Perjanjian

"Di, gua minta nanti Lo temuin gua ditaman deket kompleks rumah gua"

Setelah Rachel menelpon Adi untuk menemuinya, sekarang dia sedang menaiki sepeda untuk sampai di tempat yang sudah ditentukannya.

Sesampainya di sana, ternyata Adi sudah sampai duluan ditaman. Bagaimana tidak? Adi saja datang menaiki motor sportnya, dan Rachel hanya menaiki sepedanya. Walaupun tidak terlalu jauh sih, tapi kan tetap saja Adi menaiki motornya dengan kecepatan tinggi jelas saja jika Rachel keduluan.

"Lo mau ngomong apa sama gua? sampe ngomongnya disini?"

"gua mau bikin perjanjian sama Lo" sambil menunjuk-nunjuk wajah Adi

"perjanjian? perjanjian apa?"

"perjanjian tentang kita, gua mau Lo nggak usah sok ide mau nganter jemput gua"

"itu doang? kenapa Lo nggak ngomong tadi ditelepon?" tawanya melihat kelakuan Rachel

"nggak cuma itu doang, gua masih ada banyak perjanjian sama Lo"

"hm.... lanjut"

"yang pertama, Lo nggak usah nganter jemput gua lagi. Cukup kemaren hidup gua menderita gara-gara dianter jemput sama Lo. Yang kedua, nggak usah lagi Lo muncul di depan gua setelah ini" ucapnya sambil mengitari Adi yang sedang berdiri dan Adi hanya melihat serta mendengarkan cewek didepannya ini

"udah itu doang, emang gua mau ngapain lagi sama Lo?"

"hm......iya ya?" pikirnya sejenak

"Ok, itu aja perjanjian gua ke Lo. Sekarang giliran Lo, mungkin Lo ada usul lagi?"

"Ok, gua mau kalo misalnya kita nggak sengaja ketemu di sekolah gua minta sama Lo nggak usah ngajakin gua debat lagi sama Lo" dijawab anggukan dari Rachel

"dan...gua juga minta sama Lo dan temen-temen Lo buat nggak ngurusin urusan atau kelakuan kita disekolah"

"ye.... sejak kapan gua ngurusin urusan Lo sama geng Lo? gua rasa nggak pernah tuh"

"ya bomat, pokoknya dari gua cuman itu"

"Ok, gua terima. Deal?"

"Deal"

Akhirnya mereka berjabat tangan tanda kesepakatan mereka telah dimulai

...----------------...

Disisi lain, ternyata Farsya dan Faiza sedang bersama dengan teman-teman Adi yaitu Ferro dan Tristan. Bukan karna mereka sedang berkencan tapi mereka juga sedang berdiskusi agar tidak akan ada lagi perdebatan antara Rachel dan Adi. Ya jujur saja, sahabat dan teman teman mereka juga sudah bosan melerai Rachel dan Adi saat mereka sedang berdebat.

"Fer, kita mau Adi nggak ngajakin Rachel ribut terus. Kita kan tau gimana sifatnya Rachel yang masih kekanak-kanakan dan emosian, jadi kita di sini mau ngajakin kalian diskusi gimana caranya mereka biar nggak ribut setiap mereka ketemu" ucap Farsya pada Ferro

"Ok, kita juga udah males ndengerin mereka dan Lo juga marah-marah nggak jelas ke kita"

"Bagus, jadi..... kita mulai dari mana?"

