Isla merengut sebal sambil berjalan perlahan menuju kelasnya.
Dilihatnya sudah ada Moritz yang sedang duduk sambil membaca buku.
Pria itu tidak menoleh sedikitpun, dibelakangnya ada Odette yang berdiri dan ingin membantu Isla duduk.
Clara Odette Lys
Tidak apa? sudah baikkan kan?
Isla Auriane Faye
Emm, ini sudah 5 hari tentu saja sudah baikkan
[Berucap sambil menatap tempat duduk Moritz]
Setelah kejadian mati lampu itu, Moritz tidak pernah mengganggu Isla lagi, hanya percakapan seperlunya saja.
Moritz juga pergi lebih dulu ke sekolah sebelum Isla.
Gadis itu merasa ada yang berbeda dengan Moritz.
Clara Odette Lys
Ini untukmu
Isla menoleh dan menatap sesuatu yang Odette berikan kepadanya.
Sedikit mengeryitkan dahinya tanda tidak mengerti, tapi sahabatnya itu hanya tersenyum.
Isla Auriane Faye
Apa ini?
Clara Odette Lys
[Tersenyum]
Roti dan susu kotak ini milikmu
Mori yang memberikannya untukmu
Dia bilang kamu belum sarapan pagi tadi
Isla menatap roti dengan selai coklat dan susu kotak rasa coklat itu dihadapannya.
Dia menoleh sebentar, ingin melihat reaksi Moritz.
Tapi pria itu tetap saja fokus dengan bukunya.
Isla Auriane Faye
Ini darinya?
Clara Odette Lys
Ya dari nya
Bukankah sangat romantis?
Clara Odette Lys
Ah aku tau
Moritz menyukaimu kan?
🤩
Isla hanya diam, benar saja perutnya memang keroncongan pagi ini.
Isla tidak menghiraukan ucapan Odette.
Gadis itu langsung memakan roti dan susu pemberian Moritz.
Odette yang merasa diacuhkan itu hanya tersenyum menanggapi reaksi sahabat ini.
Isla Auriane Faye
Setidak bicaralah sedikit
Apa dia sedang dirasuki jin baik atau bagaimana?
[Gumam perlahan, sambil mengunyah makanan]
Mendengar penuturan Isla, Moritz sedikit tersenyum sangatttt tipis.
Bahkan Jace yang duduk disampingnya saja tidak melihat bagaimana wujud senyuman itu.
🗣️: Permisi, apa Kak Mori ada dikelas?
Suara seorang gadis terdengar begitu sopan, berusaha memasuki kelas tempat mereka berada.
Isla menghentikan kunyahannya, dia menatap gadis itu dari ujung kaki sampai ujung rambut.
Cantik!
Hingga langkah gadis itu mendekat menuju tempat dimana Moritz duduk.
Gadis itu terlihat tersenyum malu-malu membuat Isla kepanasan.
Satu kelas menatap kearah gadis itu bergerak.
Tidak biasanya ada seorang gadis yang berani memanggil Moritz seperti itu.
Tatapan mata Isla tidak bisa berhenti melihat gadis yang terlihat satu tingkat dibawahnya.
🗣️: Kak, aku ingin memberikan ini untukmu
Gadis itu menyodorkan sekotak coklat kepada Moritz yang masih fokus membaca bukunya.
Theo Sylvain Moritz
Terimakasih Mire
[Tersenyum sambil menerima kotak coklat tersebut]
Isla membulatkan matanya terkejut, tidak biasanya Moritz seperti ini.
Entah mengapa sesak sekali nafasnya.
Moritz menerima sesuatu dari seorang gadis, bahkan sambil tersenyum.
Itu adalah suatu hal yang sangat langka.
Isla menatap tidak percaya kearah Moritz.
Gadis ini berusaha untuk mengontrol dirinya.
Odette yang melihat itu hanya bisa menghela nafas panjang.
Sementara gadis yang bernama Mire itu berpamitan pada Moritz lali meninggalkan kelas.
