Tawa kecil lolos dari bibir Mirelsha, lembut, dan penuh kepuasan yang mendalam. Dia teringat kembali pada wajah-wajah membeku para pelayan yang beberapa menit lalu masih tertawa seenaknya. Ekspresi takut, gentar, dan syok yang tercetak jelas di wajah mereka kini terpatri dalam ingatannya seperti lukisan indah, lukisan keadilan pertama yang akhirnya dia lukis sendiri.
Untuk pertama kalinya sejak terbangun dalam tubuh ini, Mirelsha merasa lega. Bukan karena dia membalas dendam secara brutal, tetapi karena akhirnya ia dipandang. Mirelsha tidak lagi menjadi boneka rusak yang boleh diinjak tanpa konsekuensi. Setidaknya kini mereka tahu bahwa Mirelsha Caelverin bukan sosok yang bisa diremehkan.
“Itu pelajaran pertama.” Mirelsha tersenyum miring. “Dan kalau mereka mencoba mengulanginya, pelajaran berikutnya bisa saja jauh lebih menyakitkan.”
Mirelsha menarik napas panjang, menghembuskannya perlahan, lalu menjentikkan jarinya.
“Sekarang ... mari kita lihat apa yang sebenarnya aku dapatkan.”
Sebuah layar sistem kembali muncul di hadapannya, berpendar lembut dalam rona biru dan emas. Jemari Mirelsha menelusuri daftar menu, lalu berhenti pada ikon buku dengan judul samar yang bersinar keunguan.
[Ensiklopedia Alkemis Kulit & Kecantikan – Artefak Kelas Tinggi (Edisi Terlarang)]
Mata Mirelsha membelalak tipis.
“Ini ... legendaris. Bahkan di dunia lama pun, pengetahuan seperti ini tidak pernah bisa didapatkan hanya dari satu buku.”
Mirelsha mengetuk ikon tersebut. Begitu terbuka, tak satu pun halaman muncul. Sebaliknya, serangkaian rangkaian sihir berkilau langsung melesat dari layar, menyatu ke arah kepalanya. Cahaya itu menembus keningnya, seperti benang cahaya halus yang menyatu dengan pikiran.
Dan dalam sekejap ....
BOOM!
Ratusan formula eliksir, klasifikasi bahan herbal, cara penyulingan, manipulasi energi kulit, hingga rahasia transformasi sel epitel tersimpan rapi dalam memorinya, terasa seperti dia telah menghabiskan bertahun-tahun mempelajari seni alkimia kecantikan tanpa melewati satu malam pun.
Ensiklopedia itu pun perlahan lenyap dari layar, menyatu dengan sistem internal tubuhnya.
Mirelsha menyentuh pelipisnya, kagum.
“Luar biasa ... Aku bisa menciptakan serum pengangkat luka parut, salep regeneratif epidermis, bahkan kosmetik berenergi sihir hanya dari bahan alami dunia ini.”
Belum habis keterkejutannya, notifikasi lain tiba-tiba muncul, suaranya lebih tegas dan intens dibanding sebelumnya. Layar baru terbuka, kali ini menampilkan sebuah misi utama.
[Misi Utama Telah Diaktifkan]
[“Awal dari Sang Dewi Keindahan”]
[Wajah ini adalah simbol luka. Hapus simbol itu. Sembuhkan cacatnya. Bangkitkan pesona tertinggi dan jadilah wanita tercantik di Kekaisaran Caelverin, bahkan menjadi yang tercantik di benua, hingga dunia.]
[Hadiah: Skill unik dan akses laboratorium alkimia rahasia.]
Mirelsha membaca tiap kata dengan intens. Matanya menyala.
“Menjadi wanita tercantik di kekaisaran, benua, bahkan dunia ...? Hmm ... menarik sekali. Akan tetapi, ambisiku lebih besar. Bukan hanya menjadi yang tercantik, aku akan menjadi wanita yang paling berpengaruh. Dari bekas luka dan kehinaan, aku akan membangun takhta, menjadi yang terhormat, merampas segala popularitas dan perhatian dunia. Tunggu saja balas dendamku ...."
Mirelsha mengulas senyum seringai seraya menoleh ke arah jendela, memandang ke langit pagi yang kini mulai cerah, tampaknya alam pun bersiap menyaksikan langkah awal seorang legenda yang baru bangkit dari luka. Dalam hati, dia tahu, ini bukan lagi soal balas dendam pribadi. Ini tentang membalik dunia yang salah menilai manusia dari tampilan luar. Dan jika dunia harus terbakar untuk memperbaiki dirinya, maka biarlah ia yang menyalakan apinya.
***
Suasana di dalam kastil kini berubah drastis. Udara terasa lebih dingin, bukan karena cuaca, tetapi karena aura mengancam yang memancar dari Mirelsha. Sejak insiden kemarin pagi, semua pelayan wanita menjadi lebih berhati-hati. Tatapan tajam dan sikap tegas Mirelsha telah membuat mereka ciut. Kini mereka mulai melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Menyajikan makanan, membersihkan ruangan, menunduk ketika berjalan melewati sang putri yang dulu mereka hina.
Namun sayangnya, tidak semua penghuni kastil belajar dari peristiwa tersebut. Beberapa pelayan pria dan kesatria istana masih saja mempertahankan sikap sombong dan meremehkan. Dan kini di sudut dapur yang remang, terdengar bisik-bisik dari beberapa pelayan wanita yang tengah mencuci peralatan makan.
“Aku muak sebenarnya harus melayani dia. Melihat wajahnya saja rasanya membuatku kehilangan selera makan,” desis salah satu pelayan dengan nada jijik.
“Sialan semua ini … Kalau begini terus, lebih baik aku jadi pencuci pakaian di istana utama daripada terperangkap melayani monster itu seumur hidupku.”
"Apa tidak ada cara kita terbebas dari belenggu ini? Bisa-bisa aku berubah menjadi gila sebelum aku mati."
Kata-kata itu dilontarkan dengan suara pelan, penuh dendam. Meski sikap mereka kini tampak patuh, kebencian terhadap Mirelsha hanya berpindah tempat, dari tatapan ke bisikan, dari tindakan ke niat jahat yang tersembunyi.
Saat mereka masih bergumam dengan amarah terpendam, langkah kaki berat terdengar mendekat. Seorang kesatria pria dengan armor usang muncul dari balik bayangan lorong. Dia menyeringai kecil dan ikut duduk di meja dapur, menyela percakapan mereka tanpa diundang.
“Kalian ingin hidup seperti dulu lagi?” tanya dia dengan suara rendah dan menggoda. “Aku bisa membantu bila kalian mau."
Para pelayan saling menoleh, sedikit bingung sekaligus tertarik.
“Membantu? Apa maksudmu? Apa yang bisa kau lakukan?” tanya balik salah satu pelayan curiga.
Kesatria tersebut menyelipkan tangannya ke dalam jubah, lalu mengeluarkan sebuah botol kecil berbahan kaca gelap. Di dalamnya terdapat serbuk putih yang berkilau samar di bawah cahaya lampu minyak.
“Campurkan ini ke dalam minumannya. Hanya satu sendok kecil, dan dia tidak akan bisa berdiri lagi.”
Salah satu pelayan mendekat dan menatap botol itu dengan curiga.
“Apa ini …?"
“Racun lambat,” jawab sang kesatria dingin. “Aku mendapatkannya dari Permaisuri sendiri. Kata beliau, jika monster buruk rupa itu mulai membuat keributan, kita diperintahkan untuk menyingkirkannya dengan cara ini. Memang efeknya tidak langsung membunuh, tetapi setidaknya tubuh dia akan menjadi lumpuh. Kemudian dia akan mati secara perlahan di dalam penderitaan panjang."
Hening menyelimuti ruangan seketika. Napas para pelayan tercekat. Racun. Perintah langsung dari permaisuri. Ini bukan sekadar balas dendam, ini konspirasi. Mereka tampak ragu, khawatir jika suatu saat nanti mereka akan menjadi tumbal atas konspirasi kematian Mirelsha.
“Apabila kalian takut melakukannya, nikmati saja kehidupan kalian yang sekarang sampai mati,” lanjut kesatria tersebut. “Tetapi jika ingin kembali ke hidup yang nyaman, tidak ada salahnya kita bekerja sama. Bagaimana? Apa kalian mau mencobanya? Aku hanya menawarkan bantuan ini sekali saja."
Tanpa mereka sadari, Mirelsha sedari tadi sedang menguping di balik dinding batu. Mirelsha hanya mengulas senyum kecil kala mendengar rencana buruk mereka.
Mereka meremehkanku. Mereka pikir aku dapat tumbang dengan mudah? Jangan harap, sebab aku lebih dulu menyiapkan perangkap untuk mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Yoni Hartati
permaisuri? berati ibunya mau bunuh anak sendiri?
2025-07-13
0