05.Konflik berat

Kemudian, Ben menarik dagu Rere yang tertunduk membuat dia menengadah menatap Ben. Dia melihat keempat pemuda itu sudah ada di hadapannya lagi. Ben melihat setitik air mata tercetak di mata Rere. Bukan air mata sedih dan takut yang dikeluarkan Rere. Tetapi air mata menahan sakit di perutnya.

"Cantik juga ya kamu… kalau kaya gini…" senyum Ben menyeringai sambil menghapus aliran darah yang mengalir di dagu Rere.

"Kalo seandainya kamu nurut sama aku, gak bakal jadi begini sayang…" ucap Ben lagi.

Sedari awal bertemu dengan ke empat pria ini, Rere merasakan hawa yang berbeda dari Ben.

Dia memiliki aura yang berbeda, mulut manisnya yang menutupi kebejatan dirinya mungkin iblis pun akan malu melihat nya.

"Tolong… jangan ganggu gue.. tolong, jangan perkosa gue. Gue masih perawan…" ucap Rere mencoba bernegosiasi lagi.

"Perjanjiannya udah berubah sekarang sayang… kalau kamu seandainya nurut, mungkin aku akan membela kamu biar gak usah diperkosa rame-rame… sekarang kamu engga ada pilihan lagi say…"Rere menyisir rambut Rere ke belakang telinganya, menyapu lembut pipi mulusnya yang kini penuh dengan luka.

Rere masih belum mau menyerah dengan kenyataan ini. Dengan melupakan rasa sakit diperutnya yang teramat sangat, dia kembali mendorong tubuh Ben sehingga menubruk teman-teman Ben yang tepat berada di belakangnya.

 Lalu dengan langkah seribu dia berlari kearah pintu menuju gerbang sekolah. Dia terus berlari. Entah kekuatan darimana tetapi dia memacu kakinya untuk terus berlari.

Tiba di gerbang, Rere menggedor-gedor gerbang dengan keras.

"TOLONG… TOLONG!!!!" katanya kuat-kuat.

 Lalu Rere menoleh ke belakang dan di lihatnya keempat pemuda itu sudah semakin dekat. Rere kembali berputar untuk berlari. Dia tahu dia harus terus berlari. Menoleh sebentar kebelakang memastikan dia cukup jauh untuk bersembunyi dan tiba-tiba tanpa sadar, kakinya terantuk keras ke tiang penyangga rantai parkir dan terjatuh keras ke lantai aspal parkiran sekolahnya.

Langsung saja, denyut kesakitan yang luar biasa di lutut Rere hampir mengaburkan pandangannya, berkunang-kunang sebentar kaki Rere terasa sakit bukan kepalang.

Rere memegang kakinya. Bagaikan tertiban batu besar yang meremukkan kakinya, Rere merasa bahwa lututnya menyiksanya.

 Matanya langsung berair mencoba menahan sakit. Rere merintih menggigit bibirnya sendiri sambil memegang lututnya. Ketika dia coba untuk bangkit berdiri. Lutut dan tulang keringnya serasa tidak bersahabat. Rere terjatuh lagi.

"Ha.. ha.. ha…" Terdengar tawa keras yang sangat dekat. Di depannya Ben dan teman-temannya sudah berdiri tepat mengelilingi Rere. Rere sangat takut kalau Ben akan memukulnya lagi. Dia sudah sangat kesakitan. Tetapi dia tidak bisa berlari lagi. Dia merasakan kaki kanannya yang terantuk tiang sepertinya patah dan tidak bisa diajak untuk berlari.

"Rere… kok bisa jatuh? Engga liat jalan ya say…!" Belai Ben di rambut Rere mengikuti cemoohannya. Rere sudah sangat ketakutan sekarang. Ben mulai menggerayangi Rere yang sudah tidak berkutik lagi walaupun tak ada Sam yang memeganginya dari belakang.

Ben... Bukan manusia dia benar-benar iblis.

Rere berharap dia mati saja setelah ini, apa yang dia harapkan setelah ini, rasa takut dan trauma menyelimuti dirinya, pikirannya terasa kalut hatinya sesak di tambah tubuhnya terasa remuk lebur berkeping-keping.