Isla berusaha untuk menetralkan emosinya.
Entah mengapa dia sangat tidak suka dengan apa yang baru saja dia lihat.
Apa ini? Kenapa hatinya terasa seperti diremukkan berkeping-keping.
Moritz menyimpan kotak coklat itu dalam tasnya.
Sejenak dia menoleh kebelakang, melirik Isla dengan sudut matanya.
Isla yang menyadari hal itu langsung menghapus perlahan air matanya yang entah mengapa turun.
Moritz hanya diam dan kembali membaca buku dihadapannya.
Isla Auriane Faye
|{ Tidak, jangan menangis Isla.
Untuk apa kamu menangis eoh? }|
---
Malam harinya terlihat Isla sedang melamun diruang tamu.
Entah mengapa pikirannya selalu tertuju pada Moritz.
Soal gadis bernama Mire, coklat, dan senyuman.
Klek..
Tiba-tiba pintu rumah terbuka, Moritz datang dengan keadaan kacau.
Keringat yang jatuh bercucuran di keningnya dan baju yang sudah tidak karuan.
Isla menoleh dan sedikit terkejut melihat Moritz sperti itu.
Moritz melajukan langkahnya menatap kearah tempat duduk Isla.
Isla yang melihat hal itu hanya diam karena kekesalan nya pada suaminya itu.
Theo Sylvain Moritz
Isla
Isla hanya diam tanpa memperdulikan Moritz yang memanggilnya.
Dia sangat ingin memukul wajah pria itu karena membuatnya kesal.
Theo Sylvain Moritz
Isla
Moritz mendekat dan menatap kebawah dimana Isla duduk.
Moritz yang sedang berdiri, mengantungkan sesuatu tepat didepan wajah istrinya.
Theo Sylvain Moritz
Untukmu
Moritz memberikan sekotak coklat yang tidak asing di mata gadis itu.
Isla yang menatap coklat itu kemudian berkali menatap Moritz.
Theo Sylvain Moritz
Apa kamu tidak punya mulut eoh?
Atau memang kamu bisu atau bagaimana
Ini untukmu, cepat ambillah
💢
Brakk..
Isla berdiri dan melemparkan coklat itu dengan kasar.
Entah apa yang dilakukan oleh gadis ini membuat Moritz sedikit terkejut.
Isla Auriane Faye
Aku tidak mau!! Jauhkan beda itu!
Moritz hanya diam menatap sendu wajah Isla.
Dia tidak mau Isla menjauh darinya.
Entah perasaan cinta atau perasaan apalah yang penting Isla adalah istrinya.
Isla Auriane Faye
Kamu piki, kamu siapa eoh?
Berani sekali mendiami ku berhari-hari
Isla Auriane Faye
Tidak kah tindakanmu disekolah tadi itu, berlainan dengan prinsip hidupmu eoh?!
Isla Auriane Faye
Setidaknya hargai aku sebagai istrimu
Isla Auriane Faye
Walaupun kamu tidak mencintaiku Moritz!!
Dada Isla naik turun menatap tajam wajah Moritz yang tetap diam dan menatap Isla dengan sendu.
Moritz sedang menahan dirinya, dia tidak ingin menyakiti Isla.
Isla Auriane Faye
Diam?
Ya beginilah dirimu yang sebenarnya
Isla Auriane Faye
Kami ingin menikah lagi?
Menghabiskan sisa hidupmu dengan gadis tadi?
Kamu ingin menduakanku eoh?!
Isla benar-benar dimakan emosi karena kekesalannya pada Moritz.
Theo Sylvain Moritz
Islaa, aku-
Isla Auriane Faye
Ceraikan aku
Bak disambar petir, ucapan Isla membuat Moritz berhenti melanjutkan kata-katanya.
Matanya berubah menjadi memerah.
Moritz tidak ingin menceraikan Isla.
Persetan dengan cinta, dia hanya ingin Isla bukan yang lain.
Comments