" Hey... bangun!" Bethany, mama dari Kevin mengusik putra bungsunya yang masih asik dalam tidurnya. Hari sudah siang jam menunjukkan pukul 10.30, matahari sudah tidak malu malu lagi menunjukan cahayanya. Kevin masih bertahan dengan tidur nyenyaknya meski Bethany sedari tadi memukuli dan mengguncang lengannya untuk membangunkan putra bungsunya itu.
" Vin.. bangun Vin!" Kali ini Bethany menampar pelan pipi Kevin.
" Eeeghhh......" Kevin sedikit terusik dan menyipitkan matanya, efek dari mabuk semalam berdampak sekarang dan dia merasa sedikit pening dan berat pada kepalanya. Melihat mamanya sedang duduk dipinggir ranjangnya membuat dia mendesah pelan, " Kenapa ma?" Kevin bertanya dengan suara serak khas bangun tidur.
" Kamu bangun dulu cepetan!!" Bethany menarik paksa tangan Kevin agar duduk disebelahnya.
" Apa sih ma?? Ini hari minggu, Vin masih ngantuk." Dengan enggan Kevin berusaha untuk mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Dia bersandar pada dipan kasur dan menatap mamanya malas sambil mengacak rambutnya.
" kamu semalam mabok? Semalam pergi minum minum???" Bethany menatap tajam putra bungsunya, " Terus semalem kamu main piano kaya ga kenal waktu cuma gara gara patah hati???"
Kevin mengerutkam alisnya, mama kaya cenayang. Emang sejelas itu keliatan gua patah hati??????
" Mama ngelantur apa sih??" Kevin berusaha menghindari tatapan mamanya yang menelisik.
" Kamu yang ngelantur! Mana janji kamu Vin????" Bethany memelototkan kedua matanya.
" Janji?? Janji apaan sih ma??" Kevin mendesah kesal
" Jangan belaga pilon kamu, kamu janji sama mama 1 bulan lalu kalau kamu mau kasih mama calon mantu! Mana???"
Kevin tercengang, dia lupa pernah berkata demikian pada mamanya, saat itu dia dan Shenna banyak melakukan kegiatan bersama dan Shenna merespon semua pendekatan Kelvin, meski saat itu Shenna dan si dokter masih berpacaran tetapi mereka sedang ada masalah dan sepertinya akan putus. Jadi besar peluang Kevin untuk maju, saking bahagianya dia sampai lupa diri dan menjanjikan hal mustahil karena sudah tidak betah mamanya merongrong erus mendesak dia untuk segera menikah.
Mati dah gua!
Bethany sudah sangat jengah dengan Kevin, anak bungsunya ini sudah berumur 34 tahun tetapi masih belum mempunyai calon istri, jangankan calon istri pacar saja tidak ada. Dia sangat ingin menimang cucu dari anak bungsunya, setelah putri sulungnya menikah dan pindah menetap di Singapore dengan suaminya membawa serta dua cucunya, dia merasa kesepian meski terkadang dua sampai tiga minggu sekali Bethany akan ke negri singa itu untuk berkunjung. Anaknya lelakinya tampan dan sudah mapan, tidak ada yang salah, dia sangat bingung kenapa hingga kini belum ada yang serius untuk dibawa ke jenjang pernikahan meski beberapa kali pernah pacaran tetapi selalu kandas. Bethany sempat berpikir bahwa Kevin menyukai sesama jenis karena setiap harinya dia hanya berdua saja dengan asistennya Daniel, atau tidak dengan 3 sahabat dekatnya. Dia bergidik geli membayangkan jika anak bungsunya mempunyai perilaku menyimpang.
" Okeh Vin, ini udah lewat batas. Mama uda lelah nasehatin kamu terus dan kamu juga ga usah kejar kejar atau nunggu atau apalah sama wanita yang namanya sina? Singa...? syena? Aaah mama pusing! Pokoknya..."
" Mama tau dari mana????" Kevin memasang ekspresi tak percaya mamanya masa iya tau persoalan Shenna???!!
" Mama tau darimana...." Bethany mengejek dengan meniru ucapan Kevin, pria itu mengerutkan alisnya.
" Gimana mama ga tau kalau kamu hampir setiap malam tidur ngelindur manggil manggil Syinah! Jangan kaya ga waras kamu yah Vin! Ingat dan catat baik baik, mama ga restuin kamu sama Syinah!"
Kevin terperangah, terlepas dari mamanya yang menyebut nama Shenna dengan salah, dia tak percaya dia selalu mengigo nama Shenna hampir setiap malam.
" Mama ga salah Kevin ngigo begitu??"
" Mama ga salah Kevin ngigo begitu...." lagi lagi Bethany mengejek anak bungsunya dan lelaki itu menatap mamanya malas. " Hampir setiap malam Vin..! kamu itu udah umur 34 tahun dan kelakuan masih kaya abg bau kencur! Inget yah mama ga akan restuin sama Singa Sina itu jadi kamu ga usa cape cape ngejar dia ataupun..."
" Shenna maaa namanya Shenna.... astagah!" Kevin memegang kepalanya yang bertambah pening.
" Lagipula dia sudah akan menikah tidak lama lagi..." lanjutnya dengan nada putus asa.
* Hening *
Mendadak Bethany terbahak bahak, Kevin terbelak tidak percaya sampai kesal melihat mamanya. Memang mamanya ini sangat berjiwa muda tetapi kali ini menertawakan dia seperti ini agak keterlaluan buat Kevin, dia kesal dan ingin beranjak pergi dari kamarnya.
