Persiapan

Alisha berdiri di depan kaca butik tempatnya dulu bekerja. Kini ia hanya kembali sebagai tamu, bukan lagi pegawai yang sibuk melipat gaun atau mengatur rak. Dunia seakan berputar begitu cepat. Belum genap dua minggu sejak pertemuannya dengan Zayn, hidupnya berubah drastis. Dari seorang pegawai butik yang gajinya sering habis hanya untuk makan, ongkos dan bayar kos, kini ia tengah bersiap menikah dengan pria yang selama ini hanya bisa ia lihat di televisi atau majalah gaya hidup.

Zayn tak menginginkan pesta mewah. Itu sudah ditegaskannya sejak awal. "Aku ingin pernikahan privat, tidak perlu undangan ratusan. Aku tidak suka sorotan," ucapnya saat membicarakan persiapan dengan Alisha dan Arvin.

Alisha hanya mengangguk waktu itu. Ia masih bingung bagaimana bisa pria seperti Zayn—dingin, kaya raya, pewaris tunggal sebuah perusahaan besar—menginginkan seorang gadis biasa sepertinya untuk menjadi istri. Tapi kemudian ia sadar, semua ini bukan soal cinta. Semua bermula dari tawaran. Mahar berapapun, asal ia bersedia.

Namun meski begitu, diam-diam jantungnya sering berdegup tak karuan setiap kali Zayn menatapnya lebih lama dari yang seharusnya. Ada sesuatu yang sulit ia kendalikan.

Kabar tentang pernikahan Zayn Alvaro tidak mungkin ditutupi selamanya. Media mulai mencium aroma gosip ketika beberapa jurnalis melihat Alisha mencoba gaun pengantin di butik ternama. Foto samar dari belakang tubuhnya tersebar di media sosial.

"Siapa gadis misterius yang akan menjadi istri pewaris muda itu?" tulis salah satu portal berita gosip.

Komentar publik pun berhamburan.

"Pasti model atau artis terkenal!"

"Tidak mungkin orang biasa. Standarnya terlalu tinggi."

"Tapi kenapa disembunyikan? Jangan-jangan ada skandal?"

Alisha membaca sebagian komentar itu tanpa sengaja ketika membuka ponsel lamanya. Tangannya bergetar. Rasanya ia ingin menghapus semua aplikasi media sosial. Ia takut jika identitasnya terbongkar, orang-orang akan meremehkan dirinya. Alisha hanyalah seorang gadis desa yang merantau, bukan seseorang yang terbiasa dengan kamera dan sorotan.

“Tenang saja,” suara Zayn menenangkannya suatu sore, ketika Alisha mulai terlihat gelisah. Mereka sedang duduk di ruang kerja Zayn, membicarakan detail kecil pernikahan. “Aku tidak peduli apa kata orang. Yang penting kau menepati kesepakatan kita. Sisanya, biar aku yang hadapi.”

Alisha menunduk. Kata-kata itu menampar sekaligus menenangkan. Ada batas yang jelas antara mereka: kesepakatan. Namun di sisi lain, Zayn seakan melindunginya.

Namun ternyata gangguan pertama datang lebih cepat dari yang mereka bayangkan.

Clarisa.

Wanita yang selama ini selalu mendampingi Zayn di berbagai acara sosial. Cantik, cerdas, penuh pesona. Ia yakin dirinya yang akan dipilih Zayn suatu hari nanti. Namun kenyataannya, dilirik pun tidak.

Hari itu, Clarisa muncul di butik tanpa pemberitahuan. Alisha baru saja selesai mencoba gaun putih sederhana—gaun yang dipilih Arvin karena sesuai dengan karakter Alisha yang lugu dan tidak suka berlebihan.

Clarisa berdiri di ambang pintu dengan senyum sinis. “Jadi ini penggantiku?” tanyanya lantang, membuat beberapa staf butik saling berbisik canggung.

Alisha tercekat. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Tubuhnya kaku, tangannya meremas gaun di sisi pinggang.

Clarisa melangkah masuk, hak tingginya mengetuk lantai marmer butik dengan suara tegas. “Kau pikir mudah untuk masuk ke dunia Zayn hanya dengan wajah polosmu? Jangan bermimpi terlalu tinggi, gadis desa.”

Kalimat itu menusuk, lebih tajam dari pisau. Alisha hampir meneteskan air mata, tapi ia ingat ucapan ibunya: jangan pernah menunjukkan kelemahanmu di depan orang yang ingin menjatuhkanmu.

