" Dia bisa mengenal saya setelah kami menikah,dia akan mendapatkan segala kemewahan,tak ada wanita yang tak menginginkan dan mencintai kemewahan,saya bisa memberikan semua itu padanya,maka dia akan mencintai saya"
Safea tersenyum mendengar ucapan Ezar,namun ia juga menggeleng,ia tau adik cantiknya bukan wanita seperti itu, Hasya nya adalah wanita yang sangat sederhana.
" Saya beri waktu sepuluh hari, hubungi saya saat tanggal pernikahan nya sudah di tentukan" Ezar kembali berucap masih dengan nada arogan, matanya melirik Reza asisten nya, memberikan perintah.
Dengan cepat Reza mengeluarkan satu kartu nama dari dalam saku jasnya dan menyerahkan nya pada Safea.
" Hubungi nomor yang tertera pada kartu ini" perintah Reza seraya meletakkan kartu nama di atas meja di hadapan Safea.
Safea tak memberikan respon yang berarti pada dua laki-laki yang kini melangkah meninggalkan nya,ia masih terpaku pada fakta yang saat ini ia hadapi.
Hingga beberapa saat kemudian,tubuh safea merosot ke tanah, wajahnya mendongak, menengadah mencoba sekuat tenaga menahan agar air matanya tak tumpah di tempat itu,safea tak ingin orang-orang tau tentang masalahnya.
Dengan sisa tenaganya dan tangannya yang bergetar,safea mengumpulkan beberapa foto yang Reza letakkan di atas meja,safea tak ingin ada yang melihat foto-foto dirinya dengan seseorang, dengan sisa tenaganya ia merobek semua foto-foto itu hingga benar-benar hancur tak berbentuk.
Matanya menatap nanar remahan foto-foto itu,air matanya mengalir tanpa lagi bisa ia tahan, hingga Mira asisten nya datang menghampirinya nya.
" Ada apa Fea?" Mira bertanya dengan nada heran, matanya melihat remahan foto-foto yang berserakan di hadapan modelnya.
Tak ada jawaban " are you okay fea?" tanya Mira lagi,kali ini ia sudah berjongkok di hadapan sahabat nya itu.
Safea menggeleng lemah" katakan Apa yang harus aku lakukan Mir? Aku sangat menyayangi adik ku" hanya beberapa kata itu yang mampu safea katakan, setelahnya tangis nya pecah saat Mira menariknya dalam pelukan nya.
Mira, asisten sekaligus sahabatnya itulah yang tau segalanya tentang dirinya, tentang kesakitan yang harus ia rasakan, hingga kehancuran nya,demi bisa melihat adiknya tetap tersenyum,tak merasakan kepahitan hidup setelah kepergian sang ayah.
Mira memeluk erat tubuh indah safea,mengusap lembut punggung nya,berusaha memberikan rasa tenang " ceritakan saat kamu sudah lebih baik, percayalah, semuanya akan ada jalan terbaik nya" Mira berusaha untuk membuat sahabat nya tenang.
Safea mengangguk, tubuhnya masih bergetar menahan isakan,jika sudah melibatkan adik dan ibunya,safea akan merasa sangat khawatir dan takut.
" Mir... apakah ini saat aku sudah di titik ini? Dimana aku harus ikhlas dengan apa yang terjadi, ya terjadilah".
" Tapi aku tak ingin menyerah Mir,aku akan belajar untuk menerima,tapi aku hanya manusia biasa yang hanya bisa mengantisipasi dan aku tak mampu mencegahnya, apalagi memaksakan dari sesuatu yang sudah terjadi "
" Sepertinya aku harus belajar menerima dan menjalankan akibat dari keputusan ku, mengambil makna dari setiap kejadian,lalu menguatkan diri untuk belajar jadi lebih baik lagi,aku juga harus mempersiapkan diri dengan kenyataan yang selanjutnya akan terjadi ".
Safea terdengar begitu putus asa saat mengucapkan semua itu,ia merasa putus asa atas dirinya sendiri,tapi ia terlihat tak ingin melibatkan adik kesayangannya.
" Ayo kita ke mobil,jangan sampai ada yang melihat kekacauan kamu,saat kamu sudah lebih baik, ceritakan pada ku,kita akan cari solusinya bersama, aku akan selalu ada untuk mu" Mira membujuk agar safea segera mengikutinya meninggalkan tempat itu.
Safea mengangguk patuh, untungnya Mira selalu ada untuk nya,Mira adalah gadis yang di besarkan di panti asuhan dan tidak mengenal keluarga nya,maka itu sahabat sekaligus asisten safea itu sangat dekat dengan keluarga safea.
Mira membantu safea berjalan menuju mobil, keduanya memasuki mobil dan meninggalkan lokasi pemotretan,mereka akan kembali ke villa yang di sewa selama satu Minggu untuk para model oleh agency.
" Mau langsung ke villa atau singgah di suatu tempat?" sambil mengemudi Mira bertanya pada Safea yang terlihat memejamkan matanya seraya menyandarkan punggungnya di sandaran kursi mobil.
" Kita cari tempat yang nyaman, aku ingin makan sesuatu,tapi bukan nasi, rasanya selera makan ku hilang " safea menjawab pertanyaan Mira tanpa membuka matanya.
Mira mengangguk, walaupun ia tau safea pasti tak melihat nya,ia mencari tempat yang terletak sedikit di pinggiran kota,cafe yang tak terlihat terlalu ramai,seraya mengemudi ia berselancar di dunia Maya,mencari tempat yang seperti Safea inginkan.
Dan akhirnya Mira menemukan beberapa tempat yang di rekomendasikan oleh aplikasi pencarian,Mira memilih salah satu nya.
" Ayo turun" Ajak Mira saat ia sudah menghentikan mobilnya.
" Sudah sampai,tempat apa ini?" sadea membuka matanya, menatap sekeliling, melihat teman seperti cafe yang terletak di pinggiran persawahan, terlihat cukup asri.
" Kita ke situ aja" tunjuk Mira pada pondok yang terletak cukup berjarak dengan pondok-pondok lainnya.
Sadea mengikuti Mira dengan patuh,sebuah pondok makan lesehan menjadi pilihan Mira,mereka duduk dengan nyaman,Mira memesan beberapa menu saat seorang pramusaji menghampiri pondok mereka, sampai-sampai Mira memesan rujak.
" Untuk apa kamu pesan rujak? seperti orang mengidam saja" safea memang tak akan bisa bersedih berlarut-larut jika bersama Mira.
" Untuk menyegarkan pikiran kita yang sedang mumet ini" Mira menjawab asal.
" Not bad" Safea menanggapi dengan santai.
" Mau cerita sekarang atau nanti,besok atau lusa?" begitulah seorang Mira, bicaranya terkesan santai,namun ada ketegasan di setiap katanya.
Safea menatap hamparan sawah di depannya,kuning padi yang mulai menua terlihat begitu menenangkan.
" Ternyata benar ya,semakin tinggi pohon,maka semakin kencang angin meniupnya,dan benar juga nasehat orang tua bahwa hiduplah seperti padi,semakin berisi semakin merunduk, apakah aku bisa seperti padi?"
" Semua orang bisa,jika memang berniat" Mira menjawab yakin.
" Siapa orang tadi? Apa yang ia katakan pada mu? Sampai-sampai membuat kamu kacau seperti ini?" pertanyaan-pertanyaan yang sejak tadi Mira tahan akhirnya keluar juga.
Safea beralih dari menatap padi kini menatap Mira, tatapan nya sendu dan terlihat ada ketakutan di sana.
" Aku tidak tau siapa dan dari mana asalnya orang itu,apa tujuan nya aku juga belum tau,tapi dia...." akhirnya secara perlahan safea menceritakan semuanya pada Mira, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk memberikan kesempatan pada pria itu,dan mereka akan menyelidiki motif di balik semuanya.
Hingga akhirnya pernikahan hari ini terjadi,itu atas keputusan safea dan Mira, tentunya dengan penuh pertimbangan yang sangat-sangat sulit,Mira juga menyayangi Safea seperti adiknya,ia merasa memiliki keluarga saat bersama keluarga safea.
flash back of..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments