Bab Tiga

Khanza memungut bajunya. Dia lalu memakainya. Ryan juga ikut melakukan itu. Dia mendekati gadis itu.

"Aku antar kamu pulang," ucap Ryan.

Dengan mata tajam Khanza menatap wajah pria itu. Tangannya terangkat dan langsung menampar wajah Ryan. Pria itu merasakan panas di pipinya.

"Aku tak sudi di antar oleh pria ba'jing'an seperti kamu!" seru Khanza.

Dengan langkah pelan dia berjalan keluar. Ryan menatap punggungnya dengan sedikit rasa bersalah. Baru kali ini dia merasa tak enak hati setelah tidur dengan wanita. Padahal dia sudah sering melakukan itu dengan kekasih-kekasihnya dahulu.

Sampai di ruang tamu, Khanza meraih tas miliknya yang berisi ijazah. Saat dia akan berjalan kembali, terdengar suara pintu dibuka. Tampak Fanny keluar hanya dengan menggunakan handuk.

Khanza menatapnya dengan mata menyala. Dia sudah bisa memahami apa yang terjadi, karena setelah minum dia merasakan kantuk.

"Mau kemana, Khanza?" tanya Fanny. Dia lalu berjalan mendekati tanpa tahu jika saat ini temannya itu sedang menahan emosi dan amarahnya.

"Dasar ba'jing'an ...! Kau sama saja dengan pria itu. Apakah sebagai sesama perempuan kau tak memiliki empati. Seharusnya kau melindungi jika ada pria yang akan menodai temanmu, bukannya justru mendukung! Semoga kelak kau tak akan menyesal karena telah melakukan ini padaku!"

Fanny bukannya merasa bersalah. Dia justru tersenyum. "Jangan munafik! Kau pasti senang dapat tidur dengan pria kaya dan tampan seperti Ryan. Banyak wanita di luar sana yang justru menawarkan diri untuk di tiduri. Lagi pula kalian melakukan atas dasar suka sama suka," ucap Fanny dengan santainya.

"Kau pikir aku sama sepertimu! Bisa dengan gampang menyerahkan diri pada pria. Aku tak semurah kau! Jika kau yang begitu, jangan samakan denganku!"

"Jaga ucapanmu! Siapa yang murahan? Seharusnya kau bersyukur karena Ryan mau meniduri wanita miskin sepertimu!"

"Walau aku miskin, aku tak sudi menyerahkan diriku untuk ditiduri. Semoga saja kau tak akan pernah menyesal karena telah menjebak'ku. Semoga tak dihantui rasa bersalah!

Khanza lalu berjalan keluar ruangan dengan pelan setelah mengucapkan itu. Rasa sakit masih dia rasakan. Fanny memandangi tampa ada keinginan untuk meminta maaf.

Saat Khanza telah menghilang dari balik pintu, Ryan keluar dari kamar. Begitu juga Toni.

"Apa kita tak keterlaluan? Dia masih perawan loh!" ucap Ryan.

Fanny dan Toni saling pandang. Sepertinya mereka terkejut saat mendengar pengakuan dari pria itu.

"Kamu serius, Yan?" tanya Fanny dan Toni serempak.

Mereka lalu duduk bertiga di ruang tamu. Ketiganya masih terdiam.

"Masih ada ya zaman sekarang cewek yang mempertahankan keperawanannya. Aku pikir selama ini dia hanya malu dan sok jual mahal karena banyak yang mengejar, sehingga aku dan Fanny membuat rencana ini," ucap Toni.

"Aku merasa sedikit bersalah. Apa lagi dia tak ada keluarga," ujar Ryan.

Fanny terdiam. Dia menarik napas berat. Dia tak bermaksud membuat gadis itu kehilangan keperawanannya dengan cara begini. Dia hanya sedikit kesal melihat sahabatnya Ryan selalu di tolak. Setiap pria itu mengajak jalan Khanza tak pernah merespon.

"Bagaimana kalau dia menuntut atau dia hamil? Aku melakukan tanpa pengaman karena memang tak ada rencana mau tidur dengan wanita manapun," ucap Ryan.

Selama ini setiap melakukan hubungan dia selalu menggunakan pengaman. Selain takut wanita yang ditiduri hamil, juga untuk menjaga dirinya dari penyakit.