"tapi gua rasa kita bukannya nggak usah ngurusin mereka ya? biarin aja gitu, siapa tau mereka bisa saling suka kalo mereka sering ketemu?" usul Tristan

"bener juga Sya, siapa tau kita bisa berhasil kalo kita deketin aja mereka?" ucap Faiza mengiyakan Tristan

"boleh aja sih.....cuma gua nggak bisa yakin kalo rencana kita bisa berhasil"

"ya gua juga masih nggak yakin deh guys"

"tapi kan Fer, kita coba aja dulu. Lo kan temen deketnya Adi, Lo bikin kek gimana caranya yang penting dia deket terus sama Rachel"

"Betul tuh apa katanya Faiza"

"Em....ok gua setuju, tapi kita nggak bisa berharap banyak disini. Ya..... kalian tau sendiri kan mereka kaya anjing dan kucing, ribut mulu kalo ketemu" kata Farsya

"Ya nggak papa, setidaknya kita udah berusaha. Masalah berhasil apa nggak belakangan, yang penting disini kita bisa meredakan emosi mereka kalo ketemu aja dulu"

"Ya boleh deh, gua sih ngikut aja"

"oh ya, gua punya rencana gimana kalo kita seakan-akan ngejauhin mereka berdua"

"eh Tan, maksud lo kita ngejauh dari mereka?"

"iya, jadi kita akting tuh ceritanya kita marah sama Adi dan Rachel habis itu kita akan njawab sesingkat-singkatnya waktu mereka tanya ke kita"

"Gila ya Lo?!, kita kan best friend nya Rachel gimana kalo nanti dia nganggep kita beneran?"

"tenang Sya, kita disini cuma beberapa hari aja kok jadi kalian nggak usah takut kalo persahabatan kalian bubar. Habis itu, mereka pasti bingung tuh kenapa kita njauhin mereka? ya nggak? nah, diwaktu itu kemungkinan mereka pasti akan lebih deket karna mereka nggak punya temen"

"Lo yakin mau pake cara ini? gua sih agak nggak yakin dah"

"iya Za, gua juga nggak yakin"

"kok pada nggak yakin sama cara gua? kalo Lo gimana Fer?"

"menurut gua.....apa salahnya kalo kita coba dulu? kalo misal kita gagal kita susun rencana lainnya aja"

Setelah mendengar kata itu teman-teman Ferro seketika melongo, karna dari pertama dia yang paling tidak yakin dan sekarang malah dia yang setuju.

"ya udah deh, Sya mending kita juga setuju aja. Kita coba dulu"

"tapi emang beneran bisa mereka jadi lebih deket?" ragu Farsya

"nanti kita susun rencana lainnya bareng sama temen lainnya, untuk sekarang kita berempat aja dulu yang nyoba"

Akhirnya mereka saling setuju untuk membuat Adi dan Rachel makin dekat bahkan Tristan berharap mereka akan pacaran, berbeda dengan Farsya yang masih tidak yakin akan rencana ini.

Keesokan harinya, hari dimana Rachel sangat senang karna mulai hari ini dia akan terbebas dari sosok yang ia sangat benci. Siapa lagi kalau bukan Adi?. Karna sesuai perjanjian kemarin, mereka tidak akan bertemu atau berdebat lagi seperti biasanya. Maka dari itu Rachel sangat senang ditambah lagi bernegosiasi dengan Adi tidak sesulit yang dibayangkan.

Hari ini adalah hari Minggu, jadi Rachel tidak sekolah. Walaupun hari ini dia tidak sekolah, tapi dia tetap bangun pagi untuk sekedar berjalan-jalan mengelilingi kompleks perumahannya.

Saat dia turun untuk pergi ke dapur, ternyata mamahnya sudah bangun dan sedang menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Niat hati ingin mengejutkan, tapi malah dia yang terkejut melihat mamahnya masak sambil memakai masker wajah. Apalagi keadaan dapur yang masih lumayan sepi, tentu saja Rachel sangat kaget.

"mah ngapain sih pake masker segala? bikin kaget Rachel aja" dadanya masih berdetak kencang dan nafas yang ngos-ngosan

"emang mamah nggak boleh pake masker pagi-pagi?"

