Chapter 05: Tinggal di Istana

Setelah berhasil menyelamatkan nyawa Kaisar, desas-desus tentang kemampuan luar biasa Mei Lin langsung tersebar ke seluruh sisi istana, bahkan berita itupun sudah keluar dari istana. Membuat semua orang bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya sosok penyelamat itu.

Satu hal yang pasti. Orang-orang menyebutkan Tabib Agung dari Langit! Orang-orang meyakini jika Mei Lin adalah Tabib Agung yang turun dari langit untuk menyelamatkan Dinasti Xianhua dari kehancuran akibat wabah penyakit.

Pakaian aneh Mei Lin, tas ranselnya yang aneh, aksesoris yang digunakannya... semua itu tidak ada di tempat mana pun. Semua barang yang dimiliki Mei Lin sangatlah aneh dimata mereka. Oleh karena itulah, orang-orang menyebutkan Tabib Agung yang dikirim Tuhan dari langit.

***

"Rumor tentang kemampuan luar biasamu sudah berhasil keluar melewati istana. Orang-orang mengatakan jika kau adalah Tabib Agung yang dikirim Tuhan ke Dinasti Xianhua. Apakah rumor itu benar?" tanya Zhi Ruo. Meletakkan baju ganti untuk Mei Lin.

"Tabib Agung? Bukankah itu terlalu kuno? Di tempatku, orang-orang sepertiku disebut 'Dokter'," jelas Mei Lin. Menerima pakaian yang diberikan Zhi Ruo.

Mei Lin melihat pakaian itu. Pakaian yang kuno dan terkesan zaman dahulu. "Apakah tidak ada pakaian lain? Selain ini...."

Zhi Ruo menggeleng. "Pakaian itu terbuat dari kain sutra dengan kualitas terbaik. Itu adalah pakaian terbaik yang bisa kami berikan."

Mei Lin menghela napas panjang. "Ya... kau benar. Memangnya pakaian seperti apa yang bisa aku harapkan dari Dinasti Xianhua? Di sini tidak ada pakaian bermerk Qucci atau Arames." Mei Lin bangkit, membawa pakaiannya dan kemudian meminta Zhi Ruo untuk keluar dari kamarnya.

"Mau sampai kau tinggal di sini? Aku harus ganti baju sekarang. Apa kau ingin melihatku ganti baju?"

Zhi Ruo kemudian tersadar, cepat-cepat ia langsung keluar. Memberikan ruang kepada Mei Lin untuk berganti pakaian.

Setelah selesai berganti pakaian. Mei Lin duduk di kursi, berusaha mencerna segala hal yang terjadi kepada dirinya. Mulai dari kecelakaan, perjalanan waktu sampai pada akhirnya berakhir di Dinasti Xianhua.

"Baiklah. Jadi intinya, aku ini sedang terjebak di dunia lain. Aku melakukan perjalanan waktu dan berakhir di sini. Tempat ini... Dinasti Xianhua. Aku tahu sedikit tempat ini dari pelajaran sejarah. Tapi, saat ini aku tidak terlalu memperhatikan pelajaran sejarah. Aku tidak terlalu ingat banyak hal. Tetapi yang jelas, saat ini, aku tinggal di Dinasti Xianhua! Dinasti terkuat saat ini. Dan itu artinya, aku aman."

Mei Lin kemudian berpikir kembali. "Bagaimana jika nanti aku diusir dari sini? Di luar sana... banyak bandit yang berkeliaran. Bagaimana bisa aku akan bertahan di dunia luar yang beringas itu? Aku tidak boleh sampai diusir dari sini!"

Mei Lin mulai takut. Memikirkan skenario terburuk yang mungkin bisa terjadi kepada dirinya. Sampai tiba-tiba suara pelayan yang berjaga di depan pintunya mengatakan jika pangeran Rong Sheng datang, ingin bertemu dengan Mei Lin.

Dengan memasang senyuman paling ramah, Mei Lin mengizinkan Rong Sheng untuk masuk. Satu misi yang ia miliki saat ini adalah, merebut kepercayaan Rong Sheng agar dia bisa memberikan perlindungan bagi Mei Lin. Mei Lin tidak bisa membiarkan dirinya diusir dari istana itu. Satu-satunya orang yang bisa Mei Lin percaya hanyalah Rong Sheng saja.

"Bagaimana pakaiannya? Apakah terasa nyaman untukmu?" tanya Rong Sheng.