"Kau tinggal beri uang. Dia kan miskin. Pasti lebih butuh uang dari pada tanggung jawabmu. Beri uang seratus juta aja dah tutup mulutnya," ucap Toni.

Ryan tampak terdiam. Dia ingat kata-kata makian dari Khanza uang mengatakan jika dirinya akan mendapatkan karma. Entah mengapa dia merasa sedikit takut, padahal selama ini dia tak pernah takut akan ancaman dari siapa pun.

Toni yang melihat temannya gugup, lalu menyentuh tangannya. Dia tersenyum.

"Kamu takut? Kenapa mesti takut, kamu memiliki segalanya. Lagi pula apa yang akan dia tuntut. Tak ada bukti juga jika kamu telah menodai dirinya," ucap Toni.

"Apa yang Toni katakan itu benar. Lebih baik kita siap-siap ke klub. Kau hubungi aja Dira buat temani kau. Masih mau ngamar lagi'kan?" tanya Fanny sambil tertawa.

Di tempat lain, Khanza tak bisa menyembunyikan rasa sedih dan marahnya. Dia berjalan terus sambil menangis. Tak peduli orang-orang menatapnya dengan raut wajah keheranan.

Tuhan ... Aku lelah. Ingin rasanya aku lari sejauh mungkin, teriak di sebuah tempat yang mungkin tidak ada satupun dari mereka yang tau. Menangis di bawah derasnya hujan, melepaskan semua beban didiri ini. Begitu sempurna cara engkau mendewasakan aku, tapi kenapa harus aku Tuhan? Sampai kapan aku harus belajar tegar di balik rasa sedih ini? Begitu berat skenario yang Engkau buat. Tuhan, bangunkan aku dari mimpi buruk ini.

Khanza terus berjalan dengan menahan rasa sakit yang dia rasakan. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya seolah turut merasakan kesedihan yang dia rasakan.

Hujan begitu derasnya turun dari langit kelabu, membasahi bumi dengan derasnya. Khanza tak peduli jika itu membasahi tubuhnya. Dia terus saja berjalan.

Seperti langit yang gelap serta mendung, begitulah hati Khanza saat ini. Dia teringat pada kenangan indah tadi saat dia wisuda. Semua seakan bertolak belakang dengan perasaannya sekarang.

Khanza mengernyitkan dahi, mencoba menahan air mata yang ingin pecah. Dia merasakan titik-titik hujan yang jatuh seakan-akan menyentuh hati yang patah. Setiap tetes hujan yang turun membasahi tubuhnya, mengingatkannya pada kesedihan yang menghantui pikirannya.

Khanza terlihat rapuh dan lemah, dia ingin meluapkan segala emosinya, namun tidak ada yang bisa dia ceritakan. Sebatang pena tidak sanggup mengungkapkan perasaan yang terpendam di dalam dirinya saat ini.

Hujan semakin deras, mengalir membasahi tubuhnya. Khanza merasakan air hujan mencium pipinya, tetes demi tetes, seolah membacakan cerita kesedihannya.

Ketika kilatan petir melintas di langit, Khanza teringat pada kejadian tadi yang telah menimpanya. Dia merasakan kekosongan mendalam, seakan-akan kebahagiaan telah meredup menjadi nyala kecil yang hampir padam. Hujan semakin menekan hatinya, seperti mencoba memadamkan cahaya itu.

Hingga akhirnya Khanza berhenti saat berada di atas jembatan. Dia tak tahu sedang berada dimana. Kakinya melangkah tanpa tujuan. Dia melihat ke aliran sungai yang tampak deras karena hujan.

Terlintas di kepalanya untuk mengakhiri saja hidupnya. Khanza menarik napas dalam.

"Maafkan aku, Tuhan. Aku tau ini salah, tapi aku tak memiliki pilihan lain. Aku sudah tak suci lagi. Aku malu. Lebih baik aku akhiri saja hidup ini," ucap Khanza.

Khanza lalu mendekati pagar pembatas jembatan tersebut. Dia memejamkan matanya. Dia sudah yakin dengan pilihannya.

Khanza mengangkat kakinya, menaiki pagar pembatas. Saat dia ingin menjatuhkan tubuhnya, tiba-tiba dia merasa tubuhnya melayang. Dalam hatinya Khanza berpikir, apakah dia telah mati.