"ya boleh, cuma jangan ngagetin aku dong"

"siapa juga yang mau ngagetin kamu? kamu kali yang mau ngagetin mamah"

"ya udah maaf deh mah, sini biar aku bantu"

"nih, taro yang bener jangan sampai tumpah susunya"

"iya mah"

Setelah selesai sarapan, Rachel pergi untuk jalan-jalan. Udara yang sejuk dan suasana yang masih sepi ditambah lagi dengan kicauan burung seperti menyambut kedatangan Rachel di pagi hari. Rambutnya yang indah berponi digerai membuatnya tampak cantik, kulitnya yang putih bersih juga menambahkan kesan imut pada Rachel.

Jalanan memang masih sangat sepi, keadaan ini yang menambah kesenangan pada Rachel. Karna dia tidak akan terganggu oleh orang lain, tapi mungkin kesenangan hanya datang sesaat. Baru saja Rachel merasakan kedamaian di pagi hari, tapi dia harus bertemu dengan Adi. Walaupun mereka sudah membuat perjanjian, tapi nampaknya dunia berkata lain karna dia sering sekali dipertemukan dengan Adi disaat yang tidak tepat.

baru aja gua seneng kenapa sekarang gua harus ketemu ni anak lagi? mending gua pergi aja dari pada hari Minggu yang gua nanti-nanti hancur cuma gara-gara ngeladenin cowok ini

Setelah itu Rachel memilih untuk pergi dari tempat Adi dan mencari tempat yang membuatnya lebih senang. Sebenarnya Adi juga tahu kalau dia dan Rachel berpapasan, tapi dia juga tidak menghiraukannya dan memilih untuk melanjutkan olahraga paginya.

Balik lagi ke Rachel, sekarang jarum jam menunjukkan pukul 06.46 yang artinya hari mulai ramai. Sudah hampir 1 jam dia berjalan-jalan pagi, keringatnya bercucuran dan nafas yang ngos-ngosan karna kecapekan berjalan kaki. Walaupun dia tidak berlari, tapi tetap saja dia terlihat kecapekan.

Karna kecapekan berjalan akhirnya dia memilih beristirahat sejenak dan membeli air mineral di warung dekat taman kompleks.

"huh.... capek banget gua, mana panas lagi"

keluhnya sambil mengelap keringat pada dahinya

"tamannya udah mulai rame, jadi males deh"

Rachel memang tidak suka keramaian kota apalagi saat pagi hari, karna baginya keramaian di pagi hari sangat membuatnya merasa tidak bebas. Makannya jika ada waktu di pagi hari, Rachel pasti akan menyempatkan untuk berjalan santai di sekitar rumahnya.

Tidak jauh dari tempat Rachel duduk, ternyata ada Adi yang juga akan beristirahat di taman ini. Banyak cewek-cewek yang terpesona melihat Adi berkeringat, karna keringatnya membuat rambut Adi basah dan itu yang membuat cewek-cewek mengatakan bahwa Adi sangat cool. Ditambah lagi Headband yang selalu ia pakai jika berolahraga, benda itu memberi kesan oppa-oppa pada diri Adi.

Bukannya senang diteriaki para cewek-cewek, Adi malah merasa risih dalam keadaan ini. Baginya cewek yang terlalu lebay dan berteriak tidak jelas jika bertemu cowok ganteng membuatnya tidak nyaman, apalagi sampai mencoba sok kenal, benar-benar itu salah satu hal yang paling dia tidak suka.

Merasa ada keributan, Rachel pun menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya dia saat matanya menangkap sosok Adi yang sedang meminum air mineralnya. Bukan terkejut karna pesonanya seperti cewek-cewek teriaki, namun karna dia terkejut kenapa Adi bisa ada di sini? dan dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari tempat duduknya.

Tidak mau Adi mengetahui dia ada di sini, akhirnya Rachel memilih untuk pergi. Daripada dia harus melanggar aturannya sendiri? mending dia pergi.

Adi yang sudah selesai meminum air mineralnya, menoleh ke samping. Terlihatnya seseorang yang tidak lagi asing baginya, rambut digerai sebahu, kulit putih, dan gaya fashion yang Colourful membuatnya tidak sulit mengetahui bahwa dia adalah Rachel. Adi hanya menatap punggung Rachel dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, entah apa yang dia pikirkan sekarang.

Setelah itu, Adi pun memutuskan untuk pulang ke rumah dan bersih-bersih agar badannya tidak bau.

...****************...

Kenapa sih gua selalu ketemu terus sama dia? padahal kita nggak janjian. Sumpah gua sebel banget ama dia, kapan gua bebas dari dia?

ya udah deh nggak usah di pikirin lagi, yang ada ntar hari Minggu gua yang cerah bisa-bisa suram kalo gua ngurusin dia. Mending sekarang gua mandi trus ngajak temen hangout deh.

tok...tok...tok...

pintu pun terbuka, ternyata mamah yang membukakannya

"eh anak mamah yang cantik udah pulang ternyata, cepet masuk trus mandi biar badan kamu nggak bau"

"iya mah, ya udah aku langsung ke kamar ya"

dibalas anggukan dari mamahnya

Setelah selesai mandi, Rachel berbaring di ranjangnya sambil memainkan hpnya. Tujuannya yaitu mengajak sahabatnya hangout bareng, sekarang dia akan menelpon Farsya terlebih dahulu.

"hallo Sya, eh Sya kita hangout yuk mumpung hari Minggu"

"maaf Chel gua nggak bisa, lagi ada urusan"

"Sya, Lo kenapa kok dingin banget sama gua? Lo sakit? apa gua ada salah sama Lo?"

"nggak, nggak ada. gua cuma lagi nggak mood hari ini"

"oh, em....ok deh nggak papa, gua ngajak Faiza aja"

Rachel mematikan sambungan teleponnya dan masih memikirkan kenapa tiba-tiba Farsya bersikap dingin padanya, padahal biasanya jika Farsya di ajak hangout dia orang pertama yang bersemangat. Dan hari ini Farsya sangat berbeda dari biasanya.

Di lubuk hati Farsya, dia merasa bersalah karna memperlakukan Rachel dengan dingin. Rasanya dia ingin meminta maaf pada Rachel, tapi dia harus melakukan rencananya bersama sahabat-sahabatnya untuk membuat Adi dan Rachel makin dekat dan ini merupakan salah satu caranya.

maafin gua Chel, gua nggak bermaksud cuekin Lo. Sebenernya gua juga nggak mau ngelakuin ini, tapi ini bagian rencana kita jadi gua nggak bisa nolak. Gua janji nggak akan ngelakuin ini lagi ke Lo, gua pasti akan jelasin ke Lo kalo waktunya udah tepat

itulah rasa bersalah Farsya pada Rachel, memang Farsya dikenal cuek dan dingin disekolah tapi dia tidak pernah mencueki sahabat-sahabatnya sendiri apalagi Rachel. Karna bagi mereka Rachel adalah adik kecil mereka yang imut, jadi mereka tidak pernah mencueki dan memarahi Rachel.

Rencana Di Mulai

Keesokan harinya tepatnya hari Senin, Farsya, Faiza, Ferro dan Tristan memulai rencana mereka untuk membuat Adi dan Rachel menjadi dekat. Rencana mereka yaitu mencuekinya dan membuat mereka lebih punya banyak waktu bersama, jadi mereka akan saling merasa nyaman dan mungkin mereka bisa jadian? why not?.

"Sya, Lo kemaren di ajakin Rachel hangout nggak?"

"iya, tapi gua tolak. Kalo Lo Za?"

"iya kemaren gua juga diajakin tapi sesuai rencana jadi gua tolak, tapi gua nggak tega sama Rachel...... pasti dia sedih, gua jadi ikut sedih...."

"nggak usah lebay deh Za, ini cuma sementara aja"

"Lo ma gampang ngomongnya Tan, tapi kita yang ngelakuin susah apalagi gua nganggep dia adik kecil gua"

"udah udah jangan ribut, kita susun rencana aja. Sebentar lagi mereka dateng" lerai Ferro

"bener tuh katanya Ferro, dari pada kita ribut mending kita susun rencananya aja"

"Ok, menurut gua kita bikin mereka sering ketemu aja kesannya nggak sengaja tapi padahal kita yang bikin mereka ketemu, trus kita liat reaksinya apa kalo mereka ribut kita biarin aja kan kita udah cuekin mereka sebelumnya dan kalo mereka nggak ribut itu malah kesempatan kita bikin mereka deket lebih gampang" usul Faiza

"hm..... boleh juga ide lo" ucap Tristan sambil memegang dagunya seperti berpikir

"Ok, berarti kita coba rencana pertama kita ini"

Di TKP

"Guys, kita berpencar. Lo sama Farsya ngikutin Rachel, gua sama Ferro ngikutin Adi. Jadi kalian kabarin kita dimana Rachel dan nanti kita akan bikin mereka jalan di tempat yang sama"

"Ok, yuk Sya"

"yuk, guys kita duluan"

"bye, good luck guys"

Di tempat Faiza dan Farsya

Sekarang mereka sedang mengintip Rachel dari kejauhan. Tempatnya ada di dekat lorong sekolah. Rachel sedang berjalan menuju perpustakaan sendirian, karna teman-temannya memang sudah mencuekinya dari kemaren. Rachel tampak kebingungan dan kesepian tanpa sahabatnya disampingnya.

"Sya, gua jadi kasian deh sama Rachel. Liat deh, dia kaya kesepian gitu.... tatapannya aja kosong, gua takut nanti dia jadi stress deh"

matanya masih mengikuti arah langkah Rachel

"ya sih....gua juga ngerasa gitu, tapi ini kan rencana kita, jadi kita harus tahan rasa bersalah kita dan kasian kita ke Rachel. Lagian ini juga buat kebaikan bersama" bisiknya pada Faiza

"iya juga, kenapa sih kita nggak pake cara lain tanpa nyuekin Rachel?" teriaknya yg membuat Farsya refleksi membungkam mulut Faiza

"St.......Lo jangan teriak, nanti Rachel tau gimana?" bisiknya sambil tangannya masih membungkam mulut Faiza

"mmmpphh...... mmmpphh....!!!" suara Faiza yang memberontak

"diem makannya" lalu melepaskan tangannya dari mulut Faiza

"hah......pega tau nggak? mana tangan Lo asin lagi, cuih....brep...." ucapnya sambil mengelap mulutnya kasar

"ya maaf, itu kan salah Lo. Makannya ja..." kata-kata Farsya terpotong karna Faiza menepuk-nepuk pundaknya saat sedang fokus berbicara

"Sya, Sya..."

"apaan sih" Farsya pun menoleh ke arah Faiza melihat

"hah?!!!, Za..... Rachel nya mana?" kaget Farsya

"ya mana gua tau, Lo sih ngomong terus jadinya Rachel pergi duluan kan"

"ih..... enak aja, Lo kali yang salah. Makannya jangan teriak-teriak, nanti kalo Rachel tau gimana?"

"ya bukan salah gua, yang ada tuh Lo yang salah. Lo yang nyerocos terus makannya gua nggak konsen ngeliatin Rachel"

"liatin mah tinggal liat aja, apa susahnya Lo liatin Rachel sambil ndengerin gua ngomong?"

"ya nggak bisalah, yang ada gua nggak konsen liat Rachel"

"masa gitu aja nggak konsen?"

Akhirnya mereka jadi bertengkar beradu mulut tanpa ada yang mau mengalah, sampai Ferro dan Tristan datang barulah mereka bisa diam.

"heh!, ini kok malah pada berantem?" tanya Ferro yang baru datang bersama Tristan

"ini nih Farsya, gara-gara dia kita jadi kehilangan jejaknya Rachel" tunjuk Faiza pada Farsya

"eh.... enak aja, Lo yang ngeliatiinnya nggak bener makannya kita kehilangan jejaknya Rachel"

"kalo Lo nggak nyerocos terus ngomongnya pasti gua nggak akan kehilangan Rachel, ini semua gara-gara Lo!!"

