bab 4 Mylea Cassandra Shin

Petir menyambar dan hujan turun dengan begitu derasnya, sangking derasnya...

Rinai rinai hujan itu bahkan mampu menghalangi pandangan mata siapapun anak manusia yang berusaha menatap menembus rinai hujan itu.

Cassandra tak menghiraukan lagi hujan yang turun dengan deras dan petir yang menyambar nyambar bagai lidah api yang seolah siap menyayat siapapun yang berada di dalam jangkauannya.

Wanita itu terus melangkah ke luar rumah.

Tiba tiba seseorang mencekal lengannya dan menghentikan langkahnya.

" tunggulah hujan reda, baru kau pergi..." kata Reyhan yang tadi langsung berlari mengejar Cassandra ketika wanita itu melangkah keluar dengan di barengi hujan deras dan suara petir yang menyambar nyambar.

Cassandra melepaskan cekalan pria itu dari lengannya dengan kasar.

Matanya berkilat tajam ke arah laki laki yang baru saja menjatuhkan talak kepadanya itu.

" tidak terimakasih..." tolak Cassandra singkat.

" jangan keras kepala Caca....hujan sangat deras, tubuhmu juga belum pulih benar. Jangan membuatku merasa bersalah padamu jika terjadi sesuatu padamu nanti " Reyhan masih berusaha menghentikan Cassandra yang ia panggil dengan sebutan Caca itu.

Tak ia hiraukan teriakan sang ibu di belakang sana yang terus memanggilnya dengan amarah sekaligus ancaman.

" biarkan dia pergi Reyhan....dia hanya sedang menarik perhatianmu saja agar kau kasihan dan tidak jadi menceraikannya.....

Reyhan...kemari...." panggil ibu Nimas dengan gusar.

Tapi Reyhan seolah tak mendengar teriakan sang ibu, laki laki itu kembali mencekal lengan Cassandra dan masih saja berdiri di bawa guyuran air hujan bersama wanita yang baru saja ia ceraikan itu.

Entahlah....

Jika tadi ia merasa tersulut dan marah karena kata kata sang ibu dan kakaknya yang sarat tuduhan kepada sosok wanita ringkih di hadapannya itu....

Kini...

Setelah kata talak itu terucap, ada semacam rasa sesal memenuhi relung jiwanya.

Jujur....

Ia masih sangat mencintai wanita berdarah Tionghoa di hadapannya itu.

Karena selama ini, wanita itu adalah cinta pertamanya.

" pergilah dan lepaskan aku...kau tidak dengar keluargamu memanggilmu ?! " kata Cassandra lirih, perih sekali rasanya hatinya saat ini....

Ia meninggalkan semua miliknya dan keluarganya demi keluarga laki laki ini.

Tapi lihatlah apa yang ia dapatkan sekarang selain kebecian dan tuduhan.

Sangatlah perih hatinya hingga ia tak bisa merasakan apapun selain rasa sakit di hatinya..

Bahkan derasnya air hujan tak lagi ia rasakan.

" ya...aku tahu,

Ayo kita masuk, hujan sangat deras sekali...." sedikit lembut nada bicara Reyhan kepada Cassandra.

Satu hal yang selalu di lakukan oleh Reyhan dulu jika ia tengah merajuk.

Tapi sudah lama ia tak pernah lagi mendapatkan perlakuan seperti itu sejak ia tak hamil hamil di usia pernikahan mereka yang sudah dua tahun itu.

" jangan ikut campur lagi urusanku, kita tidak punya hubungan apa apa lagi " kata Cassandra akhirnya.

" kamu jangan keras kepala Caca...kau tidak punya siapapun di sini selain aku "

" jika kau tahu aku tak memiliki siapapun di negara ini selain kamu,

kenapa kau masih memperlakukan aku seperti ini. Sejak awal aku sudah memintamu untuk kita tinggal terpisah....

Keluargamu tidak menyukai aku, tapi apa....kau lebih memilih keluargamu ketimbang aku yang adalah istrimu.

Aku memang berasal dari orang asing Reyhan...

Tapi kau sudah menjadi saksi bagaimana orang asing ini mengorbankan segala miliknya hanya untuk bisa bersamamu "

" kenapa kau harus membahas sesuatu yang sudah berlalu.

aku hanya memintamu untuk tinggal sejenak karena saat ini hujan masih deras..." Reyhan mulai kehilangan kesabarannya menghadapi sikap keras kepala Cassandra.

Tapi bukannya takut atau menurut seperti biasanya, Cassandra justru menggeleng dan melepaskan cekalan tangan Reyhan pada lengannya.

" tidak lagi Reyhan....sudah cukup aku tak memiliki harga diri di hadapanmu selama ini.

kita sudah usai, kita bukan siapa siapa lagi.

Jika mungkin kita bertemu lagi di kemudian hari...

anggap kita tak saling mengenal " kata Cassandra sambil kembali melanjutkan langkahnya menerobos derasnya air hujan.

Ia tak lagi menoleh ke belakang, atau tepatnya menoleh kepada Reyhan yang masih berdiri di tempatnya sambil terus menatapnya dengan termangu.

Sungguh Reyhan di buat sangat terkejut dengan sikap Cassandra ini.

Selama ini yang ia tahu, Cassandra adalah sosok wanita yang kalem dan lembut serta penurut.

Ia lupa,

Bagamana watak keras kepala seorang Mylea Cassandra Shin hingga wanita yang menurutnya kalem dan lembut itu bisa meninggalkan semua miliknya juga keluarganya di bentangan belahan dunia lainnya di sana hanya untuk bisa bersamanya.

Hingga tubuh Cassandra hilang di telan pagar rumah yang menjulang tinggi,

Reyhan seakan baru sadar, ia segera berlari mengejar wanita yang baru saja ia ceraikan itu.

Telinganya seolah tuli dan tak mendengar panggilan kedua orang tuanya di belakang sana.

Tapi ia tak lagi bisa menemukan Cassandra, rinai hujan terlalu tebal hingga ia tak bisa sedikitpun menemukan bayangan wanita itu.

Ia juga tak tahu arah mana yang telah di ambil oleh wanita malang itu.

Ke kiri....?! Atau ke kanan.....?!

" Caca...caca....!! " Reyhan terus memanggil nama Cassandra dengan setengah berteriak dan menoleh ke kanan dan ke kiri. Tapi tetap ia tak melihat bayangan Cassandra sedikitpun.

Wanita itu seolah menghilang begitu saja di telan derasnya rinai hujan.

" mang Jiji....bawa mas Reyhan masuk...apa apaan anak itu " teriak ibu Nimas memerintahkan salah satu penjaga rumahnya untuk membawa Reyhan yang nampak terduduk di tengah derasnya air hujan di depan pagar rumah itu yang terbuka.

Mang Jiji yang di perintahkan segera keluar dari pos dan segera berlari ke arah putra bungsu majikannya itu.

Hati laki laki paruh baya itu sungguh merasa miris melihat kondisi Reyhan itu.

Tadi ia melihat sang menantu perempuan satu satunya rumah ini yang tak lain adalah istri putra bungsu keluarga ini tampak berjalan keluar menembus hujan deras berpetir, padahal wanita itu baru pulang dari rumah sakit akibat kegugurannya beberapa jam yang lalu.

Tentu Mang Jiji tahu itu karena ia yang membukakan pintu pagar untuk wanita itu.

Dan sekarang,

Ia melihat putra bungsu majikannya itu dalam kondisi mengenaskan seperti ini.

" Cihhh.....drama sekali, bukannya dia sendiri yang sudah menceraikan istrinya..

Lalu kenapa dia bersikap seolah ia yang di tinggalkan, wajar sajakan jika wanita itu pergi dari sini, toh keberadaanya sama sekali tidak di harapkan oleh siapapun di rumah ini " kata Ayu sembari melangkah masuk ke dalam rumah,

Tak ia hiraukan tatapan sinis sang ibu dan sang kakak kepadanya.

Jujur ia muak dengan kelakuan keluarganya terutama sang ibu.

Entah sampai kapan sang ibu akan selalu mengatur kehidupan anak anaknya.

Ia sempat senang dan bangga melihat sang adik yang merupakan satu satunya anak laki laki di rumah ini terlihat berani dan melindungi wanita pilihannya.

Tapi lambat laun ia jadi ikut merasa jengkel karena lama lama Reyhan juga menurut dengan kata kata sang ibu.

Terpopuler

Comments

partini

partini

Thor ada yg mirip sama cerita ini jadi ibu menyusui anak orang lain baru 2 bab launching tgl 6 kemarin,,di talak jg ma suami nya

2025-07-08

0

Ninik

Ninik

Thor sering2lah up dan ku kasih. vote jg aku selalu suka karya2mu awal menegangkan tp selalu happy ending

2025-07-08

0

Aan

Aan

gas terus Thor
ingin tahu selanjutnya caca pergi kmn

2025-07-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!