar dan Adi melepaskan Rachel, bukannya canggung sekarang malah jadi debat

"lepasin gua" ucap Rachel

Adi pun melepaskan Rachel

"bukannya terimakasih malah galak-galak"

"ya udah, makasih"

"nggak usah ngomong kalo nggak ikhlas"

"ya udah ma.....ka.....sih..... A.....di......" katanya imut pada Adi

Adi tidak menjawab hanya langsung meninggalkan Rachel dan sahabatnya tanpa berbicara

"dasar orang aneh" gumam Rachel dan menghentakkan kakinya

Faiza, Jennie dan Tasya mendekati Rachel

"cie.....yang dipeluk sama Adi" menyenggol lengan Rachel

"apaan sih, cuma gitu aja udah pada baper"

"ah.... bilangnya kaya gitu tapi didalem hatinya udah deg-degan tuh tadi" ledek Tasya

"apalagi Adi itu ganteng, ya nggak?"

"Lo mah Jen, mikirnya orang ganteng terus" ledek Tasya

"biarin suka-suka gua lah, Lo sirik ae"

"mana ada gua sirik? nggak tuh"

"udah, mending kita ke lapangan katanya mau nonton Farsya latihan. Nanti keburu masuk"

"betul tuh katanya Faiza, ya udah yuk Za

daripada kita dengerin mereka ribut mulu mending kita tinggalin aja" menggandeng Faiza

"ya udah yuk Chel, gua juga males" Rachel dan Faiza berjalan duluan

"eh, gua kok ditinggal?"

"Lo sih Tas, ini semua gara-gara lo gua jadi ditinggal kan?"

"Lo pikir gua mau ditinggal? gua juga ogah kali, dimana-mana juga Lo yang salah kan Lo yang lebay"

"enak aja, udah deh gua udah males debat ama Lo, bye!!" mengibaskan rambutnya dan pergi

"subhanallah, nyampluk tuh rambut" protes Tasya

"emang aneh tu Jennie" gumam Tasya lalu menyusul sahabat-sahabatnya

Di lapangan

"Farsya!!! semangat!!!" teriak Jennie

Farsya yang sedang berdiri di tengah lapangan pun menoleh ke arah sahabat-sahabatnya, menjawabnya dengan senyuman dan melambaikan tangan

"Farsya pinter banget yah main Basketnya?"

"iya iyalah Za, kan dia jadi kapten basket pasti lebih jago lah dari yang lain"

"gua bangga deh punya sahabat kaya Farsya"

"iya, gua juga bangga dan gua juga seneng berteman sama kalian" Rachel merangkul 3 sahabatnya

"Lo bisa aja Chel"

"gua juga seneng punya sahabat kaya Lo Chel, udah gua anggap Lo adik gua Chel" kata Tasya

"makasih ya guys"

Saat mereka masih berpelukan, tiba-tiba ada bola basket yang hampir mengenai Faiza kalo tidak ditangkis Rachel

"bola siapa ini?!!"

"bola gua, sini balikin"

"oh....Lo lagi, kenapa sih Lo selalu ada dimana-mana? Lo bisa main basket nggak sih?"

"jelas gua bisa lah, gua kan kapten basket. Punya otak itu dipake"

"terus kenapa bola Lo hampir kena sahabat gua?"

"ya kan cuma kecelakaan, Lo harusnya tau"

Orang yang berdebat dengan Rachel adalah Adi, ya Adi yang kapten basket itu.

"sini, gua mau latihan lagi" merampas bola basket dari tangan Rachel dan pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!