Masa Lalu

...Saat ini anda sedang berada didalam kehidupan masa lalu dari keenam tokoh utama~...

...   Peringatan! Permainan ini dapat menyebabkan emosi dan kebingungan yang panjang...

...        Setiap kisah memiliki teorinya tersendiri...

...       Game ini memiliki alur maju-mundur...

...    Diharapkan para pemain bisa memainkannya dengan sabar dan teliti...

...   Selamat bermain~...

Tawa riang yang mengisi halaman pekarangan istana itu seakan lenyap, suara tawa tadi berubah menjadi keterkejutan yang tak terduga. Ledakan bom yang terjadi tidak jauh dari Istana membuat keenam gadis yang sedang tertawa ria itu menjadi takut sekaligus panik.

"Kita harus pergi dari sini tuan putri" Ujar salah satu pelayan istana yang menghampiri keenam gadis tersebut.

"Apa yang terjadi? Kenapa bisa terdengar ledakan besar?" Tanya gadis itu.Sedangkan pelayan tersebut hanya menunduk diam dan melihat salah satu teman diantara gadis itu.

"I-itu karena tuan putri menolak pinangan dari kerajaan Allendra, Raja Alex menyerang kerajaan kita tuan putri"Jelas nya dengan rasa takut.

"Ti-tidak mungkin kakakku melakukan itu!"Bentak seorang gadis tersebut.

** Allexandrina, Adik dari raja di sebuah kerajaan yang bernama Allendra yang memiliki raja bernama Allexandra yang meminang sang

putri raja Albert, yakni putri Albertine tetapi ditolak mentah-mentah oleh Albertine dan membuat emosi raja Allexandra.

"Aku akan memberitahu Ayah dan Ibuku, mungkin saja ia bisa membantu menyelesaikan ini" Ujar Hydrallia, gadis itu beralih pergi dan kembali ke kediamannya ke kerajaan Hydra.

**Hydralia, seorang Putri dari kerajaan Hydra. Sahabat Albertine sekaligus memiliki hubungan yang baik dengan kerajaan Albert.

"Aku juga akan menghubungi keluargaku" Ujar Tania dan beralih pergi mengikuti Hydralia.

**Tania seorang gadis penyihir yang merupakan sahabat Albertine dan teman-temannya.

Albertine hanya menghela napas, mengapa harus seperti ini. Kenapa ia malah terjebak di situasi seperti ini? Melihat ketiga sahabatnya yang lain terdiam Albertine akhirnya membuka suara.

"Lebih baik kalian pulang, cari tempat aman dan Allexandrina lebih baik kamu kembali ke kerajaanmu. Aku akan mencari cara agar meredamkan situasi ini"Ujar gadis tersebut dan beralih pergi. Begitu juga Ketiga temannya yang lain.

⌚⌚⌚

Beberapa pasukan kerajaan Albert, ayah Albertine sedang sibuk mengurus dan memberikan perintah kepada para prajurit agar bersiap untuk serangan nantinya. Albertine mendekati Albert, Sang ayah, Albert yang menyadari hal itu langsung menoleh kepada putrinya.

"Ayah–"

"Berjanjilah kepada ayah bahwa kau tidak akan pernah menikah dengan pria keji seperti itu, apapun situasinya" Potong Albert pada putrinya ia melihat kearah kedua mata anaknya yang memancarkan rasa bersalah.

"Kau harus bahagia dengan pilihanmu, maafkan ayah yang selalu memaksamu untuk menikahinya"Ujar Albert sambil mengusap kedua pipi anaknya yang saat ini sudah mengalir dengan air mata.

"Tapi Ayah–"

"Pergilah, kakakmu telah menunggu" Titah sang ayah kepada Albertine. Gadis tersebut langsung memeluk sang Ayah dengan begitu erat.

"Pergilah, kau harus berjanji pada ku agar hidupmu bahagia mengerti?!" Ujar Albert sambil melepaskan pelukannya dengan sang anak.

Gadis Itu mengangguk dan beralih pergi diikuti beberapa pengawal, menuju keluar kerajaan dengan cara mengendap-ngendap.

Bisa dilihat saat ini banyak beberapa prajurit yang keluar istana untuk menyerang musuh. Dilihatnya salah satu temannya Gracia sedang menangis karena keluarganya, yaitu ayahnya saat ini terbaring tak bernyawa karena ledakan bom tadi. Albertine yang ingin menyusul Gracia langsung ditahan oleh para pengawal kerajaan.

