Bab 3 : Pertunangan

...🥀...

...🎶Tere Vaaste X Sanam Re🎶...

...🦋 Jangan lupa baca sambil dengerin lagu India, biar samaan kita 🦋...

...🪞Rabu, 13 Agustus 2025🪞...

...🥀...

Malam ini terasa sangat tegang antara Liona dan Aster. Liona sendiri tidak ingin membahas apa pun mengenai Aster dan Narel tadi.

Liona memasuki kamarnya lebih dulu, seluruh keluarganya memutuskan untuk makan malam bersama sementara Liona memilih untuk sendiri di rumah.

Liona berjalan mendekati cermin, membuka baju yang dia kenakan lalu menatap tubuhnya yang dipenuhi oleh luka cambukan dan pukulan. Semua dia dapat dari Jedan, Arsen, dan Fabrizio.

Kesalahan sedikit saja bisa membuat dia dipukuli. Selama lima tahun ini Liona sudah terbiasa dengan sikap mereka. Bahkan dia selalu bersiap untuk disiksa jika merasa melakukan kesalahan kecil.

Kali ini tak ada lagi air mata yang ia keluarkan, yang ada hanyalah senyum pertanda sudah penuh dalam dirinya semua kemuakan hidup ini.

“Mungkin ini cara Tuhan menjauhkan aku dari semua yang menyiksa. Di saat semua orang hanya bisa menekan dan menyiksaku, Leander datang memberikan tangannya agar bisa aku pegang sebagai seorang sahabat. Bahkan kekasih yang aku cintai sampai hati mengkhianatiku.” Liona terkekeh kecil yang mana jelas di matanya ribuan rasa sakit.

“Liona. Selamat datang di kehidupan barumu, kamu bisa menjalani semuanya tanpa harus disiksa lagi.” Liona tersenyum lalu mengusap cermin yang memantulkan bayangannya lalu mengenakan pakaiannya kembali dengan baik.

Liona meraih ponselnya dan menghubungi Leander, ada hal yang ingin dia sampaikan pada calon suaminya itu.

Liona : [Aku minta waktumu sebentar besok, apa boleh? Ada hal yang ingin aku bicarakan.]

Leander : [Sekarang saja, saya akan jemput kamu]

Liona : [Baik]

Liona bersiap dengan pakaian terbaiknya untuk menemui Leander. Pria yang tidak dia cintai sama sekali namun mampu meluluhkan hatinya karena sebuah persahabatan yang ditawarkan.

Sekitar setengah jam menunggu, akhirnya Leander datang dengan pakaian formal, yang terlihat pria itu belum pulang ke rumahnya.

Liona menunggu di depan gerbang dan tersenyum saat memasuki mobil Leander.

“Baru pulang bekerja?” tanya Liona basa-basi.

“Ya begitulah, besok jadwal saya sangat padat dan kemungkinan tidak bisa menemuimu.” Liona mengangguk pelan.

“Kita bicara di sini saja,” ujar Liona.

“Saya lapar, makan dulu.” Liona kembali mengangguk dan mereka pergi menuju ke kafe langganan Leander.

Mereka memilih makan di rooftop agar lebih santai lagi untuk bicara.

Sembari menunggu makanan datang, Liona mengungkapkan apa yang ingin dia sampaikan pada Leander.

“Saya ingin menyerahkan diri sepenuhnya padamu, tanpa mematuhi perjanjian yang pernah kita buat beberapa hari yang lalu.” Leander mengerutkan keningnya dan menatap Liona tanpa menyela sama sekali.

“Kamu membebaskan saya dengan hidup saya, saya juga begitu. Pernikahan kita tidak akan mengikat sama sekali, tapi izinkan saya untuk melayani kamu sebagai seorang istri sampai kamu yang memutuskan untuk perceraian kita.” Leander memegang gelas di depannya dan memutar air yang ada di dalam dengan menggoyangkan gelas kecil itu.

“Apa yang kamu inginkan dariku?” tanya Leander secara langsung.

“Aku hanya ingin hidup tenang, nyaman, dan aman. Tolong penuhi semua itu dan sebagai gantinya, aku akan mengabdikan diriku padamu seutuhnya tanpa ada pria lain di hatiku.” Leander tersenyum lalu meneguk minumannya.

“Bagaimana dengan kekasihmu?”

“Aku rasa perkataanku sudah menjelaskan hubunganku dengan dia.” Leander mengangguk-anggukkan kepala dan melipat tangan di atas meja sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Liona.

“Seorang putri Altair meminta ketenangan, keamanan, dan kenyamanan padaku? Aku mengerti kemana arah pembicaraanmu itu. Aku setuju,” balas Leander yang membuat senyum di wajah Liona terukir indah.

Makanan yang dinanti akhirnya datang, angin berhembus cukup kuat hingga rambut Liona menyingkap bagian bahunya. Leander bisa memar di bahu itu, dengan refleks ia menyentuh bahu itu.

“Jatuh?” tanya Leander yang dibalas anggukan oleh Liona.

“Aku sangat ceroboh, ini hal biasa.”

...🥀...

Acara pertunangan sampai, secara resmi Gibran dan Jedan mengumumkan ikatan keluarga mereka. Tak ada yang bisa menyangkal kekuatan bisnis mereka saat ini.

Semua ucapan selamat dilayangkan pada Leander dan Liona. Hanya saja kebahagiaan itu tidak dirasakan oleh Arsen dan Fabrizio sama sekali. Mereka sangat ingin kalau Aster yang menjadi bagian dari Ganendra, tapi apa daya? Aster terlalu keras kepala untuk menerima semua ini.

Liona sendiri disambut dengan baik oleh keluarga besar Leander. Jelas terpancar di wajah Liona kebahagiaan saat ini, ber, beda ketika dia ada di tengah keluarganya sendiri.

Selesai acara, Liona diantar oleh Leander pulang ke rumah.

“Selamat malam calon istri, kalau perlu teman bicara lagi silakan hubungi aku.” Liona terkekeh dengan perkataan Leander.

Pria yang sangat dingin dan pendiam itu bisa dia jadikan teman bahkan sahabat.

“Selamat malam calon suami. Terima kasih atas semuanya,” ucap Liona yang dibalas anggukan oleh Leander.

Liona memasuki rumah, saat di pintu, dia kembali menoleh pada mobil Leander yang mulai menjauh dari rumahnya. Leander bisa melihat Liona dari kaca spion dan tatapan calon istrinya itu berubah menjadi sendu setelah kepergiannya.

“Kenapa dia seperti bukan bagian dari Altair? Sikapnya, wajahnya, hingga cara dia bersama Altair jelas menunjukkan bahwa dia tersisih sendiri,” gumam Leander sambil terus mengemudi.

Liona memasuki kamarnya sendiri, semua orang tampak sudah di dalam kamar masing-masing. Baru saja memasuki kamar, di sana sudah duduk Jedan dengan santai di atas tempat tidurnya.

Liona yang baru memasuki kamar langsung bergerak cepat menjauhi Jedan, tapi sayangnya, Jedan lebih cepat ketimbang Liona.

Gadis itu berhasil dia raih dan lempar ke atas ranjang hingga Liona terbaring. Jedan mengunci pintu kamar dan mematikan lampu, yang tersisa hanya cahaya dari lampu tidur.

Liona meraih ponsel yang terlempar tak jauh darinya dan membuat panggilan ke Leander.

Jedan dengan senyum iblis langsung mengungkung tubuh Liona.

“Kau akan menikah, aku hanya ingin menjadi orang pertama yang menikmatimu.” Dengan tidak tahu malunya Jedan berkata seperti itu sambil mencumbu Liona.

