Elin masuk ke dalam area mansion. Setelah mengatakan jika dia menggantikan tugas Dea sementara waktu, akhirnya Elin mendapatkan akses untuk masuk kedalam mansion Rahandika.
Elin bekerja membersihkan lantai dua. Ada empat orang yang khusus untuk membersihkan ruangan-ruangan yang ada di mansion itu. Namun Dea adalah salah satu yang di tugaskan untuk bekerja paruh waktu disana. Karena Dea sakit, Wiryo sebagai Koordinator bagian Cleaning service, dia menunjuk Elin untuk menggantikan tugas Dea untuk sementara waktu.
Elin terlihat sedang menyapu di lantai dua. Dengan cekatan dia melakukan nya karena dia punya deadline sendiri.
Dia menghela nafas panjang. Melihat sekeliling , ternyata sudah rapi dengan tepat waktu.
"Alhamdulillah selesai juga.."
Elin pun berniat untuk langsung turun ke lantai bawah. Tapi saat dia ingin melangkah turun, tiba-tiba langkahnya terhenti saat baru saja dirinya ingin menginjak tangga paling atas.
Dia melihat kaki seseorang yang tepat ada di depannya. Elin pun langsung mendongakan kepalanya menatap orang yang saat ini ada di depannya. Sama hal nya dengan Elin, orang yang ada di depan Elin pun mendongakan kepalanya dan pandangan mereka pun saling bertemu.
Mata Elin melebar saat menyadari siapa orang yang ada di hadapannya saat ini. "KAMU..!!
"Kamu !!"
Keduanya sama-sama terkejut karena tak menyangka jika mereka akan bertemu kembali setelah peristiwa satu malam itu terjadi.
"Minggir, saya mau lewat !!" Raden mengantongi ponselnya dan memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celananya.
"Kenapa kamu bisa disini, kamu nguntit saya!!" Elin yang mendengar tuduhan Raden pun langsung mendelik tajam ke arah Raden.
Bahkan saat ini dia membuang kemoceng yang ada di tangannya dengan sembarang. Dia berkacak pinggang di depan Raden dengan menatap sinis laki-laki yang sudah menghancurkan hidupnya.
"Kamu bilang apa, nguntit kamu? Helloww...nggak sudi saya buat ngikutin kamu, bahkan saya minta sama Allah buat tidak akan pernah bertemu dengan laki-laki breng*ek seperti kamu, ngerti!!"
"Eeehhh...kamu bilang apa, brengs*k? Dengar ya, saya juga nggak sudi dekat-dekat sama perempuan seperti kamu, CK...dasar perempuan stress!!"
"Kamu bilang apa tadi, saya perempuan stress? Ya memang saya akui saya bahkan hampir gil* karena ulah kamu!! Laki-laki brengs*k, baji*gan , bahkan saya bisa saja melaporkan kamu ke pihak yang berwajib karena kamu sudah merenggut kesucian saya!! Kamu yang buat hidup saya hancur ! Kamu yang buat masa depan saya tak terarah lagi !!" Elin dengan menggebu-gebu mengungkapkan apa yang ada di dalam hati Elin.
terlihat nafas Elin terengah-engah menahan emosi yang benar-benar dirinya naik darah karena bertemu dengan laki-laki yang tak pernah ingin dia temui lagi.
"Kamu..
" Raden, ternyata kamu disitu..turunlah, kakek mau bicara!!" Terlihat dari ujung tangga bagian bawah, seorang laki-laki tua dengan tongkat rotannya menatap ke arah Raden dan juga Elin dengan tatapan tajamnya.
"Baik kek, tunggu Raden di ruang kerja saja." Raden meminta untuk sang kakek menunggu dirinya di ruangan kerjanya.
Terlihat tuan Rahandika berjalan ke arah ruangan kerja Raden. Setelah memastikan sang kakek masuk ke dalam ruangan kerjanya, Raden kembali menatap ke arah Elin dengan tatapan tajamnya.
Raden menunjukkan jarinya ke arah wajah Elin. "Urusan kita belum selesai..!!' dengan tatapan garangnya Raden mengatakan jika urusan mereka belumlah selesai.
Terlihat Raden turun ke lantai bawah dan masuk ke dalam ruangan kerjanya. Sedangkan Elin dengan langkah buru-buru membereskan peralatan kerjanya dan langsung berjalan turun tangga dan langsung ke bagian belakang.
