bidadari kesleo

Dia adalah wisopati seorang veteran pendekar sakti yang di dapuk oleh aliansinya sebagai pemimpin yang langsung berduel dengan hamso, ya meskipun harus mati melawan hamso, namun bagaimanapun juga wisopati adalah pendekar yang berdiri di ribuan mayat pendekar lainnya.

Bagaimana mungkin seorang kakek tua dan lemah ini menjadi gurunya?

Ini benar-benar sangat konyol bagi wisopati.

Sementara itu niken jelas tidak terima, berani sekali tukang penyapu jalanan rendahan ini merendahkan kakeknya, "hei, kurang ajar kamu! Beraninya kamu merendahkan kakek!" Teriak niken tidak terima.

"Ada ribuan pemuda di dunia ini yang memohon kepada kakek, berharap kepada kakek untuk menjadikan mereka murid. Namun beraninya kamu seorang penyapu jalanan rendahan merendahkan kakek!"

Wisopati menghela nafas panjang dengan wajah tanpa ekspresi.

Wisopati sangat buang-buang waktu meladeni orang-orang lemah ini, wisopati lebih baik pergi dan mencari tahu caranya kembali ke dunia para pendekar.

Wisopati kembali melangkahkan kakinya untuk pergi.

"Kurang ajar! Beraninya kamu!" Niken terlihat menggertakan giginya dengan geram. Dia baru kali ini melihat ada seorang pria penyapu jalanan yang berani mengabaikan dia dan kakeknya.

"Apakah kamu tahu siapa kakekku, beraninya kamu mengabaikan beliau!" Niken tiba-tiba berlari ke arah wisopati dan menyerang wisopati.

"Seni api, jurus tinju api!" Tangan niken terlihat terselimuti energi prana api dan terlihat sangat panas.

Namun siapa sangka wisopati menoleh dan menahan tinju niken hanya dengan satu jarinya!

Dalam momen ini wisopati mengamati tinju niken. Jujur saja dia tidak menyangka bahwa di bumi ada seseorang yang bisa memanfaatkan energi prana seperti ini.

Bagi yang tidak tahu prana, prana adalah energi yang ada di alam semesta ini atau energi alam. Energi alam di bagi menjadi 2 tingkatan yaitu energi alam/prana dan kundalini di mana tingkatan energi kundalini jauh lebih tinggi dari energi prana dan hanya orang-orang tertentu saja yang mampu mencapai tingkat kundalini.

"Menarik..." ucap wisopati dalam hati.

"Mu--mustahil..." niken tampak kaget dan tergagap, penyapu jalanan ini dengan mudahnya menahan tinjunya. Bahkan dengan wajah tanpa ekspresi dan hanya menggunakan jari!

Hanya dengan sebuah jari dia menahan tinju api miliknya ini. Niken menggertakan giginya dengan lebih kuat, berusaha untuk membuat jari wisopati mundur atau patah.

Namun seberapa kuat niken berusaha, jari itu sama sekali tidak bergerak.

Siapa sangka oada saat ini kakek harto langsung membungkuk di hadapab wisopati.

"Maafkan rendahan ini yang mempunyai mata namun tidak bisa melihat betapa hebatnya anda..." ucap kakek harto.

"Ka--kakek! Apa yang kakek lakukan?!" Teriak niken tidak percaya mengapa kakeknya membungkuk di hadapan penyapu jalanan ini.

Niken buru-buru mundur sambil menarik tinjunya dan berdiri di samping kakeknya.

"Kakek, apa yang kakek lakukan?" Niken tampak bergetar melihat kakeknya seperti ini.

"Maafkan saya yang tidak becus mendidik cucu saya, tuan." Ucap kakek harto berusaha meminta maaf pada wisopati.

Wisopati memandangi dua orang ini tanpa ekspresi, kemudian ia berucap, "untuk kali ini saja aku memaafkan kalian, namun kalau kalian mencoba menggangguku lagi, maka jari kalian yang akan menjadi bayarannya..." ucap wisopati kemudian berjalan pergi menghilang dari tempat ini.

"Kakek, mengapa kakek membungkuk seperti tadi?" Tanya niken yang masih tidak rela melihat kakeknya membungkuk di depan seorang penyapu jalanan.

"Cucuku, kamu harus tahu. Kalau beliau ingin membunuh kita, beliau bisa melakukannya dengan sangat mudah. Kekuatannya tidak terukuran dan pastinya sangat mengerikan." Kakek harto menundukan kepalanya, "betapa lancangnya diriku berani menjadikan sosok yang lebih kuat sebagai murid. Kesalahan yang aku lakukan sudah cukup untuk membuatku mati..."

"Tunggu kek, pria penyapu jalanan itu lebih kuat dari kakek?"

Kakek harto menganggukan kepalanya, "benar sekali!"

"Tidak mungkin, kek!" Terlihat niken yang masih tidak percaya.

"Niken!" Bentak kakek harto dengan tegas.

Niken kaget mendengar benatakan kakek harto yang selama ini belum pernah membentaknya.

"Kamu sudah lancang pada tuan itu, sekarang kamu pergi dan undang tuan itu untuk jamuan makan malam!"

"Hah?!" Niken masih kaget.

***

Sementara itu saat ini wisopati terlihat sedang memakan ayam geprek. Terlihat wisopati memasang ekspresi sangat aneh.

"Makanan macam apa ini?! Hambar dan tidak mengandung kekuatan sama sekali..." tentu saja wisopati mengumpat hal tersebut dalam hati, karena bagaimanapun adab nomer satu, tidak mungkin dia terang-terangan mengucapkan hal ini.

Meskipun mengomel seperti ini namun wisopati tetap menghabiskan makanannya.

Ketika malam tiba wisopati kembali ke kosannya yang ada di bumiayu.

Dia memandangi interior kamar ini dengan pandangan dalam, "orang ini benar-benar pencundang bahkan untuk mencari rumah yang lebih bagus dari ini saja tidak mampu." Ucap wisopati pada dirinya sendiri, lebih tepatnya tubuh aji.

Wisopati kemudian melakukan meditasi lagi untuk mengolah kekuatan jiwanya.

Waktu berjalan dengan sangat cepat....

Ketika malam menunjukan pukul dua dini hari terlihat wisopati keluar dari kamar kosannya dan berjalan sendirian di sebuah gang. Tentu saja untuk bekerja dan menyapu jalan.

Wisopati berfikir lebih baik menjalani kehidupan aji terlebih dahulu, sembari memcari jalan untuk kembali ke dunia para pendekar.

Di sepanjang jalan wisopati beberapa kali melihat orang-orang yang berjalan sambil membawa perangkat yang beranama handphone. Wisopati ingat, aji sebenarnya memiliki bendan semacam itu, namun aji jual untuk perawatan kecantikan pacarnya.

"Sampah.." hanya itu yang bisa wisopati ucapkan kepada tubuh aji.

Ketika wisopati sudah keluar dari gang, tiba-tiba terdengar sebuah teriakan yang sangat keras.

"Aji!"

Jelas wisopati diam saja karena tidak ada yang memanggilnya.

"Aji, dasar budeg!" Teriak wanita itu sekali lagi.

"Eh?" Pada saat ini wisopati baru ingat, bahwa pemilik tubuh ini sebelumnya bernama dipa sena aji.

Wisopati menoleh ke arah orang yang memanggilnya. Nampak seorang wanita dengan celana pendek dan rambut blonde. Tentu saja bukan blonde yang indah namun kusam karena kurangnya perawatan.

Lagu nella kharisma-bidadari kesleo adalah lagu yang sempurna untuk menggambarkan sosok wanita ini.

"Apakah kamu budeg, ji?!" Tanya wanita itu yang mendekati wisopati.

Wisopati termenung, kemudian dia melebarkan matanya, "kamu pacarku?!" Teriak wisopati yang kaget, akhirnya dia ingat wanita yang mirip dengan lagu bidadari kesleo ini adalah nining pacar aji yang selama ini hanya memanfaatkan aji.

Nining menggertakan giginya ketika mendengar teriakan aji, aji seolah memandang nining seperti kuntilanak baru pulang proyek.

Plak!

Siapa sangka nining langsung menampar aji.

Terpopuler

Comments

FiaNasa

FiaNasa

kek apa ya klau kuntilanak pulang proyek😂😂

2025-06-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!