Bab 4 : Berniat Pergi

...🥀...

...🎶Kabira X Raanjhan Mashup🎶...

...🦋 Hidup akan terus begini kalau tidak menentukan mau langkah maju atau mundur 🦋...

...🪞Rabu, 13 Agustus 2025🪞...

...🥀...

Baru mau turun dari mobil, Leander melihat panggilan dari Liona sekali, dia mencoba menghubungi kembali namun tidak diangkat lagi.

Liona sendiri kini berusaha melepaskan ikatan di tubuhnya, ikatan tali yang begitu kencang menyebabkan kulitnya tergores dan luka. Semakin kuat Liona berusaha, semakin menjadi luka yang disebabkan.

Tepat pukul 2 dini hari, Liona mendengar seseorang membuka pintu kamarnya. Ia menoleh dan lega saat yang masuk adalah ibunya sendiri.

Samaira dengan air mata bercucuran melepaskan ikatan di tubuh putrinya. Liona meringis lalu duduk sambil sesegukan.

“Mama sudah siapkan semua keperluan kamu, Sayang. Pergilah dari sini,” ujar Samaira sembari menangkup wajah putrinya.

“Pergi? Mama juga?” Samaira menggeleng pelan.

“Mama akan tetap di sini, memantau agar kamu selalu aman dari Jedan.”

“Ma, apa sih yang membuat Mama betah menjadi istri bajingan itu? Kenapa Mama tidak pernah mau meninggalkan dia?”

“Ada hal yang Mama tidak bisa katakan pada kamu, pergilah dan hidup bahagia dengan dirimu sendiri, Liona. Doa Mama selalu menyertai kamu, selama lima tahun Mama sudah bungkam atas penderitaan kamu sayang.” Liona merasa matanya kembali panas, lehernya terasa mengembang ngilu, dan tangannya menggenggam kuat tangan Samaira.

“Bagaimana pernikahan ini, Ma?”

“Kenapa kamu memikirkan pernikahan yang sama sekali tidak menguntungkan untuk kamu? Ini bukan pernikahan kamu, Liona.”

“Tapi, Leander sangat baik dan membebaskan hidupku.”

“Sayang, cukup Mama yang merasakan pernikahan tanpa cinta. Jangan kamu. Pergilah! Leander tidak mencintai kamu nak, kamu berhak bahagia dengan pria yang mencintai kamu dan kamu cintai. Kali ini dengarkan Mama sayang.” Liona merasa hatinya begitu terenyuh, ia memeluk Samaira dan terisak di dalam pelukan sang ibu.

“Pernikahan ini hanya untuk nama baik dan urusan bisnis. Kamu tidak akan bahagia dengan semua ini, kamu hanya akan kembali terikat untuk kedua kalinya. Mama sudah siapkan kepergian kamu ke negara Varamesh, kamu akan tinggal di kota Darya. Di sana jauh dari jangkauan dua keluarga ini.” Samaira mencium kening putrinya dengan air mata yang terus mengucur hebat.

Liona langsung berkemas dan membawa beberapa barangnya dengan satu koper. Samaira berhasil membawa putrinya keluar dari mansion Jedan dengan aman tanpa diketahui oleh siapa pun. CCTV di mansion tersebut juga sudah dimatikan oleh Samaira hingga kepergian putrinya terbilang aman.

Taksi sudah menunggu di depan gerbang, Liona masuk dan menahan tangan sang ibu.

“Bagaimana dengan harga diri Leander, Ma?”

“Leander tau kamu adalah anak bungsu Jedan. Kalau suatu saat nanti dia tau kamu hanya anak tiri, sudah dipastikan dia akan menceraikan kamu. Sama saja bukan?” Samaira mengusap lembut pipi Liona dan kembali mencium seluruh wajah anaknya.

“Aku pergi, Ma.” Samaira mengangguk dan melambaikan tangan ketika mobil Liona meninggalkan area mansion.

Di dalam mobil, Liona tak kuasa menahan tangisnya. Dia juga tidak akan kuat dengan kehidupan ini, tinggal bersama dengan keluarga Altair sangat menyiksa dirinya.

Penerbangannya ke Varamesh pukul 09.00 dan sekarang masih pukul 03.00. Liona memilih untuk menginap di hotel yang dekat dengan bandara, tepatnya ada di pusat kota Belvaran.

Penerbangan dari Belvaran ke Varamesh akan memakan waktu selama 20 jam. Liona butuh istirahat lebih dulu, apalagi tubuhnya yang dipenuhi dengan luka dan lebam.

...***...

Sinar matahari menyelinap masuk ke celah tirai kamar hotel tempat Liona tidur saat ini. Ia bangun dan meringis ketika tubuhnya terasa sakit semua, suhu tubuhnya juga panas dan kepalanya sangat pusing.