Tak lupa dia langsung pamit untuk kembali pulang pada kepala pelayan di mansion Rahandika.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Diruang kerja, Raden dan kakek Dika duduk dengan tenang.
"Ada apa kek, apa ada yang penting untuk di bicarakan?"
Kakek Dika pun menatap cucunya dengan penuh selidik.
"Sudah lebih dari tiga tahun kamu berpisah dengan Celine. Apa kamu belum ada niatan untuk menikah lagi, hem?" terlihat Raden menatap jengah sang kakek saat sang kakek lagi-lagi membahas soal pernikahan.
"Urungkan niat kakek untuk menjodohkan aku dengan wanita manapun. Aku menikah dengan Celine sudah hampir lima tahun tapi nyatanya aku membuat Celine hamil. Tapi, Celine bersama baji*gan itu menikah baru saja sebulan, Celine dinyatakan hamil. Dari sanalah berita itu berasal Kek, Memang Raden yang nggak bisa membuat Celine hamil dan parahnya lagi banyak yang bilang kalau Raden ini mandul." Kakek Dika membuang nafas kasarnya.
Terlihat dia beranjak dari tempat duduknya dan menatap kosong ke arah luar jendela. " Kamu itu bukannya mandul Raden, tapi...itu memang sudah jalan hidup mu seperti ini, jangan-jangan kamu yang di tipu oleh istri kamu sendiri."
Raden mengerutkan keningnya mendengar ucapan sang kakek.
"Coba kamu ke dokter dan periksa kesehatan reproduksi kamu. Kalau memang nggak ada yang salah sama kamu, itu bisa terjadi karena tingkat stres kamu dan Celine waktu itu sangat tinggi, hormon kalian tidak seimbang, banyak faktor yang bisa mempengaruhi kesehatan kamu atau istrimu. Belum punya anak itu bukan berarti mandul, mengerti?!"
Mendengar penuturan sang kakek, sekelebat bayangan Elin melintas di otak Raden. Dia tersenyum tipis mengingat kejadian beberapa hari yang lalu tentang malam panas Elin bersama Raden.
"Kita lihat saja nanti kek, aku ingin memastikan sesuatu buat beberapa bulan kedepan."
"Lalu bagaimana tentang gadis itu?" Raden menoleh ke arah sang kakek dengan menatap heran wajah sang kakek.
"Maksud kakek siapa, Raden yang paham dengan ucapan kakek."
Dika tersenyum sinis pada sang cucu.
"Kamu ini, sudah jelas-jelas kamu menggoda gadis itu. Kalau kakek pikir-pikir...kamu nggak akan berbuat seperti itu, jika tidak ada hal yang terjadi diantara kalian."
"Bahkan Raden semakin bingung dengan ucapan kakek."
"Perempuan tadi di lantai atas, kamu mengenalnya?" Raden membuka mulutnya tak menyangka jika kakek nya akan membahas soal perempuan yang bahkan dia tak tahu siapa dia.
Mengingat itu, Raden tersenyum miring. " Raden, kamu...
" Aku nggak kenal dia kek, cuma memang aku pernah bertemu di hotel kita. Dia menolongku waktu itu. Tapi ,entah kenapa dia ada di mansion..Raden benar-benar nggak tahu." Kakek Dika pun menganggukkan kepalanya mengerti akan kebingungan sang cucu.
"Apa kamu mau mencoba mendekati nya?" Raden terkekeh mendengar penuturan sang kakek. " Jangan memandang rendah seorang perempuan. Dia punya seribu cara untuk bisa menaklukkan hati laki-laki. Jika kamu memang tidak berniat untuk menikah lagi, gimana kalau kakek saja yang menikah, gimana menurut kamu, Hah !!"
Dika terkekeh melihat ekspresi cucunya yang terlihat seperti tak terima jika laki-laki tua seperti Dika berpikir menikah lagi.
Bersambung
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Felycia R. Fernandez
dan ternyata Ellin hamil anak Raden...
tapi gak segampang itu buat Elin maafin Raden ya...
kayaknya Raden ini tipe sombong tapi jahil nih 😆
2025-08-04
0
Delvyana Mirza
Kalau gak mau lihat kakek nya nikah lagi maka nya cepat nikahi wanita yang sudak kamu nodain itu Raden,
2025-08-06
0
Nar Sih
cerita bagus kak ,cerita satu mlm yg bikin msa depan elin berubah
2025-08-05
0