Di khianati, di sakiti dan di siksa oleh sekawan pemuda yang bahkan belum pernah dia temui sebelumnya..

Rere berusaha menyeret tubuhnya mundur menghindari keempat orang tersebut walaupun dia tahu hal itu tidak akan membantu banyak.

 Tiba-tiba Ben menjambak kasar rambut Rere dan menjambaknya keras. Sementara tangan kanan Ben menekan keras lutut Rere dimana warna biru kemerahan sudah membilur pucat mengotori warna putih mulus di sana.

"Ahh…!" Rere mengerang kesakitan. Seakan Ben tidak menghiraukan Rere dan ingin membuatnya sakit lebih dalam lagi, Ben terus menekan kuat lutut Rere yang sudah membiru kehitaman.

Air mata mengalir deras di pipi Rere menahan sakit yang teramat sangat di kakinya yang membiru. Dia sadar sudah tidak ada jalan keluar lagi.

"Sakit ya say…?" Tanya Ben mesra, sementara ketiga temannya tersenyum puas. Merasa mangsanya sudah tidak bisa berkutik lagi. Mereka senang tidak ada adegan kejar-kejaran lagi.

"Tapi kamu tambah cantik kalau kesakitan gini…!" sambung Ben lagi. Rere merasa jijik dan marah terhadap keempat orang tersebut.

Tetapi yang pasti sakit di kaki ini tidak seberapa dibanding sakit hatinya terhadap Ika dan Albie. Kenapa mereka berdua begitu tega bersekongkol untuk menyakitinya. Dia tidak mengerti apa salahnya kepada Ika. Dan mengapa Albie bisa berbuat sejauh ini karena penolakannya.

Tiba-tiba Rere merasakan tangan Ben sudah berpindah dari lutut naik ke paha jenjangnya, dia mengelus lembut kedua paha miliknya, tatapan matanya membuat Rere mati, tatapan dingin dan buas.

Tangan Ben semakin naik meraba daerah sensitif segitiga Rere. Kali ini dia menarik celana dalam Rere. Menurunkannya kebawah sehingga celana dalam itu merosot ke bawah menunjukkan kemaluan Rere dengan jelas. Berusaha untuk terus sadar. Rere merasakan sakit kembali di lututnya ketika celana dalamnya ditarik paksa dan mengenai kakinya yang jenjang.

Rere sadar dirinya sudah setengah telanjang saat seragam putih abu-abunya dirobek paksa oleh keempat pemuda tersebut. Tapi sekarang, tanpa pembungkus segitiga itu, Rere merasa sudah telanjang bulat meskipun seragam compang-camping nya masih tersanggah di badannya walaupun tidak bisa menyembunyikan sempurna seluruh anggota badannya.

"Tolong… Ben…jangan perkosa gue… Gue akan kasih apa aja yang lo mau asal jangan perkosa gue… tolong…" Seru Rere memelas.

Rere tidak menyerah dia tetap berusaha untuk bernegosiasi walaupun itu satu hal yang percuma sekarang.

Bahkan tubuh nya sekarang terasa seperti bangkai yang siap di terkam singa buas.

"Wah, dia udah tau nama lo Ben… Ha…ha…haa…ternyata cewe ini udah kenalan ma lo ya Ben?!" Celetuk Dave tepat di samping.

Ledekan itu terus terdengar di telinga Rere yang terus berdengung, Rere masih mencoba untuk tetap sadar, menurut Rere Ben mungkin ketua kelompok dari para lelaki itu.

Ada air mata menetes tepat di dada Rere yang terbuka. Ben menyeka air mata itu sambil berusaha membuka bra hitam yang Rere kenakan hari itu.

"Tolong… Ben…jangan!" mohon Rere sambil memegang tangan Ben yang berusaha melepas bra-nya dengan kedua tangannya.

"Sebutin aja angkanya, gue bakal usahain…Tapi jangan perkosa gue… please…" Rere mengiba dengan berlinangan air mata.

Ben tidak menghiraukan ricauan yang keluar dari mulut Rere dia masih terus berusaha menjamah tubuh indahnya.

Sebenarnya siapa yang menyuruh mereka melakukan ini padanya...

Air mata semakin menjalar membasahi pipinya, Perasaan Rere benar-benar kalut, dia merasa hidupnya hancur, apa yang tersisa setelah nya...

Terpopuler

Comments

Segala novel

Segala novel

anj GK selera baca udah bekas mending Klo 1 orang lah ini rame cuma jdi sampah 🥱

2025-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 01. Konflik berat.
2 02. Konflik berat
3 03. Konflik berat
4 04. Konflik berat
5 05.Konflik berat
6 06. Konflik berat
7 07. Konflik berat
8 08. Konflik berat.
9 09.Konflik berat
10 10. Konflik berat
11 11. Konflik berat
12 12. Konflik berat
13 13. Konflik berat.
14 14. Konflik berat
15 15. Konflik berat
16 16. Konflik berat
17 17. Konflik berat
18 18. Konflik berat
19 19. Konflik berat
20 20. Konflik berat
21 21. Konflik ringan
22 22 konflik ringan
23 23. Konflik ringan
24 24. Konflik berat
25 25. Konflik berat
26 26. Konflik berat
27 27. Konflik ringan
28 28. Konflik Berat.
29 29. Konflik berat
30 30. Konflik berat
31 31. Konflik berat
32 32. Konflik berat
33 33. Perkenalkan.
34 34. Adegan dewasa.
35 35. AMAT KERAS!
36 36. Konflik berat.
37 37. Konflik berat
38 38. Benneth Albara Kent.
39 39. Konflik berat
40 40. Konflik berat
41 only you know
42 41. konflik berat
43 42. konflik berat
44 43. Konflik sangat berat !WARNING!
45 45. Ringan
46 46. Ringan
47 47.Konflik Ringan
48 48. konflik ringan
49 49. Konflik ringan
50 50. konflik ringan
51 51. Konflik ringan
52 52. Konflik ringan
53 53. Konflik ringan
54 54. Konflik ringan
55 55. Konflik ringan.
56 56. Konflik sedang.
57 57. Konflik berat.
58 58. Konflik ringan
59 59. Konflik ringan
60 60. konflik ringan
61 61. Konflik ringan
62 62. Konflik berat
Episodes

Updated 62 Episodes

1
01. Konflik berat.
2
02. Konflik berat
3
03. Konflik berat
4
04. Konflik berat
5
05.Konflik berat
6
06. Konflik berat
7
07. Konflik berat
8
08. Konflik berat.
9
09.Konflik berat
10
10. Konflik berat
11
11. Konflik berat
12
12. Konflik berat
13
13. Konflik berat.
14
14. Konflik berat
15
15. Konflik berat
16
16. Konflik berat
17
17. Konflik berat
18
18. Konflik berat
19
19. Konflik berat
20
20. Konflik berat
21
21. Konflik ringan
22
22 konflik ringan
23
23. Konflik ringan
24
24. Konflik berat
25
25. Konflik berat
26
26. Konflik berat
27
27. Konflik ringan
28
28. Konflik Berat.
29
29. Konflik berat
30
30. Konflik berat
31
31. Konflik berat
32
32. Konflik berat
33
33. Perkenalkan.
34
34. Adegan dewasa.
35
35. AMAT KERAS!
36
36. Konflik berat.
37
37. Konflik berat
38
38. Benneth Albara Kent.
39
39. Konflik berat
40
40. Konflik berat
41
only you know
42
41. konflik berat
43
42. konflik berat
44
43. Konflik sangat berat !WARNING!
45
45. Ringan
46
46. Ringan
47
47.Konflik Ringan
48
48. konflik ringan
49
49. Konflik ringan
50
50. konflik ringan
51
51. Konflik ringan
52
52. Konflik ringan
53
53. Konflik ringan
54
54. Konflik ringan
55
55. Konflik ringan.
56
56. Konflik sedang.
57
57. Konflik berat.
58
58. Konflik ringan
59
59. Konflik ringan
60
60. konflik ringan
61
61. Konflik ringan
62
62. Konflik berat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!