Mei Lin mengangguk. "Iya. Ini sangat nyaman. Terima kasih atas jamuannya. Aku benar-benar berhutang budi kepadamu, pangeran."

"Tidak. Tidak. Justru sebaliknya. Aku lah yang berhutang budi kepadamu. Selain telah menyelamatkan nyawaku, kau juga telah menyembuhkan Kaisar. Itu adalah suatu tindakan yang sangat mulia. Kau pantas mendapatkan hadiah terbaik."

Mendengar kata hadiah Mei Lin merasa senang. Satu hal yang ada di dalam pikirannya pada saat itu adalah meminta sebuah hadiah yang berupa tempat tinggal dan perlindungan di Dinasti Xianhua.

"Benarkah? Aku pantas mendapat hadiah? Kalau begitu... apa bisa aku memilih hadiahku sendiri?"

Rong Sheng mengangguk. "Silahkan saja. Katakan apa yang kau inginkan. Akan aku wujudkan."

"Kalau begitu, bisa tolong tampung dan adopsi aku?" Mei Lin menatap Rong Sheng dengan mata yang berbinar-binar.

"Adopsi? Apa itu adopsi?"

"Emmm... adopsi itu semacam... kau mengambil seseorang, kemudian kau jadikan dia bagian dari dirimu. Intinya begitu."

"Ah... begitu."

Mei Lin mengangguk dengan penuh semangat. "Kau tenang saja. Aku tidak akan numpang tinggal secara gratis di sini. Seperti yang kau tahu, aku punya kemampuan luar biasa untuk mengobati seseorang. Aku bisa bekerja sebagai tabib di sini. Kau tidak perlu memberikan upah kepadaku; cukup berikan aku tempat berlindung, makanan dan minuman saja. Semua itu sudah lebih daripada cukup."

Rong Sheng tertawa kecil. "Bagaimana mungkin aku setega itu. Jika mendapat jasa dari seseorang, sudah menjadi kewajiban bagiku untuk memberikan imbalan," kata Rong Sheng. "Kau tidak perlu khawatir. Kau aman di sini. Dan kau boleh tinggal di sini. Terakhir, aku sungguh berterima kasih jika memang kau ingin menyumbangkan bakatmu untuk membantu Dinasti ini."

Mei Lin merasa senang. Tak menyangka akan semudah ini mendapatkan kepercayaan Rong Sheng. Kini, tak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Mei Lin sudah berhasil menemukan tempat tinggal yang aman, dan segala kebutuhannya pun sudah terpenuhi. Benar-benar luar biasa! Tapi, ditengah rasa lega itu, Mei Lin tiba-tiba teringat akan orangtuanya. Bagaimana keadaan mereka sekarang. Apakah mereka sedang berusaha mencari dirinya?

"Disamping keharusan ku untuk bisa bertahan di dunia ini, aku juga harus sambil mencari cara untuk kembali ke duniaku. Aku tidak boleh berlama-lama di sini. Kehadiranku saja sudah pasti merubah banyak sejarah. Aku tidak boleh duduk tenang dan diam. Aku harus mencari jalan pulang!"

Mei Lin, menghabiskan malam pertamanya di Dinasti Xianhua. Tidak seperti dugaannya, ia ternyata tertidur pulas dan sangat nyenyak. Dan paginya, jika bukan karena seorang pelayan yang datang membawakan teh hangat, Mei Lin tidak mungkin akan terbangun.

"Nona. Maafkan saya. Saya telah menganggu tidur Nona. Saya hanya ingin mengantarkan teh hangat untuk Nona."

"Tidak apa-apa. Terima kasih untuk tehnya." Mei Lin bersikap ramah.

"Oh ya, Nona. Saya memiliki hal yang ingin saya sampaikan. Sebelumnya, Pangeran Rong Sheng meminta saya untuk memberitahu Nona bahwa Kaisar ingin bertemu dengan Nona. Beliau menunggu di ruangannya."

Mei Lin sedikit terkejut. Kaisar? Ingin bertemu dengannya? Dalam rangka apa? Apakah dia ingin protes karena pengobatan yang dilakukan Mei Lin tidak manjur? Atau... dia ingin mengintegrasi dirinya? Segala kemungkinan bisa saja terjadi, membuat jantung Mei Lin tak bisa berhenti berdebar. Rasa takut dan penasaran menggerogoti dirinya.