Untung saja Arvin masuk tepat waktu. “Nona Clarisa, ini bukan tempatmu untuk membuat keributan,” ucapnya tegas. “Tuan Zayn tidak suka drama. Jika kau ingin bicara, lakukan langsung padanya.”

Clarisa menatap tajam, lalu tersenyum miring. “Oh, baiklah, aku akan bicara padanya. Tapi percayalah, pernikahan ini tidak akan berjalan mulus. Aku akan pastikan itu.”

———

Sejak insiden itu, Alisha makin merasa canggung. Ia takut Clarisa benar-benar akan mengacaukan segalanya. Dan ketakutannya terbukti.

Beberapa hari menjelang pernikahan, muncul artikel baru di media online. “Calon Istri Pewaris Alvaro Ternyata Mantan Pegawai Butik! Benarkah Pernikahan Hanya Karena Uang?”

Foto masa lalu Alisha di butik bertebaran. Ada pula screenshot yang jelas-jelas diambil dari akun media sosial lamanya. Semua diekspos.

Komentar publik semakin ramai.

"Serius pewaris miliarder nikahi pegawai butik?"

"Pasti ada sesuatu yang tidak beres."

"Terlihat jelas bahwa dia hanya mengejar harta."

Alisha menutup wajahnya dengan kedua tangan saat membaca berita itu di kamarnya. Rasa malu, takut, dan kecewa bercampur jadi satu.

Namun Zayn datang dengan tenang. Ia menyerahkan ponselnya ke meja, seakan tidak terganggu sedikitpun. “Biarkan mereka bicara. Aku sudah bilang, aku tidak peduli. Kita tetap lanjut sesuai rencana.”

“Tapi… publik menganggapku—”

“Aku yang akan menikah denganmu, Alisha. Bukan publik.” Zayn menatapnya tajam, dingin, tapi justru membuat Alisha merasa ada keyakinan aneh di hatinya.

Hari-hari berikutnya diisi dengan rapat kecil, fitting gaun, pemilihan tempat pernikahan, dan diskusi soal detail privasi. Zayn memutuskan resepsi hanya akan dihadiri keluarga dekat dan beberapa rekan bisnis penting.

“Tidak ada fotografer media, tidak ada pesta besar,” tegas Zayn pada Arvin. “Aku tidak mau pernikahanku dijadikan konsumsi publik.”

Arvin mengangguk, meski ia tahu itu akan semakin membuat publik penasaran.

Sementara itu, Alisha mulai terbiasa dengan rutinitas baru. Gadis itu belajar cara berjalan dengan gaun panjang, berlatih senyum tipis agar tidak terlalu kaku, dan menjaga sikap ketika berdampingan dengan Zayn. Meski semua terasa asing, ia mencoba menyesuaikan diri.

Namun bayangan Clarisa terus menghantui. Ia tahu wanita itu belum menyerah. Dan benar saja, malam sebelum gladi resik pernikahan, Alisha menerima pesan singkat dari nomor tak dikenal:

"Kau pikir bisa merebut tempatku begitu mudah? Tunggu saja. Besok aku akan buktikan siapa yang lebih pantas di sisi Zayn."

Alisha menggenggam ponselnya erat. Tubuhnya bergetar. Ini bukan sekadar ancaman biasa—ini bisa jadi awal kekacauan di hari paling penting dalam hidupnya.

