BAB 5 RENCANA

Aruni tiba di depan rumahnya, ia turun dari mobil untuk membuka gerbang dan garasi. Ia merasa aneh dengan apa yang barusan terjadi ketika perjalanan pulang. Pikirannya mencoba mencerna, kenapa tiba-tiba lagu pop yang dia putar berubah menjadi suara gemerisik? Lalu, apakah telinganya tak salah dengar, ada suara halus di tengah gemerisik itu, memanggil namanya perlahan?

"Ah, gue halu kali ya? Atau gue udah terlalu capek malam ini?"

Aruni segera kembali ke dalam mobil dan memarkirkannya dalam garasi. Namun ketika dia keluar dari mobil dan hendak menutup gerbang, dirinya dikejutkan oleh suara yang samar. Halus namun masih jelas ditelinganya. Sekali lagi suara itu memanggilnya...

"AAARUUUNIII... AAARUUUNIII..."

Dia terpaku di depan gerbang sambil menengok ke kanan dan ke kiri. "Siapa sih?" tanyanya pelan. Namun yang ia lihat di sekitar hanya keheningan malam.

Aruni tak mempedulikan, ia segera menutup gerbang rumah dan menguncinya. Ia segera masuk ke dalam rumah dan disambut oleh Bu Asih, Ibunya.

"Udah jam berapa ini Aruni? Kamu kemana aja sih? Gak baik anak gadis pulang larut malam begini!" ucap Bu Asih sambil melihat ke arah jam dinding, sudah jam 00.00, tepat tengah malam.

"Maaf Bu, aku tadi banyak tugas kuliah, lagian kan aku udah bilang mau kerja kelompok sama Bella dan Caca." ucap Aruni membela diri.

"Kerja kelompok atau apa? Masa iya sampe tengah malam begini sih Ar? Ibu khawatir kalo sampe kamu kenapa-kenapa di luar sana..." Bu Asih menasihati anak kesayangannya itu dengan wajah cemas. "Lagian kamu kebiasaan banget deh, kalo udah kumpul sama Bella dan Caca, selalu lupa waktu." tambah Bu Asih.

"Ya beneran kerja kelompok dong Bu, masa keluyuran gak jelas sih? Kan aku juga sama Bella dan Caca, mereka kan..." sebelum Aruni melanjutkan, Ibunya memotong dengan nada sedikit kesal, "Kamu tuh jadi anak, kalo dinasehati selalu aja ngeyel!"

"Aduh Bu, Aruni bukan anak SD lagi Bu, yang harus selalu dipantau sama orang tua. Aku udah gede, udah 22 tahun aku Bu..." jawab Aruni mengeluh namun tetap dengan ekspresi sopan di depan Ibunya.

"Hm... Aruni... kamu tuh ya, bener-bener deh..." timpal Bu Asih.

Melihat wajah putri kesayangannya itu cemberut, Bu Asih akhirnya mengalah, dan segera menyuruh anaknya itu untuk mandi lalu istirahat, "Ya udah, cepetan mandi, terus istirahat sana! Udah tengah malem ini! Ibu juga udah nahan ngantuk nungguin kamu pulang."

"Hehehe... terima kasih Ibuku yang cantik, jangan marah-marah terus ah, nanti makin tua loh Bu! Aku mandi dulu ya..." jawab Aruni sambil memeluk dan mencium pipi Ibunya, lalu beranjak ke lantai dua menuju kamarnya.

Bu Asih melihat anaknya menaiki tangga sambil menggerutu sendirian, "Enak aja dibilang tua, nanti kamu juga tua loh Ar." lalu Bu Asih mengunci pintu masuk rumah dan segera menuju ke kamarnya untuk tidur.

Aruni masuk ke dalam kamarnya di lantai dua. Kamarnya cukup besar dan lengkap segala perabotan. Memang keluarganya adalah orang yang berada. Almarhum Ayahnya adalah seorang pengusaha properti yang sukses, dan sepeninggalnya usaha itu dilanjutkan oleh Bu Asih.

Setelah Aruni membereskan tas di atas meja, ia lalu mengambil handuk untuk segera mandi. Sambil berjalan membawa handuk menuju kamar mandi yang memang ada di dalam kamarnya, ia dikejutkan oleh sesuatu di luar. Ia melihat ke arah luar jendela kamarnya, dan melihat seorang lelaki tua di seberang jalan, dan lelaki itu menatap jelas ke arahnya.

"Itu siapa ya? Aneh banget malem-malem begini ada kakek-kakek." ucapnya pelan sambil terus memperhatikan sosok lelaki tua itu. "Ah, mungkin gelandangan kali ya..." tambahnya.

Aruni hendak menutup gorden jendela kamarnya, namun sedetik sebelum ia tutup, lelaki tua itu menghilang dari sana. Tak meninggalkan jejak apapun.

"Hah? Kemana dia?" sambil mencoba mencari sosok itu dari balik jendela kamarnya.

Tak ingin ambil pusing, ia tutup gorden jendelanya. Dan segera menuju kamar mandi. Dirinya menikmati aliran air hangat dari shower. Seolah sedang menikmati sentuhan para ahli massage. Aroma harum sabun mandi tercium sampai ke seluruh kamarnya.

Selesai dia mandi, dia memakai baju tidur kesukaannya. Dan segera merebahkan tubuh lelahnya di atas kasur empuk. Nafasnya ditarik dalam-dalam lalu dihembuskan tanpa beban. Kembali ia teringat semua kejadian aneh yang di alami. Suara musik tiba-tiba rusak, terdengar suara memanggilnya namun tanpa wujud, hingga sosok lelaki tua di seberang jalan depan rumahnya.

"Aruni... Lo cuma halu! Lo lagi capek malam ini, jadi semua itu halu!" ucapnya kepada dirinya sendiri untuk menenangkan segala pikiran anehnya.

Ia lalu mematikan lampu utama kamarnya, dan hanya tersisa lampu tidur yang temaram. Membuat suasana dalam kamar terasa begitu menenangkan. Dan, perlahan, Aruni tenggelam dalam tidurnya...

**********

Aruni terbangun. Dia terbangun dalam keheningan. Tak ada satupun suara yang terdengar. Hanya... keheningan...

Namun ketika dia duduk, ia terkejut, "Hah? Gue... dimana ini?"

Dirinya terbangun di atas dipan bambu dalam sebuah kamar. Kamar yang hanya terbuat dari bilik kayu, dan hanya ada sebuah sumber cahaya di sudut kamar itu. "Lampu minyak?" ucap Aruni sambil disusul ia memperhatikan seisi kamar itu.

"Gue di mana ini?" ia tak tau kenapa bisa ada di kamar itu.

"Bu..." ia mencoba memanggil sang Ibu, namun tak ada jawaban.

"Bu...? Ibu...? Ibu di mana Bu...?!" panggilnya lebih keras. Namun tetap saja, hening, sangat hening.

Aruni bangkit dari dipan tersebut dan berjalan perlahan menuju pintu kamar. Tubuhnya gemetar halus dan nafasnya mulai tak teratur. Ada rasa takut yang mencengkeram hatinya. Dalam pikirannya hanya satu, "Gue harus keluar dari sini dan cari Ibu!"

Dibukalah pintu kamar, mengeluarkan suara gesekan kayu yang mencekam, "krieeeet...."

Kini Aruni mendapati dirinya di sebuah ruangan, seperti ruang tamu, dan ia memperhatikan seisi ruangan itu dengan cermat namun dengan rasa takut yang mencengkeram hatinya. Langkahnya perlahan, sambil sesekali memanggil Ibunya.

"Bu? Ibu? Tolong Aruni Bu? Ibu di mana?" panggilnya kepada sang Ibu, sambil terus melangkah perlahan di tengah ruang tamu itu.

Tak lama kemudian, dirinya mendengar suara pintu terbuka dari arah belakangnya. Dan ia pun menoleh perlahan-lahan, sampai ia melihat sebuah kamar yang terbuka di belakangnya. Ia memperhatikan dengan ketakutan luar biasa, ia menelan ludah, sambil memanggil Ibunya...

"Ibu...? Ibu di dalem sana kah? Bu...?"

Tak lama kemudian, terdengar suara yang halus dari dalam kamar yang tampak gelap itu, suara yang seketika itu juga membuat Aruni terpaku diam.

"AARUUNII..."

Tubuhnya tak mampu digerakkan. Suaranya tercekat dalam ketakutan. Matanya tetap memandangi ke arah dalam kamar. Dan muncullah sesosok wanita, berbaju adat zaman dahulu.

Sosok wanita itu keluar dari dalam kamar, mendekat kepada Aruni yang tetap terpaku tak mampu bergerak sedikitpun. Aruni mencoba sekuat tenaga bertanya kepada sosok itu...

"Si... si... si... siapa kamu?! Di... di... di mana Ibuku?!"

Sosok itu terus berjalan perlahan mendekati Aruni. Dan ketika semakin dekat, tepat berdiri di hadapan Aruni, sosok wanita itu membelai lembut pipi Aruni, dan berkata dengan suara halus,

"AKULAH DIRIMU... ANJANI..."

Episodes
1 BAB 1 TUMBAL ANJANI
2 BAB 2 TUMBAL ANJANI
3 BAB 3 TUMBAL ANJANI
4 BAB 4 RENCANA
5 BAB 5 RENCANA
6 BAB 6 - RENCANA
7 BAB 7 - "AKULAH DIRIMU... ANJANI..."
8 BAB 8 - FIRASAT
9 BAB 9 - PERTANDA DAN MIMPI ARUNI
10 BAB 10 - PERTANDA DAN MIMPI ARUNI
11 BAB 11 - PERJALANAN
12 BAB 12 - PERJALANAN
13 BAB 13 - PERJALANAN
14 BAB 14 - PERJALANAN
15 BAB 15 - PERJALANAN
16 BAB 16 - "AKHIRNYA KAU PULANG... CUCUKU..."
17 BAB 17 - SELAMAT DATANG
18 BAB 18 - SELAMAT DATANG
19 BAB 19 - POHON TUA DAN LUKISAN
20 BAB 20 - KEKUATAN DAN TAKDIR
21 BAB 21 - KEKUATAN DAN TAKDIR
22 BAB 22 - SEKAR WANGI
23 BAB 23 - KISAH ANJANI
24 BAB 24 - KISAH ANJANI
25 BAB 25 - KISAH ANJANI
26 BAB 26 - SEPASANG CAHAYA KUNANG-KUNANG (?)
27 BAB 27 - DUA DIMENSI
28 BAB 28 - KEMATIAN SEKAR WANGI
29 BAB 29 - PERTANDA
30 BAB 30 - PERTANDA
31 BAB 31 - PENCARIAN SEKAR WANGI
32 BAB 32 - PENCARIAN SEKAR WANGI
33 BAB 33 - PENCARIAN SEKAR WANGI
34 BAB 34 - PENCARIAN SEKAR WANGI
35 BAB 35 - LUKISAN
36 BAB 36 - ARUNI...!!! TUNGGU...!!!
37 BAB 37 - CACA...!!! DI MANA KAMU...???!!!
38 BAB 38 - RUMAH TUA
39 BAB 39 - DUA DIMENSI
40 BAB 40 - BELLA DI BATAS DUA DIMENSI
41 BAB 41 - BELLA DI BATAS DUA DIMENSI
42 BAB 42 - BELLA DI BATAS DUA DIMENSI
43 BAB 43 - BELLA DI BATAS DUA DIMENSI
44 BAB 44 - BELLA DI BATAS DUA DIMENSI
45 BAB 45 - MIMPI SANG IBU
46 BAB 46 - MIMPI SANG IBU
47 BAB 47 - SEKAAAR...!!! ANAKKUUU...!!!
48 BAB 48 - KAU TAK BISA KEMBALI, ARUNI...
49 BAB 49 - KAU TAK BISA KEMBALI, ARUNI...
Episodes

Updated 49 Episodes

1
BAB 1 TUMBAL ANJANI
2
BAB 2 TUMBAL ANJANI
3
BAB 3 TUMBAL ANJANI
4
BAB 4 RENCANA
5
BAB 5 RENCANA
6
BAB 6 - RENCANA
7
BAB 7 - "AKULAH DIRIMU... ANJANI..."
8
BAB 8 - FIRASAT
9
BAB 9 - PERTANDA DAN MIMPI ARUNI
10
BAB 10 - PERTANDA DAN MIMPI ARUNI
11
BAB 11 - PERJALANAN
12
BAB 12 - PERJALANAN
13
BAB 13 - PERJALANAN
14
BAB 14 - PERJALANAN
15
BAB 15 - PERJALANAN
16
BAB 16 - "AKHIRNYA KAU PULANG... CUCUKU..."
17
BAB 17 - SELAMAT DATANG
18
BAB 18 - SELAMAT DATANG
19
BAB 19 - POHON TUA DAN LUKISAN
20
BAB 20 - KEKUATAN DAN TAKDIR
21
BAB 21 - KEKUATAN DAN TAKDIR
22
BAB 22 - SEKAR WANGI
23
BAB 23 - KISAH ANJANI
24
BAB 24 - KISAH ANJANI
25
BAB 25 - KISAH ANJANI
26
BAB 26 - SEPASANG CAHAYA KUNANG-KUNANG (?)
27
BAB 27 - DUA DIMENSI
28
BAB 28 - KEMATIAN SEKAR WANGI
29
BAB 29 - PERTANDA
30
BAB 30 - PERTANDA
31
BAB 31 - PENCARIAN SEKAR WANGI
32
BAB 32 - PENCARIAN SEKAR WANGI
33
BAB 33 - PENCARIAN SEKAR WANGI
34
BAB 34 - PENCARIAN SEKAR WANGI
35
BAB 35 - LUKISAN
36
BAB 36 - ARUNI...!!! TUNGGU...!!!
37
BAB 37 - CACA...!!! DI MANA KAMU...???!!!
38
BAB 38 - RUMAH TUA
39
BAB 39 - DUA DIMENSI
40
BAB 40 - BELLA DI BATAS DUA DIMENSI
41
BAB 41 - BELLA DI BATAS DUA DIMENSI
42
BAB 42 - BELLA DI BATAS DUA DIMENSI
43
BAB 43 - BELLA DI BATAS DUA DIMENSI
44
BAB 44 - BELLA DI BATAS DUA DIMENSI
45
BAB 45 - MIMPI SANG IBU
46
BAB 46 - MIMPI SANG IBU
47
BAB 47 - SEKAAAR...!!! ANAKKUUU...!!!
48
BAB 48 - KAU TAK BISA KEMBALI, ARUNI...
49
BAB 49 - KAU TAK BISA KEMBALI, ARUNI...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!