02. Konflik berat

"Akhirnya ketemu juga… dicari-cari dari tadi. Gue bilang juga apa kan Ben, dia pasti masih di dalam. Mobilnya aja masih ada di parkiran" kata salah satu dari mereka yang badannya tinggi jangkung yang berwajah Indo-Pakis.

Rere bisa mengenali karena untuk anak laki seumuran dia bulu-bulu halus sudah tumbuh di bawah hidungnya yang mancung di atas rata-rata orang pribumi.

"Iya… Gue pikir dia mungkin nebeng temennya" jawab Ben yang ternyata ada paling depan di antara mereka berempat.

Ben juga tinggi dan wajahnya tak kalah tampannya dengan yang pertama bicara. Alis mata Ben sungguh tebal, hidung mancung dengan kulit yang lumayan putih untuk ukuran laki-laki.

"Eh, sorry… tapi toilet anak laki ada di bawah. Ini toilet anak perempuan" Jawab Rere polos. Dia berusaha ramah terhadap sekelompok pemuda itu.

"Halo Rere… pa kabar?" sahut salah satu mereka. Rere tampak terperanjat, kenapa mereka tahu namanya.

"Siapa ya? Kok gue gak kenal sama kalian semua? Bukan anak sekolah sini kan?" Rere masih berusaha ramah seolah ini adalah percakapan biasa yang pantas antara seorang gadis dengan sekelompok anak laki-laki di koridor toilet perempuan.

"Lo emang cantik banget… ramah lagi. Pantesan Albie naksir banget sama lo. Ya nggak Dave?" timpal si Indo-Pakis sedikit menyeringai.

Rere mulai tidak suka dengan perlakuan mereka. Dan kenapa ada Albie yang terlibat dalam percakapan ini.

"Emang Albie gak salah pilih! Renata aja kalah sama lo Re" jawab Dave yang Rere nilai tidak kalah gantengnya dengan yang lain.

Dan Renata? Siapa yang dia maksud kan..

Dave berperawakan tinggi dan lumayan atletis. Wajah oriental Indo juga menghiasi mukanya. Indo mana? Rere tidak bisa memprediksi.

"Eh, siapa sih kalian? Kok kenal gue sama Albie…" Nada suara Rere sedikit panik karena dia sekarang merasa terpojok.

"Kita-kita dateng kesini cuma mau nyulik elo… Jangan tersinggung ya… tapi kayanya gue mau lebih dari nyulik… tul gak guys?” Jawab Ben santai seolah ini adalah pernyataan yang normal. Dan teman-temannya di belakang pun mengiyakan dengan kompak sambil menunjukkan mimik seperti orang haus dan berseringai.

"Eh jangan becanda dong… jangan sampe gue teriak" ada nada panik disuara Rere.

Dengan reflek Rere merogoh tasnya. Tangannya yang tadi di dalam tas untuk mencari kunci mobil sekarang berubah untuk mencari handphonenya dengan gugup.

Mungkin dia bisa menekan speed dial untuk menelepon siapa saja agar bisa mendengarnya walau dari dalam tas.

Tetapi terlambat. Ben mengetahui gelagatnya dan segera merampas tas Rere dan melemparnya jauh-jauh ke dalam toilet. Sedetik kemudian semua buku-buku, kunci mobil, handphone dan make up Rere berhambur keluar. Ada sesuatu yang terdengar pecah disana. Rere melengos. Apa itu Hpnya. Atau mungkin salah satu alat kosmetiknya.

“Mau telpon siapa say…“ kata Ben sambil memegang tangan Rere dengan mendekatkan seringai dan mukanya tidak lebih dari 2 centimeter dari muka Rere.

Tubuh Rere terpaku, untuk sepersekian detik dia tidak bisa berpikir jernih, dia benar-benar bingung dan.. Culik? Nyulik gue? Di sekolah? Tunggu? tapi kan mereka juga anak sekolah.

Rere mengedipkan matanya berkali-kali aroma mint keluar dari mulut pria bernama Ben itu, jarak wajahnya semakin dekat, mengikis jarak di antara keduanya.

Degup jantung Rere semakin berdentum... Gak! Ini ada yang gak beres? Apa mungkin dia masih bermimpi. Tolong.... siapapun..

Rere tahu, ini saatnya dia lari atau kabur. Cari pertolongan, teriak atau menangis minta belas kasihan.

Tetapi hatinya merasa ini bukan saatnya untuk berkompromi lagi. Dengan sekuat tenaga dia menghentakkan kakinya menginjak kaki Ben yang sangat dekat dengan kakinya.

Ben pun melepas pegangan tangannya dan mengaduh memegang kakinya sendiri.

Tidak menyia-nyiakan kesempatan. Rere pun langsung berlari menuju pintu toilet menerobos sekelompok pemuda itu. Merekapun berusaha menahan Rere, tetapi entah kenapa Rere bisa mencapai pintu dan menarik daunnya, membuat pintu terbuka dan berlari keluar sekencang mungkin.

Rere berbelok menuju ke tangga untuk turun ke bawah. Dia tidak punya kunci, dia juga tidak punya HP untuk menelepon siapa saja minta tolong. Rere berlari sekencang mungkin, dia tidak berani menengok ke belakang. Dia Cuma berharap ini adalah mimpi buruk. "Bangun Re" Teriaknya dalam hati berharap sesuatu akan terjadi. Tetapi dia tetap menemukan dirinya masih berlari dan terus berlari.

Tiba di gerbang dia mendapati gerbang itu sudah terkunci dari dalam. "Oh tidak!" seru Rere dalam hati. Rere memutar otak. Pak somad! katanya lagi. Mungkin dia bisa ke tempat Pak Somad untuk minta tolong.

Rere pun membalikkan badannya. Dia lihat tak jauh dari tempatnya 4 orang pemuda berseragam putih abu-abu sedang berlari kencang ke arahnya. Sejurus kemudian Rere berlari membelokkan badan menuju ke tempat pak Somad. Pak Somad tinggal di belakang sekolah dan Rere pun tahu jalan memutar menuju ke tempat pak Somad.

Semoga saja pak somad ada, Rere benar-benar mengerahkan seluruh tenaga yang tersisa dalam dirinya, entah kenapa pikiran nya sangat kalut saat ini. Siapa mereka? Dan kenapa dia bisa pingsan.

Rere menghempaskan segala pikiran yang ada di kepalanya, yang harus dia lakukan sekarang cuma satu ,minta pertolongan.

 Dia memberanikan diri menoleh ke belakang. Keempat pemuda itupun masih mengikutinya. Jantung Rere berdegup kencang. Dia tidak boleh lemah. Dia bisa berlari kencang.

Setiba di tempat pak Somad. Rere mendapati pintu rumah sudah terbuka. Dilihatnya ke dalam. Terlihat pak Somad sedang tertidur di tempat duduknya. Secangkir kopi, sebungkus rokok dan sepiring roti donat ada di meja di depan pak Somad terlelap. "Thanks God" seru Rere dalam hati. Dengan keras dia mengetuk pintu membangunkan pak Somad.

"Pak Somad… pak…, bangun pak tolong saya!!" tanpa permisi Rere masuk ke dalam rumah dan mengguncang tubuh pak somad, berharap dia akan bangun dari tidurnya.

 Tetapi pak Somad tak bergeming sedikitpun. "Pak… pak Somad! Bangun pak!! Tolong saya pak… ada orang yang mau menculik saya pak…" sambil mengguncangkan dan membangunkan pak Somad, Rere menunjuk dan menoleh ke luar seolah-olah ingin menunjukkan ada orang jahat yang mau menculiknya.

Tetapi di arah Rere menunjukkan jari telunjuknya, keempat pemuda tersebut sudah berdiri berjajar dengan tenangnya sambil melipat tangan seolah-olah mereka berpose untuk suatu pemotretan. Rere merasa keadaan sudah sangat buruk.

"Bangun Re bangun!" Rere berusaha berteriak di dalam dirinya berharap ini hanyalah mimpi buruk belaka.