"eh.... nggak pokoknya ini semua gara-gara Lo!!"

"Lo!"

"nggak, ini gara-gara Lo!!"

"Lo!"

"lo"!

"udah-udah!!, kenapa jadi pada berantem gini?"

"ya itu tuh, Farsya"

"jangan percaya Tan, ini tuh salahnya Faiza"

"udah, jangan ribut lagi. Mending kita nyari Rachel barengan aja"

"betul tuh katanya Ferro, daripada Lo semua ribut, mending kita barengan aja nyarinya"

"lah? emang Lo nggak ketemu sama Adi?" heran Faiza

"gua udah nyari kemana-mana tapi kita nggak nemuin dia"

"apa Adi nggak masuk?"

"masuk kok Sya, tapi emang habis pelajaran selesai dia langsung pergi dan kita nggak tau Adi pergi ke mana"

"oh gitu, ya udah kita nyari sama-sama aja"

Setelah lama mereka mencari kemana-mana tapi mereka tetap tidak menemukan Adi atau Rachel.

"guys, gimana nih? kita masih nggak nemuin mereka"

"iya, gua juga udah mau capek. Duduk dulu dong, capek tau mana panas lagi nanti kalo kulit gua gosong gimana?"

"alah..... cuma gitu doang ribet amat Za?"

"ih Lo ma laki, nggak mikirin kulit putih apa nggak, kalo gua kan cewek ya jelaslah gua ribet apalagi kalo kulit gua beneran gosong nanti"

"udah, nggak usah banyak bacot. Sekarang juga udah mau masuk, mending kita ke kelas masing-masing aja siapa tau mereka udah ada di kelas" lerai Farsya

"bener tuh, mending kita balik ke kelas"

"kalo gini ceritanya ngapain kita muter-muter sekolah yang gedenya segini?"

"ya.... gimana lagi, diantara kita juga nggak ada yang kepikiran buat ke kelas dari tadi?"

"ya udah deh, Sya, Za, kita balik ke kelas ya"

"kita juga mending balik sekarang Za"

"ntar ah Sya.....gua masih capek"

"Lo mah gitu, ntar gua tinggal lho"

"jangan gitu dong, Lo jahat sama gua"

"hahaha, ya udah ayok balik ke kelas"

"mm.... nanti dulu......"

"ayok! nanti keburu masuk" ucapnya sambil menarik-narik tangan Faiza

"ya udah, yuk balik"

"nah gitu dong daritadi"

"tapi gendong....." merentangkan tangannya meminta digendong

"nggak, Lo berat gua kan kecil"

"ah.....Lo ma gitu.... gua nggak berat kok"

"gua gandeng aja nggak usah di gendong"

"ya udah iya"

"nah gitu dong......yuk!!"

...----------------...

Saat di kelas, Faiza dan Farsya sangat kecewa karna sudah capek-capek mereka mencari Rachel kemana-mana tapi malah Rachel daritadi ada di kelas. Begitu juga dengan Ferro dan Tristan, mereka juga kecewa. Sebenarnya Adi tidak pergi jauh tapi cuma ke toilet sebentar dan balik lagi ke kelas. Sebelum Adi ke kelas, Ferro dan Tristan keburu keluar mencari Adi, jadi mereka mengira Adi pergi jauh padahal daritadi dia ada di kelas.

"Fer, Lo ngerasain nggak apa yang gua rasain?"

"iya Tan, gua juga ngerasain"

ucap mereka lemas sambil menatap punggung Adi dengan tatapan capek.

"sumpah, kenapa tadi kita nggak kepikiran Adi ada di sini?"

"nggak tau Fer, gua juga bingung. Kenapa otak gua rasanya berhenti sampe nggak kepikiran buat cek ke kelas"

Akhirnya mereka mendudukkan dirinya ke kursi bersama dan merenggangkan otot-otot yang tegang karna berkeliling sekolah mencari Adi yang padahal ada di kelas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!