Karena penolakan dari Tavisha yang membuat Kastara yang terlihat marah dan langsung memukul pistolnya pada mobil tersebut yang membuat Tavisha tersentak kaget.
"Kau berani sekali menantangku dan kau pikir aku tidak bisa melakukannya hah!" tegas Kastara yang sekarang sudah menodongkan pistol itu pada dahinya.
Tavisha berusaha untuk tenang yang terlihat kesulitan menelan saliva.
"Aku akan membunuhmu tetapi terlebih dahulu aku akan membunuh ibumu!" ucapnya yang ternyata memberikan ancaman yang lain membuat Tavisha kaget, bagaimana pria itu tiba-tiba saja mengungkit uminya.
"Kau masih tetap tidak ingin menuruti perintahku hah!"
"Masuk!" tegas Kastara.
Tavisha masih sibuk dengan lamunannya yang akhirnya membuat Kastara mendorong paksa Tavisha sehingga memasuki mobil dan Kastara yang menutup pintu mobil itu dan saat Tavisha berusaha ingin meloloskan diri membuka kembali dan ternyata sudah dikunci terlebih dahulu.
"Astagfirullah siapa sebenarnya dia?"
"Apa yang dia inginkan?" gumam Tavisha saat melihat Kastara yang berjalan dengan cepat menuju kursi pengemudi dan sehingga akhirnya dia sudah masuk yang duduk di samping Tavisha.
"Pakai sabuk pengamanmu!" titah Kastara.
Tavisha berusaha keras kepala yang tidak sepenuhnya menuruti permintaan Kastara. Tetapi Kastara tidak memaksanya untuk menggunakan sabuk pengaman tersebut. Kastara yang tiba-tiba saja dengan cepat melajukan mobil yang lagi-lagi membuat Tavisha tersungkur ke depan yang bahkan melukai dahinya.
"Aku bahkan sudah mengingatkanmu dan kau tetap saja keras kepala. Maka terima akibatnya!" ucap Kastara.
Tavisha yang tidak ingin keselamatannya terancam yang akhirnya mau tidak mau dia menggunakan sabuk pengaman tersebut.
"Mau kemana kamu membawaku?" tanya Tavisha.
Tidak ada jawaban dari Kastara yang tetap melajukan mobil tersebut yang memperlihatkan wajah begitu dingin sejak tadi.
"Ya Allah hamba tidak tahu akan dibawa ke mana. Hamba mohon tolong hamba, jangan biarkan hamba terjebak dalam situasi ini," batin Tavisha.
Sampai akhirnya setelah melakukan perjalanan hampir setengah jam. Tavisha makin dibuat bingung dengan wajahnya yang bertambah panik saat mobil itu memasuki gerbang yang menunjang tinggi yang dibukakan para penjaga.
"Di mana ini?" tanyanya dan lagi-lagi tidak mendapatkan jawaban apa-apa dari Kastara yang mana pria itu tetap saja diam.
Mata Tavisha melihat di sekelilingnya yang mana mereka sebentar lagi akan sampai pada bangunan mewah yang sepanjang jalan Tavisha melihat banyak sekali orang yang terlihat berjaga, Tavisha merasa sangat horor pada rumah tersebut.
Sampai akhirnya mobil itu berhenti di pekarangan rumah dan pintu di bagian Tavisha yang sudah dibukakan oleh bodyguard.
"Cepat keluar!" titah Kastara yang sudah membuka sabuk pengamannya dan terlebih dahulu keluar.
Lagi-lagi Tavisha masih saja bengong dengan keberadaannya membuat pria agresif itu tidak sabaran dan langsung menarik Tavisha keluar dari mobil.
"Lepas!" Tavisha berusaha melepaskan tangannya saat dibawa paksa masuk ke dalam rumah itu.
Sampai akhirnya mereka sudah masuk, Vanya sejak tadi gelisah menunggu Kastara akhirnya melihat pria itu yang justru membuatnya bingung.
"Kastara!" ucap Vanya.
"Siapa dia?" tanya Vanya.
Tavisha sendiri juga heran dengan keberadaannya dan juga tidak mau tahu siapa wanita itu.
"Bagaimana Damian?" tanya kastara tanpa menjawab pertanyaan Vanya.
"Obat yang aku berikan membuatnya tiba-tiba tidak sadar. Aku semakin panik dan sejak tadi menghubungi kamu, tetapi kamu tidak mengangkat teleponku," jawab Vanya.
Kastara yang tidak mengatakan apapun lagi yang tetap menarik Tavisha yang sekarang menaiki anak tangga yang membuat Tavisha kewalahan mengimbangi langkah pria itu.
"Siapa wanita itu?" gumam Vanya dengan sangat penasaran yang akhirnya membuatnya juga menyusul Kastara.
Akhirnya Tavisha sudah tiba di dalam kamar Damian dan barulah tangannya dilepaskan Kastara yang membuat Tavisha mengusap-usap pergelangan tangan itu.
"Cepat kau tangani dia dan jika sampai terjadi sesuatu padanya. Kau akan berurusan denganku!" titah Kastara yang tidak lupa menyelipkan ancaman seperti biasa.
Mata Tavisha melihat ke arah orang yang dimaksud Kastara yang pasti membuat Tavisha mengenali pria itu yang tak lain adalah pasien yang beberapa hari lalu dia tangani dan dibawa paksa keluar dari rumah sakit sementara kondisinya belum pulih.
"Kau masih tetap bengong!" sahut Kastara.
"Baiklah!" sahut Tavisha yang lebih baik menurut saja dan bukan karena perintah dari Kastara. Karena naluri hatinya sebagai Dokter ya memang tidak bisa melihat pasien yang sangat membutuhkan bantuan.
Tavisha merasa tidak ada gunanya menyuruh Kastara keluar dari ruangan itu yang sebelumnya dia juga pernah mendebatkan hal itu. Jadi lebih baik dia fokus saja pada pasien yang sedang kritis itu.
Tavisha yang terlihat kebingungan, karena dia tidak membawa alat apapun sama sekali. Kastara sepertinya tahu apa yang dia inginkan, Tavisha tiba-tiba saja mengangkat sebuah koper dan membuka koper tersebut. Tavisha cukup kaget dengan isi di dalam koper itu yang ternyata alat-alat medis yang berhubungan dengan rumah sakit.
Entahlah bagaimana Kastara memiliki alat selengkap itu. Tavisha ada bertanya apapun yang mengambil apa yang dia butuhkan dan mencoba untuk menangani pria tersebut, dari memasang kembali cairan infus dan menyuntikkan sesuatu ke dalam botol infus tersebut, berikan alat pernapasan di bagian hidung dan juga di bagian mulutnya terdapat selang.
Vanya yang sudah kembali memasuki kamar Damian melihat bagaimana lincahnya Wanita yang dibawa kastara dalam menangani Damian.
"Apa dia Dokter?" tanya Vanya.
"Iya. Aku membawa wanita itu dari rumah sakit dan sebelumnya dia yang sudah menangani Damian," jawab Kastara.
"Syukurlah jika ada yang bisa membantu Damian," sahut Vanya yang terlihat begitu lega.
Keduanya memperhatikan Tavisha dalam menangani pasien tersebut yang membutuhkan waktu sampai 1 jam dan sepertinya kondisi pasien sudah sangat membaik.
Tavisha yang melihat ada pulpen dan tangannya dengan cepat menuliskan sesuatu pada kertas dan kemudian dia menghampiri Kastara dan Vanya.
"Tebus obatnya secepatnya. Ketika pasien sadar harus langsung diberikan obat," ucap Tavisha memberikan kertas tersebut kepada Kastara.
"Biar aku yang mencari obat ini!" Vanya langsung mengambil kertas tersebut dan langsung pergi.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Kastara.
"Jauh lebih baik daripada sebelumnya. Aku menyarankan untuk kamu sebaiknya kembali membawanya ke rumah sakit. Peralatan medis di rumah sakit jauh lebih lengkap dan ini akan membantu proses penyembuhannya," jelas Tavisha.
"Katakan apa saja yang dibutuhkan pasien yang tidak ada di ruangan ini?" tanya Kastara yang membuat Tavisha mengerutkan dahi.
"Kamu tetap tidak ingin membawanya ke rumah sakit?" tanya Tavisha.
"Jika aku memiliki niat untuk dia dirawat di rumah sakit sampai beberapa hari atau sampai sebuah. Aku tidak akan membawanya pulang," jawab Kastara.
"Apa yang kamu lakukan justru melukai pasien, kamu lihat dengan keputusan kamu yang membawa pasien keluar dari rumah sakit dan ini akibatnya. Kamu bahkan tidak bisa menanganinya dan justru hampir saja membuat nyawa pasien melayang," tegas Tavisha.
"Aku tidak menyuruhmu untuk menceramahiku. Kau di sini hanya untuk mengobati dia dan bukan banyak bicara!" tegas Kastara.
"Kalau memang tujuan kamu membawaku dengan cara memaksaku seperti tadi hanya untuk mengobati pasien dan seharusnya kamu tidak perlu melakukan hal itu. Kamu cukup datang ke rumah sakit dan bicara baik-baik. Aku seorang Dokter pasti akan melakukan yang terbaik!" tegas Tavisha.
"Jangan berbicara seolah kamu yang paling pintar. Aku tahu apa yang harus aku lakukan dan aku tidak memintamu untuk berpendapat apapun!" tegas Kastara yang tidak pernah mau mengalah dengan Tavisha yang membuat Tavisha menghela nafas.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Teh Euis Tea
astaqfirullah harus byk stok sabar buat tavisha ngadepin pria arogan yg ga mau di kasih tau, si kastara arogan gemes aku pengen tak cubit ginjelnya
2025-07-04
0
sunshine wings
Lahillahahillahllah Muhammad Rasullallah.. Berikanlah stok kesabaran sebanyak²nya bagi menghadapi orang ini.. 💪💪💪💪💪🤲🤲🤲🤲🤲
2025-07-04
0