Jangan dibales. Apapun yang terjadi, jangan bales dulu.
Raka
Ini udah bukan main-main sih
Fahri
Gue bilang juga apa.
Airin
Kita harus lebih hati-hati sekarang.
Rey
Eh, btw… Vino udah masuk grup belum sih?
Viola
Si pendiem itu? Yang suka sendirian di belakang?
Raka
Nggak. Dia jarang ngobrol.
Sherin
Gue pernah satu kelompok sama dia. Orangnya aneh tapi pinter.
Felicia
Kenapa bawa-bawa Vino?
Rey
Barusan dia liatin gue lama banget waktu gue buka HP.
Airin
…
∘₊✧──────✧₊∘
Kelas, siang hari. Pelajaran telah usai. Sebagian murid telah keluar meninggalkan kelas. Sementara Sherin, Raka, Viola, Felicia, Rey, Fahri, dan Airin masih di dalam kelas. Mereka berkumpul di kursi tengah, membahas pesan misterius. Saat sedang serius-seriusnya…
Tiba-tiba, ada muncul dari belakang:
Vino
"Jangan dicari. Nggak semua yang hilang harus ditemukan."
Seketika mereka semua langsung menoleh. Dan mendapati Vino yg tengah berdiri sambil bersender ke tiang dekat jendela, dengan satu tangan masuk ke saku jaketnya.
Viola
“ASTAGA… LU NGUPINGIN KITA?”
Vino
"Nggak nguping. Kelas ini ga pernah sunyi. Kalo lo denger bener-bener, banyak hal yang bisa lo tangkap."
Sherin
“Lo tahu soal pesan itu?”
Vino berjalan pelan ke arah mereka. Duduk di kursi paling ujung. Wajahnya datar, suaranya pelan tapi jelas.
Vino
"Pesan itu udah ada dari dulu. Cuma beda-beda orang yang nerima."
Felicia
"Lu pernah nerima juga?"
Vino diam sesaat...
Vino
"Pernah. Tapi gue nggak bales. Dan gue masih di sini."
Fahri
“…Nayla juga nggak bales. Tapi dia pindah.”
Semua langsung terdiam. Udara menjadi semakin berat. Bahkan Viola terlihat menahan napas, Sherin melirik Airin yang masih tenang seperti biasa.
Rey
“Lo… kenal Nayla?”
Vino
“Dulu. Tapi dia beda sekarang.”
Raka
“Sekarang? Maksud lo Nayla masih—”
Vino
“Gue saranin jangan lanjutin. Makin lo gali, makin dalam lo tenggelam.”
Viola langsung berdiri, panik.
Viola
Gue gak kuat, sumpah! Kita cabut yuk!
Sherin
“Tenang dulu. Kita harus tetap bareng-bareng. Jangan ada yang sendiri.”
Vino menatap Sherin
Vino
“Justru bahaya itu datang waktu lo lagi rame-rame.”
Mata Sherin dan Vino saling bertemu. Sekilas—sangat sekilas—Sherin melihat mata Vino… seperti menyimpan sesuatu. Rasa bersalah? Takut? Atau… rahasia?
Entah kenapa, Sherin merasa Vino tahu lebih banyak dari yang dia tunjukkan.
Dan mungkin… selama ini, seseorang di antara mereka bukan hanya sekedar korban.
Comments