"Ngapain say… pak somad nya lagi tidur… jangan dibangunin… kasihan dong… kan udah capek kerja seharian.." lagi-lagi Ben yang berkata. Dengan santai dia masuk ke dalam dan mengeluarkan sesuatu dari kantong bajunya. Seperti obat kapsul berwarna biru muda. Ben membuka kapsul itu dan menuangkan isinya ke dalam cangkir kopi pak Somad. Rere pun mengerti. Pak Somad sedang tak sadarkan diri sekarang.

Episodes
1 01. Konflik berat.
2 02. Konflik berat
3 03. Konflik berat
4 04. Konflik berat
5 05.Konflik berat
6 06. Konflik berat
7 07. Konflik berat
8 08. Konflik berat.
9 09.Konflik berat
10 10. Konflik berat
11 11. Konflik berat
12 12. Konflik berat
13 13. Konflik berat.
14 14. Konflik berat
15 15. Konflik berat
16 16. Konflik berat
17 17. Konflik berat
18 18. Konflik berat
19 19. Konflik berat
20 20. Konflik berat
21 21. Konflik ringan
22 22 konflik ringan
23 23. Konflik ringan
24 24. Konflik berat
25 25. Konflik berat
26 26. Konflik berat
27 27. Konflik ringan
28 28. Konflik Berat.
29 29. Konflik berat
30 30. Konflik berat
31 31. Konflik berat
32 32. Konflik berat
33 33. Perkenalkan.
34 34. Adegan dewasa.
35 35. AMAT KERAS!
36 36. Konflik berat.
37 37. Konflik berat
38 38. Benneth Albara Kent.
39 39. Konflik berat
40 40. Konflik berat
41 only you know
42 41. konflik berat
43 42. konflik berat
44 43. Konflik sangat berat !WARNING!
45 45. Ringan
46 46. Ringan
47 47.Konflik Ringan
48 48. konflik ringan
49 49. Konflik ringan
50 50. konflik ringan
51 51. Konflik ringan
52 52. Konflik ringan
53 53. Konflik ringan
54 54. Konflik ringan
55 55. Konflik ringan.
56 56. Konflik sedang.
57 57. Konflik berat.
58 58. Konflik ringan
59 59. Konflik ringan
60 60. konflik ringan
61 61. Konflik ringan
62 62. Konflik berat
Episodes

Updated 62 Episodes

1
01. Konflik berat.
2
02. Konflik berat
3
03. Konflik berat
4
04. Konflik berat
5
05.Konflik berat
6
06. Konflik berat
7
07. Konflik berat
8
08. Konflik berat.
9
09.Konflik berat
10
10. Konflik berat
11
11. Konflik berat
12
12. Konflik berat
13
13. Konflik berat.
14
14. Konflik berat
15
15. Konflik berat
16
16. Konflik berat
17
17. Konflik berat
18
18. Konflik berat
19
19. Konflik berat
20
20. Konflik berat
21
21. Konflik ringan
22
22 konflik ringan
23
23. Konflik ringan
24
24. Konflik berat
25
25. Konflik berat
26
26. Konflik berat
27
27. Konflik ringan
28
28. Konflik Berat.
29
29. Konflik berat
30
30. Konflik berat
31
31. Konflik berat
32
32. Konflik berat
33
33. Perkenalkan.
34
34. Adegan dewasa.
35
35. AMAT KERAS!
36
36. Konflik berat.
37
37. Konflik berat
38
38. Benneth Albara Kent.
39
39. Konflik berat
40
40. Konflik berat
41
only you know
42
41. konflik berat
43
42. konflik berat
44
43. Konflik sangat berat !WARNING!
45
45. Ringan
46
46. Ringan
47
47.Konflik Ringan
48
48. konflik ringan
49
49. Konflik ringan
50
50. konflik ringan
51
51. Konflik ringan
52
52. Konflik ringan
53
53. Konflik ringan
54
54. Konflik ringan
55
55. Konflik ringan.
56
56. Konflik sedang.
57
57. Konflik berat.
58
58. Konflik ringan
59
59. Konflik ringan
60
60. konflik ringan
61
61. Konflik ringan
62
62. Konflik berat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!