“Lepas, kau bajingan sialan.” Liona terus mendorong tubuh Jedan hingga dia bisa memukul kepala Jedan menggunakan jam beker di atas nakas.

Jedan memegangi kepalanya yang terasa sakit. Liona menggunakan kesempatan itu untuk kabur dan berlari keluar dari rumahnya sendiri.

Mau minta tolong juga percuma, tidak akan ada yang mempercayai dirinya saat ini.

Baru di pintu utama, Liona tidak sengaja menabrak tubuh Arsen hingga Liona oleng dan jatuh ke lantai.

“Aduh,” ringisnya pelan.

“Kau tidak punya mata hah?” bentak Arsen lalu menginjak kaki Liona.

“Sakit, Arsen. Lepas.” Arsen semakin menginjak kaki itu.

“Dia mau kabur dari pernikahan ini, bawa dia ke dalam kamar dan ikat.” Liona membulatkan matanya saat Jedan berkata seperti itu.

“Tidak, aku tidak mau kabur dari pernikahan ini. Aku hampir diperkosa olehnya, makanya aku lari.” Arsen yang pada dasarnya sangat membenci Liona tidak percaya dengan ucapan adik tirinya itu.

Dia menyeret Liona kembali ke dalam kamar, rambut Liona terasa hampir tercabut karena kuatnya tarikan dari Arsen.

Liona diikat di atas ranjang dan dicambuk berkali-kali hingga tak berdaya. Samaira yang menyaksikan hal itu hanya bisa diam tanpa berbuat apa pun. Liona menatap ke arah ibunya dengan penuh harapan agar sang ibu menolongnya.

Pintu kamar dikunci dan mereka membiarkan Liona berada di kamar dalam keadaan terikat.

Terpopuler

Comments

Jemiiima__

Jemiiima__

semoga Leander jd penolong untuk Bianca

2025-09-03

1

Afriyeni Official

Afriyeni Official

tidak semudah itu ferguso! tunggulah sesaat lagi kamu akan di bikin babak belur oleh calon suaminya Liona yang berbadan kekar /Grievance/

2025-09-07

0

Anita Lare

Anita Lare

Segitu tersiksanya dia sampai harus menyerahkan diri pada Leander, untung saja Leander baik banget