Terpopuler

Comments

Lisa

Lisa

Selalu ada pengganggu..ayo Zayn ambil sikap tegas terhadap Clarisa

2025-09-05

0

lihat semua
Episodes
1 Tiada Arti
2 Pertemuan
3 Tiga Hari
4 Persiapan
5 Hari Itu Tiba
6 Pergantian status
7 Malam pertama yang tertunda
8 Masih butuh waktu
9 Bibit-bibit krikil
10 Pulang kampung
11 Kedatangan abang bule
12 Tanggung jawab Zayn
13 Pertahanan yang mulai runtuh
14 Perasaan aneh Zayn
15 Hampir
16 Patuh pada suami
17 Duaarrr!
18 Tertangkap basah
19 Godaan Zayn
20 Pemandangan indah
21 Pesta
22 Perkenalan Lucas
23 Resleting gaun yang macet (21+)
24 Wajah baru Zayn
25 Terganggu
26 Omar
27 Racun halus
28 Zayn siaga
29 Kepanikan suami Alisha
30 Terkecoh
31 Pelan tapi pasti
32 Ketenangan sesaat
33 Zayn memulai permainannya
34 Melewati batas
35 Rapuhnya Alisha
36 Duka dan murka
37 keluarga yang retak karena kehilangan surga
38 Kembali ke Jakarta
39 Fase masa subur
40 Dendam Zayn
41 Guru sementara
42 Perang itu terjadi
43 Kalah
44 Janji Zayn
45 Ketenangan yang kembali
46 (21+) Gempuran Zayn
47 Setelah malam itu
48 (21+) Lelah yang nikmat
49 Drama Bima yang menggemparkan seisi rumah
50 Gathering tipis-tipis
51 Mama muda (simulasi)
52 Kejutan
53 (21+ tipis-tipis) Hanya satu kali
54 Nasi goreng spesial
55 Es krim stroberi
56 Positif
57 Membesuk pria pelangi
58 Isak tangis Alisha
59 Gugur
60 Axel
61 Deg-degan
62 Prioritas utama
63 Lemah karena sepiring nasi
64 Rujak date di taman belakang
65 Memang pedas
66 Kebaikan bukan kelemahan
67 Sorot mata yang tidak asing
68 Ikut bekerja bersama suami tampan
69 Salah masuk toilet
70 Turun jabatan
71 Mohon bersabar, Tuan Zayn
72 Demam absurd
73 Upsss... Kejutan!
74 Akankah ada dendam yang di wariskan?
75 Nasi padang penyelamat hidup
76 Apa yang terjadi?
77 Nyaris hilang kesadaran
78 Saat Zayn sadar
79 Tak sengaja
80 Kebetulan yang tak biasa
81 Janji
82 Chef kecil dan salad buah
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Tiada Arti
2
Pertemuan
3
Tiga Hari
4
Persiapan
5
Hari Itu Tiba
6
Pergantian status
7
Malam pertama yang tertunda
8
Masih butuh waktu
9
Bibit-bibit krikil
10
Pulang kampung
11
Kedatangan abang bule
12
Tanggung jawab Zayn
13
Pertahanan yang mulai runtuh
14
Perasaan aneh Zayn
15
Hampir
16
Patuh pada suami
17
Duaarrr!
18
Tertangkap basah
19
Godaan Zayn
20
Pemandangan indah
21
Pesta
22
Perkenalan Lucas
23
Resleting gaun yang macet (21+)
24
Wajah baru Zayn
25
Terganggu
26
Omar
27
Racun halus
28
Zayn siaga
29
Kepanikan suami Alisha
30
Terkecoh
31
Pelan tapi pasti
32
Ketenangan sesaat
33
Zayn memulai permainannya
34
Melewati batas
35
Rapuhnya Alisha
36
Duka dan murka
37
keluarga yang retak karena kehilangan surga
38
Kembali ke Jakarta
39
Fase masa subur
40
Dendam Zayn
41
Guru sementara
42
Perang itu terjadi
43
Kalah
44
Janji Zayn
45
Ketenangan yang kembali
46
(21+) Gempuran Zayn
47
Setelah malam itu
48
(21+) Lelah yang nikmat
49
Drama Bima yang menggemparkan seisi rumah
50
Gathering tipis-tipis
51
Mama muda (simulasi)
52
Kejutan
53
(21+ tipis-tipis) Hanya satu kali
54
Nasi goreng spesial
55
Es krim stroberi
56
Positif
57
Membesuk pria pelangi
58
Isak tangis Alisha
59
Gugur
60
Axel
61
Deg-degan
62
Prioritas utama
63
Lemah karena sepiring nasi
64
Rujak date di taman belakang
65
Memang pedas
66
Kebaikan bukan kelemahan
67
Sorot mata yang tidak asing
68
Ikut bekerja bersama suami tampan
69
Salah masuk toilet
70
Turun jabatan
71
Mohon bersabar, Tuan Zayn
72
Demam absurd
73
Upsss... Kejutan!
74
Akankah ada dendam yang di wariskan?
75
Nasi padang penyelamat hidup
76
Apa yang terjadi?
77
Nyaris hilang kesadaran
78
Saat Zayn sadar
79
Tak sengaja
80
Kebetulan yang tak biasa
81
Janji
82
Chef kecil dan salad buah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!