Liona berjalan ke kamar mandi, membersihkan diri tanpa peduli kondisinya saat ini. Sekarang sudah pukul 07.45 dan dia harus segera ke bandara agar tidak terlambat.

Liona memasuki lift untuk turun ke lobi hotel, suasana di lorong hotel cukup sepi. Di lantai 6, pintu lift terbuka dan menampakkan sosok Leander berdiri dengan tegap. Liona ingin lari tapi ke mana? Leander sejenak menatap Liona lalu masuk ke dalam.

“Liona? Mau ke mana?” tanya Leander yang melihat Liona memegang pasport dan tiket pesawat.

Liona seketika tergagap dan menunduk, tangan kanannya meremas ujung baju yang ia kenakan. Leander bisa menilai kegugupan gadis itu, ia meraih tiket Liona dan membulatkan matanya.

“Kamu mau ke Varamesh?” tanya Leander dengan tenang namun penuh intimidasi.

“I-iya.”

“Ada acara apa?”

“Eum... Tidak ada... Eh ada. Aku mau ... mau...”

“Mau lari dari pernikahan yang tinggal sebulan lagi? Begitu?” tebak Leander di tengah kegugupan Liona.

Gadis itu langsung menoleh pada Leander dan menatap sendu ke arah pria yang menurutnya sangat baik itu.

“Bukan ... Bukan begitu, Lean.”

“Lalu?”

Ting!

Pintu lift terbuka dan Liona ingin mengambil tiketnya, tapi Leander malah menyimpan tiket itu di balik jas yang ia kenakan.

“Aku perlu bicara denganmu.” Leander menarik lengan gadisnya namun Liona menolak.

“Aku sudah terlambat, penerbanganku sebentar lagi.”

“Aku bisa mengantarkan kamu ke sana dengan jet pribadi. Tidak perlu khawatir kalau memang kepergianmu itu penting,” jawab Leander yang terus menarik Liona, dia meminta satu kunci kamar pada pihak hotel dan membawa Liona ke salah satu kamar untuk bicara berdua.

Liona hanya duduk sambil menunduk memainkan jari-jari tangannya. Leander berlutut dengan satu kaki dia tekuk di hadapan Liona.

“Lihat aku, Liona. Ada apa? Semalam kamu menghubungiku dan hari ini tiba-tiba kamu mau pergi. Apa kamu ingin membatalkan pernikahan ini juga?” tanya Leander dengan suara rendah namun tegas.

Liona tidak berani mengangkat pandangannya, dia justru menangis dan kedua bahunya bergetar. Leander memegang kedua tangan Liona dan memegang dagu gadis itu agar menatapnya.

Mata Liona sudah bengkak karena kebanyakan menangis.

“Aku tidak bisa menikah denganmu, Lean. Aku bukan gadis yang tepat untuk mendampingimu dan aku bukan orang yang tepat untuk menjaga nama baik keluarga ini,” ucap Liona sambil terisak dan kembali menunduk.

“Ada apa? Kenapa berubah pikiran mendadak seperti ini? Semalam kita baik-baik saja,” sahut Leander yang mulai bingung dengan penolakan Liona.

“Aku... memang dipaksa untuk menggantikan Aster. Tapi aku bukan orang yang pantas mewakilkan keluarga Altait untuk kamu.”

“Lalu? Yang membuatmu tidak pantas apa?”

“Aku bukan anak kandung dari Jedan Altair. Aku hanya anak tiri dan ibuku menikah dengan Jedan baru lima tahun. Aku bukan keturunan Altair.” Liona tidak berani mengangkat pandangannya, terlalu takut untuk menatap mata Leander.

Helaan napas panjang terdengar oleh Liona dari Leander. Pria itu berdiri dan duduk di sampingnya, masih terlihat tenang lalu memegang kedua bahu Liona.

“Tatap aku,” titah Leander dengan tegas.

Liona membawa pandangannya ke netra Leander.

“Kita lanjutkan pernikahan ini, untuk identitasmu, cukup aku yang tau dan jangan bicarakan pada siapa pun. Aku yang akan menutupinya, jangan pergi, Liona.” Liona semakin terisak dengan kedua bahu yang bergetar hebat.

“Aku tidak bisa, Leand, aku tidak bisa.”

“Apalagi yang membuatmu tidak bisa? Katakan padaku di mana kendalanya?”

