Pernikahan sederhana dan tertutup itu berjalan dengan lancar,Hasya memang meminta pernikahan itu di adakan secara tertutup dan langsung di setujui oleh Ezar, karena pada dasarnya itu juga yang ia inginkan,namun ia tak langsung mengatakan karena tak ingin safea atau Hasya curiga.
Namun semuanya sudah ia perkirakan,ia sudah tau tentang Hasya, seorang mahasiswa dengan beasiswa penuh,dan ada aturan yang tidak boleh menikah sebelum kuliahnya selesai,maka itu Ezar yakin Hasya akan meminta syarat itu,dan itu menguntungkan baginya.
penghulu dan ustadz yang di bayar oleh Ezar telah meninggalkan kediaman Safea dan Hasya,saat ini hanya tinggal Ezar dan Reza asisten nya,safea,mira dan Hasya, sedangkan Nadira sudah pulang karena ada keperluan mendadak.
Sedangkan orang-orang Ezar yang lainnya,berada diluar rumah, menunggu sang tuan memberikan perintah.
" Bereskan barang-barang mu,kamu akan tinggal bersama ku" Ezar memberikan perintah pada Hasya.
" Hah?" Hasya menatap Ezar dengan kening berkerut,ia tidak paham apa yang suaminya katakan.
" Kita akan tinggal di villa pribadi ku" Ezar bukan tipe orang yang suka menjelaskan panjang lebar, bicaranya selalu singkat, bahkan itu mungkin bicara perpanjang pertamanya dengan orang asing dengan nada tenang.
" Mengapa harus pindah? Apakah tidak bisa kita tinggal di sini saja? Rumah ini cukup luas jika hanya kita dan kakak yang tinggal di sini,ada juga beberapa kamar yang masih kosong jika sekretaris anda ingin ikut tinggal di sini" Hasya yang dasarnya cerewet berbicara cukup panjang.
" Bawa seperlunya saja,disana semua keperluan pribadi mu sudah ada yang menyiapkan" bukan nya menjawab atau merespon, Ezar justru mengulangi perintahnya.
Ezar bahkan meninggalkan Hasya dan yang lainnya,ia langsung keluar dan memilih menunggu di mobilnya seraya menyibukkan dirinya dengan Macbook nya.
" Nona tolong bersiaplah,tuan tidak suka menunggu" Reza yang sudah sangat paham seperti apa karakter bos nya segera mengingatkan pada nona muda nya.
Hasya menatap sendu sang kakak, matanya berkaca-kaca,ia akan tinggal terpisah dengan kakak nya, rasanya sangat berat.
" Coba bicarakan baik-baik padanya" hanya itu yang bisa safea ucapkan pada adiknya.
Hasya menggeleng seraya tersenyum tipis " Ga apa kak, mungkin ini saatnya aku harus belajar mandiri,tidak bergantung pada kakak terus, kakak di rumah hati-hati ya" Hasya sekuat tenaga menahan diri agar terlihat baik-baik saja.
" Kakak ga pa pa,ada Mira juga,kamu harus janji akan jaga diri kamu baik-baik saja,jangan makan sembarangan dan jangan telat makan, kakak akan sangat sedih kalau kamu sakit"
" Aku janji akan baik-baik saja dan jaga kesehatan,aku juga akan sering-sering jenguk ibu " .
" Jangan khawatirkan ibu, kakak sudah mencarikan perawat terbaik,kamu pikirkan saja rumah tangga mu,layani suami mu dengan baik,dan ingat janga manja dan kekanak-kanakan, jangan suka ngambek dan nangis,kamu harus lebih dewasa" safea menasehati banyak hal pada adiknya.
" Nona" Reza kembali mengingatkan,ia sudah cukup ketar ketir,ia takut Ezar akan marah dan memarahi Hasya, beberapa kali bertemu dengan istri bos nya itu, Reza bisa melihat karakter Hasya yang sangat baik dan tulus.
" Ia asisten Reza,ga sabar banget sih,duluan aja deh kalau terburu-buru, berikan saja alamat nya pada saya,saya akan menyusul dengan mobil saya sendiri, lagian nanti siapa yang akan bawa mobil saya,kalau saya ikut dengan kalian,saya sangat membutuhkan mobil saya untuk beraktivitas" Hasya selalu seperti itu,jika bicara akan mengatakan semuanya yang ada dalam hatinya.
" Anda tidak perlu bawa mobil anda nona,di villa pribadi tuan ada banyak mobil,anda tinggal minta salah satu nya pada tuan" .
Hasya tampak berfikir sejenak" tidak perlu,itu mobil kesayangan saya,hadiah dari kak fea,saya akan tetap membawanya,dan saya akan lebih nyaman menggunakan barang milik saya sendiri " Hasya mengatakan keputusan nya.
Reza mengagguk " Akan ada yang mengantar nya nanti, berikan saja kuncinya pada saya" Reza memilih mengalah saja,ia baru menyadari ternyata nona mudanya itu cukup keras kepala, sepertinya akan menjadi lawan yang seimbang dengan tuan muda nya.
Tak tau saja Reza bahwa Hasya memiliki keberanian berbicara seperti itu hanya padanya,Hasya tak akan berani jika itu dengan Ezar, walaupun pria itu adalah suami nya.
Hasya mengemasi beberapa barang pribadi nya, seperti keperluan kuliahnya dan beberapa buku, beberapa helai pakaian nya untuk di rumah,tidur dan ke kampus,tak banyak,satu buah koper ia turunkan dari landai dua rumah nya.
" Biar saya yang bawa nona" Hasya mengikuti langkah Reza,ia sudah mengganti pakaian nya dengan dress panjang sederhana dan hijab,ia bahkan sudah membersihkan make up yang menempel di wajah nya saat acara pernikahan tadi.
" Kenapa lama sekali" komentar Ezar saat Hasya memasuki mobil nya dan duduk di samping nya.
" Maaf,harus memilih apa yang perlu saya bawa"wajah Hasya menunduk saat menjawab.
Reza memasuki mobil setelah meletakkan koper milik Hasya ke dalam bagasi mobil,segera memberikan perintah pada supir Ezar agar segera berangkat.
Hasya menatap sendu rumah nya saat mobil Ezar mulai bergerak secara perlahan meninggalkan rumah penuh kenangan itu,rumah yang ia tempati sejak ia lahir hingga hari ini,rumah yang menjadi saksi bisu sejarah masa pertumbuhan nya bersama kedua kakaknya.
" Kau masih bisa datang ke rumah itu jika kau merindukan nya,kita bukan pindah kota atau negara,kita masih tinggal di kota yang sama" Ezar mengatakan semua itu tanpa menatap lawan bicaranya.
Hasya mengagguk,ia mengusap cepat air matanya yang mengalir membasahi pipinya,ia tak berani menatap wajah suaminya.
Ezar menggeleng seraya mendengus melihat Hasya yang menangis " dasar manja, cengeng" Batin Ezar.
" ke kantor" Ezar memberikan perintah pada supirnya.
" Baik tuan" mobil sedan mewah berwarna hitam milik Ezar melaju kencang menuju kantor,ia harus menghadiri rapat.
Di dalam mobil suasana terasa hening,tak ada yang bicara, semuanya masing-masing terdiam dengan pemikiran masingmasing.
Hingga akhirnya mobil berhenti di depan lobby perusahaan milik Ezar,ia turun setelah Reza membukakan pintu mobil untuk nya.
" Antarkan dia ke villa" Ezar kembali memerintahkan supirnya untuk mengantarkan Hasya ke villa pribadi milik nya.
" Baik tuan" patuh supirnya,berani ia tidak patuh maka akan di keluarkan dari kesatuan nya.
Ezar langsung meninggalkan mobilnya,ia memasuki lobby perusahaan nya dengan langkah lebar,tanpa sedikitpun melihat ke belakang,entah mengapa Ezar merasa tak suka saat ia akan turun istrinya justru terlihat tak peduli,memilih memejamkan matanya,bahkan tak ingin melihat nya karena dalam keadaan seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments