*(Layar perlahan berubah sepia. Suara monitor jantung berbunyi pelan. Kamera fokus pada wajah **Irene** yang sedang menatap lelaki tak bernyawa di ranjang rumah sakit—**Aris Pratama (ayah Randy)**.*
**Dokter** (berbisik):
Dokter
Maaf, Nyonya. Tapi hubungan Anda dengan almarhum... kami tidak bisa mencantumkan nama Anda di sertifikat kematian
Irene menggigit bibir sampai berdarah, **tangan gemetar memegang perut hamil 3 bulannya yang belum diketahui siapa-siapa.**
ADEGAN 2: RESTORAN MALAM, FLASHBACK 7 TAHUN LALU
*(Irene muda dengan rambut pendek duduk berdua dengan Aris di balkon restoran. Mereka minum anggur, tertawa mesra.)*
**Aris** (menyentuh tangan Irene)
Aris
Aku akan cerai tahun ini. Janji
**Irene** (tersenyum getir)
Irene
Kamu sudah bilang itu tahun lalu, Sayang
*(Close-up: **cincin kawin di jari Aris** berkilau sinar bulan.)*
ADEGAN 3: PERTEMUAN RAHASIA
*(Gedung perkantoran malam hari. Irene yang kini hamil besar menghadap Aris dengan wajah marah.)*
Irene
Kau pikir aku tidak tahu kau malah punya anak kedua dengan istrimu? Randy, 12 tahun?!
**Aris** (menunduk)
Aris
Aku terpaksa...
**Irene** (memukul meja)
Irene
Dan bayiku?! Kau mau, kubuang seperti sampah?!
*(Aris menarik Irene ke pelukan, tapi tiba-tiba—)*
**Aris** (kesakitan)
Aris
Dada...ku...
*(Dia terjatuh, tangan mencengkeram tanda lahir di pergelangan Irene.)*
ADEGAN 4: WARISAN DARAH
*(Kembali ke masa kini. **Irene dewasa** sedang menatap **Randy** yang tidur pulas di apartemennya setelah dinner.)*
*(Close-up: **tanda lahir identik** di pergelangan Irene dan Randy.)*
**Irene** (berbisik)
Irene
Ayahmu memberiku janji terakhir... bahwa kau akan menggantikannya
*(Kamera zoom in pada **foto** di dompet Irene—bayi yang tak pernah lahir, dengan **tanda lahir persis di tempat yang sama**.)*
Comments