2025-08-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Pengganti
2 Bab 2 : Perjanjian Tak Tertulis
3 Bab 3 : Pertunangan
4 Bab 4 : Berniat Pergi
5 Bab 5 : Aku Menerimanya
6 Bab 6 : Kecemburuan Sang Menantu
7 Bab 7 : Derita Menantu Ganendra
8 Bab 8 : Pria Pertama
9 Bab 9 : Ketegangan Pagi
10 Bab 10 : Kehangatan
11 Bab 11 : Takut Kehilangan
12 Bab 12 : Mencintaimu
13 Bab 13 : Ungkapan Rasa
14 Bab 14 : Membuang Berlian, Memungut Sampah
15 Bab 15 : Manjanya Liona
16 Bab 16 : Harusnya Kebahagiaan Itu Milikku
17 Bab 17 : Ternyata Semua Hasutan
18 Bab 18 : Aster Yang Mengusik
19 Bab 19 : Mengobati Rindu
20 Bab 20 : Pertemuan Keluarga
21 Bab 21 : Perkelahian
22 Bab 22 : Akan Menampilkan Sesuatu
23 Bab 23 : Kapsul Besi
24 Bab 24 : Jemputan Datang
25 Bab 25 : Karena Makanan Pedas
26 Bab 26 : Mimpi Buruk Liona
27 Bab 27 : Merusak Suasana Pagi
28 Bab 28 : Kepercayaan Penuh Pada Leander
29 Bab 29 : Pergi Bersama Ibu Mertua
30 Bab 30 : Menggoda Dia
31 Bab 31 : Tidak Boleh Membebani Istriku
32 Bab 32 : Berbaikan
33 Bab 33 : Rencana Menghabisi
34 Bab 34 : Ketahuan Akan Rencana Jahat
35 Bab 35 : Permainan Dimulai
36 Bab 36 : Ledakan Chip
37 Bab 37 : Ke Rumah Duka
38 Bab 38 : Protektif-nya Leander
39 Bab 39 : Makan Malam Keluarga Ganendra
40 Bab 40 : Kolam Pagi
41 Bab 41 : Kabar Dari Fabrizio
42 Bab 42 : Mengimbangi Rencana Arsen
43 Bab 43 : Pertengkaran Dalam Melampiaskan Emosi
44 Bab 44 : Aku Maunya Kamu
45 Bab 45 : Pertanyaan Tidak Menyenangkan
46 Bab 46 : Fakta Mengejutkan
47 Bab 47 : Rencana Membawa Dia Pergi
48 Bab 48 : Ikutlah Denganku Tanpa Alasan
49 Bab 49 : Ketenangan Yang Kuinginkan
50 Bab 50 : Gairah Malam di Mega Mansion
51 Bab 51 : Mencari Kamu di Pagi Ini
52 Bab 52 : Rumah Tangga Kita
53 Bab 53 : Jari Kaki
54 Bab 54 : Penerimaan yang Baik
55 Bab 55 : Kekecewaan dan Kelegaan
56 Bab 56 : Menjaga Kebahagiaan Ini
57 Bab 57 : Kecemasan Karena Telat Pulang
58 Bab 58 : Nakal Ya, Kamu Sekarang
59 Bab 59 : Lebih Baik Tidak Mengetahui Apapun
60 Bab 60 : Kabar Duka
61 Bab 61 : Ada Apa Sebenarnya?
62 Bab 62 : Dia Liona-ku
63 Bab 63 : Penjelasan Dendam Samaira
64 Bab 64 : Hati yang Kalut, Membuat Akal Bergelut
65 Bab 65 : Tak Ada yang Boleh Datang Menemui
66 Bab 66 : Takkan Lagi Kubiarkan Kamu Sendiri
67 Bab 67 : Yang Tersayang, Oh ... Liona Yang Malang
68 Bab 68 : Dosa Ini Akan Kami Lanjutkan
69 Bab 69 : Mempersiapkan Semuanya
70 Bab 70 : Keseruan di Malam Ini
71 Bab 71 : Meninggalkan Semua Kenangan
72 Bab 72 : Lara Merindu, Duka Menyapa
73 Bab 73 : Tidak Suka Diganggu
74 Bab 74 : Taman Bunga Sore Itu
75 Bab 75 : Hanya Ingin Dilihat Olehmu
76 Bab 76 : Kabar Keberadaannya
77 Bab 77 : Kedatangan Mereka Sangat Tak Disuka
78 Bab 78 : Sulit Mencari Kesempatan
79 Bab 79 : Masih Bernapas Dalam Pelukanku
80 Bab 80 : Merenggut Duniaku
81 Bab 81 : Kehidupan Kedua (Eks Part)
