Chapter 5 : Pahlawan yang Diharapkan

Calista menyadari sudah cukup lama dia berteriak ditandakan dengan suaranya yang serak dan perlahan mulai susah keluar. Dengan waktu yang tidak diketahui tapi tentunya sudah sangat lama Calista melakukannya tapi tidak ada juga bantuan yang datang.

"Tenang ...." Calista mulai menarik napas dalam, "Semua hal di dunia ini punya aturan. Penyakit datang bersama obat, musuh datang bersama pahlawan. Aku hanya perlu tahu penyakit dan musuh apa yang sedang mendatangiku." sepertinya insting bertahan hidup Calista mulai muncul setelah menenangkan diri.

"Yang jelas aku tidak gila karena aku punya data yang banyak untuk menyanggahnya. Walau tidak ilmiah, tapi semua itu nyata terjadi. Fakta yang sulit dibuktikan tapi hal yang menimpaku ini asli ... Bukan sebuah ilusinasi atau sekedar khayalanku semata. Jujur saja, imajinasiku tidak mampu membuat hal semacam ini." Calista mulai memikirkan apa saja yang diketahuinya saat ini.

"Pertama, orang aneh yang bisa menyampaikan tentang kos-kosan ini harus aku temui kembali. Karena aku tidak bisa mengatakan apapun pada Polisi, aku harus tahu kenapa dia bisa mengatakannya kepadaku. Inilah juga mungkin kenapa kos-kosan ini tetap aman sampai sekarang karena banyak yang melaporkan atau banyak yang melakukan sesuatu tapi semuanya terhalangi oleh sesuatu yang tidak bisa dibayangkan. Ya, yang utama aku harus menemui orang aneh itu lagi ...." Calista sudah menemukan solusi utamanya tapi kenyataan dia masih terkurung di dalam kamarnya sendiri tidak bisa mengubah apapun. Prioritas utamanya saat ini adalah keluar dari sana dan bertemu manusia, siapapun itu. Calista merasa sudah lama sekali tidak bersosialisasi dengan makhluk hidup.

Calista mulai memberanikan dirinya untuk meninggalkan area pintu yang menjadi zona amannya. Entah aneh saja, bagaimana area pintu lebih kurang menakutkan baginya. Untuk mengambil handphone nya, butuh waktu lama karena Calista hanya menaruh segalanya sembarangan saat panik. Kamarnya menjadi berantakan dan semua barang-barangnya kini sudah berserakan di lantai. Akhirnya handphone nya ditemukan tapi baterainya habis, dan aliran listrik di kamar Calista sepertinya dimatikan karena pindah tiba-tiba atau ada hal lain yang melakukan itu.

Calista membuka jendela kamarnya, cukup tinggi untuk di melompat karena dari lantai 2. Tapi sepertinya hanya itu satu-satunya cara untuk bisa keluar dari sana, "Tahu begini aku belajar cara membuka pintu dengan metode pencuri profesional ...." Calista menyesali dirinya yang melewatkan video dengan judul berlebihan yang sekedar lewat di beranda sosial medianya karena dirasa tidak penting.

Dia sudah berteriak minta tolong tapi tidak ada juga orang terlihat disana. Bahkan terasa aneh karena semuanya terlihat sunyi untuk sebuah kota. Walau masih baru tapi Calista tahu betul bagaimana berisiknya saat malam disana tapi malam ini sepertinya berbeda. Seakan orang-orang sedang sengaja bersembunyi dari Calista malam itu.

Satu-satunya modal pengetahuannya yang berguna saat ini adalah sinetron yang selalu dinonton ibunya tiap sore di tv. Baginya sangat menyebalkan untuk menonton drama itu, tapi sekarang dia bersyukur. Calista mengikat seprei, selimut, pakaian yang ada disana agar bisa digunakan sebagai tali untuk turun ke lantai dasar.

Sebelum melakukan tindakan ekstrem, Calista mencium bau makanan yang ada di dekatnya. Itu adalah makanan kemarin sore yang dia beli, meski sudah berbau aneh tapi hanya itu satu-satunya harapannya sekarang. Dia harus punya tenaga untuk turun karena tidak memiliki pemeran pengganti untuk menggantikannya seperti di drama-drama walau dia juga tahu kalau nanti dia akan sakit perut setelah memakan makanan basi.

"Data lainnya adalah ...." Calista masih terus berpikir di sela-sela antara hidup dan matinya yang sudah berada diluar jendela berusaha untuk bergerak perlahan turun, "Nayla, sudah jelas kalau dia tahu sesuatu... Atau sebenarnya dia bagian dari ini." Calista juga mencoba mengingat hal lain, "Dia bilang dia bukan penjaga kos tapi perantara. Kalau hal itu memang benar, dia adalah satu-satunya harapanku untuk mencari tahu jalan keluar dari kos-kosan ini." Calista menyadari ketika dia terbangun dan kembali ke dalam kamar kosnya menandakan bahwa dia sudah terikat disana, kemanapun dia pergi pasti akan kembali lagi kesana.

Calista tidak percaya kini kakinya menginjak tanah. Dia berhasil turun hanya dengan modal pengetahuan sinetron dan kenekatan atau dalam hal ini yang paling memotivasi adalah rasa takut. Calista tidak bisa menyembunyikan bagaimana takutnya dia sekarang karena seakan tidak ada orang disana selain dirinya. Calista langsung berlari untuk ke pintu masuk agar bisa bertemu Nayla. Dalam setiap langkahnya, Calista berharap itu semua hanyalah mimpi dan dia akan terbangun tidak lama lagi.

"Tolong! Tolong! Tolong!" suara teriakan yang terdengar banyak tapi ada suara yang tidak terdengar asing.

"Elvara?" Calista menghentikan langkahnya saat akan membuka pintu.

"Tetangga, tolong aku! Bantu aku masuk!" teriakan putus asa terdengar dari Elvara tapi tidak ada wujud Elvara yang terlihat.

"Dia tidak akan bisa masuk! Tapi kau masih bisa." Nayla membuka pintu dan menarik paksa Calista masuk.

"Itu Elvara kan?" Calista yang dari tadi sangat ingin bertemu Nayla melupakan segala pertanyaanya karena kemunculan Elvara yang tiba-tiba.

"Benar." Nayla langsung mengunci pintu.

"Aku sedang berada di tempat yang tidak semestinya kan?" Calista tidak berhenti merinding.

"Kau sedang berada di tempat teraman, kau mungkin akan bisa melihat hal yang tidak seharusnya atau mendengar hal yang mustahil tapi disini kau tidak akan dilukai jika kau menuruti aturan yang ada. Tempat ini bahkan lebih aman daripada dunia manusia." Nayla menjelaskan begitu berbeda seperti orang normal pada umumnya, "Aku di dunia manusia terlihat berbeda kan?" Nayla sudah tahu hanya dengan membaca ekspresi Calista, "Karena jiwaku sedang ada disini, kadang aku bisa kembali ke tubuhku tapi tidak lama setelah itu, sesuatu yang lain mengambil alih lagi."

"Jadi kau juga terjebak disini." Calista merasa tidak adil, dia mengira Nayla akan menjadi bantuan besar baginya bahkan dia berharap kalau Nayla ada seseorang yang melakukan ini agar semuanya bisa menjadi lebih mudah. Ternyata perjalanannya masih panjang, "Elvara apa dia sudah mati?" Calista bahkan sudah tidak memiliki lagi harapan untuk meminta bantuan.

"Tidak, dia masih hidup." jawaban Nayla itu seperti cahaya terang bagi Calista.

"Tapi kau bilang dia tidak bisa masuk kesini ...." Calista dengan sedikit harapan mulai memberanikan diri.

Nayla mendorong Calista saat sebuah kristal merah bergelinding ke arah mereka, "Kau mendengar suaranya tapi tidak melihat tubuhnya kan?!" Nayla tetap menjelaskan meski ada gangguan, "Jangan disentuh!" Nayla melarang Calista yang mengamati kristal yang berserakan di lantai, "Pertama-tama, di dunia ini ada banyak hal yang tidak bisa dijelaskan. Tempat ini ibaratkan hanya bisa terlihat jika memakai kacamata dan untuk sampai ke tempat Elvara berada harus menggunakan mikroskop." sebisa mungkin Nayla menjelaskan dengan cara mudah. Calista yang masih dalam kondisi panik dan baru dalam segala hal seperti ini, harus dibuat mudah mengerti.

"Maksudnya ada banyak hal di dunia ini tapi mata manusia hanya dirancang terbatas sehingga sulit untuk sampai kesini." Calista mendengarkan dengan cermat.

"Benar, tempat ini istimewa karena sesuatu yang sampai saat ini aku juga belum tahu. Yang jelas disini kau akan disediakan kacamata dan mikroskop tanpa kau meminta. Kau akan terus dibawa jauh sampai jiwamu terpisah dari tubuhmu. Jiwamu akan tinggal dan tubuhmu akan menjadi makan malam mereka." Nayla menunjuk Makhluk yang sedang mengintip di tangga.

Calista terjatuh karena kaget dan mundur hingga terbentur dinding, "Wajar jika kau takut, tapi ini adalah ujian yang harus kau lalui. Mau kau suka atau tidak." Nayla berharap Calista adalah orang yang tepat, orang yang akan menjadi Pahlawan untuk mereka semua yang tersesat disana.

...-BERSAMBUNG-...

Terpopuler

Comments

Hasan Kumasi Junior

Hasan Kumasi Junior

👍💪💪💪 semakin seru saja...baru sampai sini.bisa di bayangkan episode terusannya.. lanjut baca Aaaaah.....

2025-10-05

2

Arin

Arin

keren kak
"jiwamu akan tinggal dan tubuhmu akan jadi makan malam mereka"
aku sampai merinding

2025-09-23

1

❤️⃟Wᵃf SENJA ℘ℯ𝓃𝓪

❤️⃟Wᵃf SENJA ℘ℯ𝓃𝓪

nah ini bener ini
" di setiap ada kesulitan , pasti ada kemudahan"

2025-08-24

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Awal yang Merupakan Akhir
2 Chapter 2 : Selamat Datang
3 Chapter 3 : Lorong Tak Berujung
4 Chapter 4 : Dalam Mimpi Buruk
5 Chapter 5 : Pahlawan yang Diharapkan
6 Chapter 6 : Teman Sekamar
7 Chapter 7 : Langkah Berani
8 Chapter 8 : Penjara yang Aman
9 Chapter 9 : Seperti Senja Terakhir
10 Chapter 10 : Pengejar Matahari
11 Chapter 11 : Calista yang Beruntung
12 Chapter 12 : Hantu Tetaplah Hantu
13 Chapter 13 : Musuh Jadi Teman?
14 Chapter 14 : Kuliah Tamu
15 Chapter 15 : Si Petualang
16 Chapter 16 : Apa yang Tidak Membunuhmu akan Membuatmu Kuat
17 Chapter 17 : Piala Shavira
18 Chapter 18 : Shavira adalah Hantu! (ps: yang nulis judul beliau)
19 Chapter 19 : Bahagia adalah Kunci Utama
20 Chapter 20 : Mencari Kamar Rahasia
21 Chapter 21 : Satu Kaki
22 Chapter 22 : Memorial
23 Chapter 23 : Menara Merana
24 Chapter 24 : Akhirnya di Dunia yang Sama
25 Chapter 25 : Trust Issue
26 Chapter 26 : Perisai Manusia
27 Chapter 27 : Mengenali Pola
28 Chapter 28 : Makhluk Dengan Jari Kaki Lonceng Kepala Manusia
29 Chapter 29 : Saling Membantu
30 Chapter 30 : Dari Jari Kaki Lonceng Menjadi Gua
31 Chapter 31 : Dukun Calista (ps : Shavira ketawa)
32 Chapter 32 : Jiwa Yang Hilang
33 Chapter 33 : Jalan Buntu
34 Chapter 34 : Suara Yang Menjadi Ramah Ditelinga
35 Chapter 35 : Keluar Dari Penjara dan Berhutang
36 Chapter 36 : Pemicu Perang
37 Chapter 37 : Anggota Baru
38 Chapter 38 : Tidak Cocok
39 Chapter 39 : Damai
40 Chapter 40 : Malam yang Tidak Membosankan
41 Chapter 41 : Malam Mendebarkan
42 Chapter 42 : Zivana vs Hantu Merah
43 Chapter 43 : Jangan Bermain-main dengan Hantu
44 Chapter 44 : Resiko Sebelum dan Setelah Bebas
45 Chapter 45 : Alumni 206
46 Chapter 46 : Aku Benci Hantu -Calista
47 Chapter 47 : Darah Pahit
48 Chapter 48 : Bertamu
49 Chapter 49 : Hantu yang Siap Bekerja
50 Chapter 50 : Lelucon Takdir
51 Chapter 51 : Menerima Takdir
52 Chapter 52 : Harapan Seperti Racun
53 Chapter 53 : Selamat Datang Kembali
54 Chapter 54 : Permintaan
55 Chapter 55 : Rencana Calista
56 Chapter 56 : Superhero di Dunia Hantu
57 Chapter 57 : Pilihan Sulit
58 Chapter 58 : Jawaban dari Pertanyaan
59 Chapter 59 : Ucapan Terakhir
60 Chapter 60 : Jalan, Seribu Jalan
61 Chapter 61 : Cari aku!
62 Chapter 62 : Makanan yang Tidak Bisa Dimakan
63 Chapter 63 : Rapat Perdana
64 Chapter 64 : Kotak Pandora Terbuka
65 Chapter 65 : Agenda Baru
66 Chapter 66 : Hantu 201
67 Chapter 67 : Jalan-Jalan yang Tidak Biasa
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Chapter 1 : Awal yang Merupakan Akhir
2
Chapter 2 : Selamat Datang
3
Chapter 3 : Lorong Tak Berujung
4
Chapter 4 : Dalam Mimpi Buruk
5
Chapter 5 : Pahlawan yang Diharapkan
6
Chapter 6 : Teman Sekamar
7
Chapter 7 : Langkah Berani
8
Chapter 8 : Penjara yang Aman
9
Chapter 9 : Seperti Senja Terakhir
10
Chapter 10 : Pengejar Matahari
11
Chapter 11 : Calista yang Beruntung
12
Chapter 12 : Hantu Tetaplah Hantu
13
Chapter 13 : Musuh Jadi Teman?
14
Chapter 14 : Kuliah Tamu
15
Chapter 15 : Si Petualang
16
Chapter 16 : Apa yang Tidak Membunuhmu akan Membuatmu Kuat
17
Chapter 17 : Piala Shavira
18
Chapter 18 : Shavira adalah Hantu! (ps: yang nulis judul beliau)
19
Chapter 19 : Bahagia adalah Kunci Utama
20
Chapter 20 : Mencari Kamar Rahasia
21
Chapter 21 : Satu Kaki
22
Chapter 22 : Memorial
23
Chapter 23 : Menara Merana
24
Chapter 24 : Akhirnya di Dunia yang Sama
25
Chapter 25 : Trust Issue
26
Chapter 26 : Perisai Manusia
27
Chapter 27 : Mengenali Pola
28
Chapter 28 : Makhluk Dengan Jari Kaki Lonceng Kepala Manusia
29
Chapter 29 : Saling Membantu
30
Chapter 30 : Dari Jari Kaki Lonceng Menjadi Gua
31
Chapter 31 : Dukun Calista (ps : Shavira ketawa)
32
Chapter 32 : Jiwa Yang Hilang
33
Chapter 33 : Jalan Buntu
34
Chapter 34 : Suara Yang Menjadi Ramah Ditelinga
35
Chapter 35 : Keluar Dari Penjara dan Berhutang
36
Chapter 36 : Pemicu Perang
37
Chapter 37 : Anggota Baru
38
Chapter 38 : Tidak Cocok
39
Chapter 39 : Damai
40
Chapter 40 : Malam yang Tidak Membosankan
41
Chapter 41 : Malam Mendebarkan
42
Chapter 42 : Zivana vs Hantu Merah
43
Chapter 43 : Jangan Bermain-main dengan Hantu
44
Chapter 44 : Resiko Sebelum dan Setelah Bebas
45
Chapter 45 : Alumni 206
46
Chapter 46 : Aku Benci Hantu -Calista
47
Chapter 47 : Darah Pahit
48
Chapter 48 : Bertamu
49
Chapter 49 : Hantu yang Siap Bekerja
50
Chapter 50 : Lelucon Takdir
51
Chapter 51 : Menerima Takdir
52
Chapter 52 : Harapan Seperti Racun
53
Chapter 53 : Selamat Datang Kembali
54
Chapter 54 : Permintaan
55
Chapter 55 : Rencana Calista
56
Chapter 56 : Superhero di Dunia Hantu
57
Chapter 57 : Pilihan Sulit
58
Chapter 58 : Jawaban dari Pertanyaan
59
Chapter 59 : Ucapan Terakhir
60
Chapter 60 : Jalan, Seribu Jalan
61
Chapter 61 : Cari aku!
62
Chapter 62 : Makanan yang Tidak Bisa Dimakan
63
Chapter 63 : Rapat Perdana
64
Chapter 64 : Kotak Pandora Terbuka
65
Chapter 65 : Agenda Baru
66
Chapter 66 : Hantu 201
67
Chapter 67 : Jalan-Jalan yang Tidak Biasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!