Terpopuler

Comments

Latifa Andriani

Latifa Andriani

Realistis sih apa yg dibilang ama si Mama, mending pergi aja dan hidup bahagia sendiri Lio. Kamu masih muda belia

2025-08-13

0

Iguana Scrub

Iguana Scrub

Terharu banget sama Samaira, selama ini dia bungkam mngkin dia ditekan juga

2025-08-14

0

Noer Hidayati

Noer Hidayati

Samaira itu peduli tpi gak bisa berbuat banyak, kayaknya tertekan juga deh

2025-08-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Pengganti
2 Bab 2 : Perjanjian Tak Tertulis
3 Bab 3 : Pertunangan
4 Bab 4 : Berniat Pergi
5 Bab 5 : Aku Menerimanya
6 Bab 6 : Kecemburuan Sang Menantu
7 Bab 7 : Derita Menantu Ganendra
8 Bab 8 : Pria Pertama
9 Bab 9 : Ketegangan Pagi
10 Bab 10 : Kehangatan
11 Bab 11 : Takut Kehilangan
12 Bab 12 : Mencintaimu
13 Bab 13 : Ungkapan Rasa
14 Bab 14 : Membuang Berlian, Memungut Sampah
15 Bab 15 : Manjanya Liona
16 Bab 16 : Harusnya Kebahagiaan Itu Milikku
17 Bab 17 : Ternyata Semua Hasutan
18 Bab 18 : Aster Yang Mengusik
19 Bab 19 : Mengobati Rindu
20 Bab 20 : Pertemuan Keluarga
21 Bab 21 : Perkelahian
22 Bab 22 : Akan Menampilkan Sesuatu
23 Bab 23 : Kapsul Besi
24 Bab 24 : Jemputan Datang
25 Bab 25 : Karena Makanan Pedas
26 Bab 26 : Mimpi Buruk Liona
27 Bab 27 : Merusak Suasana Pagi
28 Bab 28 : Kepercayaan Penuh Pada Leander
29 Bab 29 : Pergi Bersama Ibu Mertua
30 Bab 30 : Menggoda Dia
31 Bab 31 : Tidak Boleh Membebani Istriku
32 Bab 32 : Berbaikan
33 Bab 33 : Rencana Menghabisi
34 Bab 34 : Ketahuan Akan Rencana Jahat
35 Bab 35 : Permainan Dimulai
36 Bab 36 : Ledakan Chip
37 Bab 37 : Ke Rumah Duka
38 Bab 38 : Protektif-nya Leander
39 Bab 39 : Makan Malam Keluarga Ganendra
40 Bab 40 : Kolam Pagi
41 Bab 41 : Kabar Dari Fabrizio
42 Bab 42 : Mengimbangi Rencana Arsen
43 Bab 43 : Pertengkaran Dalam Melampiaskan Emosi
44 Bab 44 : Aku Maunya Kamu
45 Bab 45 : Pertanyaan Tidak Menyenangkan
46 Bab 46 : Fakta Mengejutkan
47 Bab 47 : Rencana Membawa Dia Pergi
48 Bab 48 : Ikutlah Denganku Tanpa Alasan
49 Bab 49 : Ketenangan Yang Kuinginkan
50 Bab 50 : Gairah Malam di Mega Mansion
51 Bab 51 : Mencari Kamu di Pagi Ini
52 Bab 52 : Rumah Tangga Kita
53 Bab 53 : Jari Kaki
54 Bab 54 : Penerimaan yang Baik
55 Bab 55 : Kekecewaan dan Kelegaan
56 Bab 56 : Menjaga Kebahagiaan Ini
57 Bab 57 : Kecemasan Karena Telat Pulang
58 Bab 58 : Nakal Ya, Kamu Sekarang
59 Bab 59 : Lebih Baik Tidak Mengetahui Apapun
60 Bab 60 : Kabar Duka
61 Bab 61 : Ada Apa Sebenarnya?
62 Bab 62 : Dia Liona-ku
63 Bab 63 : Penjelasan Dendam Samaira
64 Bab 64 : Hati yang Kalut, Membuat Akal Bergelut
65 Bab 65 : Tak Ada yang Boleh Datang Menemui
66 Bab 66 : Takkan Lagi Kubiarkan Kamu Sendiri
67 Bab 67 : Yang Tersayang, Oh ... Liona Yang Malang
68 Bab 68 : Dosa Ini Akan Kami Lanjutkan
69 Bab 69 : Mempersiapkan Semuanya
70 Bab 70 : Keseruan di Malam Ini
71 Bab 71 : Meninggalkan Semua Kenangan
72 Bab 72 : Lara Merindu, Duka Menyapa
73 Bab 73 : Tidak Suka Diganggu
74 Bab 74 : Taman Bunga Sore Itu
75 Bab 75 : Hanya Ingin Dilihat Olehmu
76 Bab 76 : Kabar Keberadaannya
