Sosok Yudha

Sore itu Tita berniat memeriksakan kandungannya ke bidan yang lumayan jauh dari rumahnya.

Demi kelancaran kelahirannya nanti, Tita merasa sebaiknya berjalan kaki saja, selain baik untuk kesehatan juga mengirit ongkos, Titapun pergi dengan berjalan kaki.

Tita berjalan dengan santai sembari jalan, sesekali ia beristirahat dengan berteduh di bawah pohon yang rindang. Untuk sesaat matanya terlihat berkaca-kaca, sungguh malang nasibnya tak ada suami yang mengantarnya, dulu Adi selalu menemaninya pergi ke bidan, sekarang ia hanya sendirian, tak ada suaminya yang dulu begitu memperhatikannya, sambil bersandar di bawah pohon Tita melepas lelah, dilihatnya seorang wanita yang tengah hamil di gandeng olen suaminya,Tita memandanginya dengan penuh makna, andaikan saja suaminya ada disisinya.

Titapun beranjak pergi, tapi tiba-tiba perutnya terasa sakit, wajah Tita begitu meringis menahan perutnya yang terasa sakit, ia tak dapat menahan keseimbangan tubuhnya yang mulai tersungkur, untung saja seseorang dari belakang menangkap tubuhnya.

"Mbak? mbak, baik-baik saja?" sahut seorang pria yang berusaha menolong Tita yang kepayahan.

Tita menoleh ke arah seseorang yang memegang tubuhnya, seorang pria yang tanpam menyanggahnya, seketika Tita melepaskan tangan pria yang berusaha menolongnya.

"Eh, saya gak apa-apa," ucap Tita mulai risih dengan sikap pria yang berusaha membantunya.

"Mbak mau kemana?" biar saya antar," Ujar pria yang merasa kasian melihat kondisi Tita yang tengah hamil.

"Gak...gak usah mas," ucap Tita gugup.

"Biarin mbak saya antar, saya bawa mobil kok!" tegur pria memaksa.

"Sebenarnya mbak mau kemana?" tanya pria yang begitu mengkhawatirkan Tita.

"Saya, mau ke bidan mas," ucap Tita yang meringis kesakitan .

"Ya udah, biar saya antar!" tegur pria yang mulai mengkhawatirkan kondisi Tita.

Dengan memegangi tubuh Tita, pria itu membawa Tita ke mobilnya dan mendudukkan Tita di kursi mobilnya dengan hati-hati, pria itupun menjalankan mobilnya dengan tergesa-gesa, karena begitu khawatir melihat kondisi Tita yang merintih kesakitan.

"Mbak? Yang mana rumah bidannya?" tanya pria itu, seraya matanya mencari-cari lokasi tempat yang dituju Tita.

"Mbak?" teriak pria yang mulai khawatir dengan keadaan Tita.

"Itu... mas...belok kiri," lirih Tita sambil menahan sakit yang begitu hebat di perutnya.

Tak lama merekapun sampai di tempat tujuan, pria itu kembali memegangi Tita yang sudah mulai lemah.

Tiba-tiba saja Tita pingsan tak sadarkan diri . Melihat keadaan Tita, sontak saja pria itu kaget, dan langsung memangku Tita.

"Tolong! tolong bu! dimana Bidannya?" teriak pria mulai panik.

Sontak saja ibu-ibu yang melihatnya. Berusaha menolong, merekapun memanggil bidan dan berusaha menolong pria yang tengah memangku Tita.

Dibaringkannya Tita dengan hati-hati.

"Maaf pak, silahkan tunggu di luar," ucap Bidan.

Tubuh Tita yang terlihat lemah, bibirnya yang pucat, menandakan Tita dehidrasi.

Cukup lama pria itu menunggu keadaan Tita yang belum juga keluar, dari ruang pemeriksaan.

Selang beberapa menit kemudian, seorang suster menghampiri pria itu.

"Pak, Silahkan masuk," ucap suster .

Pria itu merasa binggung dengan perkataan suster yang menyuruhnya masuk ke ruangan pemeriksaan.Tanpa pikir panjang, Pria itu akhirnya masuk ke dalam ruang periksa.

"Silahkan pa," ucap seorang Dokter wanita yang cukup tua.

Pria itupun duduk dengan perasaan gugup.

"Begini pak. Istri bapak mengalami dehidrasi hebat karena kurang air," sapa Dokter dengan serius mengatakan keadaan Tita.

"Tapi dok di... bukan...is.."

Tap Belum sempat menyelesaikan kata-katanya. Dokter wanita menyelanya dan mulai menghakimi pria yang menolong Tita.

"Bapak ini! Istrinya lagi hamil, kenapa bapak gak menjaganya dengan baik!" tegur Dokter yang sepertinya terlihat kesal dengan pria yang menurutnya adalah suami Tita.

Pria itu menelan lidah sedalam mungkin, rasanya ia ingin berterus terang pada Dokter, bahwa dia sebenarnya bukan suaminya, tapi mulut dokter itu terus saja ngoceh menghakiminya.

"Nih pak, Obat vitamin nya, harus dihabiskan," ujar Dokter sambil menyerahkan obat pada pria yang masih terlihat binggung.

Dokter itu kemudian menyuruh pria itu untuk membawa Tita dan menjaganya dengan baik.

Siapakah Sebenarnya Pria Itu?

Namanya Yudha Prasetiawan, dia adalah seorang Direktur di perusahaan mebel terkenal, istrinya bernama Popy, sudah lima tahun Yudha berumah tangga dengan Popy, tapi sampai saat ini mereka belum dikaruniai seorang anak.

Yudha sangat mencintai istrinya Popy, meskipun istrinya tak kunjung hamil, Yudha tak pernah mengeluh, berbagai cara di tempuh demi membuat istrinya hamil, tapi semuanya sia-sia, tapi meskipun begitu Yudha tak pernah berniat menikah lagi, atau berpoligami, walaupun istrinya Popy pernah menyarankan Yudha untuk menikah lagi, demi mendapat keturunan, tapi Yudha selalu menolaknya, bagi Yudha semua sudah di atur sama yang maha kuasa, mungkin Tuhan belum mempercayainya untuk memiliki keturunan dan Yudhapun akan sabar menunggu.

Terpopuler

Comments

Sulati Cus

Sulati Cus

nah kan istri aja msh ngirit sok2an nikah lg

2022-10-05

0

pinnacullata pinna

pinnacullata pinna

aduh tita hati-hati

btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏

2021-01-05

1

Bunda Saputri

Bunda Saputri

Kasihan

2020-12-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!