04. Laki-laki Aneh

"Kamu bisa membuatkan jas dalam lima hari?"

"Apa?! Anda jangan bercanda tuan, membuat baju tidak bisa dengan sulap begitu," ucap Ayushita sedikit kesal dan kaget.

"Kenapa tidak bisa? Bukankah desainer yang handal itu bisa memenuhi keinginan kliennya?" tanya Dewa dengan santainya.

"Ya, tapi tidak dalam waktu dekat begitu pak. Semua butuh pemikiran juga kerja yang cukup lama, mencari bahan jas yang sesuai dengan keinginan. Sekarang saja anda belum memilih bahan jas, mengukur badan juga warnanya. Itu harus di bicarakan beberapa waktu," ucap Ayushita.

"Aku tidak akan memilih bahan yang macam-macam dan sudah di cari, berikan saja contohnya pada saya. Nanti saya pilih yang paling gampang di cari," ucap Dewangga lagi.

Ayushita mendengus kasar, menatap laki-laki yang seakan menantangnya untuk bisa membuat jas dalam waktu cukup pendek.

"Kalau kamu tidak bisa, aku cari yang lain saja." kata Dewangga dengan santai.

"Oh, silakan saja anda cari butik yang mau menerima pesanan anda itu. Saya keberatan jika waktu yang anda berikan sangat mendesak," ucap Ayu lagi bangkit dari duduknya.

Dia merasa buang-buang waktu duduk di ruangan besar dan hasilnya tidak ada, meladeni klien yang hanya di buat bercanda saja. Di ambilnya yas ransel lalu bersiap hendak pergi, tapi Dewa berdehem hendak mencegahnya.

"Ehem!"

Ayushita tidak mengindahkan suara deheman dewangga, dia terus berjalan untuk keluar dari ruangan kantornya.

"Tunggu!" ucap Dewa, Ayushita pun berhenti.

"Sini sebentar," ucap Dewa lagi.

Ayushita berbalik menatap Dewangga yang juga menatapnya.

"Aku rasa aku seperti mengenal tubuh besarmu dan jaket yang melekat di tubuhmu itu," ucap Dewa membuat Ayu mengerutkan dahi sekaligus kesal.

"Apa maksud anda?" tanya Ayu heran.

Dewangga tidak menjawab, masih menatapnya matanya memindai tubuhnya dari atas sampai bawah. Bibirnya berdecih dan tersenyum sinis, Ayu jengah melihat klien anehnya menatapnya seperti itu.

"Percuma juga meladeni orang seperti itu," ucap Ayu berbalik dan melangkah pergi.

"Hei tunggu!" teriak Dewa.

Ayushita memejamkan matanya tangannya mengepal, rasa kesalnya itu benar-benar dia sudah di ubun-ubun. Tapi kemudian akhirnya berbalik menatap laki-laki yang berjarak tiga meter darinya.

"Kenapa lagi?" tanya Ayu.

Dewangga masih tersenyum miring, tapi kemudian tangannya di acungkan. Menengadahkan jari tengahnya dengan mode lucu dan berucap.

"Fuck you!"

Tentu saja membuat Ayushita kaget mendengar ucapan Dewangga, gadis bertubuh besar itu semakin kesal di buatnya. Tapi dia ingat akan kejadian di jalanan yang padat, menatap tajam pada Dewa.

"Ooh, jadi anda orangnya yang menyalakan klakson tanpa henti itu? Dasar laki-laki aneh! Alien aneh!" umpat Ayushita.

Setelah berkata seperti itu, Ayushita pun langsung keluar dari ruang kantor Dewangga. Terdengar suara tawa yang begitu keras menggema di ruang kantor tersebut.

"Dasar sableng, dia itu laki-laki tidak pernah serius. Cih, pangkat saja sebagai CEO tapi tingkahnya seperti anak kecil," ucap Ayushita mengumpat sepanjang jalan menuju lift.

langkahnya terus melaju menuju lift, orang-orang di kantor itu melihatnya sinis tapi dia tidak peduli, pandangan orang dalam lift juga tidak jauh berbeda dengan di kantor. Memandang remeh tubuhnya yang besar dan tatapan seakan jijik melihat tubuhnya itu.

"Kenapa? Apa yang aneh dari tubuhku?" tanya Ayushita menatap sinis pada orang di sampingnya.

"Ck, memang siapa juga orangnya mau menatap senang pada tubuh gendut seperti situ?" ucap perempuan bertubuh kurus dan tinggi.

"Dari pada anda, tubuh kurus kerempeng kaya sapu lidi."

"Jangan menghina saya."

"Mbak juga jangan menghina tubuh saya yang gendut ini, memangnya saya makan dari uang gajimu apa? Karyawan sama bos sama saja, sama-sama julid!"

Bertepatan dengan pintu lift terbuka, Ayushita keluar dan melangkah cepat untuk segera kembali lagi ke butiknya. Dia dapat pesan singkat dari Dinda kalau ada klien baru lagi yang sedang menunggunya untuk memesan pakaian.

"Tidak dapat pesanan dari laki-laki aneh itu, yang lain pun bisa."

Motor scoopy-nya melaju keluar dari area gedung besar tersebut, rasa kesalnya pada Dewangga sudah memudar ketika mendapat pesan singkat dari Dinda lagi.

"Baiklah, akan kujemput rejekiku dari mana saja. Tenangkan pikiran dan juga harus tetap optimis. Semangat Ayushita Dewi!"

_

_

*****

Terpopuler

Comments

Aditya hp/ bunda Lia

Aditya hp/ bunda Lia

ntar si dewa bakalan dibikin cintrong yah Thor sama ayu ...

2025-06-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!