Salah Mengisi Jawaban

Hari-hari telah Bella lalui dengan begitu sulit namun tidak sedikit pun ia berani bersuara pada Ayahnya bayangan tangan Brian yang begitu sering menyentuk kepala putri kecilnya tidak bisa hilang begitu saja.

Saat hari itu tengah menunjukkan jam dua belas siang sudah tiba saatnya Bella pulang sekolah Kirana yang menunggunya sejak tadi sudah tampak melihat tubuh kecil mungil berlari ke arahnya.

"Kau sudah pulang, Sayang?" tanya Kirana sambil memeluk tubuh putrinya.

Bella yang tampak hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Ibunya, anak kecil itu memang sangat jarang mengeluarkan suara ia lebih sering diam sendiri.

Kirana yang melihat wajah putri kecilny seperti ada sesuatu yang ia sembunyikan saat itu namun melihat wajah Bella yang tampak lapar dengan segera mereka menuju rumahnya.

Sekolah Bella tidak begitu jauh dari rumahnya maka itu Kirana memilih untuk tidak menggunakan angkutan umum dan lebih memilih jalan kaki bersama Bella.

Sesampai di rumah betapa terkejutnya wajah bocah kecil itu melihat kehadiran Ayahnya di depan pintu yang sudah melirik ke arahnya.

Kirana yang menyadari ketakutan putrinya dengan cepat menggandeng tangan kecil itu mereka perlahan melangkah memasuki rumah.

Ketika akan melewati Brian kedua wanita itu di kejutkan dengan suara Brian yang tampak dingin.

"Kemari," panggil Brian pada Bella.

Tangan Bella perlahan melepas dari genggaman Kirana dan dengan ragu ia mendekat ke arah Ayahnya tubuhnya tampak kaku perasaannya merasa begitu ketakutan wajahnya berkeringat dingin.

Sungguh kasihan sekali nasib putri kecil ini entah kehidupan apa yang menimpanya sampai harus mengjalani masa-masa yang menakutkan.

Sementara di luar sana banyak yang seusianya sudah menikmati keindahan dunia yang pergi bermain dengan orangtuanya, ada yang pergi bermain bersama Kakek dan Neneknya.

Namun tidak dengan Bella di usianya yang masih sangat kecil harus terus memikirkan tentang pelajaran yang tanpa henti mengganggu fikirannya sampai tidak ada dalam fikirannya untuk bermain kecuali tidur siang dan malam.

Bocah kecil itu kini sudah berada tepat di hadapan Brian berdiri tegak sambil menggenggam tali tas ransel yang ia gendong belakang.

"Keluarkan bukumu!" Brian dengan tegas memerintahkan anaknya tanpa bertanya basa basi terlebih dahulu.

Pria itu benar-benar tidak mengasihani wajah putrinya yang tampak lapar dan lelah seharian belajar dan saat ini ia harus berhadapan lagi dengan buku.

Brian tampak ingat jika hari ini anaknya mendapat pelajaran Matematika, tentu itu pelajaran yang sangat penting bagi Brian memberi pemahaman pada Bella.

Dengan cepat pun Bella mengeluarkan buku-bukunya ada dua buku yang ia keluarkan yaitu buku PPKN dan Matematika.

Mata Brian tampak tertuju pada buku Matematika ia enggan membuka buku yang satunya itu, perlahan tangannya bergerak membuka lembaran demi lembaran.

Seketika mata pria itu melotot dengan tajam pada lembar terakhir disana menunjukkan ada lima soal yang sudah mendapat nilai dari kelima soal itu ada satu soal yang terlihat di coret.

Tanpa menunggu lama tangan pria itu melayang lagi dan mendarat pada pipi Bella yang cabi itu.

"Plaak..." Suara puk*lan itu terdengar begitu kerasnya sampai anak kecil itu tersungkur ke dasar lantai.

"Heeeemmmm...hiks...hiks," Suara Bella yang menangis pelan.

Mendengar anaknya menangis Kirana berlari dengan cepat lalu mengambil Bella namun lagi-lagi Brian melarangnya.

"Jangan memanjakannya!" Suara Brian tampak keras.

"Kau memuk*lnya," ucap Kirana dengan melawan.

Merasa kesal dengan bantahan istrinya ia segera bangun dari duduknya dan mendorong Kirana dari Bella.

"Cepat perbaiki yang salah ini," ucap Brian yang sudah membawa Bella kembali duduk di kursi itu lagi.

Bella nasibmu sunggu malang dan karena ketakutanmu tiap kali terkena puk*lan mampu menyelesaikan tugas dengan cepat.

Setelah memastika pekerjaan Bella sudah benar barulah Brian menyuruh anaknya berganti pakaian dan makan. Betapa kejamnya ia tidak perduli dengan perut anaknya yang lapar dan baju seragam sekolah yang masih lengkap harus langsung mengerjakan tugas sekolah lagi.

Dan tentu hal itu tidak berakhir sampai di situ nanti setelah Bella makan ia harus tidur siang setelah itu mulai membaca buku lagi.

Itu adalah jadwal yang sudah Brian berikan pada putrinya yang katanya sangat ia sayangi entah makna sayang itu seperti apa bagi Brian.

Terpopuler

Comments

Maya Astuti

Maya Astuti

Sayang gmn,masa kayak gtu ajarinya

2021-08-09

0

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

kakak😊

2020-11-22

0

zhafa

zhafa

aku selalu mampir kak semangat ya 👍👍👍👍👍🥳

2020-10-21

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!