Bethany mengusap sudut matanya yang basah,
" Aduh ternyata jagoan mama lagi patah hati beneran... duhh" Bethany kembali terbahak dan segera mengatur nafas untuk mengontrol dirinya sebelum putranya beneran marah.
" Sini dulu jangan pergi mama belum selesai bicara! Sini Vin.." Bethany menepuk nepuk kasur meminta putranya untuk duduk kembali dengan masih mengusap sudut matanya yang basah. Kevin yang kesal enggan tetapi tatapan mata mamanya sangat memaksa.
" Kamu masih ingat dengan Sam??" Bethany memulai pembicaraan ketika anak bungsunya sudah duduk dengan enggan disebelahnya.
" Sam siapa?" Jawab Kevin malas
" Samuel teman kecil kamu, yang dulu pindah ke Amerika saat kalian umur 9 tahun."
" Samuel Orlie?? Si anak kacamata itu??" Kevin mendadak tertarik dengan bahan pembicaraan mamanya.
" Iya betul.. si anak kacamata yang tampan itu..Kamu masih ingat kan, dia sudah kembali ke Jakarta bersama keluarganya."
" Owwh..." Kevin bersikap sewajarnya karena mereka sudah lama sekali tidak berhubungan meski dulu mereka adalah sahabat baik.
" Nanti malam kita adakan makan malam untuk menjamu mereka, lagian mama sudah lama tidak ketemu dengan Tante Sherlla." Berbeda dengan Kevin, Bethany masih berhubungan baik dengan Sherlla Orlie. " Kamu wajib ikut.." Bethany tersenyum misterius.
Kevin melirik mamanya dengan curiga,
Kok perasaan gua ga gitu enak..
" Ingat yah jam 7 malam di Treasure Park restaurant, kita ketemu disana. Kamu bawa aja mobil sendiri, mama sama papa berangkatnya." Bethany beranjak berdiri, " Ingat yah Vin, bawa mobil kamu sendiri..." sekali lagi Bethany tersenyum misterius sebelum beranjak keluar kamar anaknya.
Kevin sempat terdiam, kok gua curiga sama si mama yah?? Pria itu menghembuskan nafasnya panjang lalu beranjak masuk ke kamar mandi, dia ada janji main golf siang ini dengan Edo dan Leonard sahabatnya.
****
Edo menepuk pelan pundak Kevin, " Hey baru sampai Kev..." Kevin yang sedang sibuk memasang tali sepatunya hanya mengangguk pelan pada Edo.
Pria itu menaruh tas dan menyiapkan beberapa stick golf miliknya, mereka terbiasa memakai barang milik pribadi ketimbang sewa disana.
" Leo belum sampai?" Kevin berdiri mengambil tas golf miliknya.
" Belum kayanya.. Yuk langsung main, nanti juga muncul tuh anak.." Edo mengambil tas miliknya juga yang sudah siap.
Mereka berjalan berdua menuju hall tempat bermain, banyak pasang mata yang mencuri pandang. Gimana tidak, Kevin dan Edo mempunyai wajah keturunan yang tampan, meski matanya sedikit sipit tetapi dominasi hidung mancung serta rahang wajah yang tegas memahat indah wajah mereka.
Edo Laurent kho, salah satu sahabat Kevin. Meski baru mengenal selama 3 tahun tetapi Edo merupakan sahabat baiknya. Edo dan Kevin berkenalan saat Kevin sedang ingin merintis usaha cafe, Edo yang umurnya 4 tahun lebih muda dari Kevin ini berbisnis di dunia properti. Kevin yang saat itu mencari lokasi pembangunan cafe dan disanalah dia mengenal Edo, kecocokan dalam pemikiran membuat dua pria ini bersahabat dan berlanjut membangun bisnis bersama dengan dua sahabat Kevin semenjak kuliah yaitu Leonard Poliza dan Yassa Setyamandra.
Kevin dengan lugas memukul bola golf, meski konsentrasi bermain, pikirannya tentang Shenna semalam masih jelas diingatannya. Terbayang wajah Shenna menangis terharu menerima lamaran dokter itu, Kelvin dengan keras memukul bola golfnya lagi.
Gua kenal Nana duluan! But why???!
kevin dengan amarah yang berkobar kembali menaruh bola pada tee dan kembali memukul bolanya kencang.
" Semangat sekali bos yang satu ini sampe make stik woods " Leonard yang baru tiba menepuk keras pundak Kevin.
Kevin hanya mengdengkus dan Edo tertawa.
" Iya dari tadi mukul bola kaya kesetanan.. nafsu banget!" Edo menimpali dan berancang untuk memukul bola juga tiba gilirannya.
Ketiga pria lajang ini banyak menghabiskan waktu bersama sekedar main golf ataupun nongkrong di cafe mereka, berbeda dengan Yassa yang sudah berkeluarga dan memikiki 2 orang anak jadi lebih sulit untuk berkumpul.
Kevin membetulkan topi yang dipakainya, berdiri memandang sejauh penglihatannya, berusaha mengatur nafas dan pikirannya dia tidak ingin menjadi pria cengeng. Cepat atau lambat dia memang harus melupakan Shenna!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Caramelatte
jangan kasi kendor thorr
semangat terosss
2020-12-03
0
zsarul_
hai thorr aku mampir nihh
semangatt yaa
yuk baca juga cerita aku yang judulnya CONVERGE!!
dijamin baper deh bacanyaa ❤️
mari saling support
thanks
2020-12-03
1
Vilo Frestiani
hadir ya buat semangatin babang kelvin yg abis patah hati 😁
2020-10-08
0