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 : Pengganti
2
Bab 2 : Perjanjian Tak Tertulis
3
Bab 3 : Pertunangan
4
Bab 4 : Berniat Pergi
5
Bab 5 : Aku Menerimanya
6
Bab 6 : Kecemburuan Sang Menantu
7
Bab 7 : Derita Menantu Ganendra
8
Bab 8 : Pria Pertama
9
Bab 9 : Ketegangan Pagi
10
Bab 10 : Kehangatan
11
Bab 11 : Takut Kehilangan
12
Bab 12 : Mencintaimu
13
Bab 13 : Ungkapan Rasa
14
Bab 14 : Membuang Berlian, Memungut Sampah
15
Bab 15 : Manjanya Liona
16
Bab 16 : Harusnya Kebahagiaan Itu Milikku
17
Bab 17 : Ternyata Semua Hasutan
18
Bab 18 : Aster Yang Mengusik
19
Bab 19 : Mengobati Rindu
20
Bab 20 : Pertemuan Keluarga
21
Bab 21 : Perkelahian
22
Bab 22 : Akan Menampilkan Sesuatu
23
Bab 23 : Kapsul Besi
24
Bab 24 : Jemputan Datang
25
Bab 25 : Karena Makanan Pedas
26
Bab 26 : Mimpi Buruk Liona
27
Bab 27 : Merusak Suasana Pagi
28
Bab 28 : Kepercayaan Penuh Pada Leander
29
Bab 29 : Pergi Bersama Ibu Mertua
30
Bab 30 : Menggoda Dia
31
Bab 31 : Tidak Boleh Membebani Istriku
32
Bab 32 : Berbaikan
33
Bab 33 : Rencana Menghabisi
34
Bab 34 : Ketahuan Akan Rencana Jahat
35
Bab 35 : Permainan Dimulai
36
Bab 36 : Ledakan Chip
37
Bab 37 : Ke Rumah Duka
38
Bab 38 : Protektif-nya Leander
39
Bab 39 : Makan Malam Keluarga Ganendra
40
Bab 40 : Kolam Pagi
41
Bab 41 : Kabar Dari Fabrizio
42
Bab 42 : Mengimbangi Rencana Arsen
43
Bab 43 : Pertengkaran Dalam Melampiaskan Emosi
44
Bab 44 : Aku Maunya Kamu
45
Bab 45 : Pertanyaan Tidak Menyenangkan
46
Bab 46 : Fakta Mengejutkan
47
Bab 47 : Rencana Membawa Dia Pergi
48
Bab 48 : Ikutlah Denganku Tanpa Alasan
49
Bab 49 : Ketenangan Yang Kuinginkan
50
Bab 50 : Gairah Malam di Mega Mansion
51
Bab 51 : Mencari Kamu di Pagi Ini
52
Bab 52 : Rumah Tangga Kita
53
Bab 53 : Jari Kaki
54
Bab 54 : Penerimaan yang Baik
55
Bab 55 : Kekecewaan dan Kelegaan
56
Bab 56 : Menjaga Kebahagiaan Ini
57
Bab 57 : Kecemasan Karena Telat Pulang
58
Bab 58 : Nakal Ya, Kamu Sekarang
59
Bab 59 : Lebih Baik Tidak Mengetahui Apapun
60
Bab 60 : Kabar Duka
61
Bab 61 : Ada Apa Sebenarnya?
62
Bab 62 : Dia Liona-ku
63
Bab 63 : Penjelasan Dendam Samaira
64
Bab 64 : Hati yang Kalut, Membuat Akal Bergelut
65
Bab 65 : Tak Ada yang Boleh Datang Menemui
66
Bab 66 : Takkan Lagi Kubiarkan Kamu Sendiri
67
Bab 67 : Yang Tersayang, Oh ... Liona Yang Malang
68
Bab 68 : Dosa Ini Akan Kami Lanjutkan
69
Bab 69 : Mempersiapkan Semuanya
70
Bab 70 : Keseruan di Malam Ini
71
Bab 71 : Meninggalkan Semua Kenangan
72
Bab 72 : Lara Merindu, Duka Menyapa
73
Bab 73 : Tidak Suka Diganggu
74
Bab 74 : Taman Bunga Sore Itu
75
Bab 75 : Hanya Ingin Dilihat Olehmu
76
Bab 76 : Kabar Keberadaannya
77
Bab 77 : Kedatangan Mereka Sangat Tak Disuka
78
Bab 78 : Sulit Mencari Kesempatan
79
Bab 79 : Masih Bernapas Dalam Pelukanku
80
Bab 80 : Merenggut Duniaku
81
Bab 81 : Kehidupan Kedua (Eks Part)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!