Terpopuler

Comments

Suhainah Haris

Suhainah Haris

teman gak ada akhlak,sengaja menjebak sahabat sendiri,siapa lagi yang harus di percaya,di mana seharusnya seorang sahabat melindungi malah dia yang menjerumuskan

2025-05-28

3

Uba Muhammad Al-varo

Uba Muhammad Al-varo

Khanza sudah hidup sebatang kara, punya teman jahat,ingatlah kalian bertiga Fani, Ryan dan Toni apa yang kalian tabur itu juga yang akan kalian dapat, tunggu saja penyesalan teramat pedih

2025-05-27

2

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

jahat bgt kalian sdh ngehancurin hudup khanza, semoga kalian dpt karma yg dasyat terutama si fani sebagai sesama wsnita ga ada empatinya sm sekali tunggu aj karma untuk kalian

2025-05-27

2

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga Puluh Delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat Puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat Puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Tiga
45 Bab Empat Puluh Lima
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Bab Lima Puluh Dua
53 Bab Lima Puluh Tiga
54 Bab Lima Puluh Empat
55 Bab Lima Puluh Lima
56 Bab Lima Puluh Enam
57 Bab Lima Puluh Tujuh
58 Bab Lima Puluh Delapan
59 Bab Lima Puluh Sembilan
60 Bab Enam Puluh
61 Bab Enam Puluh Satu
62 Bab Enam Puluh Dua
63 Bab Enam Puluh Tiga
64 Bab Enam Puluh Empat
65 Bab Enam Puluh Lima
66 Bab Enam Puluh Enam
67 Bab Enam Puluh Tujuh
68 Bab Enam Puluh Delapan
69 Bab Enam Puluh Sembilan
70 Bab Tujuh Puluh
71 Bab Tujuh Puluh Satu
72 Bab Tujuh Puluh Dua
73 Bab Tujuh Puluh Tiga
74 Bab Tujuh Puluh Empat
75 Bab Tujuh Puluh Lima
76 Bab Tujuh Puluh Enam
77 Bab Tujuh Puluh Tujuh
78 Bab Tujuh Puluh Delapan
79 Bab Tujuh Puluh Sembilan
80 Bab Delapan Puluh
81 Bab Delapan Puluh Satu
82 Bab Delapan Puluh Dua
83 Bab Delapan Puluh Tiga
84 Bab Delapan Puluh Empat
85 Bab Delapan Puluh Lima
86 Bab Delapan Puluh Enam
87 Bab Delapan Puluh Tujuh
88 Promo Novel
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga Puluh Delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat Puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat Puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Tiga
45
Bab Empat Puluh Lima
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Bab Lima Puluh Dua
53
Bab Lima Puluh Tiga
54
Bab Lima Puluh Empat
55
Bab Lima Puluh Lima
56
Bab Lima Puluh Enam
57
Bab Lima Puluh Tujuh
58
Bab Lima Puluh Delapan
59
Bab Lima Puluh Sembilan
60
Bab Enam Puluh
61
Bab Enam Puluh Satu
62
Bab Enam Puluh Dua
63
Bab Enam Puluh Tiga
64
Bab Enam Puluh Empat
65
Bab Enam Puluh Lima
66
Bab Enam Puluh Enam
67
Bab Enam Puluh Tujuh
68
Bab Enam Puluh Delapan
69
Bab Enam Puluh Sembilan
70
Bab Tujuh Puluh
71
Bab Tujuh Puluh Satu
72
Bab Tujuh Puluh Dua
73
Bab Tujuh Puluh Tiga
74
Bab Tujuh Puluh Empat
75
Bab Tujuh Puluh Lima
76
Bab Tujuh Puluh Enam
77
Bab Tujuh Puluh Tujuh
78
Bab Tujuh Puluh Delapan
79
Bab Tujuh Puluh Sembilan
80
Bab Delapan Puluh
81
Bab Delapan Puluh Satu
82
Bab Delapan Puluh Dua
83
Bab Delapan Puluh Tiga
84
Bab Delapan Puluh Empat
85
Bab Delapan Puluh Lima
86
Bab Delapan Puluh Enam
87
Bab Delapan Puluh Tujuh
88
Promo Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!