1.1. Penyesalan

Jeon Jeongguk tidak pernah menjadi pacar yang sempurna. Bukan karena dia tidak mencintai Kim Taehyung—Tuhan tahu, dia mencintainya lebih dari apa pun di dunia ini—tapi karena Jeongguk selalu percaya, Taehyung akan mengerti. Bahwa cintanya sudah cukup dipahami tanpa perlu dijelaskan. Tanpa perlu diperjelas lewat kata-kata atau tindakan kecil.
Ketika Taehyung mengirim pesan panjang, menceritakan betapa dia merindukan Jeongguk, betapa sepinya hari-hari tanpa kehadirannya, Jeongguk hanya membalas singkat.
[Iya, nanti kita ketemu.]
Ketika Taehyung meminta, dengan suara pelan namun berharap, agar Jeongguk menemaninya pulang larut malam, Jeongguk hanya sempat mengetik.
[Hati-hati di jalan ya.]
Ketika Taehyung menelepon dengan tawa ceria, penuh antusiasme bercerita tentang hal-hal kecil dalam hidupnya, Jeongguk mengangguk sambil terus menatap layar laptopnya, hanya mendengarkan setengah hati, lebih fokus pada pekerjaan yang tak kunjung selesai.
Jeongguk pikir, semua itu tidak apa-apa. Dia pikir, Taehyung akan tetap ada di sana besok, atau lusa, atau kapan pun dia akhirnya punya waktu untuk benar-benar memperhatikannya.
Tapi dia salah.
Karena sekarang, ponsel Seobin tidak akan pernah berdering lagi.
.
.
.
Hari itu seharusnya hari biasa.
Taehyung, seperti hari-hari sebelumnya, bekerja di kafe hingga shiftnya berakhir. Dia mengirimkan pesan terakhir dengan nada yang masih sama lembutnya.
Taehyung
Taehyung
[Sebentar lagi aku akan pulang setelah menyelesaikan pekerjaanku, kamu semangat kerjanya ya!]
Jeongguk tidak langsung membacanya.
Pekerjaan menumpuk, deadline menghantui, dan pikirannya terjebak dalam dunia yang mengabaikan Taehyung untuk kesekian kalinya. Dua jam kemudian, baru dia membuka ponselnya, membaca pesan itu tanpa banyak berpikir, lalu membalas singkat.
Jeongguk
Jeongguk
[Oke]
Lalu dia kembali tenggelam dalam pekerjaannya.
Saat akhirnya dia selesai, Jeongguk meraih ponselnya lagi, bersiap untuk menelepon Taehyung. Tapi sebelum sempat menekan tombol panggil, ponselnya berdering lebih dulu. Nama Taehyung muncul di layar, membuat Jeongguk tersenyum kecil, lega.
Dia menjawab tanpa ragu.
Namun, bukan suara Taehyung yang menyambutnya.
Suara asing, berat, dan serius di ujung telepon memberitahunya bahwa Taehyung mengalami kecelakaan. Bahwa dia kini ada di rumah sakit, dalam keadaan kritis.
Jeongguk tidak ingat bagaimana dia berlari keluar, tidak ingat bagaimana dia menerobos lalu lintas malam itu. Yang dia ingat hanyalah jantungnya yang berdetak kencang, pikirannya dipenuhi doa-doa panik.
Tapi ketika sampai di rumah sakit, yang menyambutnya hanyalah tubuh Taehyung yang sudah ditutupi kain putih.
Tidak ada lagi senyum lebar, tidak ada lagi panggilan hangat, tidak ada lagi Taehyung yang selalu menunggunya.
Dunia Yohan runtuh, seketika, tanpa ada kesempatan untuk meminta maaf.
Tanpa kesempatan untuk mengatakan "Aku mencintaimu." sekali lagi.
Karena terkadang, 'nanti' itu tidak pernah datang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!