"Kira-kira apa lagi yang akan terjadi kepadaku?"

***

Bersambung.

Episodes
1 Chapter 01: Perjalanan Waktu
2 Chapter 02: Menjadi Penyelamat
3 Chapter 03: Dinasti Xianhua
4 Chapter 04: Menyelamatkan Kaisar
5 Chapter 05: Tinggal di Istana
6 Chapter 06: Tabib Agung
7 Chapter 07: Wanita Berbaju Merah
8 Chapter 08: Kecemburuan Rui Xi
9 Chapter 09: Kembali ke Perbatasan
10 Chapter 10: Handphone?
11 Chapter 11: Serangan Pembunuh Bayaran
12 Chapter 12: Pemilik Handphone
13 Chapter 13: Mimpi Buruk
14 Chapter 14: Menghindari Rong Sheng
15 Chapter 15: Rencana Mencari Mei Lan
16 Chapter 16: Ramalan Wanita Tua
17 Chapter 17: Darah Yang Tumpah Lagi
18 Chapter 18: Menjaga Jarak
19 Chapter 19: Perpisahan
20 Chapter 20: Ramalan Mei Lin
21 Chapter 21: Menantang Mei Lin
22 Chapter 22: Bertengkar Dengan Rui Xi
23 Chapter 23: Mengungkapkan Perasaan
24 Chapter 24: Ciuman Pertama
25 Chapter 25: Diinterogasi
26 Chapter 26: Kekacauan
27 Chapter 27: Bertengkar Hebat
28 Chapter 28: Menyamar
29 Chapter 29: Umpan
30 Chapter 30: Tertangkap
31 Chapter 31: Dijebak
32 Chapter 32: Pilihan
33 Chapter 33: Keputusan
34 Chapter 34: Kesepakatan
35 Chapter 35: Menjelaskan
36 Chapter 36: A Lin
37 Chapter 37: Rasa Sayang
38 Chapter 38: Alasan Kematian
39 Chapter 39: Gagal Merubah Takdir
40 Chapter 40: Takdir Tetap Takdir
41 Chapter 41: Kondisi Kaisar Memburuk
42 Chapter 42: Diserang
43 Chapter 43: Berlutut
44 Chapter 44: Kembali
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Chapter 01: Perjalanan Waktu
2
Chapter 02: Menjadi Penyelamat
3
Chapter 03: Dinasti Xianhua
4
Chapter 04: Menyelamatkan Kaisar
5
Chapter 05: Tinggal di Istana
6
Chapter 06: Tabib Agung
7
Chapter 07: Wanita Berbaju Merah
8
Chapter 08: Kecemburuan Rui Xi
9
Chapter 09: Kembali ke Perbatasan
10
Chapter 10: Handphone?
11
Chapter 11: Serangan Pembunuh Bayaran
12
Chapter 12: Pemilik Handphone
13
Chapter 13: Mimpi Buruk
14
Chapter 14: Menghindari Rong Sheng
15
Chapter 15: Rencana Mencari Mei Lan
16
Chapter 16: Ramalan Wanita Tua
17
Chapter 17: Darah Yang Tumpah Lagi
18
Chapter 18: Menjaga Jarak
19
Chapter 19: Perpisahan
20
Chapter 20: Ramalan Mei Lin
21
Chapter 21: Menantang Mei Lin
22
Chapter 22: Bertengkar Dengan Rui Xi
23
Chapter 23: Mengungkapkan Perasaan
24
Chapter 24: Ciuman Pertama
25
Chapter 25: Diinterogasi
26
Chapter 26: Kekacauan
27
Chapter 27: Bertengkar Hebat
28
Chapter 28: Menyamar
29
Chapter 29: Umpan
30
Chapter 30: Tertangkap
31
Chapter 31: Dijebak
32
Chapter 32: Pilihan
33
Chapter 33: Keputusan
34
Chapter 34: Kesepakatan
35
Chapter 35: Menjelaskan
36
Chapter 36: A Lin
37
Chapter 37: Rasa Sayang
38
Chapter 38: Alasan Kematian
39
Chapter 39: Gagal Merubah Takdir
40
Chapter 40: Takdir Tetap Takdir
41
Chapter 41: Kondisi Kaisar Memburuk
42
Chapter 42: Diserang
43
Chapter 43: Berlutut
44
Chapter 44: Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!