Chapter Pertama Kali Ikut Lomba

Seiring berjalannya waktu Ira tumbuh menjadi gadis cantik , rambut panjang selalu di kucir kuda setiap hari . Di usia yang masih belia meskipun tidak ada sosok seorang ayah namun tidak kurang perhatian dan kasih sayang dari seorang ibu dan kakak -kakaknya .

Saat ini ia bersekolah di sekolah dasar kelas lima , di sekolah mengadakan acara perpisahan kelas enam dengan menggelar sebuah pentas seni . Mukai kelas empat menyumbangkan sebuah seni , ada gerak dan lagu ,ada menyanyi , ada tarian dan satu yang dipersembahkan oleh kelas enam yaitu sebuah pentas drama ketoprak.

Banyak sekali penonton yang menghadiri acara tersebut , acaranya sangat meriah . Ira ikut mempersembahkan tarian dari berbagai daerah dan juga menyanyi lagu genre pop .

Waktu Ira tampil perasannya gugup karena baru pertama kali tampil dan disaksikan banyak orang . Setelah menari ia tampil lagi menyanyikan lagu , waktu di tangga lagu ada lirik yang lupa tapi ia bisa mengikuti irama musiknya padahal latihan hanya sekali .

Setelah acara selesai semua siswa yang mengikuti acara pentas seni berbaris memberi ucapan terimakasih kepada guru dan para penonton , disertai sesi foto bersama sebagai kenang-kenangan.

Acara selesai tengah malam semua pulang ke rumah masing-masing. Ira pulang bersama teman juga ibunya yang menunggunya pulang bersama . "Tadi tarianmu ada yang salah ya , Ra ?" tanya ibunya tersenyum bangga melihat anaknya tampil di panggung .

"Iya Bu , mungkin grogi padahal sudah latihan tetap saja ada yang salah ,“ kata Ira cemberut . " Tapi bagus kok gerakkannya meskipun ada yang salah ," sahut ibunya .

Mereka berjalan sampai di rumah , Ira masuk kamar dan mengganti pakaiannya lalu tidur . Ibunya pun demikian mereka sudah lelah . "Kok sampai malam Bu , memangnya acaranya banyak sekali ya ?" tanya Yaman sedang menonton televisi .

"Iya , kenapa kamu belum tidur ini sudah malam besok terlambat masuk kerja gara-gara kesiangan ," kata ibunya mengingatkan . " Iya Bu , tanggung nih acaranya sebentar lagi selesai kok ," sahut Yaman fokus dengan acara televisi .

Haryati masuk kamar merebahkan tubuh , hari ini ia sangat capek . Haryati tidak pernah mengeluh apapun kepada anak-anaknya , ia sangat menyayangi anak-anaknya dan tidak mau membebani tanggung jawabnya kepada anak-anaknya .

Apapun yang Haryati lakukan demi anak-anaknya agar anak-anaknya sehat dan bahagia . Kakak pertama bernama Mulyadi pulang dari rumah temannya tengah malam , ia melihat Yaman sedang menonton televisi duduk di sampingnya dan merebut remot di tangan Yaman .

"Pulang-pulang main rebut aja , kembalikan remotnya filmnya belum selesai itu , Kak kembalikan cepetan ," teriak Yaman merebut kembali remot di tangan Mulyadi dengan paksa .

"Kamu itu sudah nonton dari tadi sekarang gantian dong sama kakak ," Sewot Mulyadi tertawa puas menghalangi Yaman mengambil remot ditangannya .

Yaman merasa sangat kesal ia pun nurut saja sambil menggerutu karena tidak bisa merebut kembali remot di tangan kakaknya .Mulyadi mengganti canel televisi dengan acara sepak bola .

Kegemaran Mulyadi dan Yaman adalah sepak bola , berhubung tadi acara film aksi yang disukai Yaman memilih film daripada sepak bola di saat iklan Yaman mengganti dengan film tadi ia tonton tapi sudah selesai , akhirnya ia sangat kesal pada Mulyadi .

Yaman tidak biasa tidur di kamar ia lebih memilih tidur di depan televisi . Sedangkan Mulyadi tidurnya di kamar setelah acara sepak bola selesai .

_____________

Keesokan paginya Ira bangun agak pagi , ia sudah rapi dengan seragam sekolahnya dan sarapan . "Bu , uang jajan ," Ira mendekati ibunya meminta uang saku buat beli jajan di sekolah. " Ini uangnya , awas jatuh simpan di dalam tas ," Haryati mengingatkan .

“Terimaksih ibu , " Ira berpamitan kepada ibunya dan berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki . Ira berangkat sendirian menuju sekolah semua teman-temannya di antar sama orang tuanya atau saudaranya tapi tidak dengan Ira , ia selalu berjalan kaki .

"Ira ," teriak seorang anak dari arah belakang . Ira menoleh dan tersenyum manis . "Tumben kamu jalan kaki biasanya di antar ," kata Ira sambil berjalan . “Soalnya motor di bawa sama Kakakku ," jawab Desi .

Ira dn Desi berangkat ke sekolah bersama dengan berjalan kaki yang berjarak hanya lima belas menit dari rumah . Sampai di sekolah pintu gerbang belum di tutup karena masih banyak siswa belum datang ,

Sebelum kelas dimulai semua siswa mulai dari kelas satu sampai kelas enam melakukan senam di halaman depan kelas masing-masing. Senam itu dilakukan setiap hari oleh seluruh siswa dan guru .

Setelah selesai semua siswa berbaris di depan kelas masing-masing dan bergantian masuk kelas sambil menjabat tangan guru wali kelas masing-masing.

Waktu pelajaran segera di mulai semua siswa menyiapkan buku pelajaran dan mengikuti pelaran dengan baik . Di dalam kelas siswa berdoa terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran .

Bel berbunyi waktunya istirahat pertama , semua siswa keluar dari kelas masing-masing,, ada yang bermain di halaman , ada yang membeli jajan di kantin , ada yang bermain di teras kelas masing-masing, ada juga yang mengobrol saja .

Ira bermain lompat tali bersama teman perempuan satu kelas di halaman depan kelas . Ia bergantian jaga tali dengan temannya karena kalah selesai bermain Ira membeli jajan di kantin sekolah .

Bel berbunyi tanda masuk kelas , semua siswa masuk ke dalam kelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran selanjutnya .

Sekolah bagi siswa adalah untuk mencari ilmu , ada yang IQ tinggi , ada IQ rendah , ada juga yang EQ tinggi dan EQ rendah , setiap siswa mempunyai tingkat kecerdasan berbeda-beda .

Tidak semua siswa menerima pelajaran dengan mudah , ada kalanya siswa malas dengan mata pelajaran ada juga yang menyukai mata pelajaran tertentu , ada yang mengikuti semua mata pelajaran dan mempunyai nilai terbaik . Tapi semua kembali pada siswa itu sendiri rajin atau tidak dalam tahap belajarnya .

Bel terakhir sangat panjang sekali tanda waktu pulang sekolah . Semua siswa berhamburan keluar kelas masing-masing dengan ceria , ada yang berlarian , ada yang berjalan santai , ada yang kejar-kejaran .

Semua siswa sangat antusias jika sudah waktunya pulang sekolah . Ira pulang bersama teman-temannya berjalan kaki . Ia dan teman-temannya saling bercanda tawa lepas .

Anak sekolah dasar memang sangat belia dan masa senang karena yang ada di otaknya kebanyakan adalah berteman dan bermain saja .

Sampai di rumah Ira mengganti pakaiannya dengan pakaian biasa , ia langsung menonton televisi sambil makan siang . Semua orang di rumah sedang bekerja hanya Ira di rumah sendirian .

Ruli main di rumah Ira bersama teman-temannya nonton televisi . Ira terkejut ketika ada orang duduk disampingnya menoleh . Jantungnya berdegup kencang wajahnya tersenyum senang Ruli datang .

Episodes
1 Chapter Rumah Sederhana
2 Chapter Pertama Kali Ikut Lomba
3 Chapter Teman Jahil
4 Chapter Belajar Kelompok
5 Chapter Noda Darah
6 Chapter Hasil Nilai Akhir
7 Chapter Putih Biru
8 Chapter Minder
9 Chapter Puber
10 Chapter Ungkapan Isi Hati
11 Chapter Suasana Hati
12 Chapter Latihan Jelang Pentas Seni
13 Chapter Latihan Di Rumah Teman
14 Chapter Puncak Acara
15 Chapter Kabar Mengejutkan
16 Chapter Sikap Ira
17 Chapter Terlambat Daftar
18 Chapter Bad Mood
19 Chapter Kemah
20 Chapter Malam Terakhir
21 Chapter Pulang
22 Chapter Teman Ngobrol
23 Chapter Mendapat Perhatian
24 Chapter Sebatas Bercanda
25 Chapter Hukuman
26 Chapter Meminta Hak
27 Chapter Kata Bijak
28 Chapter Diam Lebih Baik
29 Chapter Cemburu
30 Chapter Teguran
31 Chapter Galau
32 Chapter Tes Semester
33 Chapter Pengambilan Raport
34 Chapter Bingung
35 Chapter Ajaran Baru Di Akhir Tahun
36 Chapter Suasana Baru Dan Teman Baru
37 Chapter Mengungkapkan Perasaan
38 Chapter Awal Sebuah Hubungan
39 Chapter Melepaskan Dengan Hati Ikhlas
40 Chapter Ujian Akhir
41 Chapter Lulus
42 Chapter Pertama Kali Bekerja
43 Chapter Ujian Di Tempat Kerja
44 Chapter Kondisi Dan Situasi
45 Chapter Perselisihan
46 Chapter Sakit Hati
47 Chapter Sombong
48 Chapter Roaling
49 Chapter Perkenalan
50 Chapter Hal Yang Mengejutkan
51 Chapter Pendekatan
52 Chapter Rencana Tinggal Di Depan Mata
53 Chapter Mengulang Memori
54 Chapter Sebuah Permintaan Sebelum Pergi
55 Chapter Seperti Mimpi
56 Chapter Waktu Berdua
57 Chapter Tamu Istimewa
58 Chapter Weekend
59 Chapter Suasana Romantis
60 Chapter Menginap Semalam
61 Chapter Tugas Dadakan
62 Chapter Pengkhianat
63 Chapter Ruang Penyiksaan
64 Chapter Perhatian
65 Chapter Warung Makan
66 Chapter Bertemu Dengan Keluarga
67 Chapter Hadiah Dari Ibu
68 Chapter Bukti
69 Chapter Hari Bahagia
70 Chapter Kejutan Di Hari Pernikahan
71 Chapter Ada Maksud Tersembunyi
72 Chapter Ancaman Jadi Petaka
73 Chapter Kendala Dalam Perjalanan
74 Chapter Pengganggu
75 Chapter Bertindak Tegas
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Chapter Rumah Sederhana
2
Chapter Pertama Kali Ikut Lomba
3
Chapter Teman Jahil
4
Chapter Belajar Kelompok
5
Chapter Noda Darah
6
Chapter Hasil Nilai Akhir
7
Chapter Putih Biru
8
Chapter Minder
9
Chapter Puber
10
Chapter Ungkapan Isi Hati
11
Chapter Suasana Hati
12
Chapter Latihan Jelang Pentas Seni
13
Chapter Latihan Di Rumah Teman
14
Chapter Puncak Acara
15
Chapter Kabar Mengejutkan
16
Chapter Sikap Ira
17
Chapter Terlambat Daftar
18
Chapter Bad Mood
19
Chapter Kemah
20
Chapter Malam Terakhir
21
Chapter Pulang
22
Chapter Teman Ngobrol
23
Chapter Mendapat Perhatian
24
Chapter Sebatas Bercanda
25
Chapter Hukuman
26
Chapter Meminta Hak
27
Chapter Kata Bijak
28
Chapter Diam Lebih Baik
29
Chapter Cemburu
30
Chapter Teguran
31
Chapter Galau
32
Chapter Tes Semester
33
Chapter Pengambilan Raport
34
Chapter Bingung
35
Chapter Ajaran Baru Di Akhir Tahun
36
Chapter Suasana Baru Dan Teman Baru
37
Chapter Mengungkapkan Perasaan
38
Chapter Awal Sebuah Hubungan
39
Chapter Melepaskan Dengan Hati Ikhlas
40
Chapter Ujian Akhir
41
Chapter Lulus
42
Chapter Pertama Kali Bekerja
43
Chapter Ujian Di Tempat Kerja
44
Chapter Kondisi Dan Situasi
45
Chapter Perselisihan
46
Chapter Sakit Hati
47
Chapter Sombong
48
Chapter Roaling
49
Chapter Perkenalan
50
Chapter Hal Yang Mengejutkan
51
Chapter Pendekatan
52
Chapter Rencana Tinggal Di Depan Mata
53
Chapter Mengulang Memori
54
Chapter Sebuah Permintaan Sebelum Pergi
55
Chapter Seperti Mimpi
56
Chapter Waktu Berdua
57
Chapter Tamu Istimewa
58
Chapter Weekend
59
Chapter Suasana Romantis
60
Chapter Menginap Semalam
61
Chapter Tugas Dadakan
62
Chapter Pengkhianat
63
Chapter Ruang Penyiksaan
64
Chapter Perhatian
65
Chapter Warung Makan
66
Chapter Bertemu Dengan Keluarga
67
Chapter Hadiah Dari Ibu
68
Chapter Bukti
69
Chapter Hari Bahagia
70
Chapter Kejutan Di Hari Pernikahan
71
Chapter Ada Maksud Tersembunyi
72
Chapter Ancaman Jadi Petaka
73
Chapter Kendala Dalam Perjalanan
74
Chapter Pengganggu
75
Chapter Bertindak Tegas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!