77 Bab 77 : Kedatangan Mereka Sangat Tak Disuka
78 Bab 78 : Sulit Mencari Kesempatan
79 Bab 79 : Masih Bernapas Dalam Pelukanku
80 Bab 80 : Merenggut Duniaku
81 Bab 81 : Kehidupan Kedua (Eks Part)
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 : Pengganti
2
Bab 2 : Perjanjian Tak Tertulis
3
Bab 3 : Pertunangan
4
Bab 4 : Berniat Pergi
5
Bab 5 : Aku Menerimanya
6
Bab 6 : Kecemburuan Sang Menantu
7
Bab 7 : Derita Menantu Ganendra
8
Bab 8 : Pria Pertama
9
Bab 9 : Ketegangan Pagi
10
Bab 10 : Kehangatan
11
Bab 11 : Takut Kehilangan
12
Bab 12 : Mencintaimu
13
Bab 13 : Ungkapan Rasa
14
Bab 14 : Membuang Berlian, Memungut Sampah
15
Bab 15 : Manjanya Liona
16
Bab 16 : Harusnya Kebahagiaan Itu Milikku
17
Bab 17 : Ternyata Semua Hasutan
18
Bab 18 : Aster Yang Mengusik
19
Bab 19 : Mengobati Rindu
20
Bab 20 : Pertemuan Keluarga
21
Bab 21 : Perkelahian
22
Bab 22 : Akan Menampilkan Sesuatu
23
Bab 23 : Kapsul Besi
24
Bab 24 : Jemputan Datang
25
Bab 25 : Karena Makanan Pedas
26
Bab 26 : Mimpi Buruk Liona
27
Bab 27 : Merusak Suasana Pagi
28
Bab 28 : Kepercayaan Penuh Pada Leander
29
Bab 29 : Pergi Bersama Ibu Mertua
30
Bab 30 : Menggoda Dia
31
Bab 31 : Tidak Boleh Membebani Istriku
32
Bab 32 : Berbaikan
33
Bab 33 : Rencana Menghabisi
34
Bab 34 : Ketahuan Akan Rencana Jahat
35
Bab 35 : Permainan Dimulai
36
Bab 36 : Ledakan Chip
37
Bab 37 : Ke Rumah Duka
38
Bab 38 : Protektif-nya Leander
39
Bab 39 : Makan Malam Keluarga Ganendra
40
Bab 40 : Kolam Pagi
41
Bab 41 : Kabar Dari Fabrizio
42
Bab 42 : Mengimbangi Rencana Arsen
43
Bab 43 : Pertengkaran Dalam Melampiaskan Emosi
44
Bab 44 : Aku Maunya Kamu
45
Bab 45 : Pertanyaan Tidak Menyenangkan
46
Bab 46 : Fakta Mengejutkan
47
Bab 47 : Rencana Membawa Dia Pergi
48
Bab 48 : Ikutlah Denganku Tanpa Alasan
49
Bab 49 : Ketenangan Yang Kuinginkan
50
Bab 50 : Gairah Malam di Mega Mansion
51
Bab 51 : Mencari Kamu di Pagi Ini
52
Bab 52 : Rumah Tangga Kita
53
Bab 53 : Jari Kaki
54
Bab 54 : Penerimaan yang Baik
55
Bab 55 : Kekecewaan dan Kelegaan
56
Bab 56 : Menjaga Kebahagiaan Ini
57
Bab 57 : Kecemasan Karena Telat Pulang
58
Bab 58 : Nakal Ya, Kamu Sekarang
59
Bab 59 : Lebih Baik Tidak Mengetahui Apapun
60
Bab 60 : Kabar Duka
61
Bab 61 : Ada Apa Sebenarnya?
62
Bab 62 : Dia Liona-ku
63
Bab 63 : Penjelasan Dendam Samaira
64
Bab 64 : Hati yang Kalut, Membuat Akal Bergelut
65
Bab 65 : Tak Ada yang Boleh Datang Menemui
66
Bab 66 : Takkan Lagi Kubiarkan Kamu Sendiri
67
Bab 67 : Yang Tersayang, Oh ... Liona Yang Malang
68
Bab 68 : Dosa Ini Akan Kami Lanjutkan
69
Bab 69 : Mempersiapkan Semuanya
70
Bab 70 : Keseruan di Malam Ini
71
Bab 71 : Meninggalkan Semua Kenangan
72
Bab 72 : Lara Merindu, Duka Menyapa
73
Bab 73 : Tidak Suka Diganggu
74
Bab 74 : Taman Bunga Sore Itu
75
Bab 75 : Hanya Ingin Dilihat Olehmu
76
Bab 76 : Kabar Keberadaannya
77
Bab 77 : Kedatangan Mereka Sangat Tak Disuka
78
Bab 78 : Sulit Mencari Kesempatan
79
Bab 79 : Masih Bernapas Dalam Pelukanku
80
Bab 80 : Merenggut Duniaku
81
Bab 81 : Kehidupan Kedua (Eks Part)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!