Gadis itu terus berteriak nama Gracia. Rasa bersalah meliputi Albertine, ia merasa bersalah kepada semuanya. Ia tak habis pikir bahwa Allexandra akan melakukan hal seperti ini.

Dengan berat hati gadis itu masuk kedalam kereta, pandangannya tak putus dari sahabatnya Gracia, ia merasa sangat bersalah. Ingin rasanya kembali dan memeluk sahabatnya itu tapi ia tak bisa melakukan apapun.

⌚⌚⌚

"Hentikan Allex! Apa yang kau lakukan! Kau gila huh?!" Teriak gadis tersebut pada kakaknya Allexandra raja dari kerajaan Allendra. Allexandrina tak habis pikir bahwasanya kakaknya akan melakukan hal seperti itu.

Allexandra hanya terfokus pada lukisan gadis berparas cantik yakni Albertine gadis yang ia incar selama ini, bagaimanapun Albertine harus menjadi miliknya meski ia harus menghancurkannya terlebih dahulu.

"Hentikan kak! Apa kau tak ingat pesan Ayah dan Ibu!"Teriak gadis tersebut dengan air mata berlinang. Kakaknya sekarang ini benar-benar sudah kelewatan batas. Ia benar-benar gila! Pasalnya Allexandrina sendiri tahu bahwa kakaknya sangat tergila-gila dengan sahabatnya Albertine.

"Kak, kau tahu sendiri bahwa Albertine tidak mencintaimu, hentikan semua ini. Berhenti membuat perpecahan kak!" Ujar gadis tersebut dengan terisak, rasa bersalah meliputi dirinya. Rasa bersalah bahwa ia tak memberitahu kepada Albertine apa yang akan terjadi.

“Pelayan bawa putri kekamarnya dan kurung dia didalam sampai ada titah berikutnya!”

Dengan rasa kesal ia memerintahkan kepada pelayan-pelayan istana untuk membawa Allexandrina pergi keluar dari ruangannya dan mengurung nya di kamar. Gadis itu tak bisa berbuat apa-apa. Hanya rasa bersalah yang meliputi dirinya saat ini.

⌚⌚⌚

Dengan langkah tak sanggup Gracia harus pergi meninggalkan Ayahnya yang saat ini sedang tergeletak tak bernyawa akibat terkena bom besar. Firasatnya benar, perasaan tak enak yang terus menggundah hatinya sedari tadi menjadi kenyataan. Dengan bantuan Farline sahabatnya ia berjalan meninggalkan Ayah dan beralih menuju tempat teraman untuk saat ini. Farline gadis itu merasakan apa yang dirasakan oleh sahabatnya Gracia.

Rasa kecewa yang ia alami sangatlah besar, tapi Farline tak bisa berbuat apa-apa dan beralih menolong sahabatnya untuk mencari tempat aman.

⌚⌚⌚

Hydralia mengusak kepalanya frustasi pasalnya Ayah dan Ibunya tak bisa berbuat apa-apa, karena kerajaan Hydra telah mengikat perjanjian dengan kerajaan Allendra. Dengan licik Allexandra mengkelabui Raja Hydran dengan perjanjian-perjanjian yang mereka buat sebelumnya membuat mereka tak bisa melakukan apapun.

Dengan segera Hydralia mengambil beberapa senjata dan persediaan makanan, saat ini yang ada di pikirannya adalah sahabatnya dan terutama Albertine. Nyawa Albertinelah taruhannya.

Tak peduli dengan teriakan sang Ibu, Hydralia langsung pergi melesat kembali kekerajaan Albert dengan menunggangi kuda. Dan saat ini terlintas di pikirannya adalah Allexandrina jika ia memang sudah tahu kejadian ini akan terjadi mengapa ia tak berbicara sedikitpun dan memilih bungkam?

Terpopuler

Comments

shangrila

shangrila

blm ngerti jg nih

2021-02-06

1

Oi Min

Oi Min

Blm nyantol

2021-02-05

1

Munawarotul Fitria

Munawarotul Fitria

ni cerita tentang apaan sih?
Dea,Cindy,Nurul,Tika, Nabila angel duh spa lagi ya????
Bru muncul udh